Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pena Hukum

Vol x, No. X Agustus 2023


P-ISSN xxxx-xxxx, E-ISSN xxxx-xxxx

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN


INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

CICE CASLYA

Fakultas Hukum Universitas Pamulang Tangerang Selatan

ABSTRAK

CICE CASLYA NIM : 191010201183 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP


NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN INTERNET BANKING DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN (Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan) Program
Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Pamulang, Dosen Pembimbing Dian Ekawati, SH.,
M.H. Perkembangan layanan perbankan semakin berkembang seiring dengan teknologi informasi yang
semakin cepat. Salah satu bentuk layanan perbankan yang memanfaatkan teknologi adalah terciptanya
layanan internet banking. Layanan internet banking memberikan kemudahan bagi nasabah untuk
melakukan transaksi perbankan dimana saja dan kapan saja. Efisiensi dan efektivitas merupakan
keunggulan internet banking, sehingga menjadi daya tarik bagi nasabah untuk menggunakan layanan
internet banking. Namun di sisi lain, layanan internet banking juga rawan disalahgunakan oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan melalui kejahatan dunia maya.
Dalam Penulisan skripsi ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah yuridis empiris. Penelitian yuridis
empiris adalah pendekatan permasalahan mengenai hal-hal yang bersifat yuridis dan kenyataan yang
ada mengenai hal-hal yang bersifat yuridis. Yuridis sendiri merupakan metode penelitian yang
berpegangan pada hukum, peraturan perundang-undangan yang berlaku, teori hukum dan pendapat para
sarjana hukum. Sedangkan empiris mengacu pada hal-hal nyata dan penerapan dalam masyarakat.
Pendekatan yuridis empiris didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis, yaitu suatu cara prosedur yang
digunakan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan data dan fakta-fakta dari hasil penelitian
dan observasi. Dalam Skripsi ini peneliti memfokuskan pada bentuk-bentuk penyalahgunaan layanan
internet banking dan pertanggungjawaban jika timbul kerugian akibat penggunaan layanan internet
banking. Adapun permasalahan dalam skripsi adalah bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah
yang dirugikan layanan internet banking ditinjau serta apa bentuk tanggung jawab pihak bank terhadap
nasabah yang dirugikan dalam penggunaan internet banking. Hasil penelitian menunjukkan walaupun
ketentuan mengenai klausula baku sudah diatur dalam UUPK, akan tetapi pada kenyataannya sering
kali masih terjadi pelanggaran sehingga akan merugikan kepentingan nasabah. dan sistem standar
keamanan bank memungkinkan terjadinya system error, human error yang dapat merugikan nasabah
penyimpan, dan bank BTN berkomitmen bertanggung jawa pada nasabah penyimpan dalam hal
kerugian nasabah disebabkan oleh bank.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum;Internet Banking;Nasabah.

.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN
INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Secara alamiah, manusia tidak mungkin di akses oleh setiap nasabah. Yang
dilepaskan dari kemajuan teknologi yang dimaksudkan dengan online adalah keadaan
tujuannya adalah untuk memudahkan kom[uter yang terkoneksi atau terhubung ke
kehidupannya. Seiring dengan perkembangan jaringan internet. Internet dengan jaringan
kebutuhan masyarakat di dunia,teknologi nirkabel (internet banking) telah mengubah
informasi memegang peranan penting,baik di cara setiap nasabah dalam melakukan
masa kini maupun di masa mendatang. transaksi perbankan agar dapat mengecek
Globalisasi telah menjadi pendorong lahirnya saldo maupun bertransaksi tanpa harus pergi
era perkembangan teknologi informasi ini telah ke bank atau atm. Istilah transaksi adalah
merebak di seluruh belahan dunia. penamaan terhadap keberadaan suatu
Sebagaimana diketahui bahwa suatu perikatan ataupun hubungan hukum yang
informasi tidaklah lahir dengan sendirinya. terjadi antara pihak, yang didalamnya ada
Informasi merupakan hasil dari suatu sistem aspek materiil dari hubungan hukum yang
pemrosesan ataupun pengolahahan data sebagai disepakati oleh para pihak.2
bahan mentahnya. Dalam etikanya suatu Dengan digunakannya internet banking,
informasi haruslah akurat dan bertanggung dapat memperkuat peningkatan penggunaan
jawab atau dalam kata lain, hak berinformasi internet yang didukung oleh semakin
dan berkomunikasi seseorang harus murahnya tarif internet.
memerhatikan kepentingan orang lain dan juga Layanan yang diberikan internet
kepentingan publik sehungga ia harus banking kepada nasabah ialah layanan yang
memerhatikan aspek privacy, accuracy, berupa transaksi pembayaran tagihan,
property dan accessibility.1 informasi rekening, pemindah bukuan antar
Tidak hanya negara maju saja, namun rekening,informasi terbaru mengenai suku
negara berkembang juga telah semakin memacu bunga,nilai tukar valuta asing,administrasi
kepada perkembangan teknologi informasi pada mengenai perubahan Personal
masyarakatnya masing -masing. Perkembangan Identification Number (PIN) ,alamat
teknologi yang semakin pesat mempengaruhi rekening atau kartu, data pribadin dan lainnya
gaya hidup yang semakin mencolok. Sehingga terkecuali pengambilan atau penyetoran uang.
teknologi informasi mendapatkan kedudukan Di sisi lain internet banking tidak bisa ditolak
yang penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan untuk meningkatkan pelayanan kepada
dapat menambah nasabah,meskipun di sisi lain resiko dalam
wawasan anak bangsa. Ada dua hal yang penggunaannya tidak dapat di hindari..
membuat teknologi informasi dianggap begitu Dengan semakin banyaknya teknologi di
penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi kalangan masyarakat, berbagai macam bank
dunia. Pertama,teknologi informasi mendorong pun menyediakan layanan ini.3
permintaan atas produk -produk teknologi Penyelenggaraan internet banking
informasi itu sendiri, seperti komputer, sarana sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank
untuk membangun internet dan sebagainya. Indonesia No.9/15/PBI/2007 Tentang
Kedua adalah memudahkan transasi bisnis Penerapan Manajemen Resiko dalam
keuangan disamping bisnis-bisnis lainnya. Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank
Manusia dapat melakukan berbagai hal di Umum (PBI 9/2007). Ketentuan pemantauan
internet layaknya dunia nyata. Dan dan pengendalian resiko penggunaan
bagaimanapun juga segala sesuatu yang teknologi informasi diatur lebih lanjutan
berkembang tentu akan menimbulkan dampak dalam Peraturan Bank Indonesia No.
baik yang bersifat positif maupun negatrif. 9/15/PBI/2007 Tentang Penerapan
Dampak tersebut dapat membawa masyarakat Manajemen Resiko dalam Penggunaan
penggunanga yang telah sampai pada tingkat Teknologi Informasi oleh Bank Umum (PBI
global saat ini. 9/2007). kewajiban untuk menerapkan
Seperti mayoritas bank pada saat ini telah manajemen resiko ini juga di atur di dalam
memiliki layanan perbankan online yang dapat Pasal 13 Peraturan Pemerintah No.82 Tahun
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN
INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem memberikan udara baru dan harapan


dan Transaksi Elektronik (PP82/2012). bagi masyarakat Indonesia, untuk
Penggunaan layanan internet banking memperoleh perlindungan atas kerugian yang
dapat menyebabkan beberapa faktor yang dapat diderita atas transaksi suatu barang dan/atau
merugikan pihak nasabah . Faktor utama yang jasa. Undang - undang ini menjamin adanya
menjadi kelemahan nasabah adalah tingkat kepastian hukum bagi konsumen dan tentunya
kesadaran masyarakat akan haknya masih perlindungan konsumen tersebut tidak pula
rendah. Di balik kemudahannya yang didapat merugikan produsen, namun karena
dari pengguna internet banking, ada juga resiko kedudukan konsumen yang lemah maka
yang didapat dalam penggunaan layanan ini pemerintah berupaya untuk memberikan
yang membuat nasabah berada di posisi perlindungan melalui peraturan perundang-
lemah,seperti yang sering terjadi saat ini pada undangan yang berlaku, dan Pemerintah juga
kalangan masyarakat yang mengeluh baik dari melakukan pengawasan terhadap
sisi sistem maupun daripada pihak bank, seperti dilaksanakannya peraturan perundang-
rekening nasabah bank yang berkurang tanpa undangan tersebut oleh berbagai pihak yang
sepengetahuan mereka, data rahasia pihak terkait.
nasabah tersebut telah dibajak oleh pihak yang Dari uraian di atas dapat dikatakan
todak bertanggung jawab, serta pengiriman bahwa pihak bank perlu memberikan
uang yang telah ditransfer melalui internet perlindungan terhadap para pengguna internet
banking tidak masuk kepada rekening tujuan. banking agar kepercayaan di antara keduanya
Dengan adanya resiko yang dapat terjadi, semakin erat dan setiap pihak tidak merasa
untuk melindungi nasabah maka sekarang telah dirugikan4. Berdasarkan uraian di atas, maka
di atur Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor penulis tertarik untuk menuangkannya ke
: 1/POJK07/2013 tentang perlindungan dalam skripsi dengan judul :
konsumen sektor jasa keuangan,dan Peraturan “PERLINDUNGAN HUKUM
Bank Indonesia Nomor 16/PBI/2014 Tentang TERHADAP NASABAH YANG
Perlindungan Konsumen Jasa Sistem DIRUGIKAN LAYANAN INTERNET
Pembayaran. Otoritas Jasa Keuangan diberikan BANKING DITINJAU DARI UNDANG-
kewenangan untuk melakukan tindakan UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
pencegahan kerugian konsumen dan TENTANG PERLINDUNGAN
masyarakat. Bentuk perlindungannya adalah KONSUMEN ” (Studi Kasus di Bank BTN
meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan).
menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
tersebut berpotensi merugikan masyarakat.
Perlindungan hukum terhadap nasabah
dalam internet banking sangat berkaitan dengan
masalah kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga perbankan dan lembaga perbankan
sangat bergantung pada kepercayaan
masyarakat. Jika tidak ada kepercayaan dari
masyarakat maka bank tidak akan mampu
menjalankan kegiatan usahanya dengan baik
maka dari itu hendaklah pihak bank
memberikan perlindungan hukum kepada
nasabahnya.
Respon dan kesadaran konsumen untuk
menggunakan layanan internet banking
merupakan faktor bagi bank untuk menyediakan
layanan internet banking karena jika kesadaran
konsumen untuk menggunakan maka akan
semakin erat juga perlindungan hukum terhadap
pihak penggunannya. Lahirnya Undang- undang
perlindungan konsumen Nomor 8 Tahun 1999
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN
INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

B. Rumusan Masalah mengambil masalah atau memusatkan perhatian


Berdasarkan latar belakang masalahdiatas kepada masalah-masalah sebagaimana adanya
maka penulis merumuskan permasalahan yang saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian
akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap diambil kesimpulannya.
nasabah yang dirugikan layanan internet
banking ditinjau dari Undang-Undang Nomor C. Sumber dan Jenis Data
8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Data yang dipergunakan dalam skripsi
Konsumen ? ini adalah sebagai berikut:10
2. Bagaimana tanggung jawab pihak bank 1. Wawancara
terhadap nasabah yang dirugikan dalam Wawancara adalah metode
penggunaan internet banking ? pengumpulan data yang melibatkan dua
pihak, yaitu interviewer (peneliti yang
mengajukan pertanyaan dan mengumpulkan
METODE PENELITIAN data) dan interviewee (subjek atau responden
yang ditanyai). Pertanyaan dan tanggapan
A. Jenis Penelitian selama wawancara berbentuk tulisan maupun
Dalam Penulisan skripsi ini, jenis lisan.
penelitian yang dilakukan adalah yuridis 2. Observasi
empiris. Penelitian yuridis empiris adalah Observasi adalah metode yang banyak
pendekatan permasalahan mengenai hal- hal digunakan dalam studi yang berkaitan dengan
yang bersifat yuridis dan kenyataan yang ada ilmu perilaku. Peneliti menggunakan
mengenai hal-hal yang bersifat yuridis. Yuridis observasi sebagai alat ilmiah yang
sendiri merupakan metode penelitian yang direncanakan secara sistematis. Pendekatan
berpegangan pada hukum, peraturan perundang- untuk metode observasi bervariasi, ada yang
undangan yang berlaku, teori hukum dan terstruktur atau tidak terstruktur, terkontrol
pendapat para sarjana hukum. Sedangkan atau tidak terkontrol, pendekatan partisipan,
empiris mengacu pada hal-hal nyata dan non-peserta, hingga terselubung. Kelebihan
penerapan dalam masyarakat. Pendekatan metode ini adalah data biasanya objektif dan
yuridis empiris didefinisikan sebagai tidak terpengaruh oleh peristiwa masa lalu
pendekatan sosiologis, yaitu suatu cara prosedur atau masa depan. Sementara, kekurangannya
yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah keterbatasan informasi dan cenderung
dengan menggunakan data dan fakta-fakta dari mahal.
hasil penelitian dan observasi. Dari pendekatan 3. Kuesioner
sosiologis diharapkan adanya kesesuaian antara Kuesioner adalah alat yang digunakan
peraturan yang berlaku dengan kenyataan dalam mengumpulkan data primer berupa
sosialnya. Atau dengan kata lain, kesesuaian sekelompok pertanyaan yang dibuat dan
antara law in books dengan law in action atau dikirim ke sampel penelitian untuk
kesesuaian antara das sollen dengan das sein. memberikan tanggapan. Setelah mendapat
tanggapan yang diperlukan, kuesioner akan
B. Spesifikasi Penelitian dikembalikan kepada peneliti untuk dicatat.
Spesifikasi penelitian yang dipergunakan Beberapa kelebihan kuesioner adalah
adalah deskriptif analitik yaitu metode yang responden memiliki waktu yang cukup untuk
berfungsi untuk mendapatkan data-data secara memberikan tanggapan dan lebih murah
mendalam. Maksudnya adalah data-data mana dibandingkan dengan interview. Sedangkan,
yang mengandung makna dan dapat kelemahannya adalah tidak fleksibel (tidak
mempengaruhi substansi penelitian secara dapat diubah setelah dikirim) dan proses yang
signifikan. Atau memberi gambaran terhadap lambat sehingga memakan waktu
objek yang diteliti melalui data-data yang ada.
Dengan kata lain Penelitian deskriptif analitik
memaparkan permasalahan dengan judul yan
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN
INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

D. Lokasi Penelitian perbankan menggunakan media online.


Adapun lokasi penelitian yang penulis Sebagai gambaran dalam beberapa tahun
pilih dalam menunjang pengumpulan data terakhir, adopsi Internet Banking mulai terjadi cukup
adalah di Bank BTN Plaza Pondok Indah di luas sebagai saluran distribusi untuk layanan
Jakarta Selatan. Alasan penulis memilih tempat keuangan karena kemajuan pesat dalam Teknologi
tersebut karena kasus yang diangkat, yang dapat Informasi (TI) dan pasar perbankan kompetitif yang
mendatangkan manfaat pengetahuan hukum intensif. Sementara penggunaan layanan perbankan
bagi nasabah tentang perlindungan hukum online adalah pengalaman yang cukup baru bagi
mengenai Internet Banking. banyak orang sebab hal tersebut belum terbiasa serba
teknologi karena biasanya seseorang hendak
melakukan transaksi apapun serba manual.
E. Teknik Pengumpulan Data Selain itu, faktor pendorong masuknya Internet
Teknik pengumpulan data yang digunaka Banking diperbankan sendiri disebabkan oleh yang
dalam penelitian ini adalah dengan wawancara pertama karena perkembangan teknologi sekarang
(interview) kepada responden untuk menjawab sudah semakin pesat sehingga mampu mendukung
beberapa pertanyaan yang ditentukan oleh adanya pengembangan teknologi yang dapat
penulis dan studi kepustakaan yang diperoleh membantu memudahkan aktivitas perbankan.
melalui bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, Selanjutnya karena adanya dukungan dari pemerintah
dokumen atau literatur yang berkaitan dengan dalam membangun telekomunikasi guna
penelitian ini. memudahkan dan masyarakat dalam hal transaksi
keuangan.
F. Teknik Analisis Data Disamping itu banyak juga dampak negatif yang
Agar pengolahan data primer yang di kita dapatkan apabila menggunakan sistem Internet
dukung dengan data sekunder seperti yang Banking yang tidak bisa kita hindari lagi, seiring
tersebut di atas dapat menjadi sebuah karya dengan berkembangnya teknologi Internet yang dapat
ilmiah yang terpadu dan sistematis diperlukan memudahkan segalanya juga banyak menimbulkan
suatu sistem analisis data yang dikenal dengan kejahatan yang biasa disebut dengan Cyber Crime.
cara menyesuaikan dan menggambarkan Cyber Crime diartikan sebagai segala macam
keadaan di Bank BTN Plaza Pondok Indah pengguna jaringan komputer yang bertujuan untuk
dalam perspektif perlindungan hukum terhadap kriminal atau kriminal dengan teknologi tinggi
nasabah penggunaan layanan internet banking di dengan cara menyalahgunakan kemudahan teknologi
Bank tersebut. Kemudian Hasil wawancara atau digital yang ada.
studi kepustakaan kemudian diolah dan Munculnya beberapa kasus di Indonesia seperti
dianalisis secara prespektif dengan maksud pencurian kartu kredit, penipuan perbankan, hacking
untuk memberikan argumentasi atas hasil dan juga sebagainya. Seperti yang dilansir dari laman
penelitian yang telah dilakukan. Argumentasi media konsumen.com adanya pengurasan dana
ini untuk memberikan prespektif atau penilaian sebesar 200 juta dari rekening bank BTN Prioritas
mengenal benar atau salah menurut hukum dimana pelaku dalam mengawali aksinya dengan
terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil mengambil alih nomor ponsel korban lewat gerai
penelitian. operator resmi. Peran orang dalampun terjadi dalam
kasus bobolnya rekening nasabah bank BTN 2,95
PEMBAHASAN milyar di bank BTN cabang Bogor yang mana kasus
A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah ini telah di putus inkracht oleh Pengadilan dan
Yang Dirugikan Layanan Internet Banking menjatuhkan hukuman kepada pelaku komplotan di
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor Tahun luar bank BTN dan oknum pejabat serta pegawai
1999 Tentang Perlindungan Konsumen bank BTN yang terlibat.
Dengan meningkatnya teknologi di industri
perbankan akan menghasilkan proses keuangan yang
efisien, efektif, akurat dan dapat diandalkan.
Teknologi ini akan mempengaruhi perkembangan
perbankan di masa depan dalam hal pemasaran bank
dan strategi bisnis. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya perkembangan serta luasnya distribusi
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN
INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

B. Upaya Tanggung Jawab pihak bank


terhadap nasabah yang dirugikan dalam DAFTAR PUSTAKA
penggunaan internet banking
PT. Bank Tabungan Negara (Persero ), Tbk Buku :
atau lebih dikenal sebagai Bank BTN merupakan
Badaan Usaha MIlik Negara (BUMN) yang ABD. Shomad.Hukum Islam. Penormaan Prinsip
menyediakan jasa di bidang perbankan. Bank I I Syariah dalam Hukum Indonesia. Kencana
memiliki komitmen kuat dalam medukung dan Prenada Media Group, Jakarta. 2010.
memberi pelayanan pembiayaan untuk sektor
perumahan lewat produk utama, yaitu perbankan Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
perseorangan, bisnis dan syariah. Hukum Perlindungan Konsumen, Raja
Kesuksesan BTN yang diraih sekarang ini Grafimndo Persada, Jakarta, 2020.
tidak lepas dari perjalanan panjangnya. Awalnya Asri Wijayanti, Hukum
didirikan Postspaarbank (bank tabungan pos) di Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,
Batavia tahun 1897. Ketika tiba zaman Jepang Jakarta, Sinar Grafika.2020
pada 1942, bank diganti dengan Tyokin Kyuko Bayu Prawira Hie, Panduan transformasi digital
atau Chokinkyoku. Setelah Indonesia merdeka, Bank di Indonesia, ,Media Nusa Creative,
bank di ambil alih oleh pemerintah Indonesia Malang, 2021.
dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Budi Agus Riswandi. Aspek Hukum Internet
Bentuk dan nama perusahaan mengalami Banking, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
pergantian selama beberapa kali. Hingga 2005.
akhirnya namanya diubah menjadi seperti ini Chairul Anam, Perilaku Pengguna Internet
pada tahun 1963. Sebagai bank yang besar, BTN Banking di Surabaya, Deepublish,
memiliki visi untuk menjadi The Best Mortgage Yogyakarta, 2017.
bank di Asia Tenggara pada tahun 2025 nanti. Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika,
Pengorganisasian atau perencanaan dan Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005.
pengembangan organisasi adalah meliputi Efraim Turban, et.el,Electronic Commerce a
pembagian kerja yang logis, penetapan garis Manajerial Perspective (New Jersey, Prentice
tanggung jawab dan wewenang yang jelas, Hill,Inc 2000).
pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang Lukman Santoso Az, Hak dan Kewajiban Hukum
dicapai. Nasabah Bank, Pustaka Yustisia,
Struktur organisasi merupakan suatu Yogyakarta, 2011.
kerangka yang sangat penting dalam suatu Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di
lembaga, fungsinya adalah untuk menetapkan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
wewenang dan tanggung jawab dari masing- 2020.
masing anggota atau karyawan. Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern (Buku
Setiap organisasi memiliki struktur Kesatu), PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
organisasi yang efisien, tidak terlalu longgar dan 2003
tidak terlalu sempit. Yang dimaksud dengan Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi
struktur organisasi adalah suatu bagan yang Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya:
memperlihatkan pendelegasian wewenang dari 1987.
atasan kepada bawahan. Adapun susunan Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum
organisasi dari PT. Bank Tabungan Negara Perbankan di Indonesia, Gramedia.
(Persero) Cabang Plaza Pondok Indah. Beserta Jakarta, 2001.
tugas pokoknya adalah sebagai berikut : Kepala Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif,
cabang, sekertaris dan juga Deputy Branch rekonstruksi terhadap teori hokum
Manager pembangunan dan teori hokum Progresif,
Yogyakarta, Genta Publishing, 2012.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH YANG DIRUGIKAN LAYANAN
INTERNET BANKING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
(Studi Kasus di Bank BTN Plaza Pondok Indah-Jakarta Selatan)

Jurnal Hukum:

Decky Hendarsyah, “Keamanan Layanan Internet Indonesia Perihal: Penerapan Manajemen Risiko
banking Dalam Transaksi Perbankan” dalam Pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui
Jurnal Iqtishaduna di akses melaui Internet (Internet Banking), Jakarta, 2004.
https://googleschoolar.ac.id tanggal 19
september 2022.
Dian Ekawati, "Perlindungan Hukum Terhadap
Nasabah Bank Yang Dirugikan Akibat
Kejahatan Skimming Ditinjau Dari
Perspektif Teknologi Informasi Dan
Perbankan ",Jurnal UNES LAW RENIEW 1
(2), 151 - 171, https://scholar.google.co.id,
Desember 2018
Dian Mahardikha, “Penerapan Prinsip Tanggung
Jawab Mutlak (Absolut Liability) Berkaitan
Dengan Kerugian Konsumen Atas
Penggunaan Produk Internet Banking”,
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/iplr,
Vol 1 Issue 2, July-December 2020.
I.A Indira Wahyu Prameswari Putri Guntur,
“Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah
Bank Dalam Melakukan Transaksi
Perbankan Menggunakan Layanan Internet
Banking” Jurnal Kertha Semaya, Vol. 8 No.
10 Tahun 2020.
Ni Putu Dyah Ayu Karina Prabandari, I Nyoman
Putu Budiartha, Anak Agung Sagung
Laksmi Dewi, “Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen Nasabah Bank Pemegang Kartu
Kredit Yang Dibebankan Biaya Tambahan
(Surcharge) Oleh Merchant Dalam
Transaksi Pembayaran”, Jurnal Preferensi
Hukum, ISSN: 2746-5039, Vol. 3, No. 1
Maret 2022.

Peraturan Perundang-Undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.


Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen. Undang-Undang
Informasi Transaksi dan Elektronik.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9 Tahun 2007
Tentang Penerapan Manajemen Resiko
Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
Oleh Bank Umum.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2018
Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan
Transaksi Elektronik.
Surat Edaran bank Indonesia No.6/18/DPNP
ditujukan kepada Semua Bank Umum di

Anda mungkin juga menyukai