Anda di halaman 1dari 6

Biografi Aisyah Binti Abu Bakar - Istri Nabi Muhammad SAW

Aisyah binti Abu Bakar adalah istri dari Nabi Muhammad salallahi alaihi
wassaalam. Aisyah adalah putri dari Abu Bakar (khalifah pertama), hasil dari pernikahan
dengan isteri keduanya yaitu Ummi Ruman yang telah melahirkan Abd al Rahman dan
Aisyah. Beliau termasuk ke dalam ummul-mu'minin (Ibu orang-orang Mukmin). Ia dikutip
sebagai sumber dari banyak hadits, dimana kehidupan pribadiMuhammad menjadi topik yang
sering dibicarakan. Aisyah binti Abu Bakar adalah satu-satunya istri Nabi Muhammad yang
saat dinikah oleh Nabi Muhammadberstatus gadis. Sedangkan istri-istri Nabi
Muhammadyang lain umumnya adalah janda.
Nama dan Nasab - Beliau adalah Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq bin Abu
Quhafah bin Amir bin Amr bin Kaab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Kaab bin Luay.
Ibunda beliau bernama Ummu Rumman binti Umair bin Amir bin Dahman bin Harist bin
Ghanam bin Malik bin Kinanah.

Pernikahan dengan Nabi Muhammad SAW


Aisyah .ra terlahir empat atau lima tahun setelah diutusnya Rasulullah salallahi alaihi
wassaalam. Ayah Aisyah, Abu Bakar merasa Aisyah sudah cukup umur untuk menikah,
karena hal itu, Aisyah akan dinikahkan dengan Jubayr bin Mut'im, tetapi pernikahan tersebut
tidak terjadi disebabkan Ayah Jubair, Mutim bin Adi menolak aisyah dikarenakan Abu
Bakar telah masuk Islam pada saat itu. Istri Mut'im bin Adi mengatakan tidak mau
keluarganya mempunyai hubungan dengan para muslim, yang dapat menyebabkan Jubair
menjadi seorang Muslim.
Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah
dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun, dimana Aisyah
menjadi istri ketiga Muhammad setelah Khadijah dan Saudah binti Zam'ah. Tetapi terdapat
berbagai silang pendapat mengenai pada umur berapa sebenarnyaMuhammad menikahi
Aisyah? Sebagian besar referensi (termasuk sahih Bukhari dan sahih Muslim) menyatakan
bahwa upacara perkawinan tersebut terjadi di usia enam tahun, dan Aisyah diantarkan
memasuki rumah tangga Muhammad sejak umur sembilan tahun.
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Ghulam Nabi Muslim Sahib, dengan
berdasarkan referensi dari Kitab Ahmal fi Asma al-Rijjal karangan al-Khatib al-Tibrizi
dimana dalam kitab tersebut disebutkan Setidaknya Aisyah berumur 19 tahun saat menikah
dengan Nabi.
Sifat Cemburu
Aisyah radhiyallahu anha adalah seorang wanita pencemburu, hal ini terjadi karena begitu
besar rasa cintanya kepada kekasihnya yaitu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Dari Aisyah, bahwa Rasulullah SAW keluar dari rumahnya pada suatu malam. Aisyah
menuturkan, Maka aku pun menjadi cemburu kepada baginda sekiranya baginda mendatangi isteri
yang lain. Kemudian beliau kembali lagi dan melihat apa yang terjadi pada diriku.
Apakah engkau sedang cemburu? tanya baginda.
Apakah orang semacam aku ini tidak layak cemburu terhadap orang seperti engkau ?
Rupanya syaitan telah datang kepadamu, sabda baginda.

Apakah ada syaitan besertaku? tanyaku


Tak seorangpun melainkan bersamanya ada syaitan jawab baginda.
Besertamu pula? tanyaku.
Ya, hanya saja Allah menolongku untuk mengalahkannya sehingga aku selamat, jawab baginda.
(ditakrij Muslim dan Nasai)
Dari Aisyah, dia berkata, Aku tidak pernah melihat orang yang pandai masak seperti halnya
Shafiyah. Suatu hari dia membuatkan makanan bagi Rasulullah SAW, yang ketika itu beliau di
rumahku. Seketika itu badanku gemetar kerena rasa cemburu yang menggelegak. Lalu aku
memecahkan bejana Shafiyah. Aku pun menjadi menyesal sendiri.
Aku berkata,Wahai Rasulullah, apa tebusan atas apa yang aku lakukan ini?
Baginda menjawab, Bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus diganti dengan
makanan yang sama, (ditakrij Abu Daud dan An-Nasai)
Dalam riwayat lain dari Anas bin Malik , dia menceritakan, Nabi SAW pernah berada disisi salah
seorang isterinya. Kemudian seorang dari ummul mukminin mengirimkan satu mangkuk makanan.
Lalu isteri Nabi yang berada dirumahnya memukul tangan Rasulullah sehingga mangkuk itu jatuh dan
pecah.
Maka Nabi pun mengambil dan mengumpulkan makanan di dalamnya. Baginda berkata:Ibumu
cemburu, makanlah.
Maka mereka pun segera memakannya. Sehingga baginda memberikan mangkuk yang masih utuh
dari isteri dimana beliau berada, dan meninggalkan mangkuk yang telah pecah tersebut di rumah istri
yang memecahkannya. (HR.Bukhari, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)
Hadis senada diatas dengan beberapa tambahan, yaitu di dalam Ash-Shahih, dari hadits Humaid dari
Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Ada di antara istri Nabi shalallahu alaihi wassalam yang
menghadiahkan semangkuk roti dicampur kuah kepada baginda, ketika baginda berada di rumah istri
beliau yang lain (Aisyah).
Aisyah menepis tangan pembantu yang membawa mangkuk, sehingga mangkuk itu pun jatuh dan
pecah. Nabi SAW langsung memunguti roti itu dan meletakkan kembali diatas mangkuk, seraya
berkata, Makanlah. Ibu kalian sedang cemburu.
Setelah itu baginda menunggu mangkuk pengganti dan memberikan mangkuk yang pecah itu kepada
Aisyah.(diriwayatkan oleh Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud dan Nasai)
Begitupula kecemburuan Aisyah terhadap Shafiyah. Tatkala Rasulullah tiba di Madinah bersama
Shafiyah yang telah dinikahinya, dan beliau berbulan madu bersamanya ditengah jalan, maka Aisyah
berkata, Aku menyamar lalu keluar untuk melihat.
Namun baginda mengenaliku. Baginda hendak menghampiriku, namun aku berbalik dan
mempercepat langkah kaki. Namun baginda dapat menyusul lalu menahanku, seraya
bertanya,Bagaimana pendapatmu tentang dia?
Aku menjawab, Dia adalah wanita Yahudi di tengah para wanita yang menjadi tawanan (ditakrij
Ibnu Majah).
Aisyah Radhiyallahu anha pernah berkata, Aku tidak pernah cemburu terhadap wanita seperti
kecemburuanku terhadap Khadijah, karena Nabi SAW seringkali menyebut namanya.
Suatu hari baginda juga menyebut namanya, lalu aku berkata, Apa yang engkau lakukan terhadap
wanita tua yang merah kedua sudut mulutnya? Padahal Allah telah memberikan ganti yang lebih baik
darinya kepadamu.
Beliau bersabda, Demi Allah, Allah tidak memberikan ganti yang lebih baik darinya kepadaku
(Diriwayatkan Bukhari)

Keutamaan Aisyah ra
Pribadi yang Haus Ilmu - Selama Sembilan tahun hidup dengan Rasulullah saw.
Beliau dikenal sebagai pribadi yang haus akan ilmu pengetahuan. Ketekunan dalam belajar
menghantarkan beliau sebagai perempuan yang banyak menguasai berbagai bidang ilmu.
Diantaranya adalah ilmu al-quran, hadist, fiqih, bahasa arab dan syair. Keilmuan Aisyah
tidak diragukan lagi karena beliau adalah orang terdekat Rasulullahyang sering mengikuti
pribadi Rasulullah. Banyak wahyu yang turun dari Allah disaksikan langsung oleh Aisyah ra.
Aku pernah melihat wahyu turun kepada Rasulullah pada suatu hari yang sangat dingin
sehingga beliau tidak sadarkan diri, sementara keringat bercucuran dari dahi beliau.(HR.
Bukhari).

Periwayat Hadist - Aisyah juga dikenal sebagai perempuan yang banyak menghapalkan
hadist-hadist Rasulullah. Sehingga beliau mendapat gelar Al-mukatsirin (orang yang paling
banyak meriwayatkan hadist). Ada sebanyak 2210 hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.
Diantaranya terdapat 297 hadist dalam kitab shahihain dan sebanyak 174 hadist yang
mencapai derajat muttafaq alaih. Bahkan para ahli hadist menempatkan beliau pada posisi
kelima penghafal hadist setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu Abbas.
Kecerdasan dan keluasan ilmu yang dimiliki Aisyah ra sudah tidak diragukan lagi. Bahkan
beliau dijadikan tempat bertanya para kaum wanita dan para sahabat tentang permasalahan
hukum agama, maupun kehidupan pribadi kaum muslimin secara umum.
Hisyam bin Urwah meriwayatkan hadis dari ayahnya. Dia mengatakan: Sungguh aku telah
banyak belajar dari Aisyah. Belum pernah aku melihat seorang pun yang lebih pandai
daripada Aisyah tentang ayat-ayat Al-Quran yang sudah diturunkan, hukum fardhu dan
sunnah, syair, permasalahan yang ditanyakan kepadanya, hari-hari yang digunakan di tanah
Arab, nasab, hukum, serta pengobatan."
Pribadi yang Tegas dalam Menegakkan Hukum Allah - Aisyah juga dikenal sebagai
pribadi yang tegas dalam mengambil sikap. Hal ini terlihat dalam penegakan hukum Allah,
Aisyah langsung menegur perempuan-perempuan muslim yang melanggar hukum Allah.
Suatu ketika dia mendengar bahwa kaum wanita dari Hamash di Syam mandi di tempat
pemandian umum. Aisyah mendatangi mereka dan berkata, Aku mendengarRasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda, Perempuan yang menanggalkan pakaiannya di
rumah selain rumah suaminya maka dia telah membuka tabir penutup antara dia dengan
Tuhannya. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)
Aisyah pun pernah menyaksikan adanya perubahan pada pakaian yang dikenakan wanitawanita Islam setelah Rasulullah wafat. Aisyah menentang perubahan tersebut seraya
berkata, Seandainya Rasulullah melihat apa yang terjadi pada wanita (masa kini), niscaya
beliau akan melarang mereka memasuki masjid sebagaimana wanita Israel dilarang
memasuki tempat ibadah mereka.

Di dalam Thabaqat Ibnu Saad mengatakan bahwa Hafshah binti Abdirrahman menemui
Ummul-Mukminin Aisyah. Ketika itu Hafsyah mengenakan kerudung tipis. Secepat kilat
Aisyah menarik kerudung tersebut dan menggantinya dengan kerudung yang tebal.
Pribadi yang Dermawan - Dalam hidupnya Aisyah ra juga dikenal sebagai pribadi yang
dermawan. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Aisyah ra pernah menerima uang
sebanyak 100.000 dirham. Kemudian beliau meminta para pembantunya untuk membagibagikan uang tersebut kepada fakir miskin tanpa menyisakan satu dirhampun untuk beliau.
Padahal saat itu beliau sedang berpuasa.
Harta duniawi tidak menyilaukan Aisyah ra. Meskipun pada saat itu kelimpahan kekayaan
berpihak kepada kaum muslimin. Aisyah ra tetap hidup dalam kesederhanaan sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Setelah Rasulullah meninggal dunia, Aisyah ra menghabiskan hidupnya untuk
perkembangan dan kemajuan Islam. Rumah beliau tak pernah sepi dari pengunjung untuk
bertanya berbagai permasalahan syariat . Sampai-sampai Khalifah Umar bin
khatab dan Usman bin Affan mengangkat beliau menjadi penasehat. Hal ini merupakan
wujud penghormatan Umar dan Ustman terhadap kemuliaan Ilmu yang dimiliki oleh Aisyah
ra.

Keistimewaan Aisyah RA:


a. Aisyah adalah istri yang paling dicintai oleh Rasulullah, dan yang paling banyak
merawikan hadits dari Beliau. Ia merawikan 2210 hadits, 279 di antaranya terdapat di dalam
Shahih Bukhari.
b. Ia adalah wanita yang paling luas ilmu dan pemahamannya di antara seluruh wanita umat
ini. Ia termasuk wanita muslimah yang paling faqih dan paling mengerti tentang sastra dan
agama. Banyak pembesar sahabat yang bertanya kepadanya tentang masalah-masalah fiqih,
dan ia pun menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
c. Wanita yang dinyatakan kesuciannya dalam Al Quran. Kecintaan Rasulullah kepada
Aisyah pernah menimbulkan kecemburuan di hati sebagian orang. Mereka menuduh Aisyah
berbuat zina, padahal ia adalah wanita yang senantiasa menjaga kesucian dan kehormatan
dirinya. Allah telah membebaskannya dari tuduhan tersebut di dalam Kitab-Nya.
d. Tentang Aisyah, Rasulullah pernah mengatakan, Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita
yang lainnya adalah seperti keutamaan tsarid (makanan yang terdiri dari roti dan daging)
atas makanan lainnya. (HR. Al-Bukhari)
e. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sakit, Beliau meminta izin kepada istriistrinya agar Beliau dirawat di rumah Aisyah.

f. Amr bin Ash pernah bertanya kepada Rasul, Siapakah orang yang paling Anda cintai?
Beliau menjawab, Aisyah. Dari kalangan laki-laki? tanya Amr. Ayahnya, Abu Bakar,
jawab Beliau. Kemudian siapa? tanya Amr. Umar bin Khaththab, jawab Beliau. (HR.
Al-Bukhari)
g. Satu-satunya wanita yang dinikahi Rasulullah yang masih gadis.
h. Aisyah adalah wanita terkemuka dengan segudang keistimewaan, terkemuka dalam
kedermawanan, kezuhudan dan sifat-sifat yang mulia.
i. Jibril as. memberi salam kepadanya
Ibnu Syihab menyatakan bahwa Abu Usamah berkata, Sesungguhnya Aisyah RA. pernah
mengungkapkan bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. berkata kepadanya, Hai Aisyah, ini
Jibril. la mengucapkan salam kepadamu. Aisyah membalas, Wa alaihis Salaam wa
Rahmatullah wa Barakaatuh (semoga Jibril juga mendapat kesejahteraan, limpahan kasih
sayang dan berkah dari Allah), Engkau (Rasulullah SAW) melihat sesuatu yang tidak dapat
kulihat. (Muttafaq alaih)
j. Wahyu turun saat Nabi berselimut bersama Aisyah
.Demi Allah sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu ketika aku sedang
dalam satu selimut dengan siapapun di antara kalian (istri-istri Nabi), selain Aisyah. (HR
Bukhari)
k. Wanita yang sangat zuhud dan dermawan luar biasa, ahli ibadah dan puasa.

Wafatnya Aisyah .ra


Aisyah .ra meninggal pada malam selasa, tanggal 17 Ramadhan setelah shalat witir, pada
tahun 58 Hijriyah. Yang demikian itu menurut pendapat mayoritas ulama. Ada juga yang
berpendapat bahwa beliau wafat pada tahun 57 H, dalam usia 63 tahun dan sekian bulan. Para
sahabat Anshar berdatangan pada saat itu, bahkan tidak pernah ditemukan satu hari pun yang
lebih banyak orang-orang berkumpul padanya daripada hari itu, sampai-sampai penduduk
sekitar Madinah turut berdatangan.
Aisyah .ra dikuburkan di Pekuburan Baqi. Shalat jenazahnya diimami oleh Abu
Hurairah dan Marwan bin Hakam yang saat itu adalah Gubernur Madinah.
Sosok Aisyah ra merupakan teladan yang tepat bagi muslimah tanpa perlu menggembargemborkan masalah emansipasi yang terjadi saat ini. Keberadaan Aisyah sudah membuktikan
bahwa perempuan juga diberikan posisi yang layak di zamanRasulullah saw dan para
shahabat.

Hal yang dapat diteladani :


Bersungguh-sungguh menuntut ilmu:
Sejak kecil/zaman kanak-kanak menunjukkan minat yg dalam terhadap ilmu
Dermawan:
Sanggup menjual barang keperluannya semata-maat membantu orang lain.
Taat dan tegas:
Taat dan patuh kepada ibu bapa dan suami.Tegas dan berani menegakkan kebenaran.
Sabar Cekal dan Tabah:
Tidak penah mengeluh walau menempuh pelbagai cabaran. Cekal dan tabah dalam menghadapi
dugaan seperti fitnah dalam peristiwa HadithulIfqun

Anda mungkin juga menyukai