Anda di halaman 1dari 16

HUKUM TELEMATIKA

TUGAS 3

NAMA : NOVRI ARIFANDI


NIM : 043745657

Implikasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami perlambatan dan penurunan penerimaan
negara, peningkatan belanja negara, sehingga diperlukan berbagai upaya pemerintah untuk
melakukan penyelamatan kesehatan dan perekonomian nasional, dengan fokus pada belanja
untuk kesehatan, social safety net, serta pemulihan perekonomian termasuk untuk dunia
usaha dan masyarakat yang terdampak.

Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19, Presiden Joko Widodo menerbitkan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk menangani Pandemi
Covid-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Perppu ini berisi kebijakan dan langkah-langkah luar biasa (extra ordinary) untuk
menyelamatkan perekonomian nasional dan stabilitass sistem keuangan, termasuk
memutuskan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN Tahun 2020 untuk penanganan
Covid-19 sebesar Rp405,1 triliun.

Namun di balik melonjaknya anggaran negara untuk mencegah Covid-19, penerimaan negara
di sektor perpajakan dipastikan mengalami penurunan. Sri Mulyani menegaskan penerimaan
Perpajakan turun akibat kondisi ekonomi melemah, dukungan insentif pajak dan penurunan
tarif PPh, serta PNBP juga mengalami penurunan sebagai dampak jatuhnya harga komoditas.

Untuk itu, guna membantu sektor penerimaan negara dari sektor pajak, pemerintah
memutuskan untuk mengambil kebijakan di sektor pajak, selain pemberian insentif.
Kebijakan perpajakan tersebut adalah pengenaan pajak untuk seluruh transaksi elektronik
yang tidak berwujud atau jasa, sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf b dan Pasal 6 Perppu 1/2020.

Menurut Sri Mulyani, kebijakan ini diambil oleh pemerintah mengingat terjadinya
peningkatan transaksi elektronik selama social/physical distancing. Hal ini juga menjadi
bagian untuk menjaga basis pajak pemerintah.

“Selama ada pembatasan mobilitas orang, sangat besar pergerakan transaksi elektronik.
Pemajakan ini dilakukan untuk menjaga basis pajak pemerintah. Saat ini semua
serba online, makanya menyasar online,” kata Sri Mulyani dalam streaming konferensi pers
di Jakarta, Rabu (1/4).

Sri Mulyani mengingatkan bahwa pemajakan ini tidak hanya berlaku untuk pelaku usaha
online di dalam negeri, namun juga berlaku untuk pelaku usaha online luar negeri yang
memiliki significant economic presence di Indonesia walaupun belum menjadi Bentuk Usaha
Tetap (BUT).  Adapun bentuk pengenaan pajaknya adalah pemungutan dan penyetoran PPN
atas impor barang tidak berwujud dan jasa oleh platform LN. Selain itu pengenaan pajak
kepada SPLN yang memiliki significant economic presence di Indonesia dengan perdagangan
melalui sistem elektronik.
“Ini juga berlaku untuk subyek pajak luar negeri yang memiliki significant economic
presence di Indonesia walaupun tidak BUT. Seperti ZOOM itu banyak digunakan di
Indonesia sekarang, dan Netflix tetap bisa jadi subyek pajak luar negeri,” tambahnya.

Sumber : detik.com

Soal :

1. Salah satu cara penggunaan transfer elektronik adalah menggunakan internet banking atau
mobile banking sebagai aplikasinya. Uraikan pendapat saudara mengenai keamanan dari
penggunaan aplikasi tersebut? 

2. Bagaimana pengaturan pajak transaksi online menurut RUU Omnibus Law? apakah jika
ini diberlakukan akan memberi nilai positif terutama terhadap perkembangan kegiatan siber?
Jelaskan 

3. Bagaimana perlindungan hukum yang diberikan kepada nasabah yang menggunakan


transaksi online? Jelaskan

JAWABAN

1. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam dunia perbankan terdapat berbagai macam
layanan transaksi seperti: setoran, penarikan, transfer, kliring dan sebagainya. Semua
transaksi tersebut sampai saat sekarang masih banyak dilakukan oleh nasabah bank di
bank yang bersangkutan. Sehingga ketika nasabah bank ramai melakukan transaksi
perbankan maka nasabah lainnya terpaksa harus mengantri untuk dapat dilayani oleh
bank. Ini merupakan masalah tersendiri bagi nasabah bank karena nasabah bank
waktunya terbuang untuk menunggu antrian dan ini juga berimbas kepada pihak bank itu
sendiri karena bank harus menyediakan unit pelayanan yang lebih banyak seperti counter
teller harus diperbanyak, memperbesar ruangan, menambah kursi dan sebagainya
sehingga menimbulkan biaya yang cukup besar.

Kemudian perkembangan teknologi dan informasi saat sekarang sudah sangat pesat,
begitu juga di dunia perbankan. Dunia perbankan seolah tidak mau ketinggalan dengan
kemajuan teknologi dan informasi. Buktinya perbankan saat sekarang sudah
mengembangkan pelayanan jasa-jasa perbankan yang diselaraskan dengan kemajuan
teknologi dan informasi. Sebagai contoh dunia perbankan sudah mengeluarkan suatu
layanan yang bernama Electronic Banking (E-Banking).

E-Banking adalah layanan perbankan yang dilakukan secara elektronik. Jenis-jenis


layanan E-Banking pada umumnya antara lain: ATM/Kartu Debit, Kartu Kredit,
TeleBanking/PhoneBanking, SMS Banking, Mobile Banking dan Internet Banking.
Nasabah bank saat sekarang sudah banyak menggunakan ATM atau Kartu Debit, itu
disebabkan karena pada umumnya di bank sudah membatasi penarikan uang, jika
melakukan penarikan uang di bawah lima juta rupiah harus melalui mesin ATM.
Sedangkan Kartu Kredit banyak digunakan oleh kalangan tertentu karena tidak semua
nasabah bank tertarik menggunakannya. TeleBanking/PhoneBanking, SMS Banking,
Mobile Banking dan Internet Banking tidak semua nasabah bank yang menggunakan
layanan tersebut hanya baru kalangan tertentu yang menggunakan terutama kalangan
bisnis. Hal ini terbukti dengan masih panjangnya antrian di beberapa bank dan mesin
ATM waktu melakukan transaksi perbankan.

Saat ini penggunaan Internet sudah dapat dibilang semakin baik, karena hampir setiap
orang yang menggunakan perangkat komunikasi bisa terhubung ke Internet. Otomatis
setiap orang yang terhubung ke Internet dapat melakukan transaksi secara online, tinggal
kemauan individu dan jenis transaksi online apa yang dibutuhkan oleh pengguna internet
tersebut. Jika dikaitkan dengan nasabah bank, kemungkinan besar rata-rata nasabah bank
sudah menggunakan perangkat komunikasi atau perangkat lain yang bisa terhubung
dengan Internet. Sehingga dapat menggunakan fasilitas Internet untuk melakukan
transaksi perbankan secara online yaitu menggunakan layanan Internet Banking. Tetapi
ketika menggunakan Internet Banking apakah sudah aman? Karena ketika menggunakan
Internet, perangkat komunikasi atau perangkat komputer terhubung ke jaringan global,
sehingga sangat rentan terhadap serangan keamanan Internet Banking. Untuk itu
makalah ini akan membahas tentang keamanan layanan Internet Banking dalam transaksi
perbankan.

Keamanan merupakan sebagai kondisi atau kualitas yang bebas dari ketakutan,
kecemasan, atau kepedulian. Jaringan komunikasi yang aman, dapat didefinisikan
sebagai suatu jaringan dimana pengguna tidak merasakan ketakutan atau kecemasan
sewaktu menggunakan jaringan. Komputer dan sistem jaringan yang tidak terbatas telah
memberi kesempatan untuk mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi dan
meningkatkan pendapatan. Sayangnya, ketergantungan tersebut menimbulkan risiko baru
yang mengancam keamanan komputer dan sistem jaringan. Dengan demikian muncullah
suatu tantangan baru untuk melindungi keamanan komputer dan sistem jaringan dari
berbagai macam serangan keamanan. Terdapat tiga komponen dasar sebagai
pertimbangan dalam perancangan dan pembahasan sistem keamanan diantaranya adalah
sebagai berikut:

Confidentialityadalah penyembunyian informasi atau sumber daya yang berkaitan


dengan pencegahan akan pengaksesan terhadap informasi atau sumber daya yang
dilakukan oleh pihak yang tidak berhak.

Integritymerupakan keandalan data atau sumber daya dan biasanya dirumuskan untuk
mencegah perubahan yang tidak sah. Integritas mencakup integritas data (isi dari
informasi) dan integritas asli (sumber data, sering disebut otentikasi). Dengan demikian
integrity berkaitan dengan pencegahan modifikasi informasi yang dilakukan oleh pihak
yang tidak berhak.

Availabilitymerupakan kemampuan untuk menggunakan informasi atau sumber daya


yang diinginkan. Availability adalah aspek yang penting dalam mendesain sistem karena
suatu sistem yang tidak memiliki availability sama buruknya dengan tidak ada sistem
sama sekali. Availability dapat melakukan pencegahan akan penguasaan informasi atau
sumber daya oleh pihak yang tidak berhak.

Internet Banking secara ringkas dapat diartikan sebagai aktifitas perbankan di Internet.
Pengertian Internet Banking dapat didefinisikan sebagai berikut:
Menurut David Whiteley: “Internet Banking adalah salah satu jasa pelayanan yang
diberikan bank kepada nasabahnya dengan maksud agar nasabah dapat mengecek saldo
rekening dan membayar tagihan selama 24 jam tanpa perlu datang ke kantor cabang”.

Menurut Mary J. Cronin: “Internet Banking adalah aplikasi layanan keuangan yang
memungkinkan lembaga keuangan untuk menawarkan produk dan layanan perbankan
tradisionalnya seperti cek saldo tabungan dan rekening pasar uang serta sertifikat
deposito melalui internet”.

Menurut Mahmood Shah dan Steve Clarke: “Penyediaan informasi mengenai bank dan
layanannya melalui halaman website di World Wide Web (WWW). Dimana layanan yang
disediakan berupa akses pelanggan ke rekening, dapat mentransfer antar rekening yang
berbeda dan dapat melakukan pembayaran atau mengajukan pinjaman melalui channel
elektronik”.

Internet Banking mempunyai tiga tingkatan definisi berdasarkan yang ditawarkan bank
kepada nasabah yaitu sebagai berikut:

Tingkat Entry: Merupakan definisi yang paling sederhana, dimana pada tingkatan ini
hanya terdapat informasi statistik mengenai bank yang bersangkutan, jasa atau produk
apa saja yang ditawarkan oleh bank dan juga pelayanan dasar seperti perkiraan
pembayaran pinjaman. Pada tingkatan ini, hanya menampilkan situs yang bagus pada
web browser.

Tingkat Intermediate: Pada tingkatan ini menawarkan seluruh layanan informasi


keuangan seperti yang ditawarkan pada tingkat entry dan ditambah dengan layanan
interaktif dasar dengan kemampuan dasar yaitu antara lain: perhitungan pembayaran
kredit dan kemampuan untuk menampilkan rincian simpanan nasabah.

Tingkat Advanced: Pada tingkatan ini Internet Banking dapat didefinisikan sebagai
tingkat yang paling lengkap layanannya, dimana layanan yang ditawarkan adalah seluruh
fungsionalitas dan keamanan. Pada tingkatan ini nasabah bank dapat melakukan transfer
dana antar bank, membayar tagihan dan membuka simpanan baru.

Fasilitas yang terdapat pada Internet Banking pada umumnya hampir sama dengan
fasilitas yang terdapat pada kegiatan transaksi tradisional di bank, yang membedakannya
adalah kalau Internet banking transaksi dapat diakses melalui Internet kapan pun dan
dimana pun berada sedangkan transaksi tradisional harus di bank. Fasilitas Internet
Banking pada beberapa bank biasanya hampir sama, ada beberapa fasilitas yang terdapat
pada suatu bank dan tidak ada pada bank lainnya. Fasilitas Internet Banking secara
umum terbagi atas dua bagian yaitu:

Fasilitas Non Transaksional: Merupakan suatu fasilitas yang digunakan hanya untuk
melihat rekening atau melakukan kegiatan administrasi dan tidak tercatat dalam transaksi
rekening.

