5 0,01 100 1 24
Hitunglah nilai Π1 dan Π1 kumulatif serta pada jam
ke berapakah keuntungan kumulatif terjadi?
Mengapa demikian!
JAWABAN
Namun, prinsip keuntungan maksimal ini hanya berlaku dalam jangka pendek. Dalam
jangka panjang, perusahaan harus mempertimbangkan faktor lain seperti investasi,
teknologi, dan strategi pemasaran. Perusahaan harus mempertimbangkan besarnya
biaya tetap dan biaya variabel dalam jangka panjang sehingga dapat memperoleh
keuntungan maksimum dalam jangka panjang.
Jadi, ketika MR = MC, artinya keuntungan tambahan yang dihasilkan oleh penjualan
satu unit tambahan sama dengan biaya tambahan yang ditanggung perusahaan untuk
memproduksi satu unit tambahan. Oleh karena itu, pada titik ini, keuntungan perusahaan
akan mencapai puncaknya.
Namun, jika MR> MC, maka setiap unit produk tambahan akan menghasilkan
pendapatan yang lebih besar daripada biaya tambahan yang ditanggung perusahaan untuk
memproduksi satu unit tambahan. Dalam hal ini, perusahaan harus meningkatkan produksi
untuk memaksimalkan keuntungan tambahan. Sedangkan, ketika MR < MC, artinya biaya
tambahan yang ditanggung perusahaan untuk memproduksi satu unit produk tambahan lebih
besar dari pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan satu unit tambahan. Dalam
hal ini, perusahaan harus mengurangi produksi untuk memaksimalkan keuntungan.
Apabila MR = MC, artinya setiap tambahan unit produk A yang dijual menghasilkan
keuntungan yang sama dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksi unit
tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus memproduksi lebih banyak unit produk A
karena setiap tambahan unit yang dijual akan memberikan keuntungan yang sama dengan
biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksinya.
Namun, apabila MR > MC, artinya keuntungan tambahan yang diperoleh dari
penjualan unit tambahan produk A lebih besar daripada biaya tambahan yang dikeluarkan
untuk memproduksinya. Dalam hal ini, perusahaan harus memproduksi lebih banyak unit
produk A untuk memperoleh keuntungan maksimum.
Sementara itu, apabila MR < MC, artinya biaya tambahan yang dikeluarkan untuk
memproduksi unit tambahan produk A lebih besar daripada keuntungan tambahan yang
diperoleh dari penjualan unit tambahan tersebut. Dalam hal ini, perusahaan harus
mengurangi produksi unit produk A agar tidak mengalami kerugian.
Elastisitas permintaan inelastik terjadi ketika perubahan harga tidak memiliki dampak
yang signifikan pada permintaan barang atau jasa tersebut. Artinya, konsumen masih
tetap membeli barang atau jasa tersebut meskipun harganya naik. Hal ini biasanya terjadi
pada barang atau jasa yang dianggap penting atau tidak dapat dihindari oleh konsumen,
seperti bahan bakar kendaraan, obat-obatan, dan bahan pangan.
Sedangkan, elastisitas permintaan elastik terjadi ketika perubahan harga berdampak
signifikan pada jumlah permintaan barang atau jasa tersebut. Konsumen akan cenderung
beralih ke barang atau jasa sejenis yang lebih murah jika harga barang atau jasa tersebut
naik. Contoh dari barang atau jasa dengan elastisitas permintaan elastik adalah barang-
barang mewah, seperti mobil dan perhiasan.
Elastisitas permintaan unitary terjadi ketika perubahan harga memiliki dampak yang
sama dengan perubahan jumlah permintaan. Dalam hal ini, persentase perubahan harga
sama dengan persentase perubahan jumlah permintaan. Contoh dari barang atau jasa dengan
elastisitas permintaan unitary adalah bahan-bahan pokok, seperti beras dan gula.
Dalam hal ini, konsep elastisitas permintaan sangat penting bagi produsen dalam
menentukan harga suatu barang atau jasa. Jika produsen menetapkan harga yang terlalu
tinggi dan membuat elastisitas permintaan elastik, maka jumlah permintaan akan turun dan
perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika produsen menetapkan
harga yang terlalu rendah dan membuat elastisitas permintaan inelastik, maka perusahaan
juga tidak akan memperoleh keuntungan yang optimal. Oleh karena itu, produsen harus
mempertimbangkan elastisitas permintaan suatu barang atau jasa dalam menentukan harga
agar dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Jika elastisitas permintaan suatu barang atau jasa tinggi, artinya bahwa permintaan akan
sangat sensitif terhadap perubahan harga atau faktor lain. Sebaliknya, jika elastisitas
permintaan rendah, artinya bahwa perubahan harga atau faktor lain hanya sedikit
mempengaruhi permintaan.
Namun, jika permintaan suatu produk sangat tidak elastis, menurunkan harga
mungkin tidak meningkatkan penjualan atau bahkan dapat merugikan keuntungan
perusahaan.
Sebagai contoh, elastisitas permintaan pada produk makanan ringan dapat sangat
tinggi, karena konsumen lebih cenderung membeli makanan ringan dengan harga yang
lebih murah. Namun, pada produk makanan khusus yang hanya tersedia di toko tertentu,
elastisitas permintaannya mungkin lebih rendah, karena konsumen yang ingin membeli
produk tersebut kemungkinan besar akan membelinya bahkan jika harganya lebih tinggi.
3. Untuk menghitung nilai Π1 dan Π1 kumulatif, kita perlu mengetahui beberapa variabel
sebagai berikut:
MPL: Marginal Product of Labor (Produk Marginal Tenaga Kerja)
P: Harga Satuan Produk
VMPL: Value of Marginal Product of Labor (Nilai Produk Marginal Tenaga Kerja)
W: Upah Tenaga Kerja
Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa keuntungan kumulatif pertama kali terjadi
pada jam ke-3, ketika nilai Π1 kumulatif berubah dari positif menjadi negatif. Oleh karena
itu, keuntungan kumulatif terjadi pada jam ke-3.