Oleh
Yusep Mulyana
Universitas Pasundan Bandung
Email : Yusepmulyana09@gmail.com
Abstrak
Kerahasiaan itu diperlukan untuk kepentingan bank, dimana bank memerlukan kepercayaan dari
masyarakat yang menyimpan uang. Lingkup rahasia bank memang menyangkut simpanan
nasabah. Ketentuan rahasia bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 berlaku bukan
saja menyangkut keadaan keuangan dari nasabah penyimpan dana (pasiva bank), tetapi berlaku
pula bagi kredit yang diperoleh oleh nasabah debitur dari bank tersebut (aktiva bank). Hal
tersebut berdasarkan penjelasan Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) yang berkaitan dengan informasi
antara bank mengenai kredit. Kendala Penerapan Prinsip Kerahasiaan Bank Terhadap Tindak
Pidana Penggelapan Oleh Pemegang Jabatan Di Bagian Kredit Dihubungkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah rahasia bank pengaturannya belum mamadai.
Akibatnya kurang memberikan perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang terkait, sehingga
dapat menimbulkan inefisiensi, karena banyaknya pertanyaan dan kasus-kasus pelaporan yang
menyangkut rahasia bank.
Kata kunci : Penggelapan, Jabatan, Kerahasiaan Bank
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2021 717
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pengertian ini telah diubah dengan nasabahnya, karena dalam undang-undang
pengertian yang baru oleh Undang-Undang perbankan hanya menjelaskan tentang definisi,
No. 10 Tahun 1998. Oleh Undang-Undang itu pengecualian pemberian informasi rahasia
rumusan yang baru diberikan dalam Pasal 1 nasabah, dan sanksi dalam rahasia bank.
angka 28 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Namun upaya yang dilakukan oleh bank dalam
yang lengkapnya berbunyi sebagai berikut: menjaga keamanan rahasia bank tersebut yaitu
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang melalui kelaziman operasional, pencatatan
berhubungan dengan keterangan mengenai pada bank, dan hukum kerahasiaan. Selain itu
Nasabah. akibat hukum bagi pihak bank yang
Bank wajib merahasiakan keterangan melakukan pelanggaran terhadap rahasia bank
mengenai nasabah penyimpan dan dapat dikenakan tiga sanksi yaitu, sanksi
simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana pidana, sanksi administratif, dan sanksi
diatur dalam Pasal 41, Pasal 41 A, Pasal 42, perdata.
Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44 A.34 : Asas kerahasiaan (konfisidensialitas)
a. Untuk kepentingan perpajakan (Pasal 41) dalam soal-soal keuangan perbankan sudah
b. Untuk kepentingan piutang bank (Pasal 41 dikenal sejak lama. Pada zaman pertengahan
A) ketentuan semacam itu telah diatur pada
c. Untuk kepentingan peradilan pidana (Pasal peraturan perundang-undangan. Kerajaan
42) Jerman misalnya, saat itu asas kerahasiaan
d. Untuk kepentingan pemeriksaan peradilan telah diatur dalarn Kitab Undang-Undang
perdata (Pasal 43) Hukum Perdata kerajaan setempat. Dengan
e. Untuk kepentingan tukar menukar berkembangnya perdagangan dan ambruknya
informasi antar bank (Pasal 44) feodalisme dalam pertarungan yang semakin
f. Untuk kepentingan pihak lain yang sengit untuk memperjuangkan hak-hak
ditunjuk nasabah (Pasal 44 A) individu, kepercayaan kepada kebiiakan
lembaga perbankan untuk merahasiakan
METODE PENELITIAN keterangan-keterangan mengenai soal-soal
Metode Penelitian bersifat deskriptif keuangan dan pribadi-pribadi nasabahnya
analitis yaitu menggambarkan permasalahan menjadi satu kebutuhan yang tidak bisa
dan fakta-fakta yang terjadi didasarkan pada ditawar-tawar lagi bagi perlindungan hak milik
norma-norma hukum positif yaitu perundang- pribadi dan kelangsungan praktek
undang yang terkait dengan penelitian ini. perdagangan.