Fasilitas Transaksional: Merupakan suatu fasilitas yang langsung berhubungan dengan


rekening dan setiap transaksi tercatat ke dalam rekening.
Setiap layanan yang diberikan oleh bank mempunyai manfaat, baik untuk bank itu
sendiri maupun untuk nasabahnya. Manfaat Internet Banking adalah sebagai berikut:

1. Bagi bank dapat mengurangi biaya operasional seperti: biaya kertas, biaya
percetakan, biaya alat tulis dan lain-lain.
2. Mempermudah nasabah bank, dimana nasabah tidak perlu datang ke bank atau
mesin ATM untuk melakukan transaksi seperti cek saldo, transfer, cek transaksi,
membayar tagihan dan lain-lain kecuali untuk transaksi setoran tunai atau
penarikan tunai. Sebagai contoh: nasabah bank yang mempunyai usaha online,
dimana ketika pelanggan atau kliennya mentransfer uang langsung dapat dicek
transaksi transfer masuk atau tidaknya pada waktu itu juga tanpa perlu datang ke
bank atau ke mesin ATM. Kemudian contoh lainnya: nasabah bank dapat
melakukan pembayaran atau transfer dari transaksi online atau berbelanja online
meskipun pada waktu bank tutup atau libur.
3. Bagi bank dapat mengurangi jumlah karyawan atau staf operasional sehingga
penggunaan ruangan lebih dapat diefisienkan.
4. Bank dapat melebarkan jangkauannya keseluruh dunia sehingga nasabah dapat
berhubungan dengan bank dari manapun diseluruh dunia dengan waktu tidak
terbatas.

Setiap perangkat apa pun yang terhubung ke Internet tidak tertutup kemungkinan
mendapat serangan keamanan, karena selalu ada pihak-pihak yang ingin mengambil
keuntungan dari serangan tersebut, ataupun hanya sekedar iseng untuk menguji
keamanan dari perangkat yang diserangnya. Salah satu dari layanan perbankan yaitu
Internet Banking, juga ada kemungkinan mengalami serangan keamanan, apalagi
Internet Banking langsung berhubungan dengan rekening nasabah dimana dalam
rekening tersebut terdapat sejumlah uang sehingga banyak pihak yang ingin menjebol
keamanannya, supaya dapat dengan leluasa untuk menguasai rekening nasabah bank
tersebut. Adapun jenis serangan keamanan terhadap Internet Banking adalah sebagai
berikut:

Remote attacks: Merupakan serangan keamanan dalam bentuk pengambilalihan atau


pengendalian akses oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Remote attacks dapat
dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu:

Phishing: Merupakan serangan jarak jauh yang paling sering terjadi terhadap layanan
keuangan online. Seorang penyerang membuat website persis sama dengan website
aslinya dan menggunakan alamat website mirip dengan aslinya sehingga tidak mudah
dicurigai. Kemudian penyerang mengirimkan e-mail ke sejumlah akun e-mail dimana
isinya memberikan link (alamat website palsu yang tersembunyi) untuk diklik. Kemudian
korban di yakinkan oleh penyerang bahwa harus mengisi data karena ada perbaikan di
server atau dengan alasan lain yang meyakinkan serta memberikan embel-embel berupa
hadiah atau uang. Sehingga akhirnya korban mengklik link palsu dan memasukan data-
data pribadi yang digunakan untuk layanan keuangan online tertentu. Kemudian data-
data pribadi tersebut disalahgunakan oleh penyerang untuk mencuri ataupun untuk
keperluan negatif lainnya.

DNS (Domain Name System) attacks:DNS attacks terbagi atas dua bagian antara lain:
DNS Cache Poisoning merupakan suatu cara untuk menembus pertahanan DNS dengan
cara menyampaikan informasi IP Address yang salah mengenai sebuah host, dengan
tujuan untuk mengalihkan lalu lintas paket data dari tujuan yang sebenarnya. Cara ini
banyak dipakai untuk menyerang situs-situs e-commerce dan Internet Banking. Teknik
ini dapat membuat sebuah server palsu tampil identik dengan dengan server Internet
Banking yang asli. Jadi dapat disimpulkan cara kerja DNS cache poisoning ini adalah
dengan mengacaukan DNS Server asli agar pengguna Internet terkelabui untuk
mengakses website palsu yang dibuat benar-benar menyerupai website aslinya tersebut,
agar data dapat masuk ke server palsu.

DNS Hijacking merupakan suatu serangan keamanan jaringan komputer di mana


penyerang dapat meletakkan dirinya di antara klien dan server DNS. Kemudian
penyerang dapat mengambil informasi dari klien dan mengirimkan kembali informasi
yang palsu ke klien sebelum informasi asli sampai ke server DNS. Tipe serangan ini
bergantung dari kondisi siapa yang lebih cepat. Jika penyerang ingin serangannya
berhasil, maka pernyerang harus membalas informasi yang diterimanya kepada klien
sebelum informasi asli sampai ke server yang sesungguhnya.

Interception: Pihak yang tidak berhak berhasil mengakses asset atau informasi. Contoh
dari serangan ini adalah penyadapan.

Local attacks merupakan serangan yang terjadi pada komputer lokal bisa melalui virus
seperti trojan atau perangkat lunak yang bisa merekam kunci atau sering disebut dengan
key logger. Virus komputer seperti trojan bisa mengambil informasi dari pengguna
website walaupun website-nya sudah menggunakan SSL (Secure Socket Layer).
Kemudian key logger saat ini sudah semakin canggih yang dahulunya hanya bisa
merekam apa yang ditekan melalui keyboard sekarang bisa merekam apa saja yang diklik
menggunakan mouse sewaktu mengakses website walaupun website sudah dilengkapi
dengan virtual keyboard.

Hybrid attacks: Tidak ada yang membatasi penyerang untuk melakukan satu jenis
serangan keamanan jaringan komputer. Untuk melakukan serangan keamanan penyerang
bisa menggunakan metode serangan gabungan (hybrid) yaitu dengan cara
menggabungkan beberapa jenis serangan baik local dan remote.

Model saat ini diadopsi dalam sistem Internet Banking didasarkan pada beberapa lapisan
keamanan, yang terdiri atas beragam solusi paralel dan mekanisme yang bertujuan untuk
melindungi aplikasi perbankan dan data nasabah, menyediakan identifikasi, otentikasi
dan otorisasi. Diantara model keamanan Internet Banking adalah sebagai berikut:

Digital Certificates (Sertifikat Digital): Sertifikat digital digunakan untuk otentikasi atau
keabsahan antara pengguna dan sistem perbankan itu sendiri. Otentikasi ini tergantung
pada keberadaan Public Key Infrastructure (PKI) atau infrastuktur kunci publik dan
Certificate Authority (CA) atau sertifikat otoritas, yang dipercayakan kepada pihak
ketiga untuk membuktikan validitas sertifikat digital mereka.

