Anda di halaman 1dari 16

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN PASAR MONOPOLI

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Ekonomi Makro Dan Mikro

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Agus Eko Sujianto, SE., MM.

Disusun oleh :

1. M Rivan Ardana (1860402231055)


2. Kirana Noris Sagita (1860402231049)
3. Nazala Fairis Sakinah (1860402231048)

KELAS ES 2 E

EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

MARET 2024
KATA PENGANTAR

Pertama – tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT. karena
tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Agus Eko Sujianto, SE., MM selaku dosen
pengampu mata kuliah Ekonomi Makro Dan Mikro yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data – data dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA DAN PASAR MONOPOLI” Semoga resume ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para
pembacanya guna dapat memperluas wawasan.

Kami mengakui ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
seluruh pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan karya ini. Semoga makalah ini dapat
membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua.

Tulungagung 21 Maret 2024

Penyusun

ii
A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena dianggap
sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Perekonomian
merupakan pasar persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prateknya tidaklah mudah untuk
menentukan jenis industri yang struktur organisasinya digolongkan kepada persaingan
sempurna yang murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori.

1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna


 terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
 Perusahaan adalah pengambil harga (price taker) berarti suatu perusahaan yang ada
di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Harga barang
di pasar ditentukan oleh interaksi di antara keseluruhan produsen dan keseluruhan
pembeli.
 Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
 Menghasilkan barang serupa (barang identical atau homogemous)
 Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna
mengenai produk dan harga barang yang dijual. Sehingga konsumen tidak akan
mengalami pelakuan harga jual yang berbeda dari setiap perusahaan lainnya.
2. Permintaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga
jual dikarenakan jumlah barang perusahaan relatif sangat kecil dibanding barang pasar,
sehingga berapapun barang yang dijua perusahaan maka harga relatif tidak berubah.
Sehingga kurva permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu berbentuk garis
lurus horizontal seperti yang terlihat diagram dibawah ini.

1
3. Hasil Penjualan Marjinal, Rata-rata dan Total
a. Hasil Penjualan Rata-rata
Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan tujuan untuk menjelaskan
tentang jumlah permintaan terhadap sesuatu barang pada berbagai tingkat harga.
Dalam menganalisis kegiatan perusahaan, menunjukkan pula hasil penjualan rata-
rata yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksinya. Untuk suatu
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah
seperti yang ditunjukan dalam gambar berikut.

b. Hasil Penjualan Marjinal


Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui
dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah

2
pengertian hasil penjualan marjinal (MR), yaitu tambahan hasil penjualan yang
diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksikannya.
Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga hasil penjualan
rata-rata hasil penjualan marjinal.
c. Hasil Penjualan Total
Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang yang
diproduksikannya dinamakan hasil penjualan total (Total Revenue). Telah
diterangkan bahwa dalam pasar persaingan sempurna harga tidak akan berubah
walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini
menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus.
4. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek
Dalam analisis jangka pendek, maksimalisasi keuntungan perusahaan yang ada
di pasar persaingan sempurna, dapat ditunjukan dengan:
a. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total Dengan cara ini
keuntungan maksimal dapat tercapai abalila perbedaan nilai antara penjualan total
dengan biaya total yang paling maksimum. Artinya pencapaian keuntungan
maksimum adalah sama dengan: Keuntungan Hasil Penjualan Total - Biaya
produksi Total.
b. Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Maksimalisasi laba dengan cara ini dilihat dari kondisi dimana biaya marijinal (MC)
sama dengan keuntungan majinal (MR) atau MR = MC. Jika perusahaan dari data
yang dipunyainya berada dalam kondidi MR > MC, maka yang dilakukan adalah
menambah produksi untuk meningkatkan keuntungan, sebaliknya jika MC MR
maka tambahan produksi malah mengurangi keuntungan sehingga perusahaan
cenderung mengurangi produksi. Artinya kondisi yang paling menguntungkan
adalah MR- MC. Untuk kondisi ini keuntungan dirumuskan dengan: Tambahan
untung = Tambahan Penjualan Total - Tambahan biaya.

