1. Pidana penjara minimal 2 tahun dan maksimal 4 tahun serta denda minimal 10 milyar
rupiah dan maksimal 200 milyar rupiah. Hal ini diancam terhadap barangsiapa yang
tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari pimpinan BI seperti yang dimaksud Ps.
41, 41A dan 42, dengan sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi untuk memberikan
keterangan sbgm yang dimaksud dalam Ps 40 UU Perbankan. (lihat Ps 47 ayat (1) UU
Perbankan).
2. Pidana penjara minimal 2 tahun dan maksimal 4 tahun serta denda minimal 4 milyar
dan maksimal 8 milyar. Hal ini diancam terhadap para anggota dewan komisaris, direksi,
pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan
yang wajib dirahasiakan menurut Ps 40 UU Perbankan (lihat Ps 47 ayat (2) UU
Perbankan).
3. Pidana penjara minimal 2 tahun dan maksimal 7 tahun serta denda minimal 4 mlyar
dan maksimal 15 milyar rupiah. Hal ini diancam terhadap anggota dewan komisaris,
direksi atau pegawai bank yang dengan sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib
dipenuhi sbgm dimaksud dalam Ps 42A dan 44A U Perbankan (lihat Ps 47A UU
Perbankan).
F. Rekening bank dapat diblokir
Rekening seorang nasabah bank ybs. Merupakan rahasia bank yang hrs dijaga baik-
baik oleh bank, tetapi kadangkala pihak yang berwenang, berkepentingan untuk
melakukan sesuatu terhadap rekening ybs., misalnya apabila terdapat dugaan bahwa
orang si pemilik rekening melakukan kejahatan yang oleh hukum diberi kemungkinan
agar seluruh milik nasabah termasuk rekening bank tersebut disita oleh pengadilan.
Ataupun uang dalam rekening itu sendiri diduga sebagai hasil dari kejahatan, misalnya
hasil dari pencucian uang (money Laundring).
Jadi, walaupun rekening bank merupakan rahasia bank, seperti bila merupakan hal-hal
yang oleh undang-undang diberikan kemungkinan untuk dibuka rahasia, diperbolehkan,
asalkan dilakukan menurut prosedur yang ditetapkan oleh undang-undang.
G. Kredit macet
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998, dengan tegas ditentukan bahwa yang termasuk
ke dalam kategori rahasia bank hanyalah informasi mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya. Jadi, informasi mengenai nasabah debitur atau kreditur tidak tergolong ke
dalam kategori rahasia bank (Ps 40 ayat (1) UU Perbankan).
H. Informasi antarbank
Tujuan tukar menukar informasi antarbank dapat dilihat dalam Penjelasan Ps 44 UU
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, yaitu :
“untuk memperlancar dan mengamankan kegiatan usaha bank, antara lain guna
mencegah kredit rangkap serta mengetahui keadaan dan status bank lain,
dengan demikian bank dapat menilai tingkat risiko yang dihadapi, sebelum
melakukan suatu transaksi dengan nasabah atau dengan bank lain”.
Sebelum adanya ketentuan bahwa keadaan keuangan nasabah boleh diberitahukan kepada
bank lain dalam rangka tukar menukar informasi antarbank, BI telah mengeluarkan surat
edaran no.3/859/UPPB/PbB tanggal 4 Desember 1967 perihal informasi antarbank dan
laporan keadaan keuangan bank. Menurut Surat edaran ini, informasi antarbank antara
lain :
Segala macam informasi yang lazim diperlukan antar
bank, sepanjang hal tersebut tidak menyangkut hal-
hal yang telah ditetapkan sebagai rahasia bank.