One-Time Password Tokens: umumnya digunakan sebagai otentikasi kedua, yang dapat
diminta dalam kondisi acak. Jenis perangkat ini membuat data otentikasi yang berguna
untuk mengatasi serangan keamanan dengan cara menggunakan password secara
dinamis atau berubah-ubah dan password hanya dapat digunakan sekali.
One-Time Password Cards: merupakan model yang lebih murah untuk menghasilkan
password yang dinamis, juga menyediakan otentikasi kedua. Namun dalam beberapa
sistem perbankan, password yang dihasilkan oleh kartu OTP (One Time Password) dapat
digunakan kembali beberapa kali sebelum dibuang, ini rentan terhadap serangan
keamanan jangka pendek.

Browser Protection: Pada model ini, sistem dijamin pada tingkat web browser Internet,
yang digunakan untuk mengakses Internet Banking. Para pengguna browser dilindungi
dari malware dengan cara memantau wilayah memori yang dialokasikan oleh browser
untuk mendeteksi malware dan menghalangi pencurian informasi yang sensitif seperti
user name dan password.

Virtual Keyboards: dikembangkan untuk menggagalkan penggunaan key loggers


(menangkap informasi yang diketik kedalam perangkat lunak). Alat ini biasanya
merupakan perangkat lunak yang berbasiskan Java dan Kriptografi yang mendukung
web browser yang berbeda.

Device Registering: Metode ini membatasi akses ke sistem perbankan melalui perangkat
yang belum dikenal atau terdaftar pada sistem. Perangkat ini menggunakan scan sidik
jari untuk identifikasi penggunanya.

CAPTCHA: Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans
Apart (CAPTCHA) adalah metode baru yang diadopsi pada beberapa sistem perbankan
yang bertujuan untuk menangkal serangan otomatis terhadap sesi atau halaman
konfirmasi pada website. Metode ini mengharuskan pengguna yang sah untuk
memasukkan informasi yang ditampilkan dalam gambar atau audio secara acak dan sulit
bagi program otomatis (robot otomatis) untuk mengenali dan memproses gambar atau
audio tersebut sebagai input konfirmasi.

Short Message Service (SMS): merupakan metode yang diterapkan pada Internet
Banking untuk memberitahu nasabah bank tentang transaksi yang sedang dilakukan
melalui SMS. SMS ini menyediakan saluran otentikasi kedua untuk transaksi perbankan,
dimana sistem Internet Banking mengirimkan kepada pengguna (nasabah bank) satu set
karakter melalui SMS yang harus diinformasikan untuk otoritas konfirmasi pada proses
transaksi melalui Internet Banking.

Device Identification: biasanya diterapkan bersama-sama dengan Device Registering


tetapi juga digunakan sebagai solusi yang berdiri sendiri dalam sistem Internet Banking
yang bertujuan untuk memfasilitasi akses nasabah bank. Model identifikasi ini
didasarkan pada karakteristik fisik dari perangkat yang digunakan oleh nasabah bank
dengan cara mengidentifikasi asal usul dan riwayat informasi perangkat tersebut.

Positive Identification: adalah suatu model di mana nasabah bank diminta untuk
memasukkan beberapa informasi rahasia yang hanya diketahui nasabah tersebut dalam
rangka untuk mengidentifikasi dirinya. Hal ini diterapkan sebagai metode otentikasi
kedua.

Pass-Phrase: adalah model keamanan berdasarkan informasi yang dimiliki oleh nasabah
bank. Hal ini biasanya digunakan sebagai metode otentikasi kedua dalam transaksi yang
melibatkan pergerakan uang.
Transaction Monitoring: Saat ini pada sistem Internet Banking, masing-masing bank
menggunakan teknik yang berbeda-beda. Mulai dari teknik kecerdasan buatan, analisis
riwayat transaksi dan metode lain yang digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola
penipuan dalam transaksi perbankan sebagai pendekatan untuk pemantauan transaksi
perbankan.

Secure Socket Layer (SSL) dan Token (One-Time Password Tokens) merupakan bagian
dari model keamanan yang sering digunakan dalam sistem Internet Banking oleh bank
terutama bank-bank yang ada di Indonesia.

Secure Socket Layer (SSL): merupakan bagian terpenting dari Digital Certificates
dimana Digital Certificates salah satu model keamanan Internet Banking. SSL
merupakan protokol standar web yang digunakan untuk menjaga keamanan web dengan
cara mengenkripsi komunikasi data antara pengguna dengan website yang diakses.
Enkripsi merupakan proses pengacakan data sehingga data tidak bisa dibaca oleh pihak
lain. Kemudian proses mengembalikan data yang acak menjadi data asli disebut dengan
dekripsi. Lalu lintas data melalui sambungan SSL akan selalu di enkripsi sehingga akan
menghindari risiko sabotase atau pencurian data. Misalnya data username, password dan
data-data penting lainnya.

Secara umum website yang menggunakan SSL ini bisa dilihat dari alamat atau Uniform
Resource Locator (URL) yang digunakan yakni dengan menggunakan https (https://)
atau bisa dilihat icon gembok yang terdapat pada toolbar address web browser yang
digunakan misalkan google chorme, safari sedangkan pada mozilla firefox tidak ada
gambar gembok tapi muncul adalah nama perusahaan atau nama banknya. SSL biasanya
digunakan mulai dari halaman login sampai masuk ke sistem Internet Banking. Setiap
website yang menggunakan SSL dapat dilihat legalitas dan informasi sertifikat SSL
dengan cara mengklik gambar gembok atau nama perusahaan yang terdapat pada toolbar
address web browser. Isi dari sertifikat SSL antara lain menerangkan informasi
mengenai:

1. Pihak yang menggunakan sertifikat SSL yaitu perusahaan atau bank (Alamat
website, nama perusahaan atau bank dan alamat).
2. Pihak ketiga yang mengeluarkan sertifikat SSL.
3. Versi, nomor seri dan masa berlaku sertifikat SSL.
4. Algoritma enkripsi yang digunakan.

SSL mempunyai cara kerja tersendiri dimana dalam SSL terdapat suatu tanda tangan
digital (digital signature). Tanda tangan digital tersebut digunakan untuk memastikan
integritas data. Setiap data yang dipertukarkan melalui SSL memiliki tanda tangan digital
yang melekat pada SSL tersebut. Tanda tangan digital tersebut juga digunakan untuk
memproses data menggunakan algoritma enkripsi, hash dan informasi kunci publik yang
ada pada komputer client dan server. Data yang telah melalui proses hash dengan
menggunakan kunci publik tidak dapat dikembalikan seperti semula, karena proses hash
merupakan proses enkripsi satu arah. Kemudian data yang telah dihash baik dari
komputer client maupun komputer server akan dicocokan (checksum), jika data cocok
berarti saluran akses ke website aman, jika tidak cocok berarti sudah terjadi kerusakan
atau kebocoran data.
Token (One-Time Password Tokens): merupakan alat otentikasi kedua dari sistem
Internet Banking yang berfungsi menghasilkan password untuk dipakai sebagai verifikasi
transaksi Internet Banking dimana bentuk dari token tersebut seperti kalkulator (lihat
Gambar 2). Sebelum menggunakan token harus dimasukkan password untuk membuka
token, jadi token menggunakan password sebelum menghasilkan password sehingga
keamanan lebih terjamin. Jadi token dapat disebut sebagai alat otentikasi. Sedangkan
otentikasi secara garis besar dapat dibagi dalam empat metode yaitu:

Something You Know: Ini adalah metode otentikasi yang paling umum. Cara ini
mengandalkan kerahasiaan informasi, contohnya adalah password atau PIN. Cara ini
berasumsi bahwa tidak ada seorangpun yang mengetahui rahasia itu kecuali pemilik
akses yang asli.

Something You Have: Cara ini biasanya merupakan faktor tambahan untuk membuat
otentikasi menjadi lebih aman. Cara ini mengandalkan barang yang sifatnya unik
contohnya adalah kartu magnetik/smartcard, hardware token, USB token dan
sebagainya. Cara ini berasumsi bahwa tidak ada seorangpun yang memiliki barang
tersebut kecuali pemilik aslinya.

Something You Are: Ini adalah metode yang paling jarang diapakai karena faktor
teknologi dan manusia juga. Cara ini mengandalkan keunikan bagian-bagian tubuh
pemilik akses asli yang tidak mungkin ada pada orang lain seperti sidik jari, suara, sidik
retina atau sidik bibir. Cara ini berasumsi bahwa bagian tubuh pemilik akses seperti sidik
jari, sidik retina atau sidik bibir, tidak mungkin sama dengan orang lain.

Something You Can: Cara ini diasumsikan bahwa tidak ada orang lain di dunia ini yang
bisa melakukan itu selain pemilik akses yang asli. Sebagai contoh tanda tangan di atas
materai. Memang otentikasi dengan tanda tangan dibangun di atas asumsi bahwa tidak
ada yang bisa menuliskan tanda tangan kecuali pemilik tanda tangan. Walaupun pada
kenyataannya ada saja orang yang bisa meniru tanda tangan orang lain dengan sangat
baik. Namun dengan menyadari fakta tersebut, tanda tangan di atas kertas tetap diakui
sebagai bukti otentik atas siapa pemilik tanda tangan.

Setiap fasilitas yang diberikan oleh suatu produk atau layanan selalu mempunyai
keuntungan dan juga terdapat kerugian. Begitu juga dari layanan Internet Banking
mempunyai keuntungan dan kerugian.

Keuntungan:

1. Merpermudah nasabah dalam melakukan aktivitas perbankan tanpa perlu pergi ke


bank kecuali dalam hal setoran tunai atau penarikan tunai.
2. Aktivitas perbankan dapat dilakukan kapan dan dimana saja selama ada akses
internet.
3. Mempermudah nasabah dalam membawa uang tunai dalam jumlah yang besar
sewaktu akan melakukan transfer. Sehingga dapat melindungi nasabah dari
kejahatan perampokan.
4. Mempermudah nasabah dalam melakukan pembayaran tagihan tanpa perlu
datang ke tempat pembayaran tagihan.
5. Mempermudah nasabah dalam melakukan pembelian tiket dan pulsa tanpa perlu
datang ke counter penjualan tiket dan pulsa.
6. Keamanan sistem Internet Banking berlapis, mulai dari user id dan password
kemudian website menggunakan SSL dengan algoritma yang berlapis serta
adanya otentikasi kedua untuk verifikasi transaksi seperti: token atau keycode.

Kerugian:

Sedangkan kerugian dari Internet Banking sangat kecil kemungkinannya, walaupun ada,
mungkin itu disebabkan dari kelalaian nasabah itu sendiri yang tidak melakukan cara-
cara pencegahan kejahatan Internet Banking yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai
contoh: nasabah bank tidak sengaja memberikan user id dan password Internet
Bankingnya kepada pihak lain ataupun user id dan passwordnya diambil (disadap) oleh
pihak lain. Pihak lain tersebut hanya bisa melakukan transaksi non finansial seperti
melihat informasi saldo dan informasi mutasi rekening dan lain-lain. Sedangkan untuk
melakukan transaksi finansial seperti: transfer, pembelian tiket, pembelian pulsa dan
membayar tagihan atau yang lainnya tidak bisa dilakukan karena harus menggunakan
otentikasi kedua untuk melakukan transaksi tersebut yaitu menggunakan token ataupun
keycode.

Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Fasilitas layanan Internet Banking yang diberikan kepada nasabah dari beberapa
bank yang dibandingkan pada umumnya sama. Hanya beberapa fasilitas saja
yang berbeda tetapi tidak terlalu prinsipil. Sedangkan untuk tampilan website dari
keempat sistem Internet Banking termasuk user friendly (mudah digunakan).
2. Setiap bank selalu memberikan layanan terbaiknya untuk nasabahnya mulai dari
kemudahan, kenyamanan dan terutama keamanan dalam bertransaksi. Dari empat
sistem Internet Banking yang telah dibandingkan dapat disimpulkan bahwa
semuanya memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan. Terutama dari
segi keamanan, terbukti pada keempat sistem Internet Banking yang telah
dibandingkan semua menggunakan keamanan yang berlapis-lapis sehingga
serangan atau kejahatan terhadap sistem Internet Banking mereka dapat terjaga
dan aman.
3. Setiap nasabah harus selalu memperhatikan dan melakukan tindakan pencegahan
kejahatan Internet Banking karena penipuan melalui Internet selalu meningkat,
sehingga dengan adanya tindakan pencegahan nasabah dapat melakukan transaksi
perbankan online secara benar dan aman.
4. Nasabah harus teliti sebelum menggunakan layanan Internet Banking terutama
masalah keamanan dari layanan Internet Banking tersebut. Untuk keamanan
Internet Banking minimal harus ada komponen-komponen keamanan sebagai
berikut: User id dan password,  Website Internet harus menggunakan SSL dan
algoritma yang berlapis, Otentikasi kedua, sebaiknya menggunakan token, Sistem
dilengkapi dengan Auto Logoff, Semua aktifitas tercatat oleh sistem.

2. Omnibus law di bidang pajak mengamandemen 7 Undang Undang yang ada


sebelumnya. Ada sekitar 23 pasal dari berbagai Undang Undang yang mengalami
perubahan dengan rincian sebagai berikut:

UU Nomor 6  Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebanyak
5 pasal. UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebanyak 2 pasal. UU
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebanyak 1 pasal. UU Nomor 11 Tahun 1995 tentang
Cukai sebanyak 1 pasal. UU  Nomor 28 Tahun  2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebanyak 2 pasal dinyatakan dicabut saat RUU ini telah disahkan.

Sedangkan UU Nomor 10 Tahun 19995 tentang Kepabeanan sebanyak 6 pasal dan UU


Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebanyak 6 pasal dinyatakan tidak berlaku
sepanjang menyangkut banyaknya sanksi administratif yang dikenakan. Berikut beberapa
poin penting menyangkut perpajakan yang dibahas dalam omnibus law. Sedangkan UU
Nomor 10 Tahun 19995 tentang Kepabeanan sebanyak 6 pasal dan UU Nomor 11 Tahun
1995 tentang Cukai sebanyak 6 pasal dinyatakan tidak berlaku sepanjang menyangkut
banyaknya sanksi administratif yang dikenakan.

Berikut beberapa poin penting menyangkut perpajakan yang dibahas dalam


omnibus law:

1. Pertama adalah penurunan pajak penghasilan badan dan bunga denda pajak.
Penurunan akan dilakukan secara bertahap dengan pemangkasan tarif pajak
penghasilan atau PPh wajib pajak badan dalam negeri. Penurunan tarif menjadi 22%
akan dilakukan pada tahun 2021 dan 2022. Pada tahun 2023 tarif akan kembali turun
menjadi 20%. Sedangan wajib pajak yang menjadi perusahaan terbuka akan
memperoleh tarif pajak yang lebih rendah 3% dari yang berlaku. Tarif lebih rendah
tersebut dari 22% menjadi 19% dan 20% menjadi 17% bagi perusahaan yang go
public. Namun demikian RUU ini belum menjelaskan secara tegas, apakah tarif pajak
20% hanya berlaku pada tahun 2023 atau seterusnya.
Pada pasal 17 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
menjelaskan tentang perusahaan yang memiliki omset di atas 50 Miliar. Lantas,
bagaimana dengan aturan perusahaan menengah ke bawah?

2. Kedua, pembebasan pajak penghasilan atas dividen dalam dan luar negeri serta
penghasilan lain dari luar negeri.
Pembebasan pajak penghasilan ini diberikan kepada dividen yang berasal dari dalam
dan luar negeri serta penghasilan lain dari luar negeri dengan beberapa ketentuan:
a. Dividen dalam negeri baik yang diterima oleh orang pribadi maupun badan lain
dengan kepemilikan kurang dari 25%, tidak akan dikenakan pajak jika penerima
menginvestasikan kembali di Indonesia dalam jangka waktu tertentu.
b. Dividen luar negeri akan dibebaskan dari pengenaan pajak penghasilan jika
penerima dividen akan berinvestasi kembali di Indonesia. Investasi sebesar minimal
30% dari laba setelah dipotong pajak dan diatur dalam jangka waktu tertentu. Jika
investasi kurang dari 30%, maka selisih laba tersebut akan dikenakan pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.
Penghasilan lain dari luar negeri akan dibebaskan dari pajak penghasilan jika
penghasilan lain tersebut berasal dari usaha aktif di luar negeri dan bukan penghasilan
yang dimiliki oleh luar negeri.

3. Ketiga, penentuan subyek pajak orang pribadi.


Subyek pajak yang dimaksud adalah
Warga Negara Indonesia (WNI) tinggal di luar negeri lebih dari 183 hari dalam 12
bulan, dapat menjadi subyek pajak luar negeri (SPLN). Dengan demikian WNI
tersebut tidak akan menjadi wajib pajak di Indonesia melainkan membayar pajak di
negara tujuan dengan tarif yang berlaku di sana.
Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12
bulan, akan tercatat menjadi subyek pajak dalam negeri (SPDN). WNA tersebut wajib
membayar pajak atas penghasilan yang diterimanya selama di Indonesia dengan
ketentuan yang berlaku di sini.
Persyaratan subyek pajak orang pribadi dalam dan luar negeri diatur di atas tidak
bersesuaian dengan UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Pasal 2 ayat
3 dan 4. Bahkan pasal ini tidak termasuk yang diubah menurut RUU omnibus law.

4. Keempat, pengaturan pengkreditan pajak masukan.


Pengaturan tentang pengkreditan pajak masukan atas barang, jasa, impor dan
pemanfaatan barang kena pajak dari luar daerah pabean yang diatur di dalam omnibus
law perpajakan ini, secara umum merupakan relaksasi dan penegasan atas ketentuan-
ketentuan sebelumnya. Salah satu hal yang menarik untuk diketahui adalah
pengkreditan pajak masukan atas perolehan barang sebelum dikukuhkan sebagai
pengusaha kena pajak 80% dari pajak keluaran yang seharusnya dipungut.

5. Kelima, pengaturan ulang sanksi administrasi berupa bunga dan denda.


Pengaturan ulang ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan dalam membayar
pajak. Tarif sanksi nantinya akan disesuaikan dengan suku bunga yang berlaku di
pasar. Suku bunga acuan perbulan adalah suku bunga yang ditetapkan oleh menteri.
Besaran tarif untuk setiap pelanggaran akan berbeda, sesuai dengan jenis pelanggaran
yang dilakukan. Tarif sanksi perbulan dihitung berdasarkan suku bunga acuan
ditambah 5%, 10% atau 15% (sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan) dibagi
12. Perbedaan besaran sanksi bunga yang tidak flat dan sesuai dengan jenis
pelanggaran, diharapkan dapat meningkatkan kepatuan masyarakat dalam membayar
pajak.

6. Keenam, pajak atas transaksi elektronik.


Pada poin ini, pemerintah akan menarik pajak untuk setiap transaksi elektronik yang
terjadi di Indonesia. Perusahaan digital luar negeri yang tidak memiliki badan usaha
secara fisik di Indonesia akan tetap dikenakan pajak atas transaksi elektroniknya.
Pengenaan tarif pajak berlaku bagi badan atau pribadi dari luar negeri yang
melakukan segala sesuatu yang bernilai ekonomi. Baik itu  dalam bentuk perdagangan
barang atau produk, penggunaan jasa, hingga pengaksesan berbagai platform berasal
dari luar negeri yang beroperasi di Indonesia. Pajak atas transaksi elektronik ditujukan
untuk mendorong terciptanya keadilan berusaha di Indonesia. Baik usaha tersebut
dilakukan secara konvensional maupun lewat media elektronik.

7. Ketujuh, pengaturan fasilitas perpajakan.


Pemerintah menjadikan satu pengaturan fasilitas perpajakan antara lain tax holiday
(pembebasan pajak kepada perusahaan baru), tax allowance (pengurangan pajak),
super deduction tax (pemotongan pajak industri), fasilitas PPh untuk kawasan
ekonomi khusus, PPh untuk surat berharga negara, dan keringanan atau pembebasan
pajak daerah oleh kepala daerah. Penyederhanaan ini diharapkan dapat meningkatkan
dan memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

Persoalan omnibus law ternyata tidak hanya mencakup peraturan-peraturan terhadap


komoditas konvensional, khususnya perpajakan, dalam RUU tersebut sudah ada
pengajuan terkait e-commerce dan perusahaan digiital. Hal ini tentu memicu pandagan
pro dan kontra dari berbagai kalangan. Namun, sebagai pengamat tentu saja bagian
terpenting kita adalah memahami dan meyusun strategi baru jika RUU ini lolos dan
mnenjadi UU. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan singkat dan
pemahaman akan wacana RUU ini terkait aktivitas ekonomi digital.

Sebelumnya, pemerintah terlihat memang sangat serius terkait mengenakan pajak pada
perusahaan digital. Terlihat dari diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80
Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Berdasarkan
peraturan ini, seluruh perusahaan digital/pedagang online harus memiliki izin usaha.
Berdasarkan peraturan ini, pemerintah sudah berancang-ancang dan menunjukkan
keseriusannya untuk meregulasi perusahaan digital/pengusaha online termasuk menarik
pajak dari mereka.

Adanya pajak untuk pelaku e-commerce/ perusahaan digital ini juga dijadikan sebagai
kompensasi dari potential loss yang dihasilkan oleh meringannya peraturan pajak di
RUU Omnibus Law. Pihak DJP percaya bahwa perluasan basis perpajakan dalam
konteks mengambil nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah salah satu solusi untuk
mengimbangi relaksasi peraturan yang dibuat pemerintah.

Contohnya, pemerintah Indonesia belum mengenakan pajak pada salah satu layanan TV
asing yang cukup populer di Indoensia. Ini dikarenakan selama ini peraturan yang
berlaku hanya membolehkan pemerintah untuk memungut pajak dari Badan Usaha Tetap
(BUT). Jika sesuai rencana, omnibus law ini kana memberikan ketentuan bagi layanan
TV asing yang mendapatkan keuntungan dari operasinya di Indonesia untuk memungut
nilai PPN dari konsumennya dan menyetornya pada pemerintah, bahkan perusahaan
tersebut juga akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Hal ini ditujukan agar ada
keadilan bagi pelaku usaha non-digital yang selama ini sudah dikenai pajak sehingga
persaingan menjadi lebih sehat.

Tidak jauh berbeda dengan e-commerce, skenario pengenaan pajaknya kurang lebih
sama dengan perusahaan digital. Intinya, hal ini dirasionalisasi dengan argumen bahwa
adanya aktivitas ekonomi tentu saja wajar jika dikenai pajak untuk diajdikan sumber
penghasilan pemerintah. Masalah nilai dan persentase pengenaan pajak, DJP menyatakan
bahwa hal itu masih dalam proses diskusi.

Munculnya ketentuan pajak ini tentu harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Jika kita
berpikir soal keadilan bagi seluruh pelaku usaha, tentu peraturan ini terasa snagat
berkeadilan. Wajib pajak nantinya tidak lagi ditinjau berdasrkan physical representation,
tetapi economic representation. Peraturan ini juga akan mendorong pelaku usaha dalam
negeri untuk menjadi lebih kreatif dan semangat mengingat diperhatikannya iklim bisnis
yang adil dari pemerintah.

Soal kenaikan pengeluaran yang dibutuhkan oleh konsumen, biaya pengeluaran


tambahan dari perusahaan tentunya juga sudah menjadi risiko. Permasalahannya tentu
ada pada berapa angka yang akan dikenakan pada mereka, yang sekarang masih
didiskusikan. Jika terlalu besar dan tidak mendukung iklim bisnis tentu saja munculnya
aturan pajak baru ini justru akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Lebih buruknya,
bahkan aturan ini bisa jadi bumerang karena sanksi pajak juga semakin dipermudah
mengingat pada RUU Omnibus Law sanksi bunga tidak akan flat 2% lagi.
Namun, jika peraturan ini tepat nilai pajak dan sasarannya, makan peraturan ini akan
menjadi sumber harapan baru bagi Indonesia. Hasil dari pajak perusahaan digital mau
pun pelaku e-commerce bukan hanya menjamin eksistensi mereka secara legal, tetapi
juga mengikutkan mereka bertarsipasi aktif dalam pembangunan serta kemajuan negara,
baik membantu terbangunnya infrastruktur, iklim usaha yang lebih kompetitif dan
berkeadilan, namun juga mewujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Perlindungan hukum yang diberikan kepada nasabah yang menggunakan transaksi online
adalah Perkembangan teknologi informasi kian pesat, terjadi disegala bidang, termasuk
di bidang perbankan. Kegiatan perbankan dapat dilakukan melalui media elektronik,
seperti melalui internet. Maka munculah istilah Internet Banking yang saluran
jaringannya digunakan untuk memberikan layanan perbankan seperti membuka rekening,
transfer dan pembayaran online. Dalam menjalankan kegiatan electronic banking (e
banking) wajib menerapkan manajemen risiko pada aktivitas layanannya secara efektif.

