TUGAS 3
1. Ketentuan mengenai pembukaan rahasia bank untuk kepentingan perpajakan ini diatur
dalam pasal 41 Undang-undang Perbankan 1998 yang menyatakan bahwa: “Untuk
kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas perintah Menteri Keuangan
berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan
memperlihatkan buktibukti tertulis serta Surat-Surat mengenai keadaan keuangan nasabah
penyimpan tertentu kepada pejabat pajak. Dalam pembukaan rahasia bank karena untuk
keperluan pemeriksaan dan penyidikan perpajakan, maka pembukaannya harus ada
permintaan tertulis dari Menteri Keuangan. Adapun mengenai keperluan untuk menjalankan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan lainnya maka tidak diperlukan
permintaan. Hal demikian didasarkan kepada ketentuan pasal 35 ayat 1 dan 2 berikut
penjelasannya dari Undang-Undang No. 9 Tahun 1994, yaitu bahwa untuk kepentingan
menjalankan peraturan perundang-undangan pajak, pihak pajak langsung dapat meminta
keterangan atau bukti dari bank mengenai keadaan keuangan nasabahnya sepanjang
mengenai perpajakannya.
Capital (permodalan)
Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan Permodalan dan
kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum bagi BankUmum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan
Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank.
Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk
mengantisipasi Risiko tersebut. Dalam melakukan penilaian, Bank perlu mempertimbangkan
tingkat, trend, struktur, dan stabilitas Permodalan dengan memperhatikan kinerja peer
group serta kecukupan manajemen Permodalan Bank. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan parameter/indikator kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam menentukan peer group, Bank perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik,
dan/atau kompleksitas usaha Bank serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki.
Penilaian permodalan merupakan Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif terhadap
kecukupan modal BPRS untuk mengantisipasi eksposur risiko saat ini dan di masa datang.
Permodalan (capital) Penilaian permodalan dimaksudkan untuk mengevaluasi kecukupan
modal BPRS dalam mengelola eksposur risiko saat ini dan di masa mendatang melalui
penilaian kuantitatif dan kualitatif atas rasio/komponen sebagai berikut:
a. Kecukupan Modal (rasio utama);
b. Proyeksi Kecukupan Modal (rasio penunjang);
c. Kecukupan equity (rasio pengamatan/observed);
d. Kecukupan modal inti terhadap dana pihak ketiga (rasio pengamatan/observed);
e. Fungsi Intermediasi atas dana investasi dengan metode Profit Sharing
(rasiopengamatan/ observed).
3. Jawaban Soal No 3
Konsumen selalu pada posisi yang lemah pada pembiayaan leasing dikarenakan leasing
memiliki kekuasaan yang besar atas kendaraan yang dikredit oleh konsumen. Jika konsumen
melakukan pelanggaran ataupun telat membayar maka leasing akan melakukan tindakan
seperti menarik kembali kendaraan tersebut. Leasing juga memiliki peraturan ketat yang
memberatkan konsumen seperti bunga yang besar serta jumlah kredit yang tinggi dan
banyaknya peraturan pembayaran seperti tanggal jatuh tempo setiap bulannya harus sudah
melakukan pembayaran kredit. Leasing juga membuat kontrak sendiri dari awal tanpa
adanya kesepakatan kedua belah pihak sehingga konsumen dituntut untuk patuh pada
peraturan yang berlaku.