3
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dengan cara yang pertama
keuntungan maksimum peusahaan adalah pada saat produk sebanyak 4 dan 5
dimana TR-TC sama dengan 700. Sedangkan dengan cara kedua, keuntungan
maksimum adalah saat perusahaan memproduksi sebanyak 5 dimana MC - MR 600.
Penentuan keuntungan maksimum juga dapat digambar dengan grafik berikut:

Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan


atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu:

 Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)


 Mendapat untung normal. Perusahaan akan mendapat untung luar biasa apabila
harga lebih tinggi dari biaya rata-rata yang paling minimum. Keuntungan seperti
4
ini hanya akan berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang adanya
keuntungan tersebut akan menarik kemasukan perusahaan-perusahaan baru.
Maka penawaran barang akan bertambah dan ini mengakibatkan penurunan
harga sehingga akhirnya keuntungan luar biasa tersebut tidak wujud lagi.
 Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah Perusahaan
mengalami kerugian tetapi masih dapat beroperasi, yaitu harga adalah lebih
rendah dari biaya total rata-rata, tetapi lebih tinggi dari biaya berubah rata-rata.
Dalam keadaan seperti ini perusahaan akan meneruskan usahanya, karena kalau
tidak akan mengalami kerugian yang lebih besar lagi, yaitu sebanyak biaya tetap
yang dikeluarkannya.
 Dalam keadaan menutup atau membubarkan Perusahaan. Perusahaan akan
menutup usahanya berlaku apabila hasil penjualan hanyalah sebesar atau kurang
dari biaya berubah. Sekiranya perusahaan menghadapi keadaan seperti ini, tidak
ada gunanya bagi perusahaan untuk meneruskan kegiatan memproduksi.
5. Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kebaikan Pasar persaingan Sempurna
 Memaksimumkan efisiensi. Dalam analisis ekonomi efisiensinya terletak pada
penggunaan sumber-sumber daya yang paling efisien dalam artian seluruh
sumber daya yang ada digunakan dan penggunaannya telah memaksimumkan
kesejahteraan Masyarakat
 Kebebasan bertindak dan memilih. Dalam pasar persaingan sempurna tidak
seorangpun memiliki kekuasaan unt mengatur harga, jumlah produksi dan jenis
barang yang diproduksinya, begitu pula dalam menentukan faktor-faktor
produksi yang akan digunakan dan corak pengalokasiannya, dalam hal ini
efisiensilah yang akan menentukan pengalokasiannya.
b. Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
 Tidak mendorong inovasi. Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat
dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu
perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan yang kekal dari
mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut.
Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan
5
perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan
teknologi dan inovasi.
 Membatasi pilihan konsumen karena barang yang dihasilkan perusahaan-
perusahaan adalah 100% sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas
untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
 Biaya produksi mungkin lebih tinggi. Di dalam mengatakan biaya produksi
dalam pasar persaingan sempurna adalah paling minimum, tersirat (yang tidak
dinyatakan) pemisalan bahwa biaya produksi tidak berbeda. Pemisalan ini tidak
selalu benar.
 Distribusi pendapatan tidak merata. Suatu corak distribusi pendapatan tertentu
menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam masyarakat. Pola
permintaan tersebut akan menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber
daya. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari
penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan
tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara
efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kaya. 1

B. PASAR MONOPOLI
Pengertian monopoli berdasarkan UU anti monopoli adalah penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang dan atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku
usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Istilah monopoli itu berasal dari bahasa Yunani
yakni monos polein yang berarti menjual sendirian. Oleh sebab itu, para ahli berpendapat
bahwa monopoli terjadi bila output seluruh industri diproduksi dan dijual oleh satu
perusahaan saja. Sebagai penjual tunggal maka ia memiliki kekuatan untuk mengatur harga
(price maker). Contoh dari perusahaanperusahaan monopoli di Indonesia di antaranya PLN,
PAM, TELKOM, dan PT KAI 2. Dengan demikian ciri-ciri pasar monopoli:

1
Sri Rahayu and Utami Dinarossi, Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro, Universitas Muhammadiyah Palembang, 2015
<http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/14187/1/buku ajar teori ekonomi mikro.pdf>.
2
Ni’matul Fitria Mukaromah and Temmy Wijaya, ‘Pasar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan Tidak
Sempurna Dalam Perspektif Islam’, PROFIT: Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 4.2 (2020), 1–16
<https://doi.org/10.33650/profit.v4i2.1621>.
6
1. Hanya ada satu penjual saja di pasar.

2. Tidak mudah mencari barang pengganti (close substitute), sehingga konsumen harus
membeli kepada penjual yang hanya satu tersebut.

Pengusaha yang mempunyai posisi monopoli disebut monopolist. Monopolist


adalah price maker dalam arti perusahaan dapat menetapkan harga agar keuntungan-nya
maksimum. Posisi monopoli dapat dipertahankan karena adanya halangan memasuki pasar
yang dapat disebabkan oleh: (1) alasan ekonomis, (2) alasan hukum dan atau (3)
ketersediaan input. Di dalam kenyataan monopoli murni jarang terjadi. Beberapa jenis
barang/jasa yang hanya disediakan oleh pemerintah, misalnya pertahanan, pengumpulan
sampah, telekomunikasi dan sebagainya sering dipakai sebagai contoh monopoli. Namun
masyarakat dapat menemukan barang/jasa pengganti walaupun dengan nama berbeda.

1. Kurva Permintaan Monopoli dan Penerimaan Marjinal


Dalam monopoli permintaan pasar merupakan permintaan perusahaan karena
monopolis merupakan satu-satunya penyedia barang tertentu di pasar. Kurva permintaan
monopolis yang juga merupakan kurva permintaan pasar mempunyai slope negatip (miring
dari kiri atas ke kanan bawah); yang berbeda dengan kurva individual perusahaan pada
pasar persaingan sempurna yang elastis sempurna. Hal ini berarti monopolis dapat
mengendalikan harga di pasar:

 Kalau monopolis mengurangi penawaran barang, harga akan naik

 Kalau monopolis menambah penawaran barang, harga akan turun

Untuk menjelaskan perilaku Marginal Revenue dapat dilihat Tabel berikut.

Harga Jumlah Permintaan TR MR


(Rp) (kg) (Rp) (Rp)

600 1 600

500 2 1.000 400

7
400 3 1.200 200

300 4 1.200 0

200 5 1.000 -200

175 6 750 -250

Dari tabel di atas dapat dijelaskan beberapa hal berikut :

 MR < P untuk setiap tingkat output tertentu.

 Setiap tambahan penjualan satu unit akan mengakibatkan tambahan penerimaan yang
lebih rendah karena harga unit terakhir yang dijual lebih rendah dibandingkan dengan
harga sebelumnya.

Secara matematis: Fungsi permintaan, dinyatakan dengan Q = a - b P atau

P=a–bQ

TR = P x Q

= (a – b Q) x Q

= a Q – b Q2

MR = a – 2b Q,

Dibandingkan dengan fungsi permintaan :

 Mempunyai konstanta yang sama, yaitu “a”

 Secara grafik titik potong pada sumbu P sama, yaitu di “a”.

 Mempunyai slope 2 kali slope fungsi permintaan, b >< 2b.

 Titik potong MR pada sumbu datar tepat ½ dari kurva D (fungsi permintaan).

8
Secara grafik kurva permintaan dan marginal revenue dapat digambarkan sebagai berikut :

Tanda (X) berarti panjangnya sama.

Dari gambar di atas pada saat produksi 𝑄1 :

 Tingkat harganya, P = 𝑃1
 Besarnya penerimaan marjinal, MR = 𝑀𝑅1
 Apabila kuantitas lebih besar dari 𝑸𝟏 , maka harga akan turun demikian juga
penerimaan marjinalnya.
 Sebaliknya apabila kuantitas lebih kecil dari 𝑸𝟏 ,, maka harga dan penerimaan marjinal
akan naik.
2. Keseimbangan Monopolis
Syarat keseimbangan bagi perusahaan yang mempunyai posisi monopoli sama
seperti pada pasar persaingan sempurna, yaitu: MC = MR. Bertitik tolak dari posisi MC =
MR tersebut, monopolis akan menetapkan harga dan kuantitas barang yang dijual. Hal ini
berbeda dengan perusahaan yang berada pada pasar persaingan sempurna yang tidak dapat
mempengaruhi harga dan hanya menentukan jumlah produksi. Selanjutnya dengan
diketahuinya kurva ATC akan dapat diketahui besarnya keuntungan ataupun kerugian yang
didapat oleh Monopolis. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut.

