Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum wr,wb ..

ijin menanggapi disuse diatas

Saya Citra yulia sari Asal Upbjj Bandar lampung

Berikut jawaban diskusi 8 ini saya sampakan

SOAL

Jelaskan tujuan Penentuan harga energi di Indonesia ?

Jelaskan dampak dari penentuan harga energi yang terlalu rendah ?

JAWAB

1. Pemerintah umumnya mempunyai kebijakan dalam penentuan harga energi. Pilihan


pertama adalah menentukan harga energi berdasar mekanisme pasar. ini merupakan
pertimbangan murni dari segi ekonomi untuk mencatat efisiensi alokasi sumber daya. Tetapi
pertimbangannya bukanlah hanya dari segi ekonomi saja. pertimbangan non-ekonom
ikadang-kadang lebih dominan, terutama di negara-negara sedang berkembang. Pemerintah
juga bisa memasukan aspek pertimbangan sosia ldan politik, misalnya pertimbangan
pemerataan. hal ini menimbulkan penentuan harga lebi rendah daripada AIC hingga harus
diberikan subsidi dari pemerintah. Secara keseluruhan hal ini akan menimbulkan distorsi
harga dalam perekonomian dan akan mempengaruhi tingkat produksi serta harga pada
sektor-sektor ekonomi dan produksi yang lain. Pengendalian harga oleh pemerintah dapat
dilakukan dengan pengendalian harga secara penuh atau pengendalian harga secara parsial.

Tujuan penentuan harga bisa bermacam-macam. Penentuan harga harus sesuai dengan tujuan
usaha yang dilaksanakan.Menetapkan tujuan berdasarkan harga merupakan pekerjaan yang paling
fleksibel, dapat diubah secara cepat sejalan dengan perubahan pasar, termasuk masalah persaingan
harga.Secara umum, penetapan harga bertujuan untuk mencari laba agar perusahaan dapat
berjalan. Dalam kondisi ini persaingan yang semakin ketat, tujuan mencari laba secara maksimal
dalam praktiknya akan sulit dicapai. Terdapat lima tujuan penetapan harga yaitu :

a. Mendapatkan laba maksimalisasi Sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka melalui penetapan
harga atas setiap barang yang dihasilkan, perusahaan mengharapakan kan mendapatkan laba yang
maksimal. Melalui pendapatan laba maksimal, maka harapan-harapan lain yang ingin dicapai dalam
jangka pendek dan jangka panjang akan terpenuhi.

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih
Penetapan tujuan harga dimaksud, tentunya sangat tergantung kepada jangka waktu yang
ditentukan atas pengembalian seluruh nilai investasi, karena hal ini akan berpengaruh kepada
tingkat harga yang akan ditetapkan, artinya bila jangka pengembalian dalam jangka pendek maka
tingkat harga yang akan dikenakan pada produk yang dihasilkan akan tinggi, begitu juga sebaliknya

c. Maksimalisasi pangsa pasar, Tujuan maksimalisasi pangsa pasar untuk mendapatkan posisi pasar
akan mengorbankan berbagai keuntungan dan pendapatan. Rancangan ini biasanya penting dalam
situasi dimana data penjualan unit dan angka-angka pangsa pasar tersedia bagi umum.
Maksimalisasi pangsa pasar paling baik dipakai tatkala perusahaan mempunyai arus kas dari lini
produk lain yang dapat digunakan untuk mensubsidi silang perbaikan produk dan ekspansi fasilitas
produksi

d. Kepemimpinan Mutu/ Kualitas Produk (image) Beberapa pelanggan menggunakan harga sebagai
indikator mutu.Para pembeli cenderung menyukai produk berharga lebih mahal mana kala harga
merupakan satu-satunya informasi yang tersedia ketika mereka yakin bahwa mutu dari merek-
merek yang ada adalah besar.Konsekuensinya harga premium memampukan perusahaan
menanamkan persepsi di benak pelanggan bahwa produk perusahaan tersebut bermutu tinggi.

e. Karena Pesaing Dalam hal ini penentuan harga-harga dengan melihat harga pesaing bertujuan
agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing.Artinya
dapat melebihi harga pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.

2. Dalam industri yang kompetitif, biaya minimum dicapai bila harga sama dengan biaya marjinal. ini
merupakan harga efisiensi secara ekonomi, yang memungkinkan untuk mengetahui besarnya biaya
dalam memproduksi unit output tambahan. Bila harga tidak mencerminkan biaya marjinal, pasar
gagal menghasilkan harga yang efisien. Misalnya harga daya listrik ditentukan, katakanlah oleh
otoritas birokrasi pemerintah karena berbagai alasan, dibawah harga efisien yaitu biaya marjinal
maka akibatnya akan mempengaruhi keputusan para konsumen dan produsen. Para konsumen akan
membeli lebih banyak daripada tingkat yang efisien secara ekonomi, dan para produsen akan
memproduksi kurang atau lebih kecil dari pada tingkat produksi yang efisien secara ekonomi.

penetapan harga terialu rendah akan menyebabkan banyaknya permintaan hingga melebihi biaya
produksinya. Sebagai contoh adalah penetapan harga minyak tanah (kerosin) yang terialu rendah. Di
zaman Orde Lama, BBM yang dianggap sebagai komoditi yang strategis dan vital merupakan bahan
kebutuhan pokok dan harganya ditetapkan sangat rendah, hingga permintaan jauh melebihi
penawarannya. Antrian dan penjatahan harus dilakukan, hingga muncul pasar gelap dengan harga
transaksi yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga resminya yang ditetapkan terialu rendah.
Kebijakan ini akan memacu pengurasan sumber alam energi terialu cepat. Hal inipun seharusnya
tidak terjadi pada sumber energi utama lainnya, misalnya batu bara. Secara populer dikatakan
bahwa haruslah dipertimbangkan, manakah yang lebih tinggi antara manfaat yang diperoleh dari
konsumsi di dalam negeri dengan manfaat atau hasil yang bisa diperoleh dengan meng-ekspornya.
Atau secara ekonomika populer dikatakan bahwa biaya oportunitas konsumsi dalam negeri adalah
penggunaannya untuk ekspor. Harga suatu komoditi ditentukan bersama oleh unsur kekuatan pasar
yaitu permintaan dan penawaran, serta oleh intervensi atau penentuan harga oleh pemerintah. Yang
terakhir ini dilakukan untuk mencapai berbagai tujuan. Secara teoritas, ekonomika mikro
mengajarkan bahwa, tanpa campur tangan pemerintah, kesejahteraan masyarakat sebagai
keseluruhan serta alokasi sumber akan mencapai optimal bila harga ditetapkan pada tingkat yang
sama dengan biaya marginalnya. Kondisi atau syarat ini berlaku pada pasar persaingan murni. Dalam
pasar oligopoli, sepeiti yang dialami pada sektor energi utama primer, maka syarat ersebut masih
berlaku meskipun hanya merupakan solusi atau penyelesaian "terbaik kedua". Justru di sinilah
peranan campur tangan pemerintah dalam penentuan harga bisa memperbaiki situasinya. Analisis
yang dikemukakan disini akan memisahkan dua hal. Pertama, prinsip pedoman harga biaya marginal
berdasarkan kekuatan pasar tanpa campur tangan pemerintah yang secara teoritis akan mencapai
kesejahteraan dan alokasi sumber secara optimal. Dan kedua, bagaimana kemungkinan campur
tangan penetapan harga oleh pemerintah yang dalam beberapa hal bertindak sebagai pemasok
monopolis atau oligopolis di sektor industri energi, untuk mencapai berbagai tujuan yang ingin
dicapainya. Dengan membandingkannya maka dapat dilihat bagaimana pengaruh serta konsekuensi
dari penetapan harga oleh pemerintah tersebut. Dalam hal terakhir ini tercakup tujuan optimalitas
dari segi-segi lain bukan ekonomis

SUMBER REFRENSI

BMP ESPA4111/MODUL 9

Source:

Achmad, Elfandy (2012), Analisis Penetapan Harga Bensin Eceran Dalam Perspektif Ekonomi Islam,
UIN Raden Intan

Kartiasih, Fitri (2012), Determinan Intensitas Energi di Indonesia, Institut Pertanian Bogor

Mansoer, Faried Wijaya. (1989). Analisis Ekonomika dalam Penentuan Harga

Energi : Berbagai Model Terapan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Nugroho, Anda (2015), Menimbang Berbagai Alternatif Penyesuaian Harga Bahan Bakar Minyak
Premium Dan Dampaknya Terhadap Perekonomian, Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Badan Kebijakan Fiskal

Anda mungkin juga menyukai