Perlindungan yang diberikan oleh bank sangat penting untuk menimbulkan kepercayaan
dan kenyaman nasabah. Karena resiko yang ditimbulkan dalam layanan ini sangat tinggi,
ada kemungkinan nasabah menderita kerugian karena disadap oleh hacker/cracker yang
mampu menembus firewall atau memasuki website yang memiliki nama domain yang
hampir sama. Untuk itu beberapa hal penting yang sudah diterapkan oleh bank dalam
rangka melakukan perlindungan kepada nasabahnya, di antara yaitu :
1. Perlindungan hukum terhadap nasabah pengguna layanan internet banking yang
diberikan oleh pihak bank dari segi keamanan teknologi sudah maksimal dan juga
memenuhi aspek-aspek confidentially, integrity, authentication, availability, access
control, dan non- repudiation29 karena sekarang rata-rata bank semuanya dalam
transaksi yang dilakukan lewat internet banking juga lebih dilindungi berkat Token PIN.
Token PIN adalah alat pengaman tambahan untuk melakukan transaksi finansial di
Internet Banking. Token Pin ini berfungsi untuk mengeluarkan dinamyc password (PIN
Dinamis), yaitu PIN yang selalu berubah dan hanya dapat digunakan satu kali untuk tiap
transaksi finansial yang dilakukan. PIN Dinamis tersebut (disebut juga sebagai PIN)
digunakan sebagai otentikasi transaksi pada saat nasabah melakukan transaksi melalui
Internet Banking. Dengan fasilitas ini, rekening Anda tidak mungkin disalahgunakan
meskipun informasi yang Anda masukkan telah tertangkap oleh keylogger. Sedangkan
untuk login ke dalam sistem Internet Banking, nasabah cukup menggunakan USER ID
dan PIN Internet Banking (PIN statis) yang dibuat pada saat nasabah mendaftarkan diri
sebagai pengguna. Adapun bentuk dari token PIN ini menyerupai kalkulator dengan
ukuran sekitar 3 x 5 sentimeter. Pemakaian Token PIN jelas menguntungkan karena PIN
selalu berganti setiap bertransaksi sehingga sukar dilacak oleh orang lain. Ditambah lagi
token PIN ini unik bagi setiap nomor rekening dan tidak bisa digunakan pada rekening
lain. Menariknya, benda kecil ini telah tersedia dalam sebelas macam warna, sehingga
para nasabah bisa memilih yang disukainya. Selain itu juga pihak bank demi menjaga
kerahasiaan identitas dan semua informasi keuangan Nasabah Pengguna. Untuk menjaga
komitmen jaminan keamanan dan kerahasiaan data pribadi, keuangan dan transaksi
Nasabah Pengguna, Internet Banking menggunakan beberapa sistem yang melindungi
informasi rekening dan data Nasabah :
1. User ID dan PIN (Personal Identification Number), merupakan kode rahasia dan
kewenangan penggunaan yang diberikan kepada Nasabah, yaitu setiap kali login ke
Internet Banking Nasabah harus memasukkan User ID dan PIN, dan untuk transaksi
yang bersifat finansial, Nasabah harus memasukkan kembali PIN untuk menghindari
penyalahgunaan oleh orang lain saat komputer ditinggalkan dalam keadaan terhubung
dengan Internet Banking.
2. Automatic log out, jika tidak ada tindakan yang dilakukan lebih dari 10 menit,
Internet Banking secara otomatis akan mengakhiri dan kembali ke menu utama.
3. SSL 128-bit encryption, seluruh data di Internet Banking Mandiri dikirimkan
melalui protocol Secure Socket Layer (SSL), yaitu suatu standar pengiriman data
rahasia melalui internet. Protocol SSL ini akan mengacak data yang dikirimkan
menjadi kode-kode rahasia dengan menggunakan 128- bit encryption, yang artinya
terdapat 2 pangkat 128 kombinasi angka kunci, tetapi hanya satu kombinasi yang
dapat membuka kode-kode tersebut.
4. Firewall, untuk membatasi dan menjamin hanya Nasabah yang mempunyai akses
untuk dapat masuk ke sistem Internet Banking.

2. Sedangkan perlindungan dari segi hukum yang paling efektif yaitu yang terdapat pada
"syarat dan Ketentuan internet banking", karena di dalam syarat dan ketentuan tersebut
mengandung unsur hak dan kewajiban para pihak, khususnya pihak bank dan pihak
nasabah. Akan tetapi Syarat dan Ketentuan tersebut merupakan perjaniian standar yang
dibuat sepihak oleh pelaku usaha/pihak bank, sehingga lebih banyak mengutamakan
kewajiban-kewajiban nasabah dan hak- hak bank daripada hak-hak nasabah dan
kewajiban- kewajiban bank itu sendiri. Biasanya syarat dan ketentuan ini terdapat dalam
halaman website bank ataupun buku panduan yang diberikan oleh bank dalam
penggunaan layanan internet banking.
3. Perlindungan dalam kebijakan privasi terkait dengan semua transaksi perbankan dan
informasi rekening lainya disimpan secara rahasia sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku di Indonesia. hanya orang tertentu yang berhak untuk mengakses informasi
tersebut untuk digunakan sebagaimana mestinya (dalam hal ini pihak bank akan selalu
mengingatkan karyawan akan pentingnya menjaga kerahasian data Nasabah). Bank tidak
akan memperlihatkan/menjual data tersebut kepada pihak ke tiga.

Sedangkan dari segi tanggungjawab pihak bank sebagai pihak penyelenggara layanan
internet banking membebankan kepada nasabah agar lebih meningkatkan kewaspadaan
dan ketelitian dalam menggunakan layanan internet banking. Bila terjadi hal-hal yang
mencurigakan atau dianggap akan menimbulkan bahaya dalam hal ini ancaman
cybercrime dalam penggunaan internet banking, maka nasabah dapat memberitahukan ke
bank bersangkutan melalui call center (layanan 24 jam) yang tersedia ataupun bisa
langsung mengajukan atau menyampaikan penggaduansecara tertulis ke CSO bank yang
bersangkutan. Adapun kompensasi yang diberikan oleh bank kepada nasabah internet
banking adalah pemberian ganti rugi materiil sesuai kerugian yang dialami nasabah
apabila telah tercapai kesepakatan antara nasabah dan pihak bank. Karena sebelum pihak
bank memberi ganti rugi terhadap nasabah, mereka akan mengecek terlebih dahulu setiap
instruksi transaksi dari nasabah yang tersimpan pada pusat data dalam bentuk apapun,
termasuk namun tidak terbatas pada catatan, tape/cartridge, printout komputer/perangkat,
komunikasi yang dikirimkan secara elektronik antara bank dan nasabah, merupakan alat
bukti yang sah, kecuali nasabah dapat membuktikan sebaliknya.

REFERENSI

 Buku Modul Hukum Telematika


 https://www.stiesyariahbengkalis.ac.id/kolompikiran-18-keamanan-layanan-internet-
banking-dalam-transaksi-perbankan.html
 https://www.pajakku.com/read/5df31aee387af773a9e012dd/Omnibus-Law-akan-
Menyentuh-Sektor-Usaha-Digital
 https://konsultanpajaksurabaya.com/7-poin-penting-omnibus-law-perpajakan
 https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwizjpy1wrv
7AhWB93MBHebdCp4QFnoECAoQAQ&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com
%2Fmedia%2Fpublications%2F151382-ID-
none.pdf&usg=AOvVaw3U6W8bYzMRokiZtV1XiOpR

Anda mungkin juga menyukai