Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bong Iko

NIM : 20200401350

Kerahasiaan Bank
Mengenai sifat rahasia bank, ada dua teori yang dikemukakan, yaitu teori yang mengatakan rahasia bank
yang bersifat mutlak (absolute theory) dan teori yang mengatakan bersifat relatif (relative theory).
Kedua teori ini berpegang pada alasan atau argumentasinya. Berikut teori mengenai kekuatan
berlakunya asas rahasia bank.

Pihak-pihak yang Berkewajiban Memegang Teguh Rahasia Bank Menurut Pasal 47 ayat (2) UU No. 10
tahun 1998, pihak-pihak yang memegang teguh rahasia bank adalah:

1. anggota dewan komisaris bank;

2. anggota direksi bank;

3. pegawai bank (semua karyawan yang memiliki akses ataupun tidak memiliki akses);

4. Pihak terafiliasi lainnya dari Bank

Pengecualian terhadap Rahasia Bank Secara umum, kerahasiaan berkaitan dengan kepercayaan maka
rahasia bank diperlukan sebagai salah satu faktor untuk menjaga kepercayaan nasabah penyimpan.
Mengingat kerahasiaan bank tersebut ditujukan untuk menjaga kepercayaan nasabah penyimpan, tidak
berlebihan apabila Bank Indonesia dalam pengaturan rahasia bank, menentukan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan
dan Tata Cara Pemberian Perintah Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank bahwa keterangan mengenai
nasabah selain nasabah penyimpan bukan merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan oleh bank.

I. Pihak Terafi liasi Lainnya dan Pengecualian atas Kewajiban Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 ayat
(22) Undang-Undang No. 10 tahun 1998, yang dimaksud pihak terafiliasi dalam Perbankan Umum:

1. anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank.

2. anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank, khusus bagi
bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum
dan konsultan lainnya;

4. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta memengaruhi pengelolaan bank, antara lain
pemegang saham dan keluarganya, keluarga Komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi, keluarga
pengurus.
G. Rahasia Bank sebagai Perlindungan Hukum Faktor Kriminogen dan Kendala dalam Pengungkapan
Kejahatan Bank 1. Rahasia Bank sebagai Perlindungan Hukum Rahasia bank sebagai perlindungan
hukum, baik dari ketentuan dalam UU No. 7 tahun 1992 dan dengan perubahan dalam UU No. 10 tahun
1998, telah memberi perlindungan hukum kepada data keuangan dan keterangan lain dari nasabah.
Hanya saja dalam UU No. 10 tahun 1998, perlindungan hukum tersebut diberikan kepada pihak nasabah
penyimpan, tidak lagi diberi perlindungan pada data keuangan dan hal lainnya nasabah debitur. Lebih
lanjut, sehubungan dengan pelindungan hukum ini adalah ancaman pidana yang tercantum dalam Pasal
47 dan 47A UUP 1998.

Pasal 47 ayat (1) memberi ancaman dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling
lama 4 tahun dengan denda sekurang-kurangnya Rp 10 miliar dan paling banyak Rp 200 miliar, terhadap
orang yang tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Bank Indonesia sebagaimana yang dimaksud
atau pihak terafiliasi untuk memberikan keterangan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 40.

Pasal 40 ayat (2) mengancam dengan pidana denda sekurangkurangnya Rp 4 milyar dan paling banyak 8
milyar terhadap Anggota Dewan Komisaris, Direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya dengan
sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut Pasal 40. Dari ketentuan di atas
terlihat bahwa perlindungan hukum yang diberikan oleh undang-undang cukup kuat untuk menjaga agar
tidak terjadi pembocoran rahasia bank tersebut. Kewajiban bank untuk menyimpan rahasia dari nasabah
didasarkan pada hal berikut.

a. Hak setiap orang atau badan untuk tidak mencampuri dalam masalah yang bersifat pribadi (personal
privacy).

b. Hak yang timbul dari hubungan perikatan antara bank dan nasabahnya wajib dan dengan iktikad baik
wajib untuk melindungi kepentingan nasabahnya.

c. Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat.
Dengan demikian, pengetahuan bank mengenai keuangan nasabah tidak disalahkan dan wajib dijaga
oleh bank.

Anda mungkin juga menyukai