Metode Pendekatan dengan yuridis Menjelang pertengan abad ke-19, boleh
normatif yakni mempergunakan norma-norma dikatakan semua pemerintah di Eropa Barat
hukum positif yang berkaitan dengan telah mensahkan asas kerahasiaan bank
disparitas putusan pengadilan. perbankan dan sejak itu undang-undang serupa
Analisis data dilakukan dengan telah diberlakukan di setiap negara yang
kualitatif artinya tanpa mempergunakan menghendaki sistem perbankan yang tertib.
angka-angka dan rumus statistik. Undang-undang Perbankan yang diubah
A. PEMBAHASAN TINDAK PIDANA menjamin kerahasiaan bank guna melindungi
PENGGELAPAN OLEH PEMEGANG kepentingan nasabah penyimpan dana dan
JABATAN DIHUBUNGKAN DENGAN simpanannya.
PRINSIP KERAHASIAAN BANK Kerahasiaan data bank sebelumnya
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 telah diatur dalam Undang-Undang Perbankan
belum dapat mengatur persetujuan semua No 10 Tahun 1998. Dimana (Pasal 1 angka 28
pihak khususnya bank dan nasabah mengenai UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan).
bentuk perlindungan rahasia bank yang Rahasia bank adalah segala sesuatu yang
dilakukan pihak bank dalam menjaga rahasia berhubungan dengan keterangan mengenai
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
718 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
nasabah penyimpan dan simpanannya. termasuk dalam kualifikasi rahasia bank.
Berdasarkan ketentuan diatas, jelas bahwa Bank sebagai lembaga keuangan yang
yang wajib dirahasiakan oleh pihak dipercaya oleh masyarakat (flduciaru financial
Bank/Pihak terafiliasi hanya keterangan institution), dihadapkan pada dua kewajiban
mengenai nasabah Penyimpan dan yang saling bertentangan dan seringkali tidak
simpanannya. Apabila Nasabah Bank adalah dapat dirundingkan. Di satu pihak bank
Nasabah Penyimpan yang sekaligus juga mempunyai kewaiiban untuk tetap
sebagai Nasabah debitur, bank tetap wajib merahasiakan keadaan dan catatan keuangan
merahasiakan keterangan tentang nasabah nasabahnya (duty of confldentiality) karena
dalam kedudukannya sebagai nasabah kewajiban ini timbul atas dasar adanya
penyimpan. kepercayaan (fiduciary duty).
Keterangan dan keadaan keuangan Bank juga berkewajiban untuk
nasabah selain sebagai nasabah penyimpan mengungkapkan (disclose) keadaan dan
dana bukan merupakan keterangan yang wajib catatan keuangan nasabahnya dalam keadaan-
dirahasiakan olen bank. Pasal 40 UU keadaan tertentu. Disinilah seringkali muncul
Perbankan yang diubah menetapkan bahwa konflik kepentingan (conflict of interest) yang
bank waiib merahasiakan keterangan dihadapi bank. Terdapat dua teori tentang
mengenai nasabah penyimpan dan kerahasiaan bank: Pertama, teori kerahasiaan
simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana bank yang bersifat mutlak. Bank berkewajiban
dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A. Pasal 42, menyimpan rahasia nasabah yang diketahui
Pasal 43, Pasal 44 dan Pasal 44A. Ketentuan oleh bank dalam keadaan apapun, baik
rahasia bank dimaksud berlaku pula bagi Pihak keadaan biasa atau dalam keadaan luar biasa.
Terafiliasi. Apabila nasabah bank adalah Kedua, teori kerahasiaan bank yang bersifat
nasabah penyimpan dan sekaligus juga sebagai nisbi, bank diperbolehkan membuka rahasia
nasabah debitur, bank wajib tetap nasabahnya untuk suatu kepentingan
merahasiakan keterangan tentang nasabah mendesak.
dalam kedudukannya sebagai nasabah Teori yang bersifat mutlak, terlalu
penyimpan dana. mementingkan hak individu, sehingga
Berdasarkan ketentuan diatas, maka kepentingan negara dan masyarakat banyak
didapat mengetahui kalau ruang ling-kup sering terabaikan. Sebaliknya pendirian aliran
rahasia bank dipersempit atau dibatasi, yakni nisbi berpijak pada asas proporsional yang
menyangkut: menghendaki pertimbangan kepentingan mana
1. Keterangan mengenai nasabah penyimpan yang lebih berat. Misalnya pertimbangan
dan simpanannya. Ini tidak termasuk untuk membuka atau tidak membuka rahasia.
keterangan mengenai nasabah debitur dan Tidak membuka berarti menyimpan rahasia
pinjamannya hanya untuk memenuhi kepentingan kelompok
2. Kewajiban pihak bank dan pihak terafiliasi terbatas yaitu kalangan perbankan, atau
untuk merahasiakan keterangan tersebut, membuka rahasia demi kepentingan yang lebih
kecuali hal itu tidak dilarang oleh undang- besar yaitu kepentingan negara. Pertimbangan
undang dalam memilih tersebut dihubungkan dengan
3. Situasi tertentu dalam mana informasi pemilihan kepentingan. Untuk kepentingan
mengenai nasabah penyirnpan dan sim- peradilan dalam perkara pidana atas
panan boleh saja dibeberkan oleh pihak permintaan polisi dalam tahap penyelidikan,
yang terkena larangan jika informasi jaksa dalam tahap penuntutan, atau hakim
tersebut tergolong pada informasi yang dalam tahap pemeriksaan di muka pengadilan,
dikecualikan atau informasi nasabah kerahasiaan bank dapat dikecualikan. Polisi,
penyimpan dan simpanannya yang tidak jaksa atau hakim tersebut dapat meminta izin
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2021 719
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kepada pimpinan BI untuk memperoleh percaya begitu saja dengan janji/hadiah, bonus
keterangan dari bank mengenai simpanan dan bunga yang cukup tinggi yang tidak layak
tersangka. Apabila terjadi tindak pidana diberikan, tentu ada motif/modus tertentu yang
penggelapan yang dilakukan karyawan bank pada akhirnya bermuara pada penyalahgunaan
apalagi menyangkut dana nasabah yang dengan menggelapkan dana masyarakat, untuk
dirahasiakan dengan sendirinya masyarakat kepentingan kelompok atau pribadinya.
pada umumnya dan nasabah khususnya tidak Kejahatan yang menyangkut praktik bank
ada lagi kepercayaan terhadap lembaga dalam bank merupakan usaha bank dalam
perbankan. Rezim kerahasiaan data nasabah bank tanpa izin yang berlindung pada usaha
harus sudah mulai diubah khususnya terkait bank yang resmi, yaitu melakukan kegiatan
pajak. Jadi sudah tidak perlu ditutupi, untuk usaha yang dilarang menggunakan dana
hal yang menyangkut pajak. masyarakat nasabah) tanpa seizin Bank
Terkait dengan permintaan rahasia bank oleh Indonesia (sekarang Otoritas Jasa Keuangan).
orang yang memaksa pihak bank atau pihak Artinya, dana masyarakat yang disimpan pada
afiliasi untuk kepentingan perpajakan, piutang bank digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu
bank, dan kepentingan pengadilan untuk memperkaya diri pribadi atau
perkara pidana. Orang yang memaksa tersebut kelompok/groupnya, diselewengkan baik
tidak memiliki Perintah tertulis atau izin dari dananya dipakai untuk berpoya-poya
pimpinan Bank Indonesia (“BI”). Juga dugaan keperluan pribadi maupun dalam bentuk
terhadap dewan komisaris, direksi, pegawai pemberian kredit terhadap kelompok/
bank atau pihak terafiliasi lainnya yang groupnya tanpa kelayakan agunan dan bunga
memberikan keterangan yang wajib yang seimbang dan tidak diproses secara ketat
dirahasiakan pun dapat dikenakan sanksi. serta selektip, tanpa memperhatikan kelayakan
Pada Pasal 3 ayat (1) PBI 2/19/2000 usahanya dan tidak mengikuti prosedur
menegaskan bahwa pelaksanaan ketentuan pemberian kredit yang ditetapkan bank dalam
permintaan rahasia bank terkait masalah di Standar Operational Procedur (SOP) yang
atas, wajib terlebih dahulu memperoleh sebenarnya.
