com
ABSTRAK:Mobile banking merupakan salah satu kemajuan teknologi informasi yang digunakan bank untuk
memberikan kemudahan dan kemudahan kepada nasabah, dimana teknologi tersebut menggabungkan transaksi
perbankan, internet dan smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh
behavioral intentions dan persepsi nasabah BPD Bali Cabang Klungkung Kota Semarapura khususnya pegawai di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung terhadap mobile banking intentions. Metode kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menguji indikator behavioral intention dan persepsi risiko dengan jumlah responden
sebanyak 100 nasabah. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan syarat belum
pernah menggunakan mobile banking BPD Bali. Hipotesis dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM)
dengan program SPSS dan AMOS. Hasilnya menunjukkan: (a) Ekspektasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
niat mengadopsi mobile banking, (b) Ekspektasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile
banking yang dimediasi oleh ekspektasi kinerja, (c) Ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap niat untuk
mengadopsi mobile banking. mengadopsi mobile banking. perbankan, (d) Sosial berpengaruh positif terhadap niat
mengadopsi mobile banking, dan (e) Persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat mengadopsi
mobile banking. Penelitian ini berimplikasi pada Bank BPD Bali yaitu pegawai pemerintah kabupaten. Klungkung
menginginkan mobile banking yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi sehingga risiko terjadinya transaksi yang
tidak diinginkan dan berakhirnya penggunaan aplikasi mobile banking BPD Bali akan mengurangi upaya manajemen
(tenaga dan waktu) pegawai dalam menjalankan aktivitas dan kinerjanya. aplikasi mobile banking berdasarkan tingkat
usaha. petugas itu sendiri. Oleh karena itu, Bank BPD Bali harus meningkatkan kinerja mobile banking BPD Bali serta
gencar mensosialisasikan dan mempromosikan layanan mobile banking.
Kata kunci: Behavioral Intention, Perceived Risk, Mobile Banking, Model UTAUT
SAYA. PENGANTAR
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berkembang sangat pesat di era
revolusi industri 4.0. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di dunia perbankan relatif lebih maju dibandingkan
sektor lainnya (Fadlan dan Dewantara, 2018). Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi di bidang perbankan adalah
penggunaan aplikasi e-banking. Fasilitas layanan e-banking merupakan salah satu layanan yang paling diminati oleh konsumen
bank, hal ini sejalan dengan gaya hidup di era digital yang menuntut kecepatan dan kemudahan dalam bertransaksi.
Maharsi dan Fenny (2006) berpendapat bahwa penggunaan internet banking memberikan manfaat bagi nasabah dan
bank itu sendiri. Bagi nasabah, internet banking menawarkan berbagai fasilitas transaksi serta kecepatan dalam bertransaksi
perbankan, kemudahan akses yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Keuntungan bagi perbankan adalah internet
banking dapat menjadi solusi murah untuk pembangunan infrastruktur dibandingkan membuka outlet ATM. Internet banking
mencakup semua layanan perbankan berdasarkan penggunaan jaringan internet, seperti: mobile banking (M-Banking), SMS
banking, dan sebagainya. Gaya hidup masyarakat modern saat ini memberikan peluang bagi dunia perbankan untuk
meluncurkan produk layanan E-Banking. Gambar 1. menunjukkan komposisi kategori penggunaan layanan internet di Indonesia
pada tahun 2017.
Mobile Banking adalah tindakan melakukan transaksi keuangan secara online dengan bantuan ponsel
perangkat telekomunikasi seperti ponsel atau tablet (Tan dan Lau, 2016). Penggunaan mobile banking di Indonesia
terus meningkat. Hasil survei terhadap 4 bank besar di Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2015 pengguna
mbanking sebanyak 23,65 juta pengguna, jumlah ini meningkat 25% dari jumlah pengguna pada tahun 2014 yang
mencapai 18,8 juta pengguna mobile banking (Sharing Vision, 2015).
