Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

1. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal pada saat pendapatan marjinal sama
dengan biaya marjinal. Apabila pendapatan marjinal sama dengan 2 dan biaya marjinal sama dengan
I maka perusahaan dapat menambah keuntungan dengan menambah produk. Perhatikan bahwa
fungsi biaya marjinal adalah fungsi naik dengan kenaikan yang meningkat (lihat Gambar 1.3).

Apabila biaya marjinal sama dengan 3, produk terakhir ini membuat perusahaan rugi, Dengan
mengumngi produk, kemgian yang disebabkan oleh produk terakhir ini akan hilang sehingga
meningkatkan keuntungan.

Apabila pendapatan marjinal lebih tinggi dibanding biaya marjinal, perusahaan dapat menambah
keuntungan dengan menambah produk. Sebaliknya, apabila pendapatan marjinal kurang dari biaya
marjinal, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan mengurangi produk. Jadi,
keuntungan maksimal akan tercapai pada saat tambahan pendapatan produk terakhir sama dengan
biaya marjinalnya.

Kondisi keuntungan maksimum dievaluasi pada produk terakhir, yaitu dengan membandingkan
pendapatan marjinal dan biaya marjinal produk terakhir. Prinsip ini berlaku umum, misalnya untuk
menentukan berapa jam perusahaan mempeketjakan tenaga kerjanya dalam sehari. Perusahaan
akan menyewa tenaga kerja hingga nilai produk marjinalnya sama dengan kenaikan tingkat upah
yang ada. Prinsip membandingkan pendapatan marjinal dan biaya marjinal produk terakhir ini
disebut prinsip marginalism atau MC = MR. Prinsip ini menjadi prinsip utama dalam ilmu ekonomi
yang sering digunakan dalam ekonomi manajerial.

Prinsip MC = MR ini menghasilkan keuntungan maksimal atau kerugian minimal. Apabila prinsip MC
= MR diaplikasikan pada fungsi yang mempunyai nilai maksimum akan menghasilkan nilai
maksimum. Sebaliknya, apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi yang mempunyai
minimum, prinsip tersebut akan menghasilkan nilai minimum.

2. Elastisitas permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah ukuran responsibility jumlah barang
yang diminta, disebabkan oleh harga barang tersebut dengan satu persen atau suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya pengaruh perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan
harga. Jadi, elastisistas harga permintaan merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah
barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga.

Elastisitas pennintaan ini bisa diartikan menłpakan sebagai tingkat kelenturan atau tingkat kepekaan
permintaan dałam menghadapi perubahan suatu harga.

Untuk dapat mengukur tinggi rendahnya suatu tingkat kepekaan permintaan bisa digunakan suatu
angka yang biasa disebut dengan koefisien elastisitas permintaan yang biasa disimbolkan dengan
huruf ( Ed ) jadi koefisien elastisitas permintaan ialah suatu angka yang menggambarkan tinggi
rendahnya tingkat kepekaan permintaan, angka tersebut merupakan bentuk bilangan positif.

Elastisitas permintaan terdiri dari 5 jenis yaitu :

-Permintaan elastis : Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih besar dari
persentase perubahan pada

-Permintaan inelastis : Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih kecil dari
persentase perubahan pada harga.

-Pennintaan uniter : Jenis ini terjadi apabila persentase pembahan permintaan sama dengan
persentase perubahan pada hargł.

-Pennintaan elastis sempurna : Jenis pennintaan ini bisa terjadi jika pełsentase penłbahan
permintaan sebesar A% tetapi persentase perubahan harga sebesar 0% ( tidak ada perubahan )
dengan kata lain meskipun harga tidak berubah, permintaan mengalami perubahan sebesar

-Permintaan inelastis sempurna : Jenis permintaan ini terjadi jika persentase perubahan permintaan
sebesar 0% sedang persentase perubahan harga sebesar A%. Dengan kata lain meskipun harga
berubah X%, permintaan tetap tidak ( 0% ).

3.keuntungan Kumulatif Maksimum

Keuntungan kumulatlt slmum terjadl apaD11a perusanaan menyewa tenaga KerJa ke-4 Pada jam
ketiga,perusahaan masih bisa menambah keuntungan karena VMPL > w. Kondisi ini menjadi semakin
relevan dalam konteks ilustrasi yang kontinu). Apabila perusahaan meneruskan menyewa tenaga
kerja hingga pada jam ke lima, keuntungan perusahaan akan menurun. Apabila diasumsikan bahwa
jam ke lima sudah termasuk kategori lembur sehingga ongkos lembur per jam menjadi 48 (dua kali
24), perusahaan akan menderita kerugian. Perusahaan biasanya menyiasati masalah jam lembur ini
dengan mengganti pegawai yang masih segar pada jam kelima.

Anda mungkin juga menyukai