Anda di halaman 1dari 27

TUGAS EKONOMI MIKRO

RESUME CHAPTER 8

DI SUSUN OLEH:
DIAN ANGGRIANI.G (211910694)

POLITEKNIK STATISTIKA STIS


JAKARTA 2021
Kurva biaya mendeskripsikan biaya minimum yang perusahaan dapat memproduksi
berbagai jumlah output. Dalam bab ini, kita akan melihat bagaimana sebuah
perusahaan memilih tingkat output yang memaksimalkan keuntungannya. Kita juga
akan melihat bagaimana pilihan output dari masing-masing perusahaan mengarah
pada kurva penawaran untuk seluruh industri.

8.1 Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna sangat berguna untuk mempelajari berbagai pasar,
termasuk pertanian, bahan bakar dan komoditas lainnya, perumahan, jasa, dan pasar
keuangan. Karena model ini sangat penting, kita akan meluangkan waktu untuk
meletakkan asumsi dasar yang mendasarinya.

Pasar Persaingan Sempurna memiliki 3 dasar asumsi

- Pengambilan harga

Perusahaan yang tidak memiliki pengaruh atas harga pasar sehingga mengambil
harga seperti yang beredar di pasaran atau dengan kata lain perusahaan tidak
punya kemampuan untuk mempengaruhi harga. Sebuah perusahaan akan
menjual sesuai ketentuan pasar.

- Homogenitas produk

Selanjutnya adalah pasar persaingan sempurna memiliki produk yang identic


atau homogen, artinya tidak ada perusahaan yang dapat menaikkan harga
produknya di atas harga di pasaran karena banyak orang yang menjual barang
yang sama, sehingga jika produk dinaikkan harganya maka konsumen akan
beralih ke produsen lain.

- Bebas masuk dan keluar

Bebas masuk dan keluar artinya adalah produsen secara bebas masuk atau
keluar dari pasar. Untuk bisnis, itu berarti bahwa perusahaan dapat dengan
bebas memasuki industri jika melihat peluang keuntungan dan keluar jika
merugi. Dengan demikian perusahaan dapat mempekerjakan tenaga kerja dan
membeli modal dan bahan baku sesuai kebutuhan, dan dapat melepaskan atau
memindahkan faktor-faktor produksi ini jika ingin ditutup atau dipindahkan

Jika ketiga asumsi persaingan sempurna ini berlaku, kurva permintaan dan penawaran
pasar dapat digunakan untuk menganalisis perilaku harga pasar.

8.2 Maksimalisasi Keuntungan (Profit Maximization)


Sekarang kita beralih ke analisis maksimalisasi keuntungan. Pada bagian ini, kami
menanyakan apakah perusahaan memang berusaha untuk memaksimalkan
keuntungan

Apakah Perusahaan Memaksimumkan Laba?

Asumsi dari memaksimalkan keuntungan sering digunakan dalam ekonomi mikro


karena memprediksi perilaku bisnis secara cukup akurat dan menghindari komplikasi
analitis yang tidak perlu. Tapi pertanyaan apakah perusahaan benar-benar berusaha
untuk memaksimalkan keuntungan, tengah diperbincangkan.

Untuk perusahaan kecil yang dikelola oleh pemiliknya, laba cenderung mendominasi
semua keputusan. Pada perusahaan yang lebih besar, manajer yang membuat
keputusan sehari hari biasanya memiliki kontak dengan pemiliknya (contoh:
stakeholders). Hasilnya, pemilik tidak bisa memonitor perilaku manajer secara teratur.
Manajer kemudian memiliki beberapa kelonggaran dalam cara mereka menjalankan
perusahaan dan dapat menyimpang dari perilaku memaksimalkan keuntungan.

Untuk saat ini, penting untuk disadari bahwa kebebasan manajer untuk mengejar
tujuan selain dari memaksimalkan laba jangka panjang adalah terbatas. Jika mereka
mengejar tujuan tersebut, pemegang saham atau dewan direksi dapat
menggantikannya, atau perusahaan dapat diambil alih oleh manajemen baru.
Bagaimanapun, perusahaan yang tidak mendekati memaksimalkan keuntungan tidak
mungkin bertahan. Perusahaan yang bertahan dalam industri yang kompetitif
menjadikan maksimisasi laba jangka panjang sebagai salah satu prioritas tertinggi
mereka.

Dengan demikian asumsi kerja kami tentang maksimalisasi keuntungan adalah masuk
akal. Perusahaan yang telah lama berkecimpung dalam bisnis cenderung sangat peduli
dengan laba.

Bentuk Alternatif Organisasi (Alternative Forms of Organization)

Sekarang kita telah menggarisbawahi fakta bahwa maksimalisasi keuntungan adalah


asumsi mendasar dalam sebagian besar analisis ekonomi perilaku perusahaan. mari
kita berhenti sejenak untuk mempertimbangkan kualifikasi penting untuk asumsi ini:
Beberapa bentuk organisasi memiliki tujuan yang sangat berbeda dari maksimalisasi
keuntungan.

Cooperative (Koperasi) adalah asosiasi bisnis atau seseorang yang dimiliki dan
dioperasikan bersama sama oleh para anggotanya untuk keuntungan bersama.

Condominium (kondominium) adalah unit perumahan yang dimiliki secara individu


namun menyediakan akses ke fasilitas umum yang dibayar dan dikendalikan bersama
oleh asosiasi pemilik. Pemilik tersebut juga berbagi dalam pembayaran untuk
pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas umum tersebut. Dibandingkan dengan
koperasi, kondominium memiliki keuntungan penting dari penyederhanaan tata kelola,
seperti yang kita bahas di bawah ini dalam Contoh 8.1.

Example 8.1 (Contoh 8.1)

Sementara pemilik kondominium harus bergabung dengan sesama pemilik


kondominium untuk mengelola ruang bersama (misalnya, area masuk), mereka dapat
membuat keputusan sendiri tentang bagaimana mengelola unit masing-masing untuk
mencapai nilai sebesar mungkin. Sebaliknya, koperasi berbagi tanggung jawab bersama
atas hipotek terutang di gedung koperasi dan tunduk pada aturan tata kelola yang lebih
kompleks.
Di seluruh negeri, kondominium jauh lebih umum daripada koperasi, melebihi jumlah
mereka dengan faktor hampir 10 banding 1. Dalam hal ini, New York City sangat
berbeda dari negara lain — koperasi lebih populer, dan melebihi jumlah kondominium
dengan faktor sekitar 4 banding 1. Apa yang menyebabkan koperasi lebih popular di
New York? Sebagian jawabannya adalah sejarah. Koperasi perumahan adalah bentuk
organisasi yang jauh lebih tua di AS, sejak pertengahan abad kesembilan belas,
sedangkan pengembangan kondominium baru dimulai pada 1960-an, dimana sejumlah
besar bangunan di New York sudah menjadi koperasi. Tambahan, ketika kondominium
menjadi popular di negara bagian lain, ketentuan bangunan di New York menjadikan
koperasi sebagai syarat struktur perusahaan.

Penulis menemukan bahwa apartemen kondominium biasa bernilai sekitar 15,5 persen
lebih tinggi daripada apartemen setara yang diadakan dalam bentuk koperasi. Jelas,
mengadakan apartemen dalam bentuk koperasi bukanlah cara terbaik untuk
memaksimalkan nilai apartemen. Di sisi lain, pemilik koperasi bisa lebih selektif dalam
memilih tetangga mereka saat penjualan dilakukan—sesuatu yang tampaknya sangat
diperhatikan oleh warga New York. Tampaknya di New York, banyak pemilik rela
mengorbankan sejumlah besar uang untuk mendapatkan keuntungan non-moneter.

8.3 Marginal Revenue, Marginal Cost, and Profit Maximization


Profit adalah perbedaan antara (total) pendapatan dan (total) biaya

𝜋(𝑞) = 𝑅(𝑞) − 𝐶(𝑞)

Secara eksplisit menunjukkan bahwa 𝜋, 𝑅, 𝑑𝑎𝑛 𝐶 bergantung kepada output. Untuk


memaksimumkan profit, perusahaan memilih output dimana perbedaan antara
pendapatan dan biaya terbesar. Prinsip ini diilustrasikan pada Gambar 8.1. Pendapatan
R(q) adalah garis lengkung, yang mencerminkan fakta bahwa perusahaan dapat
menjual tingkat output yang lebih besar hanya dengan menurunkan harganya.
Kemiringan kurva pendapatan ini adalah pendapatan marjinal ( marginal revenue):
perubahan pendapatan yang dihasilkan dari peningkatan satu unit output.
Juga ditampilkan adalah kurva biaya total C(q). Kemiringan atau kurva ini, yang
mengukur biaya tambahan untuk memproduksi satu unit output tambahan, adalah
biaya marjinal. Perhatikan bahwa total biaya C(q) positif ketika output nol karena ada
biaya tetap dalam jangka pendek

Gambar 8.1

Gambar 8.1 merupakan grafik dari memaksimumkan profit dalam short run.
Perusahaan memilih output q* maka profit merupakan perbedaan AB antara
pendapatan R dan biaya C maksimum. Pada output tersebut, marginal revenue (slope
pada kurva pendapatan) sama dengan marginal cost (slope pada kurva biaya). Autran
dalam memaksimumkan profit adakah ketika marginal revenue atau pendapatan
marginal sama dengan marginal cost yang berlaku untuk semua perusaan, baik
persaingan atau buka.
∆𝑅/∆𝑞 merupakan marginal revenue (MR) dan ∆𝐶/∆𝑞 merupakan marginal cost
(MC). Maka dapat kita simpulkan bahwa profit akan maksimum ketika MR – MC = 0,
sehingga MR(q) = MC(q).

Permintaan dan Pendapatan Marjinal untuk Pasar Kompetitif.

Harga pasar ditentukan oleh kurva permintaan dan penawaran industri. Oleh karena
itu, perusahaan kompetitif adalah price taker atau pengambil harga. Ingatlah bahwa
pengambilan harga adalah salah satu asumsi mendasar dari persaingan sempurna.
Perusahaan pengambil harga tahu bahwa keputusan produksinya tidak akan
berpengaruh pada harga produk.

Karena ini adalah price taker atau pengambil harga, kurva permintaan d yang
dihadapi perusahaan kompetitif individual diberikan oleh garis horizontal. Pada
Gambar 8.2(a), kurva permintaan petani berhubungan dengan harga $4 per gantang
gandum. Sumbu horizontal mengukur jumlah gandum yang dapat dijual petani, dan
sumbu vertical mengukur harga.

Bandingkan dengan kurva permintaan menghadami perisahaan pada gambar 8.2(a)


dengn kurva permintaan pasar D pada gambar 8.2(b). permintaan pasar
menunjukkan seberapa banyak gandum yang akan dibeli pada setiap harga yang
memungkinkan. Slope miring ke bawah karena konsumen membeli lebih banyak
gandum pada harga yang lebih rendah.
Gambar 8.2

Perusahaan kompetitif hanya memasok sebagian kecil dari total output semua
perusahaan dalam suatu industri. Oleh karena itu, perusahaan mengambil harga pasar
produk seperti yang diberikan, memilih outputnya dengan asumsi bahwa harga tidak
akan terpengaruh oleh pilihan output. Di dalam (A) kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan adalah elastis sempurna, meskipun kurva permintaan pasar di (B) adalah
miring ke bawah.

Kurva permintaan D yang dihadapi perusahaan individu dalam pasar yang kompetitif
adalah kurva pendapatan rata-rata dan kurva pendapatan marjinalnya. Sepanjang
kurva permintaan ini, pendapatan marjinal, pendapatan rata-rata, dan harga semuanya
sama.
Memaksimumkan Profit oleh Perusahaan Kompetitif.

Karena kurva permintaan yang dihadapi perusahaan kompetitif adalah horizontal,


sehingga MR = P, aturan umum untuk memaksimalkan keuntungan yang berlaku untuk
setiap perusahaan dapat disederhanakan. Perusahaan persaingan sempurna harus
memilih outputnya sehingga biaya marjinal sama dengan harga:

𝑀𝐶(𝑞) = 𝑀𝑅 = 𝑃
8.4. Memilih Output dalam Jangka Pendek
Memaksimalkan Laba Jangka Pendek oleh Perusahaan Kompetitif

Dalam jangka pendek, perusahaan beroperasi pada jumlah modal tetap dan
harus memilih tingkat input variabel (tenaga kerja dan bahan mentah) untuk
memaksimalkan laba. Pada gambar di atas, kurva average revenue AR dan marginal
revenue MR digambarkan sebagai garis horizontal pada harga setara $40. Laba
mencapai maksimum pada titik A, dimana outputnya adalah 𝑞 ∗ = 8 pada harga $40,
karena marginal revenue sama dengan marginal cost pada titik ini (MR = MC). Pada
saat perusahaan memproduksi di 𝑞1 = 7, maka 𝑀𝑅 > 𝑀𝐶 sehingga laba dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan output. Wilayah yang diarsir antara 𝑞1 = 7 dan 𝑞 ∗
merupakan laba yang tidak dimaksimalkan karena berproduksi di 𝑞1 . Pada tingkat
output yang lebih tinggi, yaitu di 𝑞2 = 9, marginal cost melebihi marginal revenue
sehingga mengurangi output dapat menghemat biaya yang melampaui pengurangan
penerimaan. Daerah yang diarsir antara 𝑞 ∗ dan 𝑞2 = 9 merupakan laba yang hilang
karena pemborosan biaya akibat memproduksi di 𝑞2 .
Kurva MR dan MC berpotongan pada output 𝑞0 dan 𝑞 ∗ . Namun, pada 𝑞0 laba
tidak mencapai maksimum karena output yang lebih besar dari 𝑞0 nilai marginal cost-
nya jauh di bawah marginal revenue sehingga akan meningkatkan laba. Secara umum,
kondisi maksimum dapat dinyatakan sebagai kondisi saat marginal revenue sama
dengan marginal cost pada titik dimana kurva marginal cost terus meningkat.

Kapan Sebaiknya Perusahaan Menutup Usaha

Pada gambar di atas, perusahaan mengalami kerugiaan saat harganya kurang


dari average total cost pada saat memproduksi sejumlah output 𝑞 ∗ yang
memaksimalkan laba. Dalam hal ini, jika sebaiknya kodisi tidak akan membaik, maka
perusahaan sebaiknya menutup usahanya dan keluar dari idnustri. Kurva ATC yang
lebih tinggi ini diakibatkan fixed cost yang tinggi sehingga ATC akan lebih besar
dibandingkan harganya. Fixed cost ini tidak akan berubah pada tingkat output
berapapun, dan hanya dapat dihilangkan apabila perusahaan keluar dari bisnis.
Menutup usaha tidak menjadi salah satu solusi saat dalam jangka pendek
perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan bisa saja masih terus beroperasi dalam
jangka pendek dengan ekspektasi mendapatkan keuntungan di masa depan ketika
harga meningkat atau biaya produksi menurun.

Contoh 8.2
Keputusan Output Jangka Pendek di Pabrik Peleburan Aluminium
Kembali pada Contoh 7.3 bahwa short run marginal cost pabrik aluminium
bergantung pada apakah jam kerja karyawan dijalankan dua atau tiga shift per hari.
Seperti pada gambar di bawah ditunnjukkan bahwa marginalcost adalah $1140 per ton
untuk tingkat output hingga 60 ton per hari dan $1300 per ton untuk tingkat output
antara 600 dan 900 ton per hari.

Anggaplah bahwa harga aluminium pada awalnya adalah 𝑃1 = $1250 per ton.
Dalam hal ini, output yang memaksimalkan laba adalah 600 ton; perusahaan dapat
mencetak laba di atas variabel cost $110 per ton dengan memperkerjakan karyawan
dua shift per hari. Memberlakukan tiga shift per hari akan menambah lembur, dan
harga aluminium tidaklah cukup untuk menjadikan tambahan produksi yang
dihasilkan menguntungkan. Namun, anggaplah bahwa harga aluminium bertambah
menjadi 𝑃2 = $1360 per ton. Harga ini lebih besar daripada marginal cost $1300 dari
shift ketiga, sehingga menguntungkan jika menambah output hingga 900 tonper hari.
Terakhir, anggaplah harga turun hingga hanya $1100 per ton. Dalam hal ini,
perusahaan sebaiknya berhenti berproduksi, tetapi jangan keluar dari bisnis. Dengan
mengambil langkah ini, perusahaan dapat kembali berproduksi di masa mendatang
ketika harga membaik.

8.5. Kurva Penawaran Jangka Pendek Perusahaan Kompetitif


Kurva penawaran suatu perusahaan menunjukkan berapa banyak output yang
diproduksi perusahaan tersebut pada setiap tingkat harga yang mungkin. Perusahaan
kompetitif akan menambah output hingga titik dimana harga sama dengan MC, tetapi
akan menutup usaha apabila harga berada di bawah AVC. Oleh karena itu, kurva
penawaran perusahaan merupaka bagian kurva MC di mana MC lebih besar daripada
AVC.

Respons Perusahaaan terhadap Perubahan Harga Input

Ketika harga produk berubah, perusahaan mengubah tingkat outputnya untuk


memastikan bahwa MC sama dengan harga. Namun, sering kali harga output berubah
bersamaan dengan harga input. Gambar di atas ini menunjukkan kurva MC perusahaan
yang pada awalnya berada di 𝑀𝐶1 ketika perusahaan menghadapi harga $5 atas
produknya. Perusahaan memaksimalkan laba dengan memproduksi pada 𝑞1 . Saat
harga salah satu input naik, akibatknya kurvai MC bergeser ke atas dari 𝑀𝐶1 ke 𝑀𝐶2 .
Output yang memaksimalkan laba sekarang pada 𝑞2 . Dengan demikian, saat harga input
meningkat maka perusahaan akan menurunkan outputnya. Apabila perusahaan tetap
memproduksi sebanyak 𝑞1 , maka perusahaan akan menanggung kerugian pada daerah
yang diarsir.

Contoh 8.4
Produksi Jangka Pendek Produk-Produk Petroleum
Marginal cost bertambah seiring dengan bertambahnya output, tetapi melalui
serangkaian garis yang tidak merata alih-alih pada kurva yang mulus. Peningkatan ini
terjadi melalui serangkaian segmen karena pabrik pemurnian menggunakan berbagai
unit pemrosesan untuk mengubah minyak mentah menjadi produk jadi. Ketika unit
pemrosesan tertentu mencapai kapasitas maksimumnya, output hanya bisa ditambah
dengan menggantikannya dengan proses yang lebih mahal. Dalam gambar di atas,
kendala kapasitas pertama mulai terkihat ketika produksi mencapai 9700 barel per
hari. Kendala kapasitas kedua mulai timbul ketika produksi bertambah melampaui
10.700 barel per hari.
Anggaplah bahwa produk jadi dapat dijual seharga $73 per barel. Karena MC
mendekati $74 untuk unit output pertama, sebaiknya tidak ada minyak mentah yang
dimurnika ketika harganya $73. Namun apabila harganya berkisar antara $74 dan $75,
pabrik pemurnian ini sebaiknya memroduksi 9700 barel per hari. Terakhir, apabila
harga melampaui $75, unit pemurnian yang makin mahal sebaiknya digunakan dan
produksi dinaikkan hingga mencapai 10.700 barel per hari.

8.6. Kurva Penawaran Pasar Jangka Pendek


Kurva penawaran pasar jangka pendek menunjukkan jumlah output yang diproduksi
dalam jangka pendek untuk setiap tingkat harga yang mungin. Kurva penawaran pasar
dapat diperoleh dengan menjumlahkan kurva penawaran dari setiap perusahaan.
Elastisitas Penawaran Pasar
Elastisitas harga penawaran pasar mengukur sensitivitas ouput industri terhadap
harga pasar. Elastisitas penawaran 𝐸𝑆 adalah persenatse perubahan kuantitas
penawaran 𝑄 dalam merespons perubahan 1 persen harga 𝑃:
Δ𝑄⁄𝑄
𝐸𝑆 =
Δ𝑃⁄𝑃

Surplus Produsen dalam Jangka Pendek


Surplus produsen suatu perusahaan adalah penjumlahan seluruh unit yang diproduksi
yang berasal dari selisih antara harga pasar barang tersebut dan MC.

Gambar di atas menunjukkan surplus produsen jangka pendek suatu


perusahaan. Output yang memaksimalkan laba adalah 𝑞 ∗ , di mana 𝑃 = 𝑀𝐶. Surplus
yang produsen peroleh dari menjual setiap unit output adalah selisih antara harga dan
MC memproduksi unit tersebut. Surplus produsen dengan demikian merupakan
penjumlahan dari “surplus unit” atas seluruh unit yang dihasilkan perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh bidang yang diarsir.
Surplus produsen berkaitan dengan laba. Dalam jangka pendek, surplus
produsen merupakan revenue dikurangi VC. Sedangkan laba merupakan revenue
dikurangi TC.
Untuk mendapatkan surplus produsen dalam suatu pasar adalah dengan cara
menjumlah surplus produsen dari seluruh perusahaan. Gambar di bawah munjukkan
kurva penawaran pasar dimulai pada sumbu vertikal pada titik yang menunjukkan AVC
dari perusahaan berbiaya paling rendah di pasar tersebut. Seurplus produsen pasar
merupakan bidang yang di arsir.
8.7. Memilih Output Jangka Panjang

Dalam jangka pendek, satu atau lebih input perusahaan adalah tetap. Tergantung
pada waktu yang tersedia, ini dapat membatasi fleksibilitas perusahaan untuk
menyesuaikan proses produksinya dengan perkembangan teknologi baru, atau
untuk menambah atau mengurangi skala operasinya seiring dengan perubahan
kondisi ekonomi. Sebaliknya, dalam jangka panjang, perusahaan dapat mengubah
semua inputnya, termasuk ukuran pabrik. Itu dapat memutuskan untuk menutup
(yaitu, untukkeluar industri) atau untuk mulai memproduksi produk untuk
pertama kalinya (yaitu, untuk memasuki sebuah industri). Setelah menganalisis
keputusan output jangka panjang dari perusahaan yang memaksimalkan laba
dalam pasar kompetitif, kita membahas sifat keseimbangan kompetitif dalam
jangka panjang. Kami juga membahas hubungan antara masuk dan keluar, dan
keuntungan ekonomi dan akuntansi.

Maksimalisasi Laba Jangka Panjang

Gambar diatas menunjukkan bagaimana perusahaan kompetitif membuat


keputusan output jangka panjangnya yang memaksimalkan keuntungan. Seperti
dalam jangka pendek, perusahaan menghadapi kurva permintaan horizontal.
Kurva biaya rata-rata (total) jangka pendek SAC dan kurva biaya marjinal jangka
pendek SMC cukup rendah bagi perusahaan untuk membuat keuntungan positif,
diberikan oleh persegi panjang ABCD, dengan memproduksi keluaran dari Q1,
dimana SMC P BAPAK. Kurva biaya rata-rata jangka panjang yang mencerminkan
LAC adanya skala ekonomi hingga tingkat output Q2 dan skala disekonomi pada
tingkat output yang lebih tinggi. Kurva biaya marjinal jangka panjang LMC
memotong jangka panjang biaya rata-rata dari bawah at Q2, titik biaya rata-rata
jangka panjang minimum. Perusahaan memaksimalkan keuntungannya dengan
memilih output di mana harga sama dengan biaya marjinal jangka panjang LMC.
Dalam diagram, perusahaan meningkatkan keuntungannya dariABCD ke EFGD
dengan meningkatkan outputnya dalam jangka panjang. Singkatnya,output jangka
panjang dari perusahaan kompetitif yang memaksimalkan keuntungan adalah titik
di mana biaya marjinal jangka panjang sama dengan harga.

Keseimbangan Kompetitif Jangka Panjang

Agar keseimbangan muncul dalam jangka panjang, Perusahaan di pasar tidak boleh
memiliki keinginan untuk menarik diri pada saat yang sama ketika tidak ada
perusahaan di luar pasar yang ingin masuk.

LABA AKUNTANSI DAN LABA EKONOMI Laba akuntansi diukur dengan perbedaan
antara pendapatan perusahaan dan arus kas untuk tenaga kerja, bahan baku, dan
bunga ditambah biaya penyusutan. Keuntungan ekonomi memperhitungkan biaya
peluang. Salah satu biaya peluang tersebut adalah pengembalian kepada pemilik
perusahaan jika modal mereka digunakan di tempat lain. Laba ekonomi dapat di
formulasikan sebagai berikut:

𝑝 = 𝑅 − 𝑤𝐿 – 𝑟𝐾

Ukuran biaya modal yang benar adalah biaya modal pengguna, yang merupakan
pengembalian tahunan yang dapat diperoleh perusahaan dengan
menginvestasikan uangnya di tempat lain alih-alih membeli modal, ditambah
depresiasi tahunan atas modal.
KEUNTUNGAN EKONOMI NOL berarti perusahaan tersebut menghasilkan
normal—yaitu, kompetitif—pengembalian investasi itu. Pengembalian normal ini,
yang merupakan bagian dari biaya modal pengguna, adalah biaya peluang
perusahaan untuk menggunakan uangnya untuk membeli modal daripada
menginvestasikannya di tempat lain. Dengan demikian,sebuah perusahaan yang
menghasilkan laba ekonomi nol juga melakukannya dengan menginvestasikan
uangnya dalam modal seperti yang dapat dilakukan dengan berinvestasi di tempat
lain—itu menghasilkan pengembalian yang kompetitif atas uangnya. Seperti yang
akan kita lihat, di pasar kompetitif, keuntungan ekonomi menjadi nol dalam jangka
panjang. Laba ekonomi nol tidak menandakan bahwa perusahaan berkinerja
buruk, melainkan bahwa industri itu kompetitif.

MASUK DAN KELUAR Di pasar dengan masuk dan keluar, perusahaan masuk ketika
bisa memperoleh laba jangka panjang yang positif dan keluar ketika menghadapi
prospek kerugian jangka panjang.

Awalnya harga ekuilibrium jangka panjang suatu produk adalah $40 per unit,
ditunjukkan pada (B) sebagai persimpangan permintaan melengkung D dan kurva
penawaran S1. Di dalam (A) kita melihat bahwa perusahaan memperoleh laba
positif karena biaya rata-rata jangka panjang mencapai minimal $30 (pada Q2).
Laba positif mendorong masuknya perusahaan baru dan menyebabkan pergeseran
ke kanan dalam kurva penawaran ke S2, seperti yang ditunjukkan pada (B).
Keseimbangan jangka panjang terjadi pada harga $30, seperti yang ditunjukkan
pada (A), dimana masing-masing perusahaan memperoleh laba nol dan tidak ada
insentif untuk masuk atau keluar dari industri. Ketika sebuah perusahaan
memperoleh laba ekonomi nol, ia tidak memiliki insentif untuk keluar dari industri.
Demikian juga, perusahaan lain tidak memiliki insentif khusus untuk masuk.
keseimbangan persaingan jangka panjang terjadi ketika tiga kondisi berlaku:

1) Semua perusahaan dalam industri ini memaksimalkan keuntungan.


2) Tidak ada perusahaan yang memiliki insentif untuk masuk atau keluar dari
industri karena semua perusahaan tidak memperoleh keuntungan ekonomi.
3) Harga produk sedemikian rupa sehingga jumlah yang ditawarkan oleh
industri sama dengan jumlah yang diminta oleh konsumen.

PERUSAHAAN YANG MEMILIKI BIAYA IDENTIK Untuk melihat mengapa semua


kondisi ekuilibrium jangka panjang harus berlaku, asumsikan bahwa semua
perusahaan memiliki biaya yang identik. Kurva penawaran industri pada Gambar
8.14(b) akan bergeser lebih jauh ke kanan, dan harga akan turun di bawah $30—
katakanlah, menjadi $25. Pada harga itu, bagaimanapun, perusahaan akan
kehilangan uang. Akibatnya, beberapa perusahaan akan keluar dari industri.

PERUSAHAAN MEMILIKI BIAYA BERBEDA Dalam hal ini, konsisten dengan


ekuilibrium jangka panjang bagi perusahaan tersebut untuk memperoleh laba
yang lebih besarakuntansi keuntungan dan menikmati surplus produsen yang
lebih tinggi daripada perusahaan lain. Selama investor dan perusahaan lain tidak
dapat memperoleh paten yang menurunkan biaya, mereka tidak memiliki insentif
untuk memasuki industri. Sebaliknya, selama prosesnya khusus untuk produk
dan industri ini, perusahaan yang beruntung tidak memiliki insentif untuk keluar
dari industri. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi penting di sini.
Jika paten menguntungkan, perusahaan lain dalam industri akan membayar untuk
menggunakannya. Jika semua perusahaan sama-sama efisien
sebaliknya,ekonomis laba perusahaan turun menjadi nol. Namun, jika perusahaan
dengan paten lebih efisien daripada perusahaan lain, maka akan mendapatkan
keuntungan positif. Tetapi jika pemegang paten sebaliknya kurang efisien, ia
harus menjual paten dan keluar dari industri.

BIAYA PELUANG TANAH sebuah toko pakaian kebetulan terletak di dekat pusat
perbelanjaan besar. Aliran tambahan pelanggan dapat secara substansial
meningkatkan laba akuntansi toko karena biaya tanah didasarkan pada biaya
historisnya. Namun, sejauh menyangkut keuntungan ekonomi, biaya tanah harus
mencerminkan biaya peluangnya, yang dalam hal ini adalah nilai pasar tanah saat
ini. Ketika biaya peluang tanah dimasukkan, profitabilitas toko pakaian tidak lebih
tinggi dari para pesaingnya.

Sewa Ekonomi

Sewa ekonomi adalah apa yang bersedia dibayar perusahaan untuk suatu input
dikurangi jumlah minimum yang diperlukan untuk membelinya. Dalam pasar
yang kompetitif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, rente
ekonomi seringkali positif meskipun labanya nol. Kehadiran rente ekonomi
menjelaskan mengapa ada beberapa pasar di mana perusahaan tidak dapat masuk
dalam menanggapi peluang keuntungan. Di pasar tersebut, pasokan satu atau
lebih input adalah tetap, satu atau lebih perusahaan memperoleh rente ekonomi,
dan semua perusahaan menikmati keuntungan ekonomi nol. Keuntungan
ekonomi nol memberi tahu perusahaan bahwa ia harus tetap berada di pasar
hanya jika setidaknya sama efisiennya dalam produksi seperti perusahaan lain. Ini
juga memberi tahu kemungkinan pendatang ke pasar bahwa masuk akan
menguntungkan hanya jika mereka dapat memproduksi lebih efisien daripada
perusahaan yang sudah ada di pasar.

Surplus Produser dalam Jangka Panjang

sewa ekonomi berlaku untuk input faktor, surplus produsen berlaku untuk
output. Perhatikan juga bahwa surplus produsen mengukur perbedaan antara
harga pasar yang diterima produsen dan biaya produksi marjinal. Dengan
demikian, dalam jangka panjang, dalam pasar yang kompetitif,surplus produsen
yang diperoleh perusahaan dari output yang dijualnya terdiri dari sewa ekonomi
yang dinikmatinya dari semua inputnya yang langka.

Dalam ekuilibrium jangka panjang, semua perusahaan memperoleh keuntungan


ekonomi nol. Di dalam (A), sebuah tim bisbol di kota berukuran sedang menjual
cukup banyak tiket sehingga harga ($7) sama dengan biaya marjinal dan rata-
rata. Di dalam (B), permintaan lebih besar, sehingga harga $10 dapat dikenakan.
Tim meningkatkan penjualan ke titik di mana biaya produksi rata-rata ditambah
sewa ekonomi rata-rata sama dengan harga tiket. Ketika biaya peluang yang
terkait dengan kepemilikan waralaba diperhitungkan, tim memperoleh
keuntungan ekonomi nol.

8.8. Kurva Pasokan Jangka Panjang Industri

Dalam jangka panjang, perusahaan masuk dan keluar pasar saat harga pasar
berubah. Hal ini membuat tidak mungkin untuk menjumlahkan kurva
penawaran—kita tidak tahu persediaan perusahaan mana yang harus
dijumlahkan untuk mendapatkan total pasar. Bentuk kurva penawaran jangka
panjang tergantung pada sejauh mana kenaikan dan penurunan output industri
mempengaruhi harga yang harus dibayar perusahaan untuk input ke dalam
proses produksi. Dalam kasus di mana ada skala ekonomi dalam produksi atau
penghematan biaya yang terkait dengan pembelian input dalam jumlah besar,
harga input akan menurun seiring dengan peningkatan output. Dalam kasus di
mana disekonomis skala hadir, harga input dapat meningkat dengan output.
Kemungkinan ketiga adalah bahwa biaya input mungkin tidak berubah dengan
output. Dalam analisis kami tentang pasokan jangka panjang, akan berguna untuk
membedakan di antara tiga jenis industri: biaya konstan, peningkatan biaya, dan
penurunan biaya.

Industri Biaya Konstan

industri biaya konstan adalah Industri yang kurva penawaran jangka


panjangnya horizontal.

Gambar 8.16 menunjukkan turunan dari kurva penawaran jangka panjang


untuk a industri biaya konstan. Pilihan output perusahaan diberikan dalam (a),
sedangkan output industri ditunjukkan pada (b). Asumsikan bahwa industri pada
awalnya berada dalam keseimbangan di persimpangan kurva permintaan pasar
D1 dan kurva penawaran pasar jangka pendek S1. Titik A di persimpangan
permintaan dan penawaran berada pada kurva penawaran jangka panjang SL
karena itu memberitahu kita bahwa industri akan memproduksi Q1 unit output
ketika harga keseimbangan jangka panjang adalah P1. Di dalam (B), kurva
penawaran jangka panjang dalam industri biaya konstan adalah garis horizontal
SL Ketika permintaan meningkat, awalnya menyebabkan kenaikan harga
(diwakili oleh perpindahan dari titik A untuk menunjuk C), perusahaan pada
awalnya meningkatkan outputnya dari Q1 ke Q2, seperti yang ditunjukkan pada
(A). Tetapi masuknya perusahaan baru menyebabkan pergeseran ke kanan dalam
penawaran industri. Karena harga input tidak terpengaruh oleh peningkatan
output industri, entri terjadi sampai harga asli diperoleh (pada titik B di dalam
(B)). Oleh karena itu, kurva penawaran jangka panjang untuk industri biaya
konstan adalah garis horizontal pada harga yang sama dengan biaya produksi
rata-rata minimum jangka panjang. Pada harga yang lebih tinggi, akan ada
keuntungan positif, peningkatan entri, peningkatan pasokan jangka pendek, dan
dengan demikian tekanan ke bawah pada harga. Ingatlah bahwa dalam industri
biaya konstan, harga input tidak berubah ketika kondisi pasar output berubah.
Industri biaya konstan dapat memiliki kurva biaya rata-rata jangka panjang
horizontal.

Industri Berbiaya Tinggi

biaya meningkat industri Industri yang kurva penawaran jangka panjangnya


miring ke atas.

Di dalam (B), kurva penawaran jangka panjang dalam industri dengan biaya
yang meningkat adalah kurva yang miring ke atas SL Ketika permintaan
meningkat, awalnya menyebabkan kenaikan harga, perusahaan meningkatkan
output mereka dari Q1 ke Q2 di dalam (A). Dalam hal ini, masuknya perusahaan
baru menyebabkan pergeseran ke kanan dalam penawaran dari S1 ke S2. Karena
harga input meningkat sebagai hasilnya, yang baru ekuilibrium jangka panjang
terjadi pada harga yang lebih tinggi dari ekuilibrium awal. Dalam industri dengan
biaya yang meningkat, kurva penawaran industri jangka panjang miring ke atas.
Industri menghasilkan lebih banyak output, tetapi hanya pada harga yang lebih
tinggi yang diperlukan untuk mengkompensasi kenaikan biaya input. Istilah
"kenaikan biaya" mengacu pada pergeseran ke atas dalam kurva biaya rata-rata
jangka panjang perusahaan, bukan pada kemiringan positif dari kurva biaya itu
sendiri.

Industri Penurunan-Biaya

penurunan-biaya industri Industri yang kurva penawaran jangka panjangnya


miring ke bawah. Dalam hal ini, peningkatan permintaan yang tidak terduga
menyebabkan output industri berkembang seperti sebelumnya. Tetapi ketika
industri tumbuh lebih besar, ia dapat memanfaatkan ukurannya untuk
mendapatkan beberapa inputnya dengan lebih murah. Misalnya, industri yang
lebih besar memungkinkan sistem transportasi yang lebih baik atau jaringan
keuangan yang lebih baik dan lebih murah. Dalam hal ini, kurva biaya rata-rata
perusahaan bergeser ke bawah (bahkan jika mereka tidak menikmati skala
ekonomi), dan harga pasar produk turun. Harga pasar yang lebih rendah dan
biaya produksi rata-rata yang lebih rendah mendorong keseimbangan jangka
panjang yang baru dengan lebih banyak perusahaan, lebih banyak output, dan
harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, dalamindustri penurunan biaya, kurva
penawaran jangka panjang untuk industri miring ke bawah.

Efek Pajak

Pajak keluaran dapat memiliki dua kemungkinan efek. Jika perusahaan masih
dapat memperoleh laba ekonomi positif atau nol setelah pengenaan pajak, ia akan
memaksimalkan labanya dengan memilih tingkat output di mana biaya marjinal
ditambah pajak sama dengan harga produk. Outputnya jatuh dariQ1 ke Q2, dan
implisit efek pajak adalah menggeser kurva penawarannya ke atas (dengan
jumlah pajak). Jika perusahaan tidak dapat lagi menghasilkan keuntungan
ekonomi setelah pajak telah dikenakan, ia akan memilih untuk keluar dari pasar.

Pajak keluaran menaikkan kurva biaya marjinal perusahaan sebesar jumlah


pajak. Perusahaan akan mengurangi outputnya ke titik di mana biaya marjinal
ditambah pajak sama dengan harga produk.

Elastisitas Pasokan Jangka Panjang

Elastisitas jangka panjang dari penawaran industri didefinisikan dengan cara


yang sama seperti elastisitas jangka pendek: Ini adalah persentase perubahan
output yang dihasilkan dari persentase perubahan harga.
Pajak keluaran yang dikenakan pada semua perusahaan di pasar kompetitif
menggeser kurva penawaran untuk industri ke atas sebesar jumlah pajak.
Pergeseran ini menaikkan harga pasar produk dan menurunkan total output
industri. Besarnya elastisitas akan tergantung pada sejauh mana biaya input
meningkat seiring dengan perluasan pasar. Misalnya, industri yang bergantung
pada input yang tersedia secara luas akan memiliki penawaran jangka panjang
yang lebih elastis daripada industri yang menggunakan input dalam pasokan
pendek.

Anda mungkin juga menyukai