9
Dari diatas dapat diketahui keseimbangan monopolis :

 Posisi MC = MR di titik A.
 Di titik A, besar MR = MC = OB.
 Dari titik A di tarik ke bawah, monopolis menetapkan kuantitas sebesar 𝑄𝑂1 .
 Dari titik A ditarik ke atas memotong kurva per-mintaan di titik C.
 Dari titik C ditarik ke sumbu tegak, monopolis mene-tapkan harga sebesar 𝑃1
 Dengan kuantitas 𝑂𝑄1 , memotong kurva AC di D.
 Dari titik D ditarik ke sumbu tegak untuk mengetahui besarnya biaya ratarata yaitu
sebesar OE.
 Adapun keuntungan Monopolis ditunjukkan oleh :
TR = P x Q
= 𝑂𝑃1 x 𝑂𝑄1
= segi empat 𝑂𝑃1 𝐶𝑄1 .
TC = AC x Q
= OE x 𝑂𝑄1
= segi empat 𝑂𝐸𝐷𝑄1
π = TR – TC
= segi empat 𝑂𝑃1 𝐶𝑄1 - segi empat 𝑂𝐸𝐷𝑄1
= segi empat 𝐸𝑃1 𝐶𝐷.
Walaupun memegang posisi monopoli, dapat saja perusahaan tersebut mengalami
kerugian. Dalam hal mengalami kerugian, yang diupayakan monopolis adalah kerugian

10
minimum. Syaratnya tetap sama, yaitu MC = MR. Lebih jelas dapat dilihat pada Grafik
berikut :

Proses penetapan harga dan kuantitas seperti telah dijelaskan sebelumnya. Namun
dengan biaya rata-rata berada di atas kurva permintaan, monopolis akan mengalami
kerugian. Besarnya kerugian dapat dijelaskan sebaga berikut:

TR = P x Q

= 𝑂𝑃1 x 𝑂𝑄1

= segi empat 𝑂𝑃1 𝐶𝑄1 .

TC = AC x Q

= OE x 𝑂𝑄1

= segi empat 𝑂𝐸𝐷𝑄1

π = TR – TC

= segi empat 𝑂𝑃1 𝐶𝑄1 - segi empat 𝑂𝑃1 𝑂𝐸𝐷𝑄1

= segi empat 𝐸𝑃1 CD (rugi, karena TR < TC).

Secara matematis keseimbangan monopolis dapat di-jelaskan sebagai berikut: diketahui


fungsi permintaan pasar, Q = 200 – 2 P. Di pasar hanya ada satu penjual, yang mempunyai
fungsi total biaya, TC = 10 + 5Q + 2 Q2. Hitunglah penetapan harga, kuantitas dan
keuntungan agar monopolis memperoleH keuntungan maksimum.

Jawab:

Q = 200 – 2 P

2 P = 200 – Q

P = 100 – 0,5 Q

11
TR = P x Q

= (100 – 0,5 Q) x Q

= 100Q – 0,5 Q2

MR = 100 – Q, turunan pertama fungsi TR.

Dari fungsi TC dapat dicari MC.

TC = 10 + 5Q + 2 Q2

MC = 5 + 4 Q, turunan pertama fungsi TC.

Keuntungan maksimum monopolis :

MC = MR

5 + 4 Q = 100 – Q

5Q = 95

Q = 19.

Mencari P dari fungsi permintaan:

P = 100 – 0,5 Q

= 100 – 0,5 x 19

= 100 – 9,5

= 91,5

π = TR – TC

= (P x Q) – (10 + 5Q + 2 Q2)

= 1.738,5 – 827

= (1.738,5 – 827)

12
= 911,5

3. Alasan Larangan terhadap Monopoli


Monopoli sering dikatakan tidak baik bahkan dilarang. Alasan larangan monopoli
antara lain karena:
 Mengakibatkan terjadinya inefisiensi
 Berkurangnya kesejahteraan Masyarakat
 Menimbulkan konsentrasi kekuatan ekonomi. Monopoli karena kedudukannya akan
dapat mengendalikan kuantitas input dan output. Dalam masyarakat demokratis hal ini
tidak baik dilihat dari sisi pemerataan, keadilan, kualitas efisiensi ekonomi.
 Menghambat inovasi. Karena tidak ada persaingan, adanya monopoli akan menghambat
kemajuan teknologi. Karena sudah nyaman dengan memperoleh keuntungan,
pengusaha tidak terdorong untuk melakukan inovasi. 3

3
Winaring Suryo, ‘Pasar Persaingan Tidak Sempurna’, Jojonomic, 2019, 103–12.
13
DAFTAR PUSTAKA

Mukaromah, Ni’matul Fitria, and Temmy Wijaya, ‘Pasar Persaingan Sempurna


Dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam’, PROFIT:
Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 4.2 (2020), 1–16
<https://doi.org/10.33650/profit.v4i2.1621>

Rahayu, Sri, and Utami Dinarossi, Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro, Universitas
Muhammadiyah Palembang, 2015 <http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/14187/1/buku ajar teori ekonomi mikro.pdf>

Suryo, Winaring, ‘Pasar Persaingan Tidak Sempurna’, Jojonomic, 2019, 103–12

14

Anda mungkin juga menyukai