Anda di halaman 1dari 2

HKUM4308-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4308/Hukum Perbankan dan Tindak Pidana
Pencucian Uang
Tugas :2

Jawaban:

1. Prinsip kehati-hatian sebagai salah satu prinsip dalam kegiatan usaha bnak di
Indonesia wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank. Prinsip kehati-hatian
(prudential principle) tersebut mengharuskan pihak bank untuk selalu
waspada dan hati-hati dalam menjalankan usahanya, dalam arti harus selalu
konsisten dan taat dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan
dibidang perbankan berdasarkan profesionalisme dan itikad baik. Prinsip
kehati-hatian wajib diterapkan oleh bank sebelum permohonan kredit
dikabulkan. Hal ini dimaksudkan agar bank terhindar dari kendala-kendala
serta dampak negatif apabila sampai muncul kredit bermasalah atau kredit
macet terkait dengan pemberian kredit tersebut. Keadaan ini akan berdampak
buruk pada manajemen dan pengelolaan intern bank, yang nantinya akan
mempengaruhi kesehatan dan kinerja dari bank itu sendiri.

Pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit oleh bank


dapat dilihat pada kasus pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) yang pernah terjadi di Indonesia pada masa Orde Baru. Dengan
adanya pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit oleh bnak
menimbulkan akibat hukum, dimana kepada pihak yang melakukan
pelanggaran itu dapat diberikan sanksi hukum berupa sanksi pidana paling
banyak Rp.100.000.000.000,-. Sebagaimana diatur Pasal 49 ayat 2 huruf b
Undang -Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

2. Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan


mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Masyarakat akan
mempercayakan dananya pada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila
dilindungi keterangan mengenai identitas nasabah seperti nama, alamat, dan
nomor rekening penyimpan pada suatu bank dan simpanannya. Di dalam
Undang -Undang No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa rahasia Bank adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpanan dan simpananya. Rahasia bank akan dapat lebih dipegang teguh
oleh bank apabila ditetapkan bukan sekedar hanya sebagai kewajiban di antara
bank dan nasabah, tetapi ditetapkan sebagai kewajiban pidana. Bila hanya
ditetapkan sebagai kewajiban belaka,maka kewajiban bank itu menjadi kurang
kokoh karena kewajiban akan secara mudah dapat disimpangi. Orang hanya
akan mempercayakan uangnya pada bank, apabila dari bank ada jaminan
bahwa pengetahuan bank tentang simpanan yang ada di bawah
pengawasannya tidak akan disalahgunakan. Dengan adanya pasal tersebut
diberi ketegasan bahwa bank harus memegang teguh rahasia bank. Walaupun
demikian, untuk kepentingan umum dan negara dapat diadakan pengecualian
terhadap ketentuan tersebut, tanpa mengurangi kepercayaan masyarakat,
bahwa pengetahuan tentang simpanannya di bank akan disalahgunakan.
Ketentuan rahasia bank yang diatur dalam Pasal 40 UU 10/1998 ternyata juga
dikecualikan dalam UU TPPU. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 45 UU TPPU
sebagai berikut:

Dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-


Undang ini, terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kode etik yang mengatur kerahasiaan.

Dalam Penjelasan Pasal 45 UU TPPU dijelaskan bahwa yang dimaksud


dengan “kerahasiaan” antara lain rahasia bank, rahasia non-bank, dan
sebagainya.

Selain itu, perlu kita ketahui bahwa untuk kepentingan pemeriksaan dalam
perkara tindak pidana pencucian uang, penyidik, penuntut umum, atau hakim
berwenang meminta pihak pelapor untuk memberikan keterangan secara
tertulis mengenai harta kekayaan dari:

orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada penyidik;

tersangka; atau terdakwa.

3.

Anda mungkin juga menyukai