Mobile-banking menawarkan kemudahan untuk memeriksa saldo rekening terakhir (rekening dalam pertanyaan),
pembukaan rekening baru (pembukaan rekening), pengiriman uang (transfer), pembayaran tagihan (pembayaran), informasi
suku bunga dan nilai tukar mata uang, perubahan nomor PIN dan simulasi perhitungan kredit (Prihiyani (2012) dalam Sulastini
dan Warmika, 2014). Penggunaan m-banking sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penggunaan IT dalam dunia bisnis
maupun dalam aktivitas sehari-hari seperti aktivitas belanja, pembayaran tagihan dan lain sebagainya. Penggunaan layanan m-
banking tidak hanya digunakan oleh perusahaan tetapi juga di sektor publik (pemerintah). Saat ini, pemerintah pusat dan
daerah telah menjalin kerjasama dengan perbankan terkait penggunaan fasilitas mobile banking. Saat ini, bank umum dan bank
pembangunan daerah telah menjalin kerjasama dengan pemerintah terkait penggunaan fasilitas m-banking.
Bali sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat sejalan dengan pesatnya pembangunan
pariwisata. Peluang ini mendukung peningkatan penggunaan fasilitas perbankan di Bali, khususnya penggunaan
fasilitas mbanking. Peluang pangsa pasar dan pengguna mobile banking begitu tinggi sehingga BPD Bali akan lebih
memanfaatkannya dengan memasarkan produk aplikasi mobile banking yaitu mobile banking BPD Bali. Mayoritas
pengguna fasilitas m-banking BPD Bali adalah konsumen sektor publik (pemerintah).
Seluruh instansi pemerintah di Provinsi Bali bekerjasama dengan Bank BPD Bali. Kerjasama ini
meliputi kerjasama penerimaan dan pengeluaran kas daerah, pembayaran gaji pegawai hingga pemanfaatan
berbagai layanan perbankan lainnya. Salah satunya, seluruh pegawai di lingkungan Pemkab Klungkung kini
sudah bisa menikmati layanan keliling BPD. Namun, tingkat penggunaan aplikasi mobile banking di kalangan
pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung masih rendah. Hasil penelitian pendahuluan (pre-riset) melalui
wawancara insidental dengan 47 pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung, baru 26 pegawai yang mengadopsi
aplikasi mobile BPD. Hasil tersebut didukung oleh beberapa alasan pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung
belum menggunakan mobile banking BPD Bali yaitu takut salah transfer uang, kesulitan memahami atau
memahami aplikasi mobile banking, tidak memerlukan aplikasi mobile banking BPD Bali.
Penggunaan aplikasi mobile banking merupakan salah satu bentuk sistem informasi berbasis internet yang
dikembangkan sebagai layanan perbankan. Dalam penelitian sistem informasi, terdapat beberapa model yang
digunakan untuk memprediksi adopsi teknologi baru, seperti TAM (Technology Acceptance Model), TPB (Theory of
Planned Behavior) dan UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka penulis akan mengkaji kembali penelitian yang berjudul “Behavioral Intention to Adopt Mobile Banking
Dikalangan Generasi Milenial” yang diteliti oleh Evon Tan dan Jasmine Leby Lau pada tahun 2016. Penelitian ini dijadikan
sebagai acuan utama untuk melakukan penelitian lebih khusus tentang PE, EE, SI, PR, dan niat untuk mengadopsi
mobile banking bagi nasabah Bank BPD Bali Cabang Klungkung di Kota Semarapura khususnya Pegawai Pemerintah
Kabupaten Klungkung dalam melakukan transaksi keuangan secara online.
