Anda di halaman 1dari 1

Menurut Saudara Apakah identitas nasabah juga termasuk dalam rahasia bank ?

Silahkan berdiskusi

Jawaban :

Iya identitas nasabah termasuk dalam rahasia bank. Hal ini diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun
1998 tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan) diatur secara jelas hal tersebut pada Bab
VII tentang Rahasia Bank. Pasal 40 UU Perbankan menyatakan bahwa ‘bank wajib merahasiakan
keterangan tentang Nasabah Penyimpan dan simpanannya…….”

Sejalan dengan hal tersebut diatas, dipertegas lagi dengan surat edaran dari OJK dengan mengeluarkan
Surat Edaran No. 14/SEOJK.07/2014 tentang Kerahasiaan dan Keamanan Data Dan/Atau Informasi
Pribadi Konsumen. Surat Edaran ini dikeluarkan sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan
Ototritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.
Pada prinsipnya, Surat Edaran OJK dan POJK di atas mengatur agar para Pelaku Usaha Jasa Keuangan
(PUJK), termasuk bank, wajib melindungi data dan atau informasi pribadi konsumen dan melarang
dengan cara apapun untuk memberikan data dan atau informasi pribadi konsumen tersebut kepada
pihak ketiga.

Namun demikian, ada beberapa kondisi di mana bank wajib membuka data nasabah.  Bank bahkan bisa
dikenakan sanksi jika tidak memberikan data nasabah tersebut ketika diperlukan. Di bawah ini akan
dijelaskan secara singkat beberapa kondisi di mana bank diwajibkan  membuka data nasabah.

Pertama, untuk kepentingan perpajakan.

Kedua, untuk kepentingan penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang

Ketiga, untuk kepentingan dalam perkara pidana. Dalam konteks kepentingan hukum pidana, polisi, jaksa
dan hakim dapat memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada
bank. Sama halnya dengan proses di atas, pihak polisi, jaksa dan hakim harus mengajukan izin secara
tertulis kepada OJK dengan menyebutkan nama dan jabatan secara jelas.

Keempat, dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahanya. Dalam perkara ini, direksi bank dapat
memberikan keterangan kepada Pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang bersangkutan dan
informasi lainnya yang relevan dengan perkara tanpa memerlukan izin dari OJK.

Kelima, terkait tukar menukar informasi antar bank. (Pasal 44 UU Perbankan) Berdasarkan penjelasan
Pasal 44, tukar menukar informasi antar bank diperbolehkan dengan tujuan untuk “memperlancar dan
mengamankan kegiatatan usaha bank, antara lain guna mencegah kredit rangkap serta mengetahui
keadaan dan status dari suatu bank yang lain.  Dengan demikian bank dapat menilai tingkat risiko yang
dihadapi, sebelum melakukan suatu transaksi dengan nasabah atau dengan bank lain.”

Keenam, atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari Nasabah Penyimpan yang dibuat secara tertulis
dan permintaan ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan yang telah meninggal dunia

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bank pada prinsipnya adalah lembaga
kepercayaan, wajib menjaga kepercayaan nasabahnya dengan merahasiakan seluruh informasi yang
berhubungan dengan nasabah penyimpan dan simpanannya pada bank. Namun, dalam kondisi tertentu
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bank dibolehkan untuk memberikan informasi terkait data
nasabah penyimpan dan simpanannya sesuai dengan mekanisme yang telah diatur.

Referensi :

Lestari, Murti (2022 ) . Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank . Universitas Terbuka

https://business-law.binus.ac.id/2017/09/30/data-nasabah-bank-rahasiahkah/

Anda mungkin juga menyukai