Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan
relatif

homogen,

berhimpun

untuk

meningkatkan

kesejahteraannya.

Dalam

pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang


mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilainilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri, percaya pada diri
sendiri dan kebersamaan akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu
kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para
pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan
usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis
yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Disinilah koperasi
harus tetap mempertahankan hidupnya agar dapat bersaing dalam pasar.
Dalam persaingan pasar, koperasi haruslah mampu mempertahankan dirinya
agar para pelanggan tetap mau berkerjasama dengan koperasi. Dalam makalah ini
akan di bahas bagaimana koperasi menaganaliis harga, mengigat bahawa pasar tak
lepas dari harga harga yang selau bersaing dengan ketat. Mulai bagaiman koperasi
memproduksi barang dengan murah mampu bersaing dengan para penjual dan
bagaimana koperasi mempertahankan dirinya dalam pasar persaingan sempurna dan
tak sempurna dengan motode pertahanan harga pasar.
2. Rumusan Masalah.
1) Bagaimana ekuilibrium usaha koperasi dalam persaingan sempurna terbentuk?
2) Bagaimana kinerja koperasi dalam jangka pendek sistem pasar persaingan
sempurna?
3) Bagaimana kinerja koperasi dalam jangka panjang dalam sistem pasar persaingan
sempurna?
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana pembentukan ekuilibrium usaha koperasi dalam
persaingan sempurna.
2) Untuk mengetahui bagaimana kinerja koperasi dalam jangka pendek sistem pasar
persaingan sempurna?
3) Untuk mengetahui bagaimana kinerja koperasi dalam jangka panjang dalam sistem
pasar persaingan sempurna?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pasar Persaingan Sempurna

Persaingan sempurna merupakan keadaan dimana barang dan jasa yang dijual di
pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik.
Persaingan sempurna adalah struktur pasar yang paling banyak digunakan oleh ahli
ekonomi. Model persaingannya merupakan dasar analisis dan riset terapan yang luas.
Adapun karaktersitik yang menyebabkan terjadinya persaingan sempurna dalam suatu
pasar atau industri adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pembeli dan penjual yang besar/banyak.
Jumlah yang besar merupakan gambaran struktur dasar pasar persaingan
sempurna. Besar disini, tidak mengacu pada jumlah tertentu. Akan tetapi,
harus ada cukup perusahaan sehingga masing-masing perusahaan, sebesar
apapun, hanya memasok sebagaian kecil dari jumlah keseluruhan yang
mempengaruhi pasar. Akibatnya, tingkat produksi perusahaan (kapasitas
penuh atau tidak berproduksi sama sekali), tidak akan berpengaruh besar pada
harga pasar.
2. Seluruh perusahaan menjual produk yang identik (Homogenitas produk).
Pembeli menganggap produk suatu perusahaan sama dengan produk
perusahaan lainnya. Dalam benak pembeli, produk setiap perusahaan
dipandang sebagai subsitusi yang sempurna bagi produk perusahaan manapun
dipasar.
3. Perusahaan bebas masuk dan keluar (Free Entry And Exit)
Tidak ada hambatan untuk masuk ataupun keluar dari pasar, baik bagi
perusahaan mapun sumber-sumber daya yang digunakan (seperti keuangan,
teknologi dan sebagainya). Walaupun untuk masuk atau keluar pasar mungkin
memerlukan waktu, perusahaan-perusahaan pada struktur persaingan bebas
memiliki kebebasan untuk memilihnya. Asumsi ini dapat menjamin kinerja
yang efisien dari perusahaan-perusahaan dalam pasar yang kompetitif.
4. Pengetahuan yang sempurna dari pembeli dan penjual.
Pembeli maupun penjual diasumsikan memiliki pengetahuan yang sempurna
mengenai kondisi pasar. Informasi dapat diperoleh secara cuma-cuma.
B. Equilibrium Usaha Koperasi dalam Persaingan Sempurna
1. Tujuan-Tujuan Usaha Koperasi
Pernyataan pertama yang harus dijawab adalah, strategi penerapan harga
bagaimana yang kan dipakai oleh suatu koperasi pembelian dalam transaksi
pasarnya? Dalam teori koperasi tradisional, meminimalkan harga input yang
dibayar oleh anggota. Ada lima aturan penetapan harga bagi koperasi :
a) Maksimisasi Profit