Pemerintah Kabupaten Klungkung yang sudah memiliki rekening BPD Bali dan belum pernah menggunakan aplikasi mobile banking BPD Bali sebagai media transaksi keuangan di Kota
Semarapura. Penelitian ini mengkaji variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi bisnis, pengaruh sosial, dan persepsi risiko mobile banking serta niat perilaku mereka dalam mengadopsi mobile
banking sebagai media transaksi keuangan mereka. Penelitian ini memuat 2 variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel eksogen (X) merupakan variabel yang diperkirakan akan
mempengaruhi variabel dependen, yaitu ekspektasi usaha, pengaruh sosial dan risiko yang dirasakan. Variabel bebas disebut juga sebagai variabel eksogen. Variabel endogen (Y) merupakan
variabel yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel yaitu ekspektasi kinerja dan niat mengadopsi mobile banking. Variabel terikat disebut juga sebagai variabel endogen.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung di Semarapura yang berjumlah 4.424 orang. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel data ditentukan dengan
menggunakan teknik non probability sampling. Analisis statistik deskriptif menggunakan program SPSS dan analisis inferensial menggunakan teknik analisis data SEM (Structural Equation
Model) dengan program AMOS (Analysis of Moment Structure). yaitu ekspektasi kinerja dan niat mengadopsi mobile banking. Variabel terikat disebut juga sebagai variabel endogen. Populasi
dalam penelitian ini adalah pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung di Semarapura yang berjumlah 4.424 orang. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel data ditentukan dengan
menggunakan teknik non probability sampling. Analisis statistik deskriptif menggunakan program SPSS dan analisis inferensial menggunakan teknik analisis data SEM (Structural Equation
Model) dengan program AMOS (Analysis of Moment Structure). yaitu ekspektasi kinerja dan niat mengadopsi mobile banking. Variabel terikat disebut juga sebagai variabel endogen. Populasi
dalam penelitian ini adalah pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung di Semarapura yang berjumlah 4.424 orang. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel data ditentukan dengan
menggunakan teknik non probability sampling. Analisis statistik deskriptif menggunakan program SPSS dan analisis inferensial menggunakan teknik analisis data SEM (Structural Equation
Tabel 1
Hasil Uji Kesesuaian untuk Konstruksi Keseluruhan
Kesesuaian Nilai Potongan Hasil Model Evaluasi
Ukuran Analisis
Müller, 2003)
CFI 0,95 (Hu dan Bentler, 1999) 0,984 memenuhi syarat
Tabel 1 menunjukkan bahwa model penelitian ini telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditentukan. Hasil analisis jalur dalam
penelitian ini adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini:
KEBAIKAN KECOCOKAN
==================
. 78 Chi-Persegi = 186.789
e21 Probabilitas = 0,118
e14 y1.1 CMIN/DF = 1,132
. 65 . 88
. 14 GFI = .850
e15 y1.2 . 81 TLI=.981
. 69
. 83 Pertunjukan CFI = .984
y1.3 exp RMSEA=.037
e16 . 75
. 56
AGFI=.810
e17 y1.4
. 37
. 85 . 72
e1 x1.1 . 92
. 72
. 85 e22
e2 x1.2 Upaya
. 72 .85 Harapan . 78
x1.3
. 19 . 71
e3 . 89 y2.1 e18
. 71
Maksud . 84
. 65 ke AMB y2.2 e19
. 91 . 83
e4 x2.1
. 66 . 81 . 19 y2.3 e20
e5 x2.2 . 81
. 75
. 86 Sosial
x2.3 Pengaruh
e6 . 90
. 81
- . 15
e7 x2.4
. 68
e8 x3.1
. 69
. 83
e9 x3.2
. 58 . 83
e10 x3.3 . 76
. 61
. 78 Dirasakan
e11 x3.4 . 77
Mempertaruhkan
. 60
. 60
e12 x3.5
. 37
e13 x3.6
Gambar: 3
Hasil Analisis Diagram Jalur Harapan Kinerja, Harapan Usaha,
Pengaruh Sosial dan Risiko yang Dirasakan Terhadap Niat untuk Mengadopsi Mobile Banking
Berdasarkan tabel 5.11, output estimasi bobot regresi dengan melihat nilai p dapat dijelaskan
itu:
1) Hipotesis 1a
Ekspektasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking. Hal ini
dapat diterima dengan nilai probabilitas 0,016 (<0,050) dan nilai koefisien 0,190.
2) Hipotesis 1b
Ekspektasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking
yang dimediasi oleh ekspektasi kinerja yang dapat diterima dengan nilai probabilitas 0,000
(<0,050) dan nilai koefisien 0,333.
3) Hipotesis 2
Ekspektasi kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking. Hal ini
dapat diterima dengan nilai probabilitas 0,000 (<0,050) dan nilai koefisien 0,795.
4) Hipotesis 3
Pengaruh sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking
yang dapat diterima dengan nilai probabilitas 0,009 (<0,050) dan nilai koefisien 0,187.
