Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial

Di Tugaskan Oleh:

Bpk. M. Azka Kesuma

Disusun Oleh :

Siti Nurul Azizah

044347977

JURUSAN S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TERBUKA

2021.2
JAWABAN:
1. Besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan di dalam memproduksi suatu produk
sangat penting, karena menentukan apakah perusahaan tersebut efisien atau tidak, juga
akan sangat mempengaruhi besarnya laba (keuntungan atau profit) yang akan diperoleh
perusahaan tersebut. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal pada saat
pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Apabila pendapatan marjinal sama
dengan 2 dan biaya marjinal sama dengan 1 maka perusahaan dapat menambah
keuntungan dengan menambah produk. Fungsi biaya marjinal adalah fungsi naik dengan
kenaikan yang meningkat. Apabila biaya marjinal sama dengan 3, produk terakhir ini
membuat perusahaan rugi. Dengan mengurangi produk, kerugian yang disebabkan oleh
produk terakhir ini akan hilang sehingga meningkatkan keuntungan. Kondisi keuntungan
maksimum dievaluasi pada produk terakhir, yaitu dengan membandingkan pendapatan
marjinal dan biaya marjinal produkterakhir. Prinsip ini berlaku umum, misalnya untuk
menentukan berapa jam perusahaan mempekerjakan tenaga kerjanya dalam sehari.
Perusahaan akan menyewa tenaga kerja hingga nilai produk marjinalnya sama
dengankenaikan tingkat upah yang ada. Prinsip membandingkan pendapatan marjinal dan
biaya marjinal produk terakhir ini disebut prinsip marginalism atau MC = MR. Prinsip ini
menjadi prinsip utama dalam ilmu ekonomi yang sering digunakan dalam ekonomi
manajerial. Prinsip MC MR ini menghasilkan keuntungan maksimal atau kerugian
minimal. Apabila prinsip MC MR diaplikasikan pada fungsi yang mempunyai nilai =
maksimum akan menghasilkan nilai maksimum. Sebaliknya, apabila prinsip MC MR
diaplikasikan pada fungsi yang mempunyai minimum, prinsip tersebut akan
menghasilkan nilai minimum. Ketika kondisi MR MC maka untuk memaksimalkan
profit, produsen harus meningkatkan kuantitas output dan ketika MR < MC maka untuk
memaksimalkan profit, produsen harus mengurangi kuantitas output.
untuk menentukan jumlah output yang dapat memaksimumkan keuntungan:
a. Pendekataan total yakni dengan memproduksi barang hingga tingkat dimana selisih
antara hasil penerimaan total (Total Revenue = TR) dan biaya produksi total ( Total
Cost = TC) mencapai jumlah yang besar.
b. Pendekataan marginal yang dengan memproduksi barang hingga tingkat dimana hasil
penerimaan marjinal (Marginal Revenue = MR) sama dengan biaya produksi
marginal (Marginal Cost = MC)