perintah atau izin tertulis untuk membuka Akibat tidak dilakukan analisis secara
rahasia bank dari pimpinan BI. benar dan baik, sehingga terjadi
Tindakan/perbuatan pejabat atau pembengkakan kredit macet yang tidak bisa
pegawai bank yang memberikan informasi ditutupi di atas kewajaran yang berisiko bank
yang tidak benar dan menyesatkan ini, perlu pada akhirnya dapat terkena likuidasi.
dirumuskan dan/ atau diformulasikan dalam Kejahatan praktik bank dalam bank berbeda
Undang-undang perbankan. Sehingga dapat gradasinya dengan pendirian bank tanpa izin
dicegah dan ditanggulangi terjadinya dari pimpinan Bank Indonesia (sekarang
perbuatan/ tindakan pejabat atau pegawai bank Otoritas Jasa Keuangan) sebagaimana yang
yang dapat menimbulkan korban dan kerugian dituangkan dalam ketentuan pasal 46 ayat (2)
bagi masyarakat. Bank Indonesia (sekarang Undang-undang perbankan Nomor 7 Tahun
Otoritas Jasa Keuangan), perlu secara terus- 1992 yang diperbaharui dengan Undang-
menerus meningkatkan kegiatan edukasi undang Nomor 10 Tahun 1998. Apabila
kepada masyarakat secara terstruktur, kejahatan praktik bank dalam bank, banknya
terencana dan terkordinasi dengan sudah mendapat izin resmi dari pimpinan Bank
memberikan pengetahuan dan meningkatkan Indonesia, tetapi dalam praktik bank itu secara
pemahaman serta prinsif kehati-hatian atas internal menjalankan usaha bank dengan
segala risiko tugas dan fungsi bank serta menarik/menggunakan dana masyarakat untuk
semua layanan produk dan jasa bank. diselewengkan/disalahgunakan untuk
Tingkat kewaspadaan/kehatihatian dari kepentingan memperkaya diri pribadi dan
masyarakat jangan cepat terpancing dan kelompok/groupnnya. Dengan modus
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
720 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
memberikan kredit ke kelompok/groupnya Perbankan adalah rahasia bank
bukan disalurkan pada masyarakat yang pengaturannya belum mamadai. Akibatnya
membutuhkan, dan dalam pemberian kredit kurang memberikan perlindungan hukum
tidak mengikuti ketentuan yang ditetapkan bagi pihak-pihak yang terkait, sehingga
bank, tanpa agunan yang jelas dan bunga yang dapat menimbulkan inefisiensi, karena
sebanding. banyaknya pertanyaan dan kasus-kasus
Munculnya kasus rahasia bank adalah karena pelaporan yang menyangkut rahasia bank.
pengaturannya yang masih kurang lengkap. Saran
Akibatnya kurang memberikan kepastian 1. Regulasi kerahasiaan bank tetap harus
hukum bagi pihak-pihak yang terkait. dijaga, tetapi harus ada pengecualian-
Ketidakpastian ini dapat menimbulkan pengecualian. Sehingga akses terhadap
inefisiensi, karena banyaknya pertanyaan dan data nasabah tidak kaku baik untuk
kasus-kasus pelaporan yang menyangkut perkara pidana maupun perkara perdata
rahasia bank. Masalah rahasia bank yang juga khususnya mengenai harta bersama dalam
terkait dengan pihak peradilan adalah perkawinan.
