Anda di halaman 1dari 8

KOPERASI DALAM EKONOMI MIKRO

PENDAHULUAN

Gambaran umum ekonomi mikro

Teori ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari variabel-variabel ekonomi beserta
hubungannya secara individual seperti konsumsi rumah tangga,investasi perusahaan,dan
hubungan antara sektor rumah tangga dengan perusahaan

Secara keseluruhan teori ekonomi mikro membahas arus barang dan jasa dari sektor perusahan
ke sektor rumah tangga, arus sektor faktor produksi dari sektor rumah tangga ke sektor
perusahaan. Susunan arus tersebut dan terciptanya harga dari arus tersebut. “Dengan demikian
teori ekonomi” mikro mempelajari 3 kegiatan pokok dalam masyarakat yaitu : kegiatan
produksi,konsumsi,dan pertukaran

Dari kegiatan pokok dalam masyarakat tersebut, menimbulkan konsep baru dalam teori ekonomi
yaitu konsep pasar.Pasar adalah penghubung antara produsen dengan konsumen.

Konsep pasar akan melahirkan pembahasan dalam teori ekonomi mikro, yang dibagi kedalam 3
kelompok besar teori, yaitu :

 Teori prilaku konsumen


 Teori prilaku produsen,
 Teori pasar

Berbeda dengan perusahaan individual yang beorientasi pada maksimasi laba,perusahaan


koperasi mempunyai 2 misi utama, yaitu “pelayanan terhadap anggotanya dan meningkatkan
pertumbuhan badan usaha itu sendiri”.
Dari sudut ekonomi koperasi menghadapi 2 pasar yang potensial,yaitu:internal dan ekstrenal.
pasar “internal” adalah pasar antara perusahaan koperasi dengan anggotanya. pasar “eksternal”
adalah pasar antara perusahaan koperasi dengan non anggota atau anggota potensial.

PEMBAHASAN KOPERASI DALAM EKONOMI MIKRO

Pada pasar internal anggota akan berpartisipasi dalam pembelian barang/jasa kepada
koperasi.Sebagai imbal baliknya, koperasi akan mendapat pendapatan dari hasil penjualan
tsb.Disisi lain,jika anggota sebagai pemilik input yang hendak menjual kepada koperasi  maka
ada aliran input/pendapatan dari koperasi kepada anggota.
Di pasar eksternal koperasi dapat berprilaku seperti perusahaan individual, yaitu
memaksimumkan keuntungan dari produk yang dijualnya.Jadi koperasi mempunyai kebijakan
harga sebagai dampak dari adanya 2 pasar potensial,dengan begitu akan timbul perbedaan harga
anggota dengan non anggota.

Sasaran perusahaan koperasi


Mengingat teori ekonomi mikro disebut juga teori harga,maka ada aturan harga yang harus
diikuti oleh koperasi.
Pada koperasi dikenal 5 peraturan harga yaitu :
a)  Memaksimumkan profit
profit maksimumkan diartikan sebagai selisih antara total revenue dengan total cost  terbesar
pada tingkat penjualan tertentu.

b) Memaksimumkan output
prilaku lain dalam penetapan harga adalah ditetapkan harga pada kondisi dimana koperasi tidak
mendapatkan untung, tetapi juga tidak menderita kerugian.
c) meminimumkan biaya rata-rata
prilaku lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan/ koperasi adalah menetapkan harga pada saat
biaya rata-rata mencapai minimum,artinya harga ditetapkan pada saat AC=MC.

d) Keseimbangan kompetitif
Pada persaingan sempurna,koperasi dapat beradaptasi mengikuti struktur pasar dengan cara
menjaga keseimbangan agar MC=AR=P (marginal cost=penerimaan rata-rata=harga).
e) Memaksimumkan dividen (SHU) peranggota
Bila koperasi bertujuan memaksimumkan dividen yang dapat didistribusikan kepada
anggota,koperasi hendaknya memproduksi output pada saat perbedaan harga dan biaya rata-rata
adlah yang paling besar.

Dari kelima alternatif penetapan harga, alternatif-alternatif prilaku memaksimumkan


output,meminimumkan biaya rata-rata dan pemecahan kompetitif (keseimbangan kompetitif)
merupakan aturan yang paling sering digunakan sebagai pengambil keputusan –keputusan
mengenai harga koperasi. Tetapi harus diingat,dari sudut pandang ekonomitidak dapat dideduksi
bagi semua koperasi.Masing-masing aturan memberikan corak tertentu pada setiap kelompok
dalam koperasi.”Maka kebijakan harus disesuaikan bagi agar optimal bagi suatu koperasi”.

A. Harga Pasar Dalam Koperasi

1. Menetapkan harga sama dengan harga pasar, baik untuk anggota maaupun nonanggota.
Kelemahan strategiiniadalah dapat mengurangi partisipasi anggota terhadap koprasinya, sebab
tanpa menjadi anggota pun seseorang memperoleh harga yang sama dengan anggota koperasi.
Anggota juga akan merasa dirugikan dengan kondisi ini karenamereka memperoleh perlakuan
yang sama dengan non anggota, padahal anggota telah manginvestasikan dananya pada koperasi,
sedangkan anggota tidak.disammping itu, strategi ini tidak menarik bagi anggota yang potensial
untuk masuk menjadi anggota koperasikarena mereka menganggap koperasi tidak mempunyai
keunggulan dibanding anggota lainnya. Sedangkan keuntungannya adalah bahwa laba yang
diperoleh dari tingkat penjualan tentu akan lebih besar dibanding dengan strategi harga lainnya.

2. Harga kepada nonanggota sama dengan harga pasar,sedangkan harga kepada anggota dibawah
harga pasar. Kebijakan sperti ini dapat dilakukan dengan menjual kepada anggota atau kepada
nonanggota sebanyak Q1Q2 hanya saja keuntungan yang dicapai tidak maksimal karena output
pada posisi keuntungan maksimal. Koperasi akan tetap memperoleh keuntungan yang semakin
menurun, sedangkan dalam jangka panjangkeuntungan itu menjadi hilang dan pasar berada
dalam keadaan ekuilibrium.   Kelemahan strategi ini adalah bila koperasi tidak dapat
mempertahankan jumlah penjualan tertentu kepada anggotanya dan selalu memenuhi permintaan
anggotanya,maka:

a) Anggota akan menjadi pesaing koperasinya sendiridengan menjual barang yang dibeli dari
koperasi ke pasar dengan harga pasar yang berlaku.

b) Penambahan output untuk memenuhi permintaan anggota akan menaikkan biaya produksi
rata-rata.

Sedangkan keuntunganya:

a)      Koperasi akan menambah pendapatan yang cukup dari nonanggota untuk     pengembangan
usaha koperasi, dan

b)      Bila koperasi dapat mempertahankan tingkat penjualan tertentu kepada anggotanya,
koperasi dapat menunjukkan keunggulan pelayanan kepada anggota sebesar harga pelayanannya.

B. Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah

Pada persaingan sempurna, koperasi dengan kemampuan yang lebih rendah berarti :

1)      kurva biaya rata-ratanya berada diatas harga jual

2)      Biaya yang dikeluarkan koperasi lebih tinggi daripada biaya pasarnya.

Rp

MC

ACk

AVCk

P1                                                                  P1=AR1=MR1=D1

Q1

Gambar 7.3

Koperasi berkemampuan rendah

Dengan biaya rata-rata diatas harga jual


Gambar 7.3 menunjukkan kondisi koperasi dengan biaya rata-rata yang lebih tinggi daripada
harga jual produk. Koperasi dalam kondisi seperti ini tidak akan mampu untuk bersaing
kendatipun koperasi dapat beroperasi dengan menderita kerugian. Sepanjang koperasi masih
mampu untuk menutup biaya variabel, koperasi masih dapat melaksanakan kegiatannya,dengan
harapan dalam jangka panjang koperasi dapat menghapus kerugian tersebut.tetapi kondisi ini
akan menyulitkan koperasi karena koperasi harus bersaing dengan perusahaan nonkoperasi yang
bekerja secara efisien.

Mengingat koperasi tidak dapat menaikkan harga diatas harga pasar (P1). Koperasi itu
menghadapi kerugian yang harus dihadapi oleh para anggota atau oleh bantuan dari luar negri.
Situasi lain dari koperasi yang berkemampuan rendah ditunjukkan dengan Gambar 7.4. Pada
situasi tersebut kurva biaya koperasi bisa lebih tinggi daripada kurva biaya pesaingnya, tetapi
masih memotong kurva permintaan yang dihadapi.

Dalam jangka pendek koperasi berkemampuan rendah dapat hidup terus selama menghindari
berproduksi dengan menderita kerugian . koperasi akan mampu menjual produk  yang homogen
pada harga pasar sebagaimana perusahaan nonkoperasi menjualnya.Penjualan hanya dapat
dilakukan sampai dengan output Q1,lebih dari itu koperasi akan menderita kerugian.

Rp

MCnk

MCk

ACk

P1

ACnk

0                                  Q0  Q1      Q2

Gambar 4.7

Koperasi berkemampuan rendah dengan

Biaya rata-rata lebih tinggi daripada biaya rata-rata pesaing

Kendatipun koperasi dengan kemampuan rendah memiliki biaya yang lebih tinggi dari pada
pesaingnya, namun ia dapat memperoleh keuntungan maksimum jika menjual sebanyak Q0 pada
harga P1. Tetapi kondisi ini akanmenghasilkan tekanan yang berat bagi koperasi karena tingkat
efisiensi perusahaan nonkoperasi yang lebih tinggi merangsang anggota atau anggota potensial
untuk beralih perhatian ke perusahaan nonkoperasi. Jadi kebijaksanaan menetapkan harga pada
posisi laba maksimum hanya bisa dilaksanakan jika loyalitas anggota terhadap koperasinya
cukup tinggi.
C. Kasus koperasi dengan kemampuan yang lebih tinggi

Suatu koperai dengan tingkat kompetitif yang lebih tinggi dapat memproduksi output dengan
biaya lebih rendah daripada pesaingnya.

Rp

MCnk             MCk             ACk

ACnk

P1

Q1                Q2    Q3           Quantity

Gambar 7.5

Koperasi berkemampuan tinggi

Bila koperasi menetapkan harga sesuai dengan prinsip maksimalisasi profit, keuntungan yang
dapat diraih oleh koperasi akan lebih besar dibanding dengan perusahaan pesaingnya karena ia
dapat menjual lebih banyak pada tingkat harga yang sama dengan harga pesaingnya. Situasi
seperti itu adalah sulit untuk distabilkan dan keunggulan koperasi akan dierosi oleh waktu.
Koperasi akan memperoleh semakin banyak untuk memenuhi permintaan anggota.

Dari ketiga kasus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada pasar persaingan sempurna,
dalam jangka pendek koperasi tidak akan memperoleh keunggulan dalam memberikan manfaat
tidak langsung kepada anggotanya walaupun manfaat itu diterima dalam waktu yang sangat
pendek.

3.ANALISIS JANGKA PANJANG

Dalam ekonomi mikro, jangka panjang diartikan sebagai jangka waktu yang cukup panjang
sehingga perusahaan dapat mengubah input tetapnya. Jadi dalam jangka panjang, semua input
adalah variabel.

Akan dibedakan lagi kasus-kasus kemampuan koperasi yang sama, lebih rendah atau lebih
tinggi.

1. Kasus koperasi dengan kemampuan sama

Dalam jangka panjang keseimbangan suatu perusahaan dicapai pada saat RLAC=MC=P=AR.
Jadi pasar persaingan sempurna, kondisi ekuilibrium jangka panjang dicapai pada saat
perusahaan tidak mendapatkan keuntungan tetapi tidak juga menderita kerugian. Tentu saja
kondisi ini berlaku pula pada koperasi yang mempunyai kemampuan sama dengan pesaingnya.

Rp

MCk=MCnk               LRACk=LRACnk

P1                                                                                P1=AR1=MR1=O1

Q1                                   Quantity

Gambar 7.6

Koperasi dengan kemampuan sama dalam jangka panjang

Gambar 7.6 menggambarkan bahwa dalam jangka panjang, harga dalam pasar persaingan
sempurna akan sama dengan biaya rata-rata minimum. Jumlah produksi koperasi sebanyak Q1
menunjukkan tingkat produksi yang optimal dalam jangka panjang karena karena kelebihan
ataupun kekurangan dari tingkat produksi tersebut hanya akan menghasilkan kerugian.

1. Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah

Karena koperasi hanya pemain kecil dalam pasar, maka dalam jangka panjang pun ia tidak akan
mampu mempengaruhi harga.koperasi tidak dapat meminta anggotanya suatu harga yang lebih
tinggi daripada saingannya. Dengan biaya yang lebih tinggi, koperasi akan menderita kerugian.

Rp

LRACk

LRACnk

P1                                                                               P1=AR1=MR1=O1

Q1                                   Quantity

Gambar 7.7

Koperasi berkemampuan rendah dalam jangka panjang

Dalam jangka pendek, koperasi berkemampuan rendah dapat bersaing dibawah kondisi tertentu,
tetapi hal itu bukan dalam kasus jangka panjang. Dalam jangka panjang kematian koperasi tidak
dapat dihindarkan. Koperasi dengan kemampuan rendah mungkin bisa bertahan hidup sejenak
bila ditolong oleh antusiasme dan loyalitas anggota. Tetapi jika koperasi tidak berhasil dalam
mengurangi biayadalam jangka panjang,koperasi akan mudah gulung tikar.

1. Kasus koperasi dengan kemampuan tinggi

Suatu koperasi dengan kemampuan manajerial lebih tinggi dapat menyingkirkan saingan dalam
pengertian ganda:

1)      Dapat menyediakan barang dengan harga lebih rendah

2)      Dapat memberikan keuntungan dengan para anggotanya bila koperasi menjual dengan
harga pasar.

Rp

LRACnk

LRACk

P1                                                                                       P1=AR1=MR1=O1

0                                            Q1                              Quantity

Gambar 7.8

Koperasi dengan kemampuan tinggi dalam jangka panjang

Tetapi mungkinkah hal ini dapat terjadi? Bils dilihst dari kajian dimuka, koperasi yang
mempunyai keunggulan dalam jangka pendek akan dihadapkan pada satu hal yaitu jika
menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar, akan ada kondisi yang akan mendorong
perluasan produksi sebagai akibat banyaknya permintaan anggota. Perluasan produksi akan terus
berlangsung hinggakapasitas produksi mencapai batas tertentu. Yaitu pada saat terjadi AC=P
(keuntungan 0)

KESIMPULAN

Suatu koperasi yang memiliki kemampuan manajerial dengan para pesaingnya, ia tetap tidak
akan mampu menawarkan pelayanan kepada para anggotanyadengan lebih baik daripada
pesaingnya. Oleh karena itu jika koperasi ingin memberikan keunggulan pelayanan kepada
anggotanya, maka dalam persaingan sempurna, koperasi harus mempunyai kemampuan
mengadakan inovasi yang lebih tinggi tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka
panjang. Ini adalah tugas yang sangat berat bagi koperasi dan kebanyakan koperasi tidak akan
sanggup memenuhinya.
Dalam jangka panjang, diharapkan keunggulan kompetitif dapat tercipta dengan introduksi
inovasi baru. Tetapi perusahaan perseorangan dan perusahaan-perusahaan lain yang nonkoperasi
akan melakukan hal yang sama, sehingga koperasi tidak mempunyai keunggulan khusus. Oleh
karena itu koperasi harus meningkatkan kemampuan inovatifnya dengan laju yang lebih cepat
dari perusahaan pesaingnya.hanya dengan cara seperti itu koperasi dapat mempunyai keunggulan
pelayanan kepada anggotanya dibandingkan pesaingnya baik dalam jangka panjang maupun
jangka pendek. Keunggulan koperasi jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah lebih sulit
untuk direalisasikan oleh koperasi, terutama dinegara-negara sedang berkembang. Banyak ahli
teoritis koperasi yang pada akhirnya berkesimpulan bahwa dalam pasar persaingan sempurna
koperasi tidak dapat memberikan kelebihan dibandingkan perusahaan nonkoperasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiono, Ekonomi Mikro, Yogyakarta : BPFE-UGM, 1986.

2. Baswir, Reprisond, Revitalisasi Koperasi, Makalah disampaikan dalam diskusi

terbatas Pemaparan Hasil-Hasil Penelitian Koperasi, Yogyakarta, 2007.

3. Suryati, Lilis, Partisipasi Anggota Dalam Kontribusi Modal dan Pemanfaatan

Pelayanan Koperasi Dihubungkan dengan Tingkat Rentabilitas Koperasi Pada KUD    Ngupaya
Mina, Indramayu, Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi, Ikopin, Bandung, 1997.

Anda mungkin juga menyukai