2. Konsep Elastisitas digunakan untuk mengukur sampai dimana besarnya respon atau
kepekaan variabel terikat jika terjadi perubahan pada variabel bebas tertentu. Besar
kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau
indeks elastisitas. Elastisitas dalam pengertian ekonomi berarti kepekaan permintaan dan
penawaran barang atau jasa dipasar yang terjadi akibat dari perubahan harga. Elastisitas
permintaan adalah tingkat kepekaan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan
harga. Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka yang menunjukan atau
menggambarkan sampai seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta apabila
dibandingkan dengan perubahan harga. Elastisitas Harga Permintaan Digunakan untuk
mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan
harga barang itu sendiri.
Elastisitas permintaan atau juga di sebut (price elasticity of demand) adalah sebuah
konsep ekonomi yang di gunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh jumblah barang
yang di minta terhadap harga suatu barang . Jika terjadi sebuah perubahan pada jumblah
barang di pasaran maka akan mempengaruhi suatu permintaan terhadap barang tersebut. Jika
harga suatu barang turun makan akan terjadi permintaan yang sangat banyak. Sebaliknya,
jika harga barang naik maka permintaannya akan menjadi sedikit atau berkurang. Elatistas
permintaan di hitung dengan presentase besar kecilnya suatu permintaan dan perubahan
harga terhadap barang yang di minta. Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi
sebuah elastisitas permintaan. Dengan mengunakan system elastisitas permintaan maka
produsen dapan mengetahui seberapa basar pengaruh harga suatu barang yang di pasarkan
kepada konsumen. Dengan mengetahui hal tersebut maka produsen dapat memperkirakan
jumlah produksi maupun harga yang akan di tentukan terhadap suatu barang yang akan di
jual. Sedangkan bagi konumen, dengan mengunakan perhitungan elastisitas permintaan,
konsumen dapat mengetahui seberapa besar pengaruh ketersediaan barang dan harga yang di
pasarkan terhadap kebutuhan mereka, sehingga mereka dapat menatur kebutuhan dengan
baik. Dalam elastisitas permintaan terdapat hubungan antara konsumen dan juga penyedia
barang. Hubungan ini di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain ketersedian barang di
pasaran, pendapatan konsumen, tingginya minat konsumen terhadap barang yang akan di
beli,waktu, dan kebutuhan terhadap barang-barang tertentu. Hukum elastisitas permintaan
berbunyi “Apabila harga suatu barang naik maka jumblah barang yang di minta akan
mengalami penurunan, jika harga suatu barang turun maka jumblah barang yang di minta
akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumblah suatu barang yang di minta
akan berbanding terbalik atau berbeda dengan tingkat harga suatu barang. Kenaikan harga
suatu barang akan dapat mempengaruhi jumlah barang yang akan di minta.
Elastisitas Harga atas permintaan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Permintaan dikatakan elastis apabila persentase perubahan jumlah yg diminta > persentase
perubahan harga (Ed>1)
b. Permintaan dikatakan inelastis apabila persentase perubahan jumlah yg diminta persentase
perubahan harga (Ed<1)
c. Permintaan dikatakan unitary elastis apabila persentase perubahan jumlah yg diminta =
persentase perubahan harga (Ed=1).
Faktor-faktor yang memengaruhi Elastisitas Permintaan Jika kita mengambil keputusan dari
uraian di atas, ternyata barang/jasa tertentu tidak memiliki elastisitas yang sama. Faktor yang
memengaruhinya adalah sebagai berikut.
1) Ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi tingkat
kemampuannya mensubtitusi maka permintaan barang tersebut semakin elastis.
2) Intensitas kebutuhan (desakan kebutuhan) Kebutuhan pokok bersifat inelastis, artinya
semakin penting kebutuhan pokok itu semakin inelastis permintaannya. Artinya, meskipun
harga naik, masyarakat tetap membutuhkan dan tetap membelinya. Sebaliknya, barang
mewah lebih bersifat elastis karena tidak mesti diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan pembelinya dapat ditunda dan jumlah pembeli banyak seandainya harga turun.
3) Pendapatan konsumen Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga
barang, permintaan akan inelastis. Sebaliknya, konsumen yang berpendapatan kecil dengan
terjadinya perubahan harga sedikit saja akan memengaruhi permintannya terhadap barang
sehingga permintaan bersifat elastis.
4) Tradisi Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk dipergunakan, barang
tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap membelinya sehingga untuk barang ini
permintaannya cenderung elastis.
3. Produsen akan menambah jumlah tenaga kerja bila nilai produktivitas marjinal tambahan
1 tenaga kerja melebihi upah tenaga kerja. Diasumsikan bahwa upah tenaga kerja per
orang per hari adalah tetap berapapun tenaga kerja yang digunakan. Produsen akan
mengurangi penggunaan tenaga kerja apabila nilai produktivitasnya kurang dari upah
tenaga kerja. Produsen akan menambah tenaga kerja hingga nilai produktivitas marjinal
tenaga kerja sama dengan tingkat upah tenaga kerja.
“produsen akan menambah tenaga kerja hingga nilai produktivitas marjinal tenaga kerja
(value of marginal productivity, VMP) terakhir sama dengan tingkat upah tenaga kerja
(w), VMP = w. “
Jadi, kondisi optimal yang membuat produsen bisa menikmati keuntungan maksimal
(kerugian minimal) adalah:
VMP = w
Apabila, VMP > w, produsen menambah jumlah tenaga kerja. Apabila VMP < w,
produsen mengurangi penggunaan tenaga kerja. Jumlah penggunaan tenaga kerja yang
pas (optimal) memerlukan syarat hingga VMP = w.
Formula ini adalah salah satu bentuk fenomena price allocation theory. Produsen akan
mengalokasikan dananya pada tenaga kerja bergantung pada harga tenaga kerja (upah),
upah tinggi mencerminkan kelangkaan tenaga kerja. Produsen harus mengalokasikan
dananya hingga nilai produktivitas marjinal jam terakhirnya sama dengan harga tenaga
kerja per jam,
Tabel berikut mengilustrasikan kondisi optimal ini. Kondisi optimal menghasilkan
keuntungan maksimal atau kerugian minimal.
jam MPL p VMPL w π1 π1
ke (MPL x p) Kumulatif
1 0,41 100 41 24 16 16
2 0,32 100 32 24 8 22
3 0,27 100 27 24 3 25
4 0,24 100 24 24 0 25
5 0,01 100 1 24 -23 2
Tabel diatas keuntungan kumulatif maksimum terjadi apabila perusahaan menyewa tenaga kerja
hingga jam ke 4, (pada jam ketiga, perusahaan masih bisa menambah keuntungan karena
VMPL >w. Kondisi ini menjadi semakin relevan dalam konteks ilustrasi yang kontinu).
Apabila perusahaan meneruskan menyewa tenaga kerja hingga pada jam ke lima, keuntungan
perusahaan akan menurun.
Apabila diasumsikan bahwa jam ke lima sudah termasuk kategori lembur sehingga ongkos
lembur per jam menjadi 48 ( dua kali 24), prusahaan akan menderita kerugian. Perusahaan
biasanya menyiasati masalah jam lembur ini dengan mengganti pegawai yang masih segar pada
jam kelima.

Sumber: EKMA4312/MODUL Ekonomi Manajerial


https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/ELASTISITAS_Demand_Supply.ppt

Anda mungkin juga menyukai