5) Hipotesis 4
Perceived risk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking. Bisa jadi
diterima dengan nilai probabilitas 0,047 (<0,050) dan nilai koefisien -0,193.
4.2 Diskusi
4.2.1 Pengaruh Ekspektasi Upaya Terhadap Niat Mengadopsi Mobile Banking dan Ekspektasi Kinerja sebagai
Mediasi.
Ekspektasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking dengan koefisien
0,190 dan nilai p 0,016. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ekspektasi usaha pengguna, maka semakin besar
niat untuk mengadopsi pengguna mobile banking. Hasil ini juga berarti bahwa semakin mudah pengguna mengakses aplikasi
mobile banking maka semakin besar keinginan pengguna untuk menggunakan aplikasi mobile banking. Sehingga H1a diterima.
Ekspektasi bisnis mewakili tingkat kemudahan penggunaan sistem informasi (mobile banking) yang akan mengurangi
upaya (usaha dan waktu) dalam melakukan pekerjaan mereka (Venkateshdkk., 2003). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
wawancara pendahuluan (pra-penelitian) yang menunjukkan bahwa pegawai Pemerintah Kabupaten Klungkung memiliki intensi
yang tinggi dalam menggunakan aplikasi mobile BPD, walaupun hasil wawancara menunjukkan mereka belum secara langsung
menggunakan aplikasi mobile BPD. Sisi kenyamanan menjadi faktor kuat yang mempengaruhi niat pegawai Pemerintah
Kabupaten Klungkung untuk menggunakan aplikasi mobile banking. Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ghalandari (2012); Yu (2012); dan Alalwandkk.(2015) yang menunjukkan bahwa besarnya usaha yang dikeluarkan
dapat mempengaruhi niat seseorang untuk menggunakan m-banking. Hal ini juga mendukung hasil penelitian Taiwo dan
Downe, (2013); Al-Qeisidkk., (2015); Tavares dan Oliveira, (2016); dan
Chinyamurindi, Chiwara dan Mjoli (2017) menemukan bahwa variabel ekspektasi usaha berpengaruh positif dan
signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking.
Ekspektasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking yang dimediasi
oleh ekspektasi kinerja dengan koefisien 0,333 dan nilai p 0,000. H1b diterima, Ekspektasi usaha berpengaruh positif
dan signifikan terhadap niat mengadopsi mobile banking yang dimediasi oleh ekspektasi kinerja. Performance
Expectancy (PE) dinilai sebagai prediktor terkuat yang menentukan minat seseorang pada teknologi (Venkateshdkk.,
2003). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fokus pengguna terhadap kinerja layanan mobile banking
BPD Bali, apakah dengan menggunakan layanan ini pengguna mendapatkan kemudahan dalam menggunakan sistem
yang dapat mengurangi tenaga (usaha dan waktu) pengguna. ) dalam melakukan kegiatan atau tidak.
4.3.2 Pengaruh Ekspektasi Kinerja terhadap Niat untuk Mengadopsi Mobile Banking
Ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap niat mengadopsi mobile banking dengan koefisien
0,795 dan nilai p 0,000. H2 diterima, ekspektasi kinerja mempengaruhi niat mengadopsi mobile
banking.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pegawai Pemerintah Kabupaten. Klungkung
berharap kinerja mobile banking BPD Bali apakah menggunakan mobile banking dapat mempercepat transaksi
keuangan atau tidak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Venkateshdkk.(2003); Al-Tarawneh (2016);
Ammar dan Ahmed (2016); dan Dajani (2016). Menurut Venkateshdkk.(2003) mendefinisikan harapan kinerja
sejauh mana seorang individu percaya bahwa menggunakan sistem akan membantunya untuk mencapai
keuntungan dalam kinerja pekerjaan.
layanan perbankan, baik dengan menggunakan layanan ini pengguna mendapatkan kemudahan menggunakan sistem yang dapat
mengurangi tenaga (usaha dan waktu) pengguna dalam melakukan aktivitas atau sebaliknya.
3. Ekspektasi kinerja mempengaruhi niat untuk mengadopsi mobile banking. Ini karena pegawai
pemerintah kabupaten. Klungkung berharap kinerja mobile banking BPD Bali apakah
menggunakan mobile banking dapat mempercepat transaksi keuangan atau tidak.
4. Pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap niat mengadopsi mobile banking. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh atau dukungan dari lingkungan sekitar serta pengalaman yang dimiliki orang lain saat menggunakan
layanan mobile banking BPD dapat mempengaruhi minat seseorang untuk menggunakan aplikasi m-banking.
5. Risiko yang dirasakan berpengaruh negatif terhadap niat untuk mengadopsi mobile banking. Hal ini menunjukkan bahwa risiko penggunaan
mobile banking masih tinggi, terutama bagi pengguna baru. Pengguna baru akan menghindari penggunaan mobile banking jika mereka
melihat kemungkinan adanya tindakan kriminal dalam penggunaan mobile banking, terutama karena mobile banking berkaitan
langsung dengan masalah keuangan, yang merupakan masalah sensitif bagi kebanyakan orang.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran untuk hasil penelitian dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan atau menggunakan Model UTAUT (performance
expectation, effort expectation, social influence and supporting conditions) dan variabel perceived risk untuk
mengetahui pengaruh niat mengadopsi teknologi informasi, baik itu teknologi mobile banking atau teknologi
lain dengan tipe populasi yang berbeda. .
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis pengaruh variabel ekspektasi usaha terhadap niat
mengadopsi teknologi informasi dengan memediasi variabel ekspektasi kinerja
3. Bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD Bank) diharapkan dapat mengukur kinerja/kinerja
kekurangan dalam penggunaan aplikasi mobile banking sehingga dapat digunakan secara efisien
oleh nasabah dan memiliki tingkat yang lebih baik. keamanan.
4. Diharapkan adanya sosialisasi dan promo-promo yang dapat menarik pelanggan baru khususnya pegawai
pemerintah daerah. Klungkung untuk menggunakan mobile banking BPD Bali dalam kegiatan transaksi
keuangannya.
REFERENSI
Makalah Jurnal:
[1]. Agbemabiese, G., Anim, P. dan Nyanyofio, J. (2015) 'Penentu Adopsi Mobile Banking di
Industri Perbankan Ghana: Kasus Akses Bank Ghana Limited',Jurnal Komputer dan
Komunikasi, 3(1), hlm. 1–19. doi: 10.4236/jcc.2015.32001.
[2]. Al-Qeisi, K.dkk.(2015) 'Seberapa Layak Model UTAUT dalam Konteks Non-Barat?', Riset Bisnis
Internasional, 8(2), hlm. 204–215.
[3]. Al-Tarawneh, J. (2016) 'Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi layanan Mobile banking di Yordania
dari perspektif pelanggan: Tinjauan dan Studi percontohan.',Jurnal Internasional Publikasi Sains dan
Penelitian (IJSRP), 6(9), hlm. 207–213.
[4]. Ammar, A. dan Ahmed, EM (2016) 'Faktor-faktor yang mempengaruhi niat keuangan mikro Sudan untuk
mengadopsi mobile banking',Bisnis & Manajemen yang Cogent. Diedit oleh D. McMillan, 3(1), hlm. 1–20. doi:
10.1080/23311975.2016.1154257.
[5]. Ariyanti, K. and Iriani, SS (2014) 'Pengaruh Persepsi Nilai Dan Persepsi Risiko Terhadap Niat Beli
Kosmetik Organik',Jurnal Ilmu Manajamen, 2(4).
[6]. Bagadia, P. dan Bansal, A. (2016) 'Persepsi Risiko dan Adopsi Layanan Mobile Banking:
Tinjauan',Jurnal IUP Teknologi Informasi, 12(1), hlm. 52–71.
[7]. Chinyamurindi, W., Chiwara, JR dan Mjoli, T. (2017) 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Internet untuk Tujuan Mencari Kerja Di Antara Sampel Siswa Tahun Terakhir di
Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan',Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia SA, 15. doi:
10.4102/sajhrm.v15i0.790.
[8]. Dajani, D. (2016) 'Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology to Explain
Ecommerce Acceptance by Jordanian Travel Agencies',Jurnal Manajemen Internasional Komparatif,
19(1).
