Edisi Ke- :
1 0,41 100 41 24
2 0,32 100 32 24
Modul 3
3 3 0,27 100 27 24 35
KB 1
4 0,24 100 24 24
5 0,01 100 1 24
Nim : 043811992
Hitunglah nilai Π1 dan Π1 kumulatif serta pada jam ke berapakah keuntungan kumulatif terjadi?
Mengapa demikian!
Jawab :
Produsen akan menambah jumlah tenaga kerja bila nilai produktivitas marjinal tambahan 1
tenaga kerja melebihi upah tenaga kerja. Produsen akan cenderung menambah jumlah tenaga kerja
ketika nilai produktivitas marjinal (Π1) tambahan 1 tenaga kerja melebihi upah tenaga kerja (W). Hal
ini disebabkan oleh adanya dorongan untuk meningkatkan profitabilitas atau keuntungan produksi.
Jika nilai Π1 > W, maka setiap penambahan tenaga kerja akan menghasilkan output tambahan yang
lebih besar daripada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja tersebut.
Dengan kata lain, penggunaan tenaga kerja tambahan akan meningkatkan margin profit per unit
produksi. Oleh karena itu, produsen akan cenderung menambah jumlah tenaga kerja dalam upaya
meningkatkan profitabilitas. Namun, jika nilai Π1 < W, maka setiap penambahan tenaga kerja akan
menghasilkan output tambahan yang lebih kecil daripada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk
membayar upah tenaga kerja tersebut. Dalam hal ini, penggunaan tenaga kerja tambahan akan
menurunkan margin profit per unit produksi. Oleh karena itu, produsen akan cenderung mengurangi
penggunaan tenaga kerja atau mempertahankan jumlah tenaga kerja yang ada untuk
memaksimalkan profitabilitas. Dalam pengambilan keputusan untuk menambah atau mengurangi
jumlah tenaga kerja, produsen juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti tingkat
permintaan pasar, biaya produksi lainnya, dan persaingan industri.
Jadi, kondisi optimal yang membuat produsen bisa menikmati keuntungan maksimal (kerugian
minimal) adalah: VMP = w
Apabila VMP > w , produsen menambah jumlah tenaga kerja. Apabila VMP < w , produsen
mengurangi penggunaan tenaga kerja. Jumlah penggunaan tenaga kerja yang pas (optimal)
memerlukan syarat hingga VMP = w
Dalam kondisi optimal produksi, produsen akan memilih tingkat produksi di mana nilai produktivitas
marjinal (VMP) sama dengan upah tenaga kerja (w). Ini disebut dengan kondisi VMP = w. Dalam
kondisi ini, setiap penambahan tenaga kerja akan memberikan nilai tambahan (VMP) yang sama
dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja (w), sehingga produsen
dapat mencapai profitabilitas maksimal atau kerugian minimal. Kondisi optimal produksi merupakan
konsep penting dalam teori ekonomi mikro dan sering digunakan dalam analisis produksi dan
pengambilan keputusan produsen. Namun, perlu diingat bahwa dalam prakteknya, faktor-faktor lain
seperti tingkat permintaan pasar, biaya produksi lainnya, dan persaingan industri juga dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan produksi oleh produsen.
Formula ini adalah salah satu bentuk fenomena price allocation theory. Produsen akan
mengalokasikan dananya pada tenaga kerja bergantung pada harga tenaga kerja (upah). Upah tinggi
mencerminkan kelangkaan tenaga kerja. Produsen harus mengalokasikan dananya hingga nilai
produktivitas marjinal jam terakhirnya sama dengan harga tenaga kerja per jam.
Tabel berikut mengilustrasikan kondisi optimal ini. Kondisi optimal menghasilkan keuntungan
maksimal dan kerugian minimal.
Tabel diatas keuntungan kumulatif maksimum terjadi apabila perusahaan menyewa tenaga kerja
hingga jam ke 4. (Pada jam ketiga, perusahaan masih bisa menambah keuntungan karena VMPL > w.)
Kondisi ini menjadi semakin relevan dalam konteks ilustrasi yang kontiniu. Apabila perusahaan
meneruskan menyewa tenaga kerja hingga pada jam ke lima, keuntungan perusahaan akan
menurun.
Apabila diasumsikan bahwa jam ke lima sudah termasuk kategori lembur sehingga ongkos lembur
per jam menjadi 48 (dua kali 24), perusahaan akan menderita kerugian. Perusahaan biasanya
menyiasati masalah jam lembur ini dengan mengganti pegawai yang masih segar pada jam kelima.
Referensi :
Arsyad, L. (2023). Ekonomi Manajerial. Universitas Terbuka.