mengenai pemberian keterangan yang bersifat 2. Pengecualian rahasia bank sesuai dengan
rahasia bank dalam sidang pengadilan terbuka Undang-Undang Perbankan, adalah
untuk umum. Apabila para pihak yang untuk kepentingan perpajakan, untuk
berperkara, terdakwa atau pengacaranya penyelesaian piutang bank yang sudah
mengungkapkan keterangan yang bersifat diserahkan kepada Badan urusan Piutang
rahasia bank, keterangan tersebut dapat dan Lelang Negara/Panitia Urusan,
diketahui oleh publik karena sidang Piutang Negara untuk kepentingan
pengadilan terbuka untuk umum. peradilan dalam perkara pidana, atas
permintaan, persetujuan atau kuasa dari
PENUTUP nasabah penyimpan yang dibuat secara
Kesimpulan tertulis
1. Kerahasiaan itu diperlukan untuk DAFTAR PUSTAKA
kepentingan bank, dimana bank [1] E.C.W. Neloe, Pemberian Kredit Bank
memerlukan kepercayaan dari masyarakat Menjadi Tindak Pidana Korupsi, Jakarta,
yang menyimpan uang. Lingkup rahasia 2012
bank memang menyangkut simpanan [2] Fransisca Claudya Mewoh, dkk, “Analisis
nasabah. Ketentuan rahasia bank menurut Kredit Macet”, Jurnal Administrasi
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Bisnis, 2012.
berlaku bukan saja menyangkut keadaan [3] Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional
keuangan dari nasabah penyimpan dana Indonesia, Kencana Prenada Media
(pasiva bank), tetapi berlaku pula bagi Group, Jakarta, 2013
kredit yang diperoleh oleh nasabah debitur [4] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan
dari bank tersebut (aktiva bank). Hal Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, 2015,
tersebut berdasarkan penjelasan Pasal 44 Jakarta
ayat (1) dan ayat (2) yang berkaitan [5] Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana,
dengan informasi antara bank mengenai Rineka Cipta, Jakarta, 2018
kredit. [6] Muhammad Djumhana, Memerangi
2. Kendala Penerapan Prinsip Kerahasiaan Pencucian Uang, Jurnal Hukum Bisnis,
Bank Terhadap Tindak Pidana Vol.16, November 2012
Penggelapan Oleh Pemegang Jabatan Di [7] Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern:
Bagian Kredit Dihubungkan Undang- Buku Kesatu, PT Citra Aditya Bakti,
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Bandung, 2013
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2021 721
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[8] Neni Sri Imaniyati, Pengantar Hukum
Perbankan Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, 2010
[9] O.P. Simorangkir, Etik dan Moral
Perbankan, Ind Hill, Jakarta, 2013
[10] P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang,
Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap
Harta Kekayaan, Sinar Grafika, Jakarta,
2012
[11] Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum
Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011
[12] Ramlan Ginting, Pengaturan Pemberian
Kredit Bank Umum, Diskusi Hukum
Aspek Hukum Perbankan, Perdata, dan
Pidana Terhadap Pemberian Fasilitas
Kredit Dalam Praktek Perbankan di
Indonesia, Jakarta, 2011
[13] Rani Sri Agustina, Rahasia Bank, Keni
Media, Bandung, 2016
[14] Sigit Triandaru, Totok Budisantoso, Bank
dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba
Empat, Jakarta, 2016.
[15] Sutan Remi Syahdeini, Kebebasan
Berkontrak dan Perlindungan Yang
Seimbang Bagi Para Pihak Dalam
Perjanjian Kredit Bank di Indonesia,
Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 2013.
[16] Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam
Hukum Pidana. Penerbit Nusa Media,
Bandung. 2011
[17] Tongat. Hukum Pidana Materil, UMM
Press. Malang. 2016.
[18] Topo Santoso, Kriminologi, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
722 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)