[9]. Fadare, OA, Ibrahim, MB dan Edogbanya, A. (2016) 'A Survey on Perceived Risk and Intention of
Adopting Internet Banking',Jurnal Perbankan dan Perdagangan Internet, 21(1), hlm. 1–21.
[10]. Fadlan, A. and Dewantara, RY (2018) 'Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Persepsi Penggunaan
terhadap Penggunaan Mobile Banking (Studi pada Mahasiswa Pengguna Mobile Banking Universitas
Brawijaya)',Jurnal Administrasi Bisnis, 62(1).
[11]. Farzianpour, F.dkk.(2014) 'Risiko yang Dirasakan Konsumen dan Pengaruhnya Terhadap Adopsi Online
[24]. Schermelleh-Engel, K., Moosbrugger, H. dan Müller, H. (2003) 'Evaluating the Fit of Structural
Equation Models: Tests of Significance and Deskriptif Goodness-of-Fit Measures',Metode Penelitian
Psikologis Online, 8(8), hlm. 23–74.
[25]. Sedana, IGN dan Wijaya, SW (2010) 'Model UTAUT untuk Memahami Sistem Manajemen Pembelajaran',
Jurnal Internetworking Indonesia, 2(2), hlm. 27–32.
[26]. Siadat, SHdkk.(2016) 'Penerimaan Mobile Banking oleh Pelanggan di Bank Iran', Jurnal
Internasional Ilmu Terapan Kontemporer, 3(6), hlm. 53–68.
[27]. Sulastini, NP and Warmika, IGK (2014) 'Aplikasi TAM, Persepsi Risiko, dan Kepercayaan dalam
Niat Masyarakat Menggunakan Internet Banking',Manajemen E-Jurnal, 3(4).
[28]. Tai, Y.-M. dan Ku, Y.-C. (2013) 'Akankah Investor Saham Menggunakan Perdagangan Saham Seluler? Penilaian
Manfaat-Risiko Berdasarkan Model UTAUT yang Dimodifikasi',Jurnal Penelitian Perdagangan Elektronik, 14(1), hlm. 67–
84.
[29]. Taiwo, AA dan Downe, AG (2013) 'Teori Penerimaan Pengguna dan Penggunaan Teknologi
(UTAUT): Tinjauan Meta-Analitik Temuan Empiris',Jurnal Teknologi Informasi Teoritis dan
Terapan, 49(1), hlm. 48–58.
[30]. Tan, E. and Lau, JL (2016) 'Niat Perilaku untuk Mengadopsi Mobile Banking di Kalangan Generasi
Milenial',Konsumen Muda, 17(1), hlm. 18–31.
[31]. Tandon, U., Kiran, R. dan Sah, AN (2017) 'Kepuasan Pelanggan sebagai mediator antara kualitas layanan situs
web dan niat pembelian kembali: Kasus ekonomi yang sedang berkembang',Ilmu Layanan, 9(2), hlm. 106– 120.
doi: 10.1287/serv.2016.0159.
[32]. Tavares, J. dan Oliveira, T. (2016) 'Adopsi Portal Pasien Rekam Kesehatan Elektronik oleh Konsumen
Perawatan Kesehatan: Model dan Survei Penerimaan.',Jurnal penelitian Internet medis, 18(3), hal. e49.
doi: 10.2196/jmir.5069.
[33]. Toroitich, KK, Jelaga, JM and Omwono, GA (2016) 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Individu untuk
Mengadopsi Mobile Banking di Kenya: Kasus Bank Umum Kenya (KCB), Eldoret',Jurnal Internasional
Makalah Prosiding:
[40]. Alawan, A.dkk.(2015) 'Adopsi Mobile Banking di Yordania: Menjelajahi Perbedaan Demografis pada
Persepsi Pelanggan', diManajemen dan Inovasi Data Terbuka dan Besar. Belanda: Springer
International Publishing, hlm. 13–23. doi: 10.1007/978-3-319-25013-7_2.
Situs web:
[41]. Berbagi Visi (2015)pertumbuhan SMS/Mobile Banking di Indonesia,sharingvision.com. Tersedia di:
https://sharingvision.com/pertumbuhan-smsmobile-banking-di-indonesia/.