Perusahaan berada dalam equlibrium, ketika memaksimalkan produknya yang


didefenisikan sebagai perbedaan antara Total Cost (TC) dengan Total Revenue
(TR). Keadaan ini sama dengan aturan persamaan Marginal Revenue (MR) =
Marginal Cost (MC).
b) Maksimisasi Output
Asumsi perilaku lainnya adalah maksimisasi output, dalam kondisi bahwa
tidak akan ada kerugian yang diderita oleh koperasi. Kondisi ini akan terwujud
jika Average Cost (AC) = Average Revenue (AR). Harganya menjadi P = AC =
AR.
c) Meminimasi Average Cost
Ini merupakan tujuan koperasi untuk memberikan pelayanan kepada anggota
dengan tingkat harga yang serendah-rendahny. Hal ini berarti koperasi
memproduksi ouput pada average cost yang minimum.
d) Kompetitif Ekuilibrium
Koperasi berperilaku seperti halnya ia berada dalam struktur pasar yang
kompetitif. Dalam persaingan sempurna, ekuilibrium akan diperoleh bila MC
= P = AC. Dalam solusi persaingan, koperasi akan meningkatkan produksinya
sampai pertambahan biaya bagi pertambahan unit produksinya (Marginal
Cost) sama dengan harga yang harus dibayar anggota. Pembeli dikenakan
harga yang sama persis dengan biaya yang dikeluarkan untuk sumber daya
dalam produksi pada unit produksi tambahan tersebut.
e) Maksimisasi SHU
Jika koperasi bertujuan untuk memaksimumkan

SHU

yang

dapat

didistribusikan kepada anggotanya, koperasi tersebut harus memproduksi


output yang merupakan hasil terbesar dari perbedaan antara harga yang akan
dibebankan, dengan rata-rata biaya produksinya (AC). Dalam aturan harga
dimana koperasi menjual jasanya/ produknya kepada anggota pada harga yang
serendah mungkin tanpa menderita kerugian disebut strategi penetapan harga
optimal bagi suatu koperasi pembelian, yang mengecerkan barang/jasa
kepada anggotanya.
C. Kinerja Jangka Pendek Koperasi
Dalam jangka pendek koperasi hanya mampu mempertahankan output yang
ada dengan cara memperhitungkan biaya-biaya yang digunakan dalam proses
produksi. Selain itu, koperasi juga harus mampu memberikan pelayanan terbaik
kepada konsumen, sebab dalam pasar persaingan sempurna konsumen dengan bebas
memilih produsen yang mereka sukai.

Suatu koperasi yang menjual produk kepada anggotanya dalam struktur pasar
yang bersaing secara sempurna, jika ingin berhasil dia harus menyediakan paling
sedikit keunggulan yang sama kepada para anggotanya dibanding pelayanan yang
diberikan oleh para pesaingnya.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam analisis komparatif
koperasi, perlu adanya tambahan dua (2) asumsi sebagai berikut:
1) Anggota-anggota potensial suatu koperasi punya jalan masuk ke pasar,
berintegrasi dengan pasar tersebut dan berada dalam kandungan berbagai
rantai tata niaga.
2) Sistem pasar kompetitif bekerja tanpa masalah kegagalan pasar. Berapapun
produk yang dijual akan laku pada tingkat harga pasar yang berlaku. Sistem
pasar bekerja dengan biaya sama dengan nol.
Kasus 1: Kemampuan Koperasi Sama dengan Kemampuan Manajerial Pesaing
Dalam pasar persaingan sempurna, suatu koperasi tidak mempunyai pengaruh
dalam mengendalikan harga. Kurva permintaan yang dihadapi koperasi akan bersifat
elastis sempurna (horizontal), artinya koperasi dapat menjual produknya berapapun
tanpa mempengaruhi harga jual. Dengan mengikuti peraturan penetapan harga
AC=MR=P=D, maka perbedaan satu-satunya antara koperasi dengan perusahaan
(penjual) nonkoperasi adalah bahwa koperasi dapat menetapkan jumlah yang lebih
banyak pada tingkat harga yang sama. Karena itu dalam jangka pendek, tidak akan
terdapat keunggulan bagi anggota dibanding dengan membeli di pasar.

Pada saat melakukan maksimisasi profit, perusahaan mengeluarkan produk


sebanyak Q1 sedangkan koperasi akan memproduksi sejumlah Q2.
Tak dapatkah koperasi menekan harga (P2) di bawah tingkat persaingan (P1)?
Ada dua jawaban bagi pertayaan diatas ini :
1) Jika koperasi memberikan harga yang lebih rendah (P2) dengan tingkat
output Q3 seluruh pembeli yang menarik pada produk ini akan membeli
dari koperasi (karena harga koperasi lebih rendah dari harga pasar), dan
akan menjadi anggota koperasi. Output koperasi akan meningkat sampai
Average Cost meningkat sehingga AC=P1
2) Anggota dapat memutuskan untuk mempertahankan harga koperasi P2 di
bawah harga persaingan, atau memberikan harga persaingan P1 tetapi
membatasi otputnya pada Q3, sehingga profit akan terwujud dan dapat
diberikan kepada anggota, lalu memberikan harga yang sebenarnya lagi,
(P2) yang lebih rendah dari harga persaingan (P1)
Dapatkah ini berjalan?
Untuk merealisasikannya, pengurus pertama-tama harus membatasi
masuknya anggota baru. Kedua anggota harus mampu menjaga output
koperasi hanya dapat diproduksi di bawah jumlah yang telah disetujui (Q3).
Output harus sesuai dengan rasio output/jumlah anggota. Karena koperasi
memberikan harga yang lebih rendah dari harga pasar, maka anggota biasanya
ingin membeli lebih banyak; jumlah barang yang tidak akan dipakainya
sendiri dapat dengan mudah dijual kembali ke pasar dengan harga yang lebih
tinggi dan memperoleh profit dengan resiko yang lebih kecil.
Kasus 2 : Koperasi dengan Kemampuan Manajerial yang Lebih Rendah
Pada pasar persaingan sempurna, koperasi dengan kemampuan yang lebih
rendah berarti :
a. Kurva biaya rata-ratanya berada di atas harga jual, atau
b. Biaya yang dikeluarkan koperasi lebih tinggi daripada biaya pasarnya.

Dalam kondisi seperti ini koperasi tidak akan mampu untuk bersaing kendatipun
koperasi dapat beroperasi dengan menderita kerugian. Sepanjang koperasi masih
mampu menutup biaya variabel, koperasi masih dapat melaksanakan kegiatannya
dengan harapan dalam waktu panjang koperasi dapat menghapus kerugian tersebut.
Tetapi, kondisi ini akan menyulitkan koperasi karena koperasi harus bersaing dengan
perusahaan nonkoperasi yang telah bekerja secara efisien.
Mengingat koperasi tidak dapat menaikkan harga di atas harga pasar, koperasi
itu menghadapi kerugian yang harus diatasi oleh para anggota atau oleh bantuan dari
luar. Kebanyakan koperasi yang mengalami nasib seperti itu adalah koperasi yang
berada pada fase permulaan, dalam hal ini boleh jadi manajemen belum berpengalaman
atau manajemen yang baik sulit untuk ditarik.
Dalam jangka pendek koperasi berkemampuan rendah dapat hidup terus selama
menghindari memproduksi dengan menderita kerugian

Kasus 3 : Koperasi dengan Kemampuan Manajerial yang Lebih Tinggi


Suatu koperasi dengan tingkat kompetitif yang lebih tinggi dapat
memproduksi output dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaingnya. Bila
koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimasi profit, keuntungan yang
dapat diraih oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan perusahaan pesaingnya
karena ia dapat menjual lebih banyak pada tingkat harga yang sama dengan harga
pesaingnya. Tetapi seperti yang dijelaskan sebelumnya situasi seperti ini sulit untuk
distabilkan dan keunggulan koperasi akan dierosi oleh waktu. Koperasi akan
memproduksi semakin banyak untuk memenuhi permintaan anggota, bila tingkat
produksi telah dicapai,maka koperasi tidak dapat memberikan kepada para
anggotanya suatu keunggulan dari pesaingnya.
Dari ketiga kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa pada pasar persaingan
sempurna dalam jangka waktu yang pendek koperasi tidak akan mempunyai
keunggulan komparatif dalam penentuan harga jual dan hanya mungkin mempunyai

keunggulan dalam memberikan manfaat tidak langsung (SHU) kepada anggotanya,


walaupun manfaat itu diterima dalam jangka waktu yang sangat pendek (sebelum titik
break event jangka pendek tercapai).

D. Kinerja Jangka Panjang Koperasi


Hendar dan Kusnadi (2005:138-141) dalam ekonomi mikro, jangka panjang
diartikan sebagai jangka waktu yang cukup panjang, sehingga perusahaan (termasuk
koperasi) dapat mengubah input tetapnya. Jadi, dalam jangka panjang semua input
adalah variabel. Dalam menganalisis penampilan komparatif koperasi pada pasar
persaingan sempurna dalam jangka panjang, akan dibedakan lagi kasus-kasus
kemampuan koperasi yang sama, lebih rendah atau lebih tinggi daripada pesaingnya.
Kasus 1: Koperasi dengan kemampuan manajerial yang sama dengan
kemampuan pesaingnya.
Dalam jangka panjang keseimbangan suatu perusahaan dicapai pada saat
LRAC=MC=P=AR. Jadi, di pasar persaingan sempurna, kondisi equilibrium
jangka panjang dicapai pada saat kondisi ini berlaku pula pada koperasi yang
mempunyai kemampuan sama dengan pesaingnya.

Karena koperasi hanya merupakan pelaku yang kecil di pasar, maka koperasi
tak dapat mempengaruhi harga, juga tak dapat membebankan harga yang lebih
mahal dari pesaingnya, kepada anggota. Dengan biaya yang lebih tinggi, akan
mengakibatkan kerugian bagi koperasi. Sedangkan dalam jangka pendek, koperasi

dengan kemampuan yang lebih rendah pun akan dapat bersaing, dalam keadaan
tertentu.
Koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah mungkin dapat bertahan
untuk jangka waktu tertentu, karena tertolong oleh antusiasme para anggota serta
kesetiaan mereka. Jika manfaat bagi anggota tidak didahulukan, maka kesetiaan
anggota akan menyusut dan koperasi akan lenyap, jika koperasi gagal menekan
biaya atau meningkatkan kemampuan manajerialnya.
Dalam jangka panjang, harga dalam pasar persaingan sempurna akan sama
dengan biaya produksi rata-rata minimumnya. Tidak ada perbedaan yang absolut
baik dalam harga maupun kuantitas (jumlah) barang yang dijual di koperasi dan di
perusahaan yang memaksimalkan keuntungan (profit). Dalam jangka pendek
koperasi akan dapat menghasilkan output yang lebih banyak, dengan harga yang
sama. Ketentuan/aturan harga yang sama/identik bagi seluruh partisipan pasar.
Kasus 2: Koperasi dengan kemampuan manajerial yang lebih rendah dari
kemampuan pesaing
Dalam hal koperasi memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam jangka
pendek dengan biaya rata-rata yang lebih besar dari pada biaya rata-rata pesaing,
maka koperasi dalam jangka panjang yang mempunyai biaya rata-rata lebih besar dari
pada biaya rata-rata pesaing tidak akan berhasil hidup terus. Harga pasar akan tetap
menyinggung kurva biaya rata-rata jangka panjang di titik minimum. Karena koperasi
hanya pemain kecil dalam pasar, maka dalam jangka panjang pun ia tidak akan
mampu mempengaruhi harga. Koperasi tidak dapat meminta anggotanya suatu harga
yang lebih tinggi daripada saingannya. Dengan biaya (cost) yang lebih tinggi,
koperasi akan menderita kerugian.
.

Kasus 3: Koperasi dengan kemampuan yang lebih tinggi.


Suatu

koperasi

dengan

kemampuan

manajerial

lebih

tinggi

dapat

menyingkirkan sainganya dalam pengertian ganda :


a. Dapat menyediakan barang dengan harga lebih rendah, dan
b. Dapat memberikan keuntungan kepada para anggotanya bila koperasi
menjual dengan harga pasar.

Harga terendah yang mungkin diberikan oleh pesaing P1, sedangkan harga
koperasi P2. Kinerja koperasi yang lebih tinggi tidak akan bertahan lama. Bagaimana
pun juga, cepat atau lambat para pesaing akan menemukan sumber-sumber
keunggulan koperasi dan peniruan pun dilakukan.
Biaya produksi para pemasok lain akan menurun karenanya. Surplus diatas
yang dicapai oleh koperasi bahkan mungkin akan menarik pesaing bary lainnya ke
dalam pasar. Jika karena keunggulan biaya, koperasi dapat mengasilkan output Q2
dengan harga P1 maka penekanan biaya akan terjadi. Jika harga dan output koperasi
dikurangi secara bertahap.
Dalam ekuilibrium yang baru, seluruh perusahaan memproduksi dengan biaya
yang sama, membebankan harga yang sama pula (P2) dan memproduksi jumlah
produk yang sama (Q1). Keunggulan koperasi menjadi hilang.
Koperasi dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya hanya dalam
jangka panjang saja, jika koperasi berhasil dalam pengurangan biaya secara

berkesinambungan pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan dengan para


pesaingnya. Hal ini membutuhkan keunggulan kompetensi yang tetap dari koperasi.
Kesimpulan : Jika suatu koperasi memiliki kemampuan manajemen yang lebih
rendah dari pada perusahaan swasta, maka koperasi tidak akan dapat berhasil dalam
persaingan. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi anggotanya
dibandingkan dengan pelayanan yang tersedia di pasar, suatu koperasi memerlukan
kemampuan yang lebih tinggi, baik dalam penekanan biaya (inovasi produk maupun
inovasi teknologi)

BAB III
KESIMPULAN
Dalam persaingan sempurna, koperasi harus memiliki kemampuan inovatif yang
tinggi bakan dalam jangka pendek, saat koperasi bermaksud memberikan keunggulan
ekonomis yang lebih tinggi bagi para anggotanya dibandingkan para pesaing swasta. Namun
kebanyakan yang terjadi adalah sebagian besar koperasi tidak akan mampu memenuhinya.
Dalam jangka panjang, dapat dikhawatirkan bahwa keunggulan persaingan koperasi yang
diciptakan oleh perkenalan inovasi, akan tersaingi oleh perusahaan swasta. Dengan demikian
di dalam jangka panjang pun, koperasi juga tidak memiliki keunggulan khusus.
Pengecualian : Koperasi harus meningkatkan kemampuan inovatifnya dalam tingkatan yang
lebih cepat dibandingkan dengan para pesaing swasta. Baru kemudian koperasi akan mampu
memperkenalkan secara berkesinambungan inovasi-inovasinya pada tingkatan yang lebih
cepat dari pada pesaing swastanya, sehingga koperasi dapat mempertahankan keunggulan

persaingan jangka pendek maupun jangka panjang. Bagi kemanfaatan anggota koperasi
dalam jangka panjang, kondisi seperti ini bahkan lebih sulit dicapai oleh koperasi-koperasi di
negera berkembang.

LAPORAN TUGAS
EKONOMI KOPERASI
KOPERASI PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Oleh:
Mentari Ritonga
14179048/2014

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

Anda mungkin juga menyukai