Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN TOKOH INSPIRATIF MUSLIM “IMAM SYAFI’I”

DISUSUN OLEH

Cornelia Septi Sahara

20 51 10 10 01 1 10 6 1

DOSEN PENGAMPU:

Dr. M. Mukhlis Fahruddin. M.S.I

U NI VE R SI TA S B RA W I JA YA

M A LA NG

2 02 0
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat tuhan yang maha esa, karena-NYA saya dapat menyelesaikan
makalah ini dan juga ucapan terima kasih kepada dosen maupun teman-teman karna telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah.

Tidak luput lah dalam diri seseorang itu kesalahan, maka dari itu saya sekiranya
mengharapkan saran dari dosen dan teman-teman agar kedepannya saya dapat melakukan
yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Semoga makalah ini dapat menjadi amal jariyah dan pahala bagi kita semua dan
dapat ambil peran dalam kemaslahatan umat.

Selatpanjang, 20 Desember 2020

Cornelia Septi Sahara

NIM. 205110100111061

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1
1.3 TUJUAN........................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1 BIOGRAFI IMAM SYAFI’I...............................................................................................................2
2.2 SEJARAH MAZHAB SYAFI’I............................................................................................................3
2.3 PERIODE FIQIH IMAM SYAFI’I......................................................................................................3
2.4 CARA IJTIHAD IMAM SYAFI’I........................................................................................................4
2.5 KARYA-KARYA IMAM SYAFI’I........................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tarikh Tasyri’ merupakan salah satu kajian penting yang membahas sejarah legislasi
pembentukan hukum syari’at Islam, asas tasyri’ dalam al Qur'an, penetapan dan sumber
hukum pada Nabi, para sahabat dan fuqaha dalam generasi pertama. Tumbuhnya
golongan politik mempengaruhi perkembangan hukum Islam. Sehingga munculah istilah-
istilah fiqh dan tokoh-tokoh mujtahid, serta pembaruan pemikiran hukum pada masa
pasca kejumudan dan reaktualisasi hukum Islam di dunia Islam.
Oleh karena itu, maka perlu sebuah kajian dan pembahasan dalam memahami fiqih
Islam dengan bentuk kajian ilmiah sesuai dengan metodologi penyelidikan tentang
definisi syari’at, fiqih, periodisasi perkembangan hukum Islam, sumber-sumber hukum
Islam serta madzhab-madzhab fiqih. Salah satu yang tokoh masuk dalam
perkembangan tarikh tasyri’ adalah Imam Syafi’I, pengaruh yang diberikan cukup
mengambil peran besar dalam hal perkembangan tasyri’.
Beliau merupakan orang pertama yang menyusun sebuah buku ushul fiqh yang
dikenal dengan ar-Risalah yang dijadikan pedoman untuk para peminat hukum islam.
Tujuan dari hal tersebut agar tidak ada terjadinya kesalahan dalam penafsiran syari’at
yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga dapat lebih mudah memahami isi dari
Al-Qur’an dan Hadist.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja biografi Imam Syafi’i?
2. Bagaimana awal mula mazhab syafi’i?
3. Apa saja periode fiqih Imam Syafi’i?
4. Bagaimana cara ijtihad Imam Syafi’i?
5. Apa saja karya-karya Imam Syafi’i?

1.3 TUJUAN
1. Mampu mengidentifikasi Imam Syafi’i
2. Mampu mengimplementasikan setiap nilai
3. Mampu mendeskripsikan Imam Syafi’i

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BIOGRAFI IMAM SYAFI’I


Nama lengkap dari Imam Asy-Syafi’i adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin
‘Utsman bin Syafi’i bin as-Saib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin
‘Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib, abu ‘Abdillah al-
Qurasyi Asy-Syafi’i al-Maliki, keluarga dekat rasulullah dan putra pamannya.Al-Muthalib
adalah saudara Hasyim, ayah dari ‘Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW. Dan kakek imam
asy-Syafi’i berkumpul (bertemu nasabnya) pada ‘abdi Manaf bin Qushay, kakek Rasulullah
SAW.

Idris, ayah Asy-Syafi’i tinggal di tanah Hijaz, ia adalah keturunan Arab dari kabilah
Qurasy. Kemudian ibunya yang bernama Fathimah Al-azdiyyah adalah berasal dari salah
satu kabilah di Yaman, yang hidup dan menetap di Hijaz. Semenjak kecil Fathimah
merupakan gadis yang banyak beribadah memegang agamanya dengan kuat dan sangat
taat dengan rabb-Nya. Dia dikenal cerdas dan mengetahui seluk beluk al-quran dan as-
sunah, baik ushul maupun furu’/cabang.Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina tahun 150 H /
767 M. Imam Syafi’i hidup pada zaman/masa khalifah Harun al-Rasyid, al-Amin, al-Makmun
dari dinasti Abbasiyah. Beliau dibesarkan dalam keluarga miskin. Ayahnya wafat saat dia
berumur 2 tahun dan segera dibawa ibunya ke Mekkah.

Sejak kecil ia terkenal cerdas, kuat hafalannya, dan gigih menuntut ilmu. Menjelang
umur 9 tahun ia telah hafal 30 juz al-Qur’an dan 10 tahun ia telah menguasai pramasastra
Arab dengan baik. Ketika di Mekkah, ia belajar ilmu fiqh kepada mufti Mekkah, Muslim
Khalid al-Zanji dan ilmu hadist kepada Sufyan bin Uwainah (Sirajuddin Abbas, 1972). Pada
usia 15 tahun (ada yang mengatakan 18 tahun), Imam Syafi’i berfatwa setelah mendapat
izin dari syaikhnya yang bernama Muslim bin Khalid az-Zanji.

Pada usia 20 tahun Imam Syafi’i pergi ke Madinah dan belajar kepada Imam Malik.
Dia membaca sendiri kitab al-Muwatta’ di hadapan Imam Malik bin Anas dengan hafalan
sehingga Imam Malik pun kagum terhadap bacaan dan kemauannya. Kemudian tahun 195
H, beliau pergi ke Baghdad dan belajar kepada Muhammad bin al-Hasan al-Syaibaniy
(murid Abu Hanifah) selama 2 tahun. Setelah itu beliau kembali ke Mekkah dan kembali lagi
ke Baghdad dan menetap disana selama beberapa bulan. Kemudian pada tahun itu juga ia
pergi ke Mesir dan menetap disana sampai wafat pada tanggan 29 Rajab tahun 204 H. Oleh

2
sebab itu, pada diri Imam Syafi’i terhimpun pengetahuan fiqh ashab al-Hadis dari Imam
Malik dan fiqh ashab al-ra’y dari Abu Hanifah.Imam Syafi’i wafat pada tahun 204 H dalam
usia 54 tahun.

2.2 SEJARAH MAZHAB SYAFI’I


Pemikiran madzhab ini di awali oleh Muhammad bin Idris asy-Syafi’i atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Imam Syafi’i, yang hidup pada zaman pertengahan antara ahlul
hadist (cenderung berpegang pada teks hadist) dan ahlul ra’yi (cenderung berpegang pada
akal fikiran atau ijtihad). Imam Syafi’i belajar kepada Imam Malik sebagai tokoh ahlul hadist,
dan Imam Muhammad Bin Hasan AsySyaibani sebagai tokoh ahlul ra’yi yang juga murid
Imam Abu Hanifah.

Pada tahun 184 H, Imam Syafi’i bertemu dengan ulama fiqih Irak yaitu Muhammad
bin Hasan asy-Syaibani yang merupakan murid dari Abu Hanifah, dan menyertainya
(mulazamah dengannya, membaca kitab-kitabnya, meriwayatkan darinya, dan belajar
masalah-masalah fiqih darinya).

Imam Syafi’i bisa mengkaji dengan mudah madzhab-madzhab yang telah dikenal di
zamannya, dengan kritis, analisis, dan komparatif. Imam Syafi’i menolak istihsan dari Imam
Abu Hanifah atau mashalih mursalah dari Imam Malik. Tetapi, Imam Syafi’i menerima
penggunaan qiyas secara lebih luas dari Imam Malik. Dari sinilah tampak kepribadian imam
Syafi’i dengan fiqih baru yang menggabungkan fiqih ulama Irak dengan fiqih ulama Hijaz,
dan mulai memisahkan diri dengan mendirikan madzhab baru yang khas.

2.3 PERIODE FIQIH IMAM SYAFI’I


Di dalam buku karangan Dr. Muhammad Ibrahim al-Fayyumi tahun 2009 yang berjudul
“Imam Syafi’i Pelopor Fiqih dan Sastra”, dijelaskan periode fiqih Imam Syafi’i yang dibagi
menjadi 3 sesuai dengan kota-kota tempat ia berkiprah dalam menentukan hukum islam.

a. Periode Pertama
Makkah adalah periode pertama Imam Syafi’i berkiprah dalam bidang fiqih. Setelah
meninggalkan kota Baghdad, dia tinggal di Makkah selama sembilan tahun. Di kota Makkah
ini dia telah mencurahkan waktunya untuk terjun di dunia ilmu pengetahuan. Imam Syafi’i
sering menemukan pertentangan antara hadits yang satu dengan yang lainnya dan dalam
tataran praktis dia harus mengunggulkan satu pendapat di antara pendapat-pendapat

3
lainnya. Pengunggulan pendapat tersebut bisa dilihat dari segi sanad hadits yang dijadikan
sandarannya atau dari segi ketidakberlakuan sebuah dalil (nasikh mansukh).
Di Makkah Imam Syafi’i juga mendalami dalil-dalil al-Qur’an dan menghimpun berbagai
hadits. Upaya tersebut membuatnya tahu sejauh mana kedudukan hadits di sisi al-Qur’an.
Kitab ar-Risalah adalah buah karya Imam Syafi’i selama periode makkah yang sengaja ia
susun atas permintaan Abdurrahman al-Mahdi.

b. Periode Kedua
Imam Syafi’i datang ke kota Baghdad pada tahun 195 H. Dia tinggal di sana selama kurang
lebih tiga tahun. Pada masa ini Imam Syafi’i mulai mengeksplorasi berbagai pendapat ahli
fiqih yang semasa dengannya, pendapat dari para sahabat dan tabi’in. Di masa ini pula
Imam Syafi’i mulai mengekspresikan pendapat-pendapatnya dengan berpijak pada
ushulnya. Kemudian Imam Syafi’i memilih pendapat yang lebih mendekati ushulnya.

c. Periode Ketiga
Imam Syafi’i menghabiskan periode ketiga ini setelah dia pindah ke Mesir pada tahun 199 H.
Di sana dia menetap selama empat tahun, hingga wafat. Di sanalah Imam Syafi’i mengalami
kematangan-kematangannya.
Mengenai sumber fiqihnya, Imam Syafi;i memiliki lima sumber yang kesemuanya dituturkan
dalam kitabnya al-Umm. Dia berkata “Ilmu memiliki beberapa tingkatan: Pertama, al-qur’an
dan as-sunnah yang dianggap valid. Kedua, ijmak dan ini berlaku apabila yang sedang digali
tidak ditemukan, baik di dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Ketiga, pendapat salah satu
sahabat lain yang menentangnya. Keempat, sesuatu yang telah disepakati oleh para
sahabat Nabi Saw. Kelima, Qiyas. Ketahuilah tidak ada sesuatu yang bisa dijadikan
referensi, selama ada al-qur’an dan hadits”.

2.4 CARA IJTIHAD IMAM SYAFI’I


Seperti Imam Madzhab lainnya, Imam Syafi’i menentukan thuruq al-istinbath al-ahkam
tersendiri. Adapun langkah-langkah ijtihadnya yang dijelaskan dalam buku karangan
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqiey pada tahun 1997 yang berjudul “Pengantar
Hukum Islam” adalah sebagai berikut :

1) Dhahir-dhahir Al-Qur’an selama belum ada dalil yang menegaskan, bahwa yang
dimaksud bukan dhahirnya.
2) Sunnatur Rasul
As-Syafi’i mempertahankan hadits ahad selama perawinya kepercayaan, kokoh ingatan dan

4
bersambung sanadnya kepada Rasul. Beliau tidak mensyaratkan selain daripada itu.
Lantaran itulah beliau dipandang Pembela Hadits. Beliau menyamakan Sunnah yang shahih
dengan Al-Qur’an.
3) Ijma’
Menurut pahamnya ialah : “tidak diketahui ada perselisihan pada hukum yang
dimaksudkan”. Beliau berpendapat, bahwa meyakini telah terjadi persesuaian paham segala
ulama tidak mungkin.
4) Qiyas
Beliau menolak dasar istihsan dan dasar istishlah. Metodologi ijtihad Imam Syafi’i tidak ada
yang menggunakan logika kecuali terbatas pada Qiyas saja.
5) Istdlal
As-Syafi’i dapat memahamkan dengan baik fiqh ulam Hijaz dan fiqh ulama Iraq dan beliau
terkenal dalam medan munadharah sebagai seorang yang sukar dipatahkan hujjahnya.

2.5 KARYA-KARYA IMAM SYAFI’I


Imam Syafi’i memiliki karya tulis yang banyak sekali, di antaranya yang paling terkenal
adalah:

1. Kitab Al-Umm
Kitab fiqih yang terdiri dari empat jilid berisi 128 masalah dan terbagi ke dalam 40
bab lebih. Al-hafizh ibnu hajar berkata : Jumlah kitab (masalah) dalam kitab al-umm
lebih dari 140 bab-wallahu a’lam. 
Bersama dengan kitab al-umm, dicetak pula kitab-kitab lainnya, yaitu :
a. Kitab jima’ul ‘ilmi sebagai pembela terhadap as-sunah dan pengamalannya.
b. Kitab ibthaalul istihsan, sebagai sanggahan terhadap para fuqaha (ahli fiqih) dari
mazhab hanafi
c. Kitab perbedaan antara imam malik dan imam syafi’i
d. Kitab ar-radd ‘alaa muhammad bi hasan (bantahan terhadap muhammad bin
hasan)
2. Kitab Al-Risalah Al-Jadidah
Kitab ini dianggap sebagai induk kitab ushul fiqh yang terdiri dari satu jilid besar yang
sudah di-tahqiq (diteliti) oleh Ahmad Syakir, yang diambil dari riwayat Ar-Eabi’in bin
Sulaiman dari Imam Asy-Syafi’i.
3. Kitab Al-Musnad
4. Kitab As-Sunanar-Radd ‘ala AlBaraahimiyah
5. Kitab Mihnatusy Imam Asy-Syafi’i.

5
6. Ahkamul Al-Qur’an

6
BAB III

PENUTUP

Imam Syafi’I adalah imam yang memiliki akhlak yang mulia dan memiliki kecerdasan
luar biasa. Beliau merupakan orang yang menentukan ushul fiqh sebagai disiplin dasar
hukum islam yang sering digunakan sampai sekarang. Beliau dikenal sebagai seorang
pemikir hukum islam yang menggabungkan Al-Qur’an dan sunnah dengan pendapat para
sahabat nabi yang telah disepakati. Selain itu, beliau juga menggunakan Ijma’ dan Qiyas
untuk menentukan dasar-dasar hukum islam yang telah ada. Beliau
menerjemahkan/menafsirkan dalil-dalil Al-Qur’an dan Nabi SAW yang telah ada
menggunakan keempat dasar hukum tersebut yang kemudian didapatkan artian/terjemahan
yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat banyak.

7
DAFTAR PUSTAKA

AL-MANAR.STIS.”Imam Syafi’i, madzhab dan metodeloginya” 9 September 2020.

https://stisalmanar.ac.id/artikel/imam-syafii-madzhab-dan-metodologinya.html (diakses pada


20 Desember 2020)

http://www.makalah.co.id/2015/10/makalah-lengkap-imam-safii.html (diakses pada 20


Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai