Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2

Nama : Alberth Christyagung Piters

NIM : 041380242

Nama Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro

Jawaban :

1. Model Cournot dalam Teori Ekonomi Mikro


Model Cournot adalah salah satu model dalam teori ekonomi mikro yang digunakan untuk
menganalisis persaingan antara dua atau lebih perusahaan dalam pasar oligopoli. Model
ini mengasumsikan bahwa setiap perusahaan menghasilkan produk yang sama atau serupa,
tetapi tidak saling berinteraksi dalam menentukan harga. Sebaliknya, setiap perusahaan
memutuskan berapa banyak barang yang akan diproduksi berdasarkan perkiraan tindakan
pesaingnya.

Proses Pengambilan Keputusan Perusahaan dalam Model Cournot


Dalam model Cournot, setiap perusahaan memutuskan berapa banyak barang yang akan
diproduksi dengan mempertimbangkan tindakan pesaingnya. Proses pengambilan
keputusan ini melibatkan langkah-langkah berikut:

 Setiap perusahaan memperkirakan berapa banyak barang yang akan diproduksi


oleh pesaingnya.
 Berdasarkan perkiraan tersebut, setiap perusahaan memaksimalkan keuntungan
dengan memilih jumlah produksi yang optimal.
 Keputusan produksi ini didasarkan pada asumsi bahwa pesaing akan
mempertahankan jumlah produksi mereka.

Keseimbangan Cournot
Keseimbangan Cournot tercapai ketika setiap perusahaan memilih jumlah produksi yang
optimal berdasarkan perkiraan tindakan pesaingnya. Dalam keseimbangan ini, tidak ada
perusahaan yang memiliki insentif untuk mengubah jumlah produksinya karena setiap
perusahaan telah memaksimalkan keuntungan mereka.

Dalam keseimbangan Cournot, harga pasar dan jumlah produksi total ditentukan oleh
tindakan kolektif dari semua perusahaan dalam pasar. Keseimbangan ini mencerminkan
interaksi strategis antara perusahaan-perusahaan tersebut.

Contoh Aplikasi Model Cournot dalam Dunia Nyata


Contoh konkret dari aplikasi model Cournot adalah industri minyak bumi. Misalkan
terdapat dua perusahaan minyak besar, A dan B, yang memproduksi minyak mentah.
Kedua perusahaan ini memperkirakan tindakan pesaingnya dan memutuskan berapa
banyak minyak yang akan diproduksi.
Jika perusahaan A memperkirakan bahwa perusahaan B akan memproduksi sejumlah X,
maka perusahaan A akan memilih jumlah produksi yang optimal berdasarkan perkiraan
tersebut. Begitu pula dengan perusahaan B, yang memperkirakan tindakan perusahaan A
dan memilih jumlah produksi yang optimal.

Keseimbangan Cournot tercapai ketika kedua perusahaan memilih jumlah produksi yang
optimal berdasarkan perkiraan tindakan pesaingnya. Dalam keseimbangan ini, harga
minyak dan jumlah produksi total ditentukan oleh keputusan kolektif dari perusahaan A
dan B.

Dengan demikian, model Cournot dapat digunakan untuk menganalisis persaingan antara
perusahaan dalam pasar oligopoli seperti industri minyak bumi.

2. Elastisitas Permintaan Faktor Produksi dan Alokasi Sumber Daya


Elastisitas permintaan faktor produksi mengukur sejauh mana perubahan harga faktor
produksi akan mempengaruhi jumlah yang diminta oleh perusahaan. Elastisitas
permintaan faktor produksi dapat berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti
substitusi antara faktor produksi, ketersediaan alternatif, dan keberlanjutan produksi.

Elastisitas permintaan faktor produksi yang berbeda dapat memengaruhi keputusan


perusahaan dalam mengalokasikan tenaga kerja dan modal. Berikut adalah beberapa
contoh:

 Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja: Jika elastisitas permintaan tenaga kerja


tinggi, artinya perusahaan sangat responsif terhadap perubahan harga tenaga kerja.
Dalam hal ini, perusahaan akan cenderung mengurangi jumlah tenaga kerja jika
harga tenaga kerja naik, atau menambah jumlah tenaga kerja jika harga tenaga
kerja turun. Ini dapat mempengaruhi alokasi sumber daya dengan menggeser fokus
produksi perusahaan dari tenaga kerja ke faktor produksi lain yang lebih murah
atau lebih efisien.
 Elastisitas Permintaan Modal: Jika elastisitas permintaan modal tinggi, perusahaan
akan merespons perubahan harga modal dengan mengubah jumlah modal yang
digunakan dalam produksi. Misalnya, jika harga modal naik, perusahaan dapat
mengurangi penggunaan modal dan beralih ke faktor produksi lain yang lebih
murah. Sebaliknya, jika harga modal turun, perusahaan dapat meningkatkan
penggunaan modal. Hal ini dapat mempengaruhi alokasi sumber daya dengan
mengubah proporsi penggunaan modal dalam produksi.

Contoh konkret untuk mengilustrasikan pengaruh elastisitas permintaan faktor produksi


dalam alokasi sumber daya adalah sebagai berikut:

Misalkan terdapat sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan tenaga kerja dan
mesin sebagai faktor produksi. Jika harga tenaga kerja naik secara signifikan, tetapi
elastisitas permintaan tenaga kerja rendah, perusahaan mungkin akan tetap menggunakan
jumlah tenaga kerja yang sama dan menanggung biaya yang lebih tinggi. Namun, jika
elastisitas permintaan tenaga kerja tinggi, perusahaan dapat mengurangi jumlah tenaga
kerja dan menggantinya dengan mesin yang lebih efisien atau teknologi otomatisasi.
Dalam hal ini, alokasi sumber daya akan berubah dengan lebih banyak fokus pada
penggunaan mesin daripada tenaga kerja.

Dengan demikian, elastisitas permintaan faktor produksi memainkan peran penting dalam
alokasi sumber daya dalam produksi. Perusahaan harus mempertimbangkan elastisitas
permintaan faktor produksi saat membuat keputusan alokasi sumber daya untuk mencapai
efisiensi dan keuntungan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai