Anda di halaman 1dari 5

TEORI EKONOMI MIKRO

TUGAS 2
Nama : Nico Rendy Kurniawan Putra
NIM : 049785166

1. Jelaskan model Cournot dalam teori ekonomi mikro. Gambarkan proses pengambilan
keputusan perusahaan dalam model ini, serta jelaskan bagaimana keseimbangan
Cournot dapat dicapai. Sertakan contoh konkret untuk mengilustrasikan aplikasi model
Cournot dalam dunia nyata.

Jawab:

Model Cournot adalah salah satu model dalam teori ekonomi mikro yang digunakan untuk
menganalisis pasar oligopoli, di mana hanya ada beberapa produsen yang menghasilkan
produk serupa. Model ini dinamai dari seorang ekonom Prancis bernama Antoine Augustin
Cournot, yang mengembangkannya pada abad ke-19. Pada model Cournot, perusahaan-
perusahaan oligopoli membuat keputusan tentang berapa banyak produk yang akan diproduksi
secara bersama-sama, dan mereka melakukannya secara bersamaan, tetapi secara independen.

Berikut gambaran bagaimana proses pengambilan keputusan perusahaan dalam model ini:

Perhatikan keputusan output dari perusahaan 1. Misanya, perusahaan 1 beranggapan bahwa


perusahaan 2 tidak akan memproduksi apa pun sehingga kurva permintaan perusahaan 1
merupakan kurva permintaan pasar. Kurva diatas menunjukkan bahwa D1(0) merupakan kurva
permintaan perusahaan 1 diasumsikan perusahaan 2 tidak memproduksi. Kurva juga
menunjukkan hubungan kurva pendapatan marginal MR1(0). Diasumsikan bahwa biaya
marginal perusahaan 1, MC, adalah konstan. Seperti yang terlihat pada gambar, output
maksimisasi profit perusahaan 1 adalah 50 unit, titik ketika terjadi perpotongan MR1(0)
dengan MC1. Jika perusahaan 2 tidak memproduksi, perusahaan 1 seharusnya memproduksi
sebanyak 50 unit. Jika perusahaan 1 menganggap bahwa perusahaan 2 akan memproduksi
sebanyak 50 unit. Kemudian, kurva permintaan perusahaan adalah kurva permintaan pasar
yang bergeser ke kiri sebanyak 50 unit. Pada kurva diwakilkan D(50) dan hubungan kurva
pendapatan marginal diwakili MR1(50). Output maksimisasi profit perusahaan 1 sekarang
adalah 25 unit, titik ketika MR1(50) = MC1. Jika perusahaan 1 menganggap bahwa perusahan
2 akan memproduksi sebanyak 75 unit. Maka dari itu, kurva permintaan perusahaan 1
merupakan kurva permintaan pasar yang bergeser ke kiri sejauh 75 unit. Yang diwakili oleh
D1(75), dan hubungan pendapatan marginal diwakili oleh MR (75). Output maksimisasi profit
perusahaan 1 sekarang adalah 12,5 unit, titik ketika MR1(75) = MC1. Jika perusahaan 1
menganggap bahwa perusahaan 2 akan memproduksi sebanyak 100 unit. Maka dari itu, kurva
permintaan perusahaan 1 dan kurva pendapatan marginal akan berpotongan dengan kurva
biaya marginanya pada sumbu vertikal. Jika perusahaan 1 menganggap bahwa perusahaan 2
akan memproduksi sebanyak 100 unit atau lebih, perusahaan 1 seharusnya tidak memproduksi.

Berikut penjelasan bagaimana keseimbangan Cournot dapat dicapai:

Jika perusahaan 1 beranggapan bahwa perusahaan 2 tidak akan memproduksi apa pun,
perusahaan 1 akan memproduksi sebanyak 50 unit. Jika perusahaan 1 beranggapan bahwa
perusahaan 2 akan memproduksi sebanyak 50 unit, perusahaan 1 akan memproduksi sebanyak
25. Jika perusahaan 1 beranggapan bahwa perusahaan 2 akan memproduksi sebanyak 75 unit,
perusahaan 1 akan memproduksi sebanyak 12,5 unit dan jika perusahaan 1 beranggapan bahwa
perusahaan 2 akan memproduksi sebanyak 100 unit, perusahaan 1 tidak akan memproduksi
apa pun. Output maksimisasi profit perusahaan 1 merupakan penurunan rencana dari anggapan
perusahaan 1 mengenai berapa banyak perusahaan 2 akan memproduksi. Rencana perusahaan
1 ini disebut dengan kurva reaksi dan diwakili dengan Q*1(Q2).
Perusahaan 2 dapat dianalisis dengan cara yang sama. Hasilya merupakan kurva reaksi dari
perusahaan 2, misalnya sebuah rencana Q*2(Q1) yang menghubungkan output-nya dengan
output yang diperkirakan akan diproduksi oleh perusahaan 1. Jika kurva biaya marginal
perusahaan 2 berbeda dengan perusahaan 1, kurva reaksinya tentu juga akan berbeda, kurva
reaksi perusahaan 2 dapat dilihat pada kurva tersebut. Setiap kurva reaksi perusahaan
menggambarkan berapa banyak produksinya, memberikan output dari kompetitornya. Pada
keseimbangan, setiap perusahaan menetapkan output berdasarkan kurva reaksinya sendiri
sehingga tingkat output keseimbangan berada pada perpotongan antara dua kurva reaksi. Hasil
penetapan tingkat output disebut dengan keseimbangan cournot. Pada keseimbangan ini, setiap
perusahaan mengasumsikan secara tepat berapa banyak kompetitornya akan memproduksi dan
berdasarkan hal ini profit akan menjadi maksimal.

Contoh konkret untuk mengilustrasikan aplikasi model Cournot dalam dunia nyata yaitu pada
industri otomotif seperti Toyota, Honda, dan Ford dan sejenisnya bersaing untuk memproduksi
mobil. Setiap perusahaan harus mempertimbangkan tingkat produksi mereka sendiri dan
memperkirakan bagaimana perusahaan lain akan meresponsnya. Hal ini karena tingkat
kebutuhan dan preferensi pasar dengan sumbe.rdaya konsumen yang terbatas sehingga harus
memilih salah satu model tersebut. Model Cournot dapat digunakan untuk menganalisis
persaingan antara perusahaan-perusahaan ini dan memprediksi tingkat produksi yang optimal
bagi masing-masing perusahaan.

2. Bagaimana elastisitas permintaan faktor produksi memengaruhi alokasi sumber daya


dalam produksi? Jelaskan konsep elastisitas permintaan faktor produksi dan diskusikan
bagaimana elastisitas yang berbeda-beda dapat memengaruhi keputusan perusahaan
dalam mengalokasikan tenaga kerja dan modal. Sertakan contoh konkret untuk
mengilustrasikan pengaruh elastisitas permintaan faktor produksi dalam alokasi
sumber daya.

Jawab:

Cara elastisitas permintaan faktor produksi memengaruhi alokasi sumber daya dalam produksi
dapat dijelaskan bahwa perubahan harga faktor-faktor produksi berakibat terhadap perubahan
permintaannya, tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor produksi yang
sangat dibutukan sehingga misalnya terjadi kenaikan harga, hanya berdampak kecil terhadap
penurunan permintaan. Sebaliknya, ada beberapa faktor produksi, yaitu kenaikan harganya
berdampak besar terhadap penurunan permintaan. Besarnya dampak perubahan harga terhadap
perubahan permintaan disebut sebagai elastisitas permintaan faktor produksi. Beberapa faktor
yang memengaruhi elastisitas permintaan faktor produksi di bawah ini.
• Elastisitas Permintaan dari Barang yang Dihasilkan. Harga faktor produksi merupakan
bagian dari biaya produksi ditanggung perusahaan. Penurunan harga faktor produksi tentu
berdampak terhadap penurunan biaya produksi. Dampaknya, biaya produksi yang murah
menyebabkan harga output juga dapat lebih murah. Jika output dijual dengan harga lebih
murah, permintaan akan naik. Hubungan antara elastisitas permintaan barang (output) dengan
elastisitas faktor produksi yaitu semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang yang
dihasilkan, semakin besar pula elastisitas permintaan terhadap faktor produksi.
• Perbandingan antara Biaya yang Dibayarkan untuk Faktor Produksi dan Biaya Total.
• Tingkat Penggantian di antara Faktor Produksi. Untuk memproduksi suatu barang,
diperlukan beberapa faktor produksi. Untuk mencapai tingkat produksi tertentu, diperlukan
kombinasi beberapa faktor produksi. Misanya, target suatu perusahaan ingin mencapai tingkat
produksi jagung tertentu. Apabila terdapat banyak faktor produksi pengganti, permintaan
terhadap faktor produksi tersebut akan menurun jika harganya meningkat. Akan tetapi, apabila
tidak ada faktor produksi pengganti, perubahan harga tidak akan memengaruhi jumlah
permintaan terhadap faktor produksi tersebut. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin
banyak faktor produksi yang dapat menggantikan suatu faktor produksi tertentu, semakin
elastis permintaan terhadap faktor produksi tersebut.
• Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marginal (MPP). Hasil penjualan marginal dipengaruhi
oleh produksi fisik marginal. Penurunan yang cepat terhadap MPP akan diikuti oleh penurunan
yang cepat pula oleh MRP. Sebaliknya, semakin lambat penurunan terhadap MPP, penurunan
MRP juga semakin lambat sifatnya. Kurva MRP menggambarkan permintaan terhadap faktor
produksi.

Adapun cara elastisitas yang berbeda-beda dapat memengaruhi keputusan perusahaan dalam
mengalokasikan tenaga kerja dan modal utamanya terdapat dua masalah yang dapat dianalisis
dalam pengambilan keputusan yaitu.
• Gabungan faktor produksi (tenaga kerja dan modal) yang meminimalkan biaya. Dua faktor
produksi yang digunakan oleh suatu perusahaan adalah modal dan tenaga kerja. Produksi fisik
marginal dari modal adalah MPPc dan produksi fisik marginal dari tenaga kerja adalan MPPL.
Penggunaan faktor-faktor produksi akan meminimalkan biaya apabila setiap rupiah yang
dibayarkan untuk faktor produksi menghasilkan produksi fisik marginal yang sama besarnya.
Produksi fisik marginal dari modal dan tenaga kerja untuk setiap rupiah sebagai berikut.

• Gabungan faktor produksi yang memaksimalkan laba. Syarat yang harus dipenuhi agar
penggunaan suatu faktor produksi tertentu menghasilkan kentungan yang maksimal adalah
harga faktor produksi harus sama dengan hasil penjualan marginal (MRP). Dengan demikian,
jika tenaga kerja yang digunakan, syarat untuk memaksimalkan keuntungan sebagai berikut.

Adapun contoh konkret untuk mengilustrasikan pengaruh elastisitas permintaan faktor


produksi dalam alokasi sumber daya yaitu.
• Contoh yang sangat elastis yaitu perubahan harga produk BBM yang diakibatkan oleh
kenaikan bahan baku minyak mentah. Dengan naiknya harga faktor produksi minyak mentah,
maka permintaan akan faktor produksi menurun dan menyebabkan harga bahan bakar BBM
naik sehingga permintaan konsumen juga menurun.
• Sedangkan contoh yang kurang elastis adalah penjual makanan (Warteg dan sejenisnya).
Perubahan faktor produksi berupa bahan pokok makanan tidak menyebabkan perubahan
permintaan faktor produksi menurun. Penjual makanan akan cenderung menekan keuntungan
agar konsumen tidak beralih ke tempat makan yang lain.

Sumber:
Harmadi, Sonny Harry B. (2022). Teori Ekonomi Mikro. Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai