Anda di halaman 1dari 4

Nama : Citra Triasma

NIM : 049016045
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro
Kode Mata Kuliah : ESPA4221

TUGAS 2

1. Jelaskan model Cournot dalam teori ekonomi mikro. Gambarkan proses pengambilan
keputusan perusahaan dalam model ini, serta jelaskan bagaimana keseimbangan Cournot
dapat dicapai. Sertakan contoh konkret untuk mengilustrasikan aplikasi model Cournot
dalam dunia nyata. (Skor 50)

Jawaban:

Model cournot adalah salah satu model dalam teori ekonomi mikro yang digunakan
untuk menganalisis perilaku perusahaan dalam situasi oligopoli. Oligopoli adalah bentuk
pasar di mana hanya sedikit perusahaan (biasanya dua atau lebih) menguasai sebagian
besar pasar. Inti dari model cournot ialah setiap perusahaan memperhitungkan tingkat
output dari kompetitornya yang seakan-akan sudah ditetapkan, kemudian memutuskan
berapa banyak tingkat output yang akan diproduksi.

Proses Pengambilan Keputusan dalam Model Cournot:


Dalam model cournot, dua atau lebih perusahaan mengambil keputusan tentang berapa
banyak barang yang akan mereka produksi. Perusahaan-perusahaan ini saling bersaing
dan pada saat yang sama mengakui bahwa tindakan satu perusahaan akan memengaruhi
keputusan perusahaan lain. Setiap perusahaan memilih level produksi mereka dengan
mempertimbangkan tindakan perusahaan saingan. Mereka berusaha untuk
memaksimalkan keuntungan mereka dengan memilih level produksi yang akan
menghasilkan keuntungan tertinggi.

Keseimbangan Cournot:
Keseimbangan cournot tercapai ketika setiap perusahaan memilih level produksi yang
memaksimalkan keuntungan mereka, dengan mengasumsikan bahwa perusahaan lain
mempertahankan level produksi mereka. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan
langkah-langkah berikut:

1. Setiap perusahaan menganggap bahwa produknya adalah satu-satunya yang ada


di pasar dan menghitung kurva permintaan yang menggambarkan seberapa
banyak konsumen bersedia membeli pada berbagai tingkat harga.
2. Setiap perusahaan memilih level produksi yang memaksimalkan keuntungan
mereka dengan mempertimbangkan kurva biaya mereka.
3. Setiap perusahaan mengasumsikan bahwa perusahaan lain mempertahankan level
produksi yang tetap dan menghitung laba yang diharapkan.
4. Proses ini terus berlanjut hingga tidak ada insentif bagi perusahaan untuk
mengubah level produksinya, sehingga mencapai keseimbangan Cournot.

Contoh Konkret:
Misalkan ada dua perusahaan yang memproduksi ponsel cerdas (smartphones), yaitu
Perusahaan A dan Perusahaan B. Masing-masing perusahaan menghitung biaya produksi
mereka dan kurva permintaan di pasar. Mereka berusaha untuk memaksimalkan
keuntungan mereka dengan memilih berapa banyak ponsel cerdas yang akan mereka
produksi.
Jika Perusahaan A dan Perusahaan B dapat mencapai keseimbangan Cournot, maka
mereka akan memproduksi jumlah ponsel cerdas yang menghasilkan keuntungan
maksimal. Jika salah satu perusahaan memutuskan untuk memproduksi lebih banyak
ponsel cerdas, hal itu akan memengaruhi keseimbangan dan harga di pasar.

Sumber Referensi: BMP ESPA4221_Modul 5_Hal 5.31 dan Carlton, D. W., & Perloff,
J. M. (2005). Modern Industrial Organization. Addison-Wesley

2. Bagaimana elastisitas permintaan faktor produksi memengaruhi alokasi sumber daya


dalam produksi? Jelaskan konsep elastisitas permintaan faktor produksi dan diskusikan
bagaimana elastisitas yang berbeda-beda dapat memengaruhi keputusan perusahaan
dalam mengalokasikan tenaga kerja dan modal. Sertakan contoh konkret untuk
mengilustrasikan pengaruh elastisitas permintaan faktor produksi dalam alokasi sumber
daya. (Skor 30)
Jawaban:
Elastisitas permintaan faktor produksi adalah konsep ekonomi yang mengukur sejauh
mana jumlah faktor produksi (seperti tenaga kerja atau modal) yang diminta akan
berubah sebagai tanggapan terhadap perubahan dalam harga faktor produksi tersebut.
Elastisitas ini memiliki dampak penting dalam alokasi sumber daya dalam produksi.
Elastisitas Permintaan Faktor Produksi: Elastisitas permintaan faktor produksi dapat
digambarkan sebagai berikut:

% Perubahan dalam Jumlah Faktor Produksi Diminta


Elastisitas = % Perubahan dalam Harga Faktor Produksi

Ketika elastisitas lebih besar dari 1 (elastis), perubahan harga faktor produksi akan
memiliki dampak yang lebih besar pada jumlah faktor produksi yang diminta. Ketika
elastisitas kurang dari 1 (inelastis), perubahan harga faktor produksi akan memiliki
dampak yang lebih kecil pada jumlah faktor produksi yang diminta.

Pengaruh Elastisitas Permintaan Faktor Produksi:


1. Elastis Permintaan Faktor Produksi (Elastisitas > 1):
o Jika elastisitas permintaan tenaga kerja atau modal lebih besar dari 1,

perubahan harga faktor produksi akan memengaruhi jumlah faktor


produksi yang diminta dalam proporsi yang lebih besar.
o Ini berarti bahwa perusahaan akan merespons dengan meningkatkan atau
mengurangi jumlah faktor produksi secara signifikan ketika harga
berubah.
o Contoh: Jika perusahaan menemukan bahwa upah tenaga kerja naik 10%,
dan elastisitas permintaan tenaga kerja adalah 2, maka perusahaan akan
mengurangi jumlah pekerja atau mengefisienkan proses produksi.
2. Inelastis Permintaan Faktor Produksi (Elastisitas < 1):
o Jika elastisitas permintaan tenaga kerja atau modal kurang dari 1,
perubahan harga faktor produksi akan memiliki dampak yang lebih kecil
pada jumlah faktor produksi yang diminta.
o Perusahaan akan merespons dengan meningkatkan atau mengurangi
jumlah faktor produksi dalam proporsi yang lebih kecil ketika harga
berubah.
o Contoh: Jika perusahaan menemukan bahwa harga mesin produksi (modal)
naik 10%, dan elastisitas permintaan modal adalah 0,5, maka perusahaan
hanya akan sedikit mengurangi penggunaan mesin produksi.

Penggunaan elastisitas permintaan faktor produksi memungkinkan perusahaan untuk


mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengalokasikan tenaga kerja dan modal
dalam produksi. Pemahaman tentang elastisitas membantu perusahaan menyesuaikan
produksi mereka dengan perubahan harga faktor produksi dan mengoptimalkan alokasi
sumber daya mereka.

Contoh Konkret: Misalkan sebuah perusahaan manufaktur menentukan bahwa harga


bahan baku yang digunakan dalam proses produksi naik 15%, dan elastisitas permintaan
bahan baku adalah 1,5. Dalam hal ini, perusahaan akan merespons dengan mengurangi
penggunaan bahan baku dalam jumlah yang lebih besar (misalnya, dengan meningkatkan
efisiensi atau mencari sumber bahan baku yang lebih murah) daripada jika elastisitasnya
hanya 0,5. Ini akan membantu perusahaan menghindari peningkatan biaya produksi yang
signifikan.
Sumber Referensi: Nicholson, W., & Snyder, C. M. (2014). Microeconomic Theory:
Basic Principles and Extensions. Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai