Anda di halaman 1dari 7

BAB 10

MDt^iO
PERUSAHAAN
_naan adalah organisasi yang berorientasikan pada laba (profit- ‘ed) yang membeli input dan jasa-jasa
input serta menjual barang- «g dan jasa.
Kegiatan produksi kerap kali membutuhkan usaha-usaha yang : rdinasi dari beberapa orang. Oleh
karena itu, perusahaan meru- i alat untuk mencapai koordinasi yang dibutuhkan tersebut. Pasar _ juga
digunakan untuk mengkoordinir semua kegiatan tersebut, ; i mungkin akan ada biaya transaksi yang
dibutuhkan. Transaksi- 5aksi yang terjadi di dalam suatu perusahaan bisa mengurangi :gian biaya-
biaya tersebut. Perusahaan-perusahaan dibentuk jika atan produktif lewat suatu "dasar perjanjian"
(contractual basis) efisien daripada menggunakan mekanisme pasar.

16
3
Pekerja dan Enterpeneur
Ada dua jenis partisipan dalam sebuah perusahaan yaitu pekerja dan "usahawan" (entrepreneur). Para
pekeija menyediakan input tenagi keija; jasa mereka biasanya dinilai berdasarkan pada dasar
perjanjian, misalnya, jam keija harian atau mingguan. "Usahawan" (entrepreneur,! adalah organisator
dan penanggung risiko dalam proses produksi. Entrepreneur akan menerima kompensasi jika semua
kewajiban- kewajiban perusahaan telah diselesaikan.
Fungsi Enterpreneur dalam Perusahaan
Fungsi kewiraswastaan (entrepreneurial) dalam perusahaan dibar. menjadi 2 yakni manajemen dan
pemegang saham. Manajemen mengorganisir produksi, sedangkan pemegang saham menyediakan
sumber daya finansial untuk perusahaan dan menanggung risiko. Namua demikian,
pertanggungjawaban para pemegang saham dalam masak-; utang perusahaan hanya terbatas pada
investasi awal saja.
10.2. TUJUAN PERUSAHAAN
Perusahaan dianggap akan berupaya sedapat mungkin untuk mema-. simumkan labanya (profit-
oriented). Keputusan-keputusan perusaharr yang berkaitan dengan masalah harga, output, input, dan
faktor-fakt;- lainnya mencerminkan suatu upaya yang selalu ditujukan untui mendapatkan laba yang
lebih tinggi. Walaupun setiap teori perusahaj harus dinilai berdasarkan ketepatan prediksinya, tetapi
ada alasan yarg harus diterima dalam menganggap maksimisasi laba.
Maksimisasi Laba
Ekonom George Stigler telah mengajukan suatu prinsip yar.i dikenal dengan nama "prinsip
keselamatan" (survivorship prir- ciple) yang ditulisnya dalam papemya yang beijudul The Economies
cA Scale dalam The Journal of Law and Economics (Oktober 195 ij_
kan prinsip tersebut, perusahaan-perusahaan yang "selamat" ang waktu tampaknya adalah mereka
yang bertujuan untuk laba yang tertinggi. Unit-unit usaha komersial yang tidak tasi kepada laba akan
terdepak keluar dari dunia bisnis oleh aan-perusahaan yang bisa memperoleh laba maksimum dengari
yang lebih efisien.
yang Rendah Mengundang Pengambil-alihan Perusahaan
aan-perusahaan yang tidak menghasilkan laba yang memadai diambil alih dan manajemennya
berpindah. Harga saham suatu iaan mungkin akan turun jika manajemennya tidak efisien, saham yang
rendah dapat menarik kelompok pemegang saham baru. Pemegang saham yang baru akan mengambil
alih mana- tersebut, dengan mengharapkan mendapatkan suatu manfaat dari harga saham jika keadaan
laba membaik.
haan dan Tujuan-tujuan Alternatif
I-model ekonomi dibuat dengan memperhatikan tujuan-tujuan lain suatu perusahaan. Tujuan
perusahaan bisa bermacam-macam, iya maksimisasi penjualan, pertumbuhan, atau kepuasan manaje-
John Kenneth Galbraith (1958) berpendapat bahwa "tekno- yang "menjalankan" perusahaan modem
adalah pencapaian tumbuhan dan stabilitas. Sementara model lainnya, didasarkan pendapat dari
Herbert Simon, menganggap bahwa perusahaan mengejar "kepuasan" daripada memaksimumkan
laba. Simon ndapat bahwa kompleksitas perusahaan modem membuat titik tian mereka tidak hanya
pada satu tujuan saja; seperti misalnya Sebaliknya, perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai
berbagai

16
4 ✓
10.3. LABA EKONOMIS
Laba ekonomis didefinisikan sebagai penerimaan dikurangi bia>a produksi:
Laba = Penerimaan - Biaya Produksi
Dalam bab di muka kita mendefinisikan bahwa biaya produksi adai¿1 biaya eksplisit dan biaya
implisit. Sesuai dengan definisi tersebui, definisi laba pun berbeda dengan definisi yang "biasa"
digunakan. Laba ekonomis dan laba akuntansi mempunyai konsep yang berbeda pula.
Contoh: Misalkan sebuah perusahaan mempunyai penerimaar Rp540.000,00 dan biaya produksi
Rp530.000,00. Laba akan sama dengan Rp 10.000,00.
Laba = Penerimaan - Biaya Produksi Rp 10.000,00 = Rp540.000,00 - Rp530.000,00
Laba Ekonomis dan Keseimbangan Pasar
Laba ekonomis sama dengan nol merupakan syarat terjadinya keseimbangan pasar. Biaya produksi
termasuk biaya implisit dinilai berdasarkan pada penggunaan "terbaiknya" (opportunity cost).
Laba ekonomis sama dengan nol mencerminkan bahwa penerimaan yang diperoleh dari penggunaan
input sekarang sama banyaknya dengan penerimaan yang didapat dari penggunaan terbaiknya
(opportunity cost). Jika laba sama dengan nol, berarti tidak ada insentif bagi suatu perusahaan untuk
merealokasikan input-inputnya. Perusahaan-perusahaan baru pun tidak mempunyai insentif khusus
untuk memulai memproduksi suatu barang jika mereka memperkirakan akar mendapatkan laba sama
dengan nol. Jika ada laba positif di pasar, maka perusahaan-perusahaan lain mempunyai insentif untuk
memasuki pasar tersebut.
ambaran Laba Secara Grafis
iapat disajikan secara grafis dengan dua cara. Laba total ditun- . oleh jarak vertikal antara kurva
penerimaan total atau Total ue (TR) dengan kurva biaya total atau Total Cost (TC), seperti ukkan
Gambar 10.(a). Laba rata-rata atau laba per unit output akkan oleh jarak vertikal antara harga (average
revenue = AR) biaya rata-rata (average cost = AC), seperti ditunjukkan oleh Dar 10.1 (b). Laba total
tersebut kemudian disajikan oleh area . DE dalam Gambar 10. l(b) tersebut.

16
7
10.4. MAKSIMISASI LABA
Perusahaan-perusahaan akan menentukan kuantitas dan harga yang dapat menghasilkan laba
ekonomis yang maksimum. Laba tersebut dapat dioptimalkan dengan penerapan kalkulus diferensial
atau teknik- teknik matematis lainnya terhadap suatu fungsi laba. Kaidah-kaidah berikut dapat
diterapkan untuk memaksimumkan laba:
Kaidah Jangka Pendek
Jika suatu perusahaan berproduksi, ia akan berproduksi pada saat MC sedang menaik dan sama
dengan MR (MC = MR). Perusahaan tersebut akan berproduksi dalam jangka pendek jika harga dari
outputnya sama atau lebih besar dari AVC (P ^ AVC).
Kaidah Jangka Panjang
Perusahaan akan menentukan ukuran pabrik yang biaya produksinya minimum.
Perusahaan tersebut akan berproduksi dalam jangka panjang jika laba lebih besar atau sama dengan
nol (Di ^ 0).
Laba Maksimum
Laba total akan maksimum jika kurva TR melampaui (lebi: besar dari) kurva TC dan jarak vertikal
antara keduanya maksimum Keadaan ini akan terjadi pada suatu tingkat output di mana kedua kun ;
tersebut mempunyai slope yang sama (lihat Gambar 10.2).
Sebuah garis singgung terhadap kurva TR akan sejajar dengan gar.; singgung terhadap kurva TC pada
tingkat output yang mempunyai laba maksimum tersebut.
Contoh: Laba maksimum akan terjadi pada tingkat output Q* dalam Gambar 10.2. Laba tidak akan
maksimum pada Q^, karena paa
titik tersebut kedua kurva tersebut saling menjauh (menyebar). Ok: karena itu laba yang lebih tinggi
masih dapat dicapai deng menaikkan kuantitas. Demikian pula pada titik Q2, laba tidak
-.num karena kedua kurva tersebut saling mendekati (mengumpul) tgga laba maksimum dapat dicapai
dengan menurunkan kuantitas. =na laba tidak akan maksimum jika kurva TR dan kurva TC yebar atau
mengumpul, maka laba maksimum akan dicapai bila t kurva tersebut sejajar.
Rp

Gambar 102.
Menyamakan Marginal Revenue (MR) dengan Marginal Cost MC)
5eperti disebut di muka, tingkat output yang dapat memaksimumkan laba akan terjadi jika MC
(menaik) sama dengan MR:
MR = MC
■!C didefinisikan sebagai perubahan TC untuk 1 unit perubahan kuan- ::as yang diproduksi. Marginal
Revenue (MR) adalah perubahan TR □ntuk 1 unit perubahan kuantitas yang dijual. MC dapat
disamakan
dengan slope dari suatu garis singgung menuju kurva TC (ATC/A Sedangkan MR dapat disamakan
dengan slope dari garis sing menuju kurva TR (ATR/AQ).
Jarak maksimum antara kurva TC dan kurva TR terjadi p saat garis singgung pada kurva TR sejajar
dengan garis singgung b TC pada Gambar 10.2. Dus, laba akan maksimum jika MR = MC.
Contoh: Laba akan maksimum pada tingkat output Q di MC menaik dan memotong MR pada Gambar
10.3. Jika ou diperbesar melampaui Q , maka setiap unit tambahan output menambah biaya lebih
besar daripada penerimaannya dan oleh k
j|j
itu laba akan menurun. Pada tingkat output di bawah Q , MR le besar dari MC dan laba dapat
dinaikkan dengan menaikkan output.
Rp/unit

Gambar 103.

17
0
Galung Tikar (shut-down point) Jangka Pendek
-uksimum yang dapat dicapai suatu perusahaan bisa negatif. Jika carang P" atau P"'seperti ditunjukkan oleh Gambar 10.4,
maka tingkat output yang dipilih oleh perusahaan akan menghasilkan yang negatif.
Namun demikian, perusahaan tersebut dapat meminimumkan iya dengan cara menutup usahanya (shutting down) jika harga
'.ebih kecil dari AVC. Sebuah perusahaan tidak boleh merugi resar dari FC-nya pada suatu periode tertentu. Perusahaan terse-
dap at menghindari semua biaya lainnya dalam jangka pendek - cara menghentikan kegiatan produksi.
Jika harga lebih kecil dari AVC ( P<AVC ), maka kerugian '.ebih besar dari AVC. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus
rp kegiatan produksinya (lihat Gambar 10.4).
Pada tingkat harga P'" seperti ditunjukkan Gambar 10.4 terse- perusahaan dapat meminimumkan kerugiannya dengan meng-
kegiatan produksi. Namun demikian, pada tingkat harga P"'* dapat meminimumkan kerugiannya dalam jangka pendek j
memproduksi output sebanyak Q".
Gulung Tikar (shut-down point) Jangka Panjang
- jangka panjang, sebuah pabrik (perusahaan) akan gulung tikar i) jika laba ekonomis-nya lebih kecil dari nol. Tidak ada biaya
riam jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan tersebut akan hentikan kegiatan produksi jika penerimaan tidak dapat
menutup biaya pribadi produksi. Perusahaan tersebut, seperti yang can oleh Gambar 10.4 akan menghentikan produksi dalam
panjang jika harga sama dengan P".

Gambar 10.4
10.5. PEMILIHAN UKURAN PABRIK
Perusahaan akan memilih suatu kapasitas pabrik untuk mt mumkan biaya dalam memproduksi suatu tingkat output yang d kan
dalam jangka panjang. Hal ini berarti bahwa perusahaan te harus memilih suatu ukuran pabrik yang sesuai dengan tingk
seperti yang ditunjukkan pada LRAC (kurva perencanaan).
Contoh: Jika Q* adalah tingkat output yang diinginkan jangka panjang, maka suatu perusahaan akan memilih kapasitas yang
sesuai Q (lihat Gambar 10.5).

Anda mungkin juga menyukai