Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat dan
hidayah yang dilimpahkan-Nya, saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “tata cara mendirikan koperasi”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan tugas Ekonomi
Koperasi, Jurusan Management Jenjang S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Dengan segala keterbatasan, saya sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasanya atau cara
penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat saya harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah ini.

Akhir kata saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bekasi, 20 Januari 2013


Pendahuluan
Hampir seluruh rakyat Indonesia mengenai istilah koperasi, tetapi penulis yakin hanya sebagian
kecil masyarakat yang tahu dan mengerti tata cara mendirikan koperasi. Hal ini terbukti dari
banyaknya kalangan, baik dari kantor pemerintah, perusahaan, mahasiswa, maupun
masyarakat umum datang menemui penulis di kantor Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN)
meminta penjelasan tentang tata cara mendirikan koperasi hingga mendapat status badan
hukum.
Semangat mendirikan koperasi di kalangan masyarakat tersebut perlu kita sambut dengan baik,
koperasi harus menjadi gerakan nasional yang meluas, namun demikian agar semangat
tersebut tidak menyimpang dari ketentuan perundang-undangan yang berlaku maka perlu
adanya penuntun praktis yang dapat digunakan sebagai panduan tentang bagaimana cara
mendirikan koperasi dan prasyaratnya.
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Sebagai badan usaha, koperasi harus memiliki legalitas badan hukum yang diberikan
pemerintah, dalam hal ini Departemen Koperasi dan PKM. Namun demikian tidak begitu saja
pemerintah dengan mudah memberikan status badan hukum apabila persyaratan yang
ditentukan oleh undang-undang belum terpenuhi.
Sebelum membentuk koperasi perlu diawali dengan langkah-langkah memahami, mendalami
dan mengamati terlebih dahulu untuk dapat menghayati, mengamalkan dam memiliki
kepastian, agar selanjutnya koperasi yang dibentuk mempunyai daya tahan dan lebih
berdayaguna. Dengan demikian koperasi dapat berperan aktif dalam upaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
Langkah-langkah yang paling mendasar dalam pembentukan koperasi adalah harus diketahui
terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi semangat pembentukan serta segi positifnya
berkoperasi : pertama, tetapkan kepentingan ekonomi yang sama dari seluruh anggota; kedua,
rumuskan tujuan ekonomi yang sama dari seluruh anggota; ketiga, tetapkan fungsi koperasi
yang sejalan dengan kepentingan dan tujuan ekonomi anggota; keempat, formulasikan dampak
langsung dan tidak langsung dari pelaksanaan fungsi-fungsi terhadap perbaikan perekonomian
anggota.

DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………..1
Pendauluan……………………………………………………………………...………….2
Daftar isi………………………………………………………………………..…………..3
Persiapan Pembentukan Koperasi……………………...………..…………………………4
Tugas Tim Persiapan Pembentukan Koperasi…………………….……………………….6
Rapat Pembentukan………………………………………………………………………..9
Akta pendirian……………………………………………...………………………..…….9
Pengesahan Badan Hukum Koperasi……………..……………………………………….12
Persiapan Pembentukan Koperasi
Di dalam pembentukan koperasi, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan baik
secara yuridis yang menyangkut peraturan perundang-undangan, maupun menyangkut
masalah teknis perkoperasian, seperti ; pengertian koperasi, tujuan koperasi, dan hal-hal lain
yang harus dipersiapkan oleh pemrakarsa.
Menurut ketentuan Undang-Undang Perkoperasian, untuk mendirikan koperasi, harus dipenuhi
persyaratan :
untuk mendirikan Koperasi Primer sekurang-kurangnya beranggotakan 20 (dua puluh) orang
yang mempunyai kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi. Sedangkan untuk Koperasi
Sekunder sekurang-kurangnya dibentuk oleh 3 (tiga) Badan Hukum Koperasi. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga kelayakan usaha koperasi yang akan dibentuk;
usaha yang dijalankan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan;
adanya akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar; dan
memiliki tempat kedudukan yang jelas.
Setelah persyaratan di atas terpenuhi, maka tahap selanjutnya pemrakarsa mengundang para
calon anggota untuk mencapai kesepakatan mengenai lapangan usaha koperasi untuk
menentukan jenis koperasi yang akan didirikan. Setelah adanya kesepakatan maka tahap-tahap
selanjutnya dibentuk Tim Persiapan Pembentukan Koperasi.
·         Yang Perlu Diperhatikan
Dalam pembentukan koperasi harus memenuhi 2 (dua) macam persyaratan :
Persyaratan yuridis/normatif yang menyangkut peraturan perundang-undangan;
Persyaratan teknis/operasional, menyangkut masalah pelaksanaan usaha.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi, adalah:
Orang-orang yang akan mendirikan koperasi :
harus memahami tujuan pembentukan koperasi, hak dan kewajiban setelah menjadi anggota,
serta memahami dan menyetujui ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar
koperasi;
mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti
bahwa tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa adanya
kejelasan kegiatan atau kepentingan ekonominya. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan,
memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan
memiliki kebutuhan ekonomi yang sama;
tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu : tidak sedang menjalani atau terlibat masalah atau
sengketa hukum, baik dalam bidang perdata maupun pidana. Juga termasuk orang-orang yang
diindikasikan sebagai orang yang suka menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak
atau memecah belah persatuan gerakan koperasi.
Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan manfaat
bagi anggota, dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.

Perlu diperhatikan mereka yang nantinya dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
mempunyai waktu, jujur, mampu, dan mempunyai jiwa pemimpin, agar koperasi yang didirikan
tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan yang handal. Dalam kepengurusan koperasi
diupayakan jumlah pengurusnya gasal, hal ini agar dapat mempermudah pengurus koperasi
mengambil putusan secara voting.
harus memahami tujuan pembentukan koperasi, hak dan kewajiban setelah menjadi anggota,
serta memahami dan menyetujui ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar
koperasi;
mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti
bahwa tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa adanya
kejelasan kegiatan atau kepentingan ekonominya. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan,
memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan
memiliki kebutuhan ekonomi yang sama;
tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu : tidak sedang menjalani atau terlibat masalah atau
sengketa hukum, baik dalam bidang perdata maupun pidana. Juga termasuk orang-orang yang
diindikasikan sebagai orang yang suka menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak
atau memecah belah persatuan gerakan koperasi.
Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan manfaat
bagi anggota, dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.

Perlu diperhatikan mereka yang nantinya dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
mempunyai waktu, jujur, mampu, dan mempunyai jiwa pemimpin, agar koperasi yang didirikan
tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan yang handal. Dalam kepengurusan koperasi
diupayakan jumlah pengurusnya gasal, hal ini agar dapat mempermudah pengurus koperasi
mengambil putusan secara voting.
harus memahami tujuan pembentukan koperasi, hak dan kewajiban setelah menjadi anggota,
serta memahami dan menyetujui ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar
koperasi;
mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti
bahwa tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa adanya
kejelasan kegiatan atau kepentingan ekonominya. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan,
memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan
memiliki kebutuhan ekonomi yang sama;
tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu : tidak sedang menjalani atau terlibat masalah atau
sengketa hukum, baik dalam bidang perdata maupun pidana. Juga termasuk orang-orang yang
diindikasikan sebagai orang yang suka menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak
atau memecah belah persatuan gerakan koperasi.
Perlu diperhatikan mereka yang nantinya dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
mempunyai waktu, jujur, mampu, dan mempunyai jiwa pemimpin, agar koperasi yang didirikan
tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan yang handal. Dalam kepengurusan koperasi
diupayakan jumlah pengurusnya gasal, hal ini agar dapat mempermudah pengurus koperasi
mengambil putusan secara voting.
Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan manfaat
bagi anggota, dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.
Tugas Tim Persiapan Pembentukan Koperasi
Tugas Tim Persiapan Pembentukan Koperasi, antara lain :
Menghubungi tokoh masyarakat dan pejabat terkait.
Sebagai Tim Persiapan Pembentukan Koperasi, pada awal kegiatan pembentukan koperasi ada
baiknya terlebih dahulu menghubungi tokoh masyarakat (bagi koperasi masyarakat), pimpinan
instansi (bagi koperasi di lingkungan perkantoran), Rektor (bagi koperasi mahasiswa). Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh dukungan tentang rencana pembentukan koperasi.

Menyiapkan studi kelayakan.


Studi kelayakan yang merupakan studi untuk menilai kelayakan, kecocokan, atau kemungkinan-
kemungkinan menurut berbagai aspek, misalnya aspek hukum, ekonomi, sosial terhadap suatu
kegiatan yang akan dibentuk.
Melihat pentingnya studi kelayakan untuk kelangsungan koperasi yang akan dibentuk, maka
studi kelayakan ini mutlak diperlukan. Dengan adanya studi kelayakan dapat diketahui
bagaimana kondisi lingkungan dimana koperasi akan dibentuk, dukungan masyarakat terhadap
kehadiran koperasi.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat studi kelayakan, ialah :
1.      mempelajari prakondisi masyarakat;
2.      apakah yang dibutuhkan masyarakat calon anggota;
3.      pangsa pasar di daerah yang akan didirikan koperasi;
4.      kekuatan pesaing dibandingkan dengan pangsa pasar yang ada;
5.      presentasi pangsa pasar yang akan ditangani dan kegiatan yang harus dilakukan;
6.      besarnya modal yang harus dihimpun oleh koperasi dan bagaimana cara menghimpunnya;
7.      proyeksi manfaat yang akan diperoleh anggota; dls.
Dalam membuat studi kelayakan perlu diperhatikan tersedianya modal sendiri (dari simpanan
anggota) untuk mendukung usaha yang akan dijalankan. Besarnya modal usaha harus
mempertimbangkan skala usaha yang akan dijalankan, serta kemampuan ekonomi anggota.
Mengadakan Penyuluhan, Penerangan atau Pelatihan.
Kegiatan Penyuluhan, Penerangan atau Pelatihan dimaksudkan untuk menanamkan pengertian
kepada para calon pendiri/anggota koperasi.
Penanaman pengertian tersebut sangat penting dilakukan, karena pada hakikatnya
perkembangan dan kemajuan koperasi tergantung pada kualitas para anggotanya. Oleh karena
itu mereka perlu memahami maksud dan tujuan koperasi, bagaimana bentuk organisasinya,
manfaat yang akan diperoleh dalam meningkatkan kesejahteraan bersama, kewajiban dan hak
anggota, dan sebagainya.
Mengingat pentingnya kedudukan anggota, maka sebelum koperasi didirikan para anggota
harus ditingkatkan pemahamannya dan metode dasar koperasi dan pelaksanaan kerjanya. Hal
ini dimaksudkan agar calon anggota tersebut memahami maksud dan tujuan pembentukan
koperasi, prinsip-prinsip koperasi, kepengurusan, yang kemudian akan diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Untuk melaksanakan ini, tim persiapan seyogyanya mengundang pihak-pihak yang mempunyai
pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, misal para penggerak dan penyuluh koperasi, baik
instansi pemerintah dan atau lembaga profesional yang bergerak dalam pelatihan dan
penyuluhan koperasi.
Dalam kegiatan ini yang penting ditekankan adalah pentingnya partisipasi anggota. Sebagai
pemilik dan pengguna koperasi, partisipasi anggota bagaikan darah dalam tubuh manusia.
Partisipasi anggota diperlukan karena :
1.      koperasi tidak mungkin berdiri tanpa anggota;
2.      koperasi tidak dapat berusaha tanpa anggota;
3.      koperasi tidak akan dapat tumbuh dan berkembang tanpa partisipasi anggota.
Menyiapkan rancangan akta pendirian yang dilampiri anggaran dasar koperasi. (Mengenai akta
pendirian dan anggaran dasar koperasi akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikutnya).
Menyiapkan rancangan rencana kerja, program kerja dan anggaran koperasi yang didukung
studi kelayakan.
Rancangan rencana kerja adalah rincian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pengurus
koperasi dalam jangka waktu tertentu, yang harus disahkan dalam rapat pembentukan menjadi
rencana kerja koperasi.
Pada koperasi terdapat :
1.      Program kerja/rencana kerja satu tahun (jangka pendek);
2.      Rencana kerja lima tahun (jangka menengah);
3.      Rencana kerja lebih dari lima tahun (jangka panjang).
Rencana kerja satu tahun disusun berdasarkan rincian dari rencana kerja lima tahun, sedangkan
rencana kerja lima tahun disusun berdasarkan rencana kerja jangka panjang.
Pada rencana kerja satu tahun bentuk kegiatannya masih merupakan garis besar. Dari garis
besar itu dirinci lagi menjadi kegiatan yang langsung dapat dilaksanakan secara operasional,
yang lazim disebut program kerja.
Program kerja koperasi umumnya dibagi dalam :
 
bidang organisasi yang meliputi keanggotaan, kepengurusan, manajemen, kepegawaian, rapat-
rapat, administrasi, dll.
bidang usaha yang meliputi kegiatan usaha dan unit-unit usaha.
bidang pendidikan dan pelatihan, meliputi pendidikan dan pelatihan anggota, pengurus,
pengawas, dan karyawan.
dan lainnya, yang bertujuan demi kemajuan koperasi.
Rancangan anggaran koperasi yang terdiri anggaran pendapatan dan biaya disusun untuk
mendukung program kerja. Program kerja dan anggaran koperasi merupakan satu kesatuan.
Menyiapkan rapat pembentukan. (Mengenai rapat pembentukan akan dijelaskan lebih lanjut
pada bagian berikutnya).

Rapat Pembentukan
Setelah Tim Persiapan Pembentukan melaksanakan persiapan-persiapan pra-pembentukan
koperasi di atas, selanjutnya tim menyiapkan undangan kepada calon anggota (minimal 20
orang untuk koperasi primer dan 3 badan hukum koperasi untuk koperasi sekunder). Karena
pentingnya rapat pembentukan koperasi, seyogyanya Tim Persiapan juga mengundang pejabat
koperasi setempat untuk memfasilitasi demi kelancaran jalannya rapat pembentukan.
Yang perlu dipersiapkan tim pada rapat pembentukan :
daftar hadir;
notulis untuk mencatat jalannya rapat;
rancangan anggaran dasar koperasi;
rancangan rencana kerja;
menyiapkan buku administrasi koperasi, khususnya buku daftar anggota, daftar pengurus, dan
daftar pengawas.
rapat pembentukan dipimpin oleh seorang/beberapa orang dari wakil tim persiapan/kuasa
pendiri yang disetujui oleh peserta rapat, didampingi oleh seorang notulis yang mencatat
jalannya rapat.
Hal yang perlu dibahas dan diputuskan dalam rapat pembentukan, antara lain :
kesepakatan untuk membentuk koperasi;
pembahasan atas rancangan anggaran dasar untuk disahkan menjadi anggaran dasar koperasi;
pembahasan rancangan rencana kerja untuk dijadikan rencana kerja koperasi;
pembahasan permodalan dan batas waktu penyerahan modal, terutama simpanan pokok;
pemilihan pengurus dan pengawas;
pemberian kuasa kepada pengurus dan atau orang lain yang dipilih oleh peserta rapat
pembentukan untuk menyiapkan rancangan anggaran rumah tangga koperasi;
pemberian kuasa dan batasan kewenangannya kepada beberapa orang yang ditunjuk oleh
rapat pembentukan untuk menanda tangani akta pendirian koperasi dan mengajukan
permintaan pengesahan dari pejabat terkait.
Akta Pendirian dan Anggaran Dasar
Akta pendirian koperasi adalah akta perjanjian yang dibuat oleh para pendiri dalam rangka
pembentukan koperasi, dan memuat anggaran dasar koperasi. Yang disebut pendiri koperasi
adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan koperasi dan telah memenuhi persyaratan
keanggotaan serta menyatakan diri menjadi anggota.
Anggaran Dasar Koperasi adalah aturan dasar tertulis yang memuat keterangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
Anggaran dasar koperasi hanya memuat ketentuan-ketentuan pokok mengenai tata laksana
organisasi, cara kerja, kegiatan usaha, kewajiban-kewajiban, resiko yang harus ditanggung dan
keadaan apabila terjadi sesuatu yang menyebabkan berhentinya organisasi koperasi. Hal-hal
yang belum cukup diatur dalam ketentuan yang dimuat anggaran dasar tersebut, akan diatur
dalam anggaran rumah tangga, atau peraturan-peraturan khusus lainnya dari koperasi yang
bersangkutan.
Dalam anggaran dasar koperasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
dibuat dan disetujui oleh para anggota dalam rapat pembentukan koperasi;
memuat ketentuan-ketentuan pokok yang merupakan dasar bagi tata kehidupan koperasi,
dimana hal-hal yang dimuat dalam anggaran dasar tersebut harus disusun secara ringkas,
singkat dan jelas, agar dapat dimengerti oleh siapa pun; isi dan cara penyusunan anggaran
dasar tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian beserta peraturan
pelaksanaannya;
tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan.
Maksud dan tujuan anggaran dasar koperasi adalah :
untuk menunjukkan adanya kejelasan dari pada tata kehidupan koperasi yang bersangkutan;
untuk memudahkan tercapainya sasaran yang dikehendaki para anggota sesuai dengan tujuan
pembentukan koperasi;
untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan organisasi koperasi oleh siapa pun,
terutama oleh alat-alat perlengkapan organisasi koperasi itu sendiri;
terbentuk suatu organisasi usaha ekonomi rakyat yang berhak melaksanakan kegiatan-
kegiatannya;
sebagai dasar penyusunan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku untuk dan dalam koperasi
yang bersangkutan, misalnya; anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturan lainnya.
Kegunaan anggaran dasar koperasi adalah :
menjamin ketertiban organisasi, karena dalam anggaran dasar tersebut memuat aturan tentang
fungsi, tugas dan tata kerja dari alat-alat perlengkapan organisasi koperasi;
mencegah adanya kesewenang-wenangan dari alat perlengkapan organisasi koperasi, baik itu
anggota, pengurus, pengawas, dan karyawan koperasi;
sebagai jaminan bagi pihak di luar koperasi, misalnya dalam rangka kerjasama usaha,
permohonan kredit dan sebagainya.
Penyusunan anggaran dasar koperasi harus selalu memperhatikan dan berpegang teguh pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku dan tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,
khususnya Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan peraturan
pelaksanaannya, serta tidak boleh berlawanan dengan kepentingan dan kebutuhan mereka
bersama.
Pada dasarnya hal-hal yang harus dimuat dalam anggaran dasar koperasi sekurang-kurangnya
meliputi :
daftar nama, pekerjaan serta tempat tinggal para pendiri;
nama lengkap, singkatan dan tempat kedudukan koperasi;
maksud dan tujuan serta bidang usaha;
ketentuan mengenai keanggotaan;
ketentuan mengenai rapat anggota;
ketentuan mengenai pengelolaan;
ketentuan mengenai permodalan;
ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
ketentuan mengenai sanksi.
Materi/isi anggaran dasar untuk setiap jenis koperasi tentunya berbeda antara satu dengan
lainnya, akan tetapi agar dalam pembuatan anggaran dasar koperasi tidak menyimpang dari
ketentuan yang berlaku, maka penulis lampirkan contoh anggaran dasar koperasi yang dapat
digunakan oleh setiap koperasi dengan penyesuaian menurut kondisi dan jenis koperasi.
(terlampir)
Meskipun pada dasarnya pembuatan/penyusunan anggaran dasar koperasi dibuat oleh Tim
Persiapan Pembentukan Koperasi, namun mungkin karena terbatasnya pengetahuan atau
pengertian anggota tim tentang perkoperasian ataupun prosedur yang semestinya dilakukan,
maka ada baiknya tim berkonsultasi dengan pejabat pemerintah yang menangani koperasi atau
menggunakan jasa lembaga profesional yang perkoperasian. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi bantuan dan penjelasan yang diperlukan sehubungan dengan adanya peraturan-
peraturan atau kebijaksanaan perkoperasian yang harus ditaati oleh setiap koperasi, sebatas
wewenang yang dibenarkan Undang-Undang.

Form Akta Pendirian Koperasi


AKTA PENDIRIAN
KOPERASI .............................
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : .....................................................
Alamat : ......................................................
Pekerjaan : .......................................................
2. Nama : .....................................................
Alamat : .......................................................
Pekerjaan : ........................................................
3. Nama : .....................................................
Alamat : .......................................................
Pekerjaan : .......................................................
4. Nama : .....................................................
Alamat : .......................................................
Pekerjaan : .......................................................
5. Nama : .....................................................
Alamat : .......................................................
Pekerjaan : ........................................................
6. Nama : .....................................................
Alamat : ......................................................
Pekerjaan : .......................................................
7. Nama : .....................................................
Alamat : .......................................................
Pekerjaan : ........................................................
Atas kuasa rapat pembentukan Koperasi ..............................yang diselenggarakan pada
tanggal ......................................ditunjuk oleh pendiri selaku kuasa pendiri dan sekaligus untuk
pertama kalinya sebagai pengurus dan dinyatakan mendirikan Koperasi serta menandatangani
Anggaran Dasar Koperasi yang isinya sebagai berikut :

Pengesahan Badan Hukum Koperasi


Para pendiri atau kuasa pendiri mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada
Menteri Koperasi dan PKM c.q Kepala Kantor Departemen Koperasi dan PKM setempat bagi
pembentukan koperasi primer dan sekunder berskala daerah, bagi koperasi sekunder berskala
propinsi/daerah tingkat I permintaan tersebut c.q. Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi
dan PKM, sedangkan bagi koperasi sekunder berskala nasional permintaan tersebut c.q.
Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi dan PKM.
Yang dimaksud koperasi primer dan sekunder berskala nasional adalah koperasi yang ruang
lingkup keanggotaan dan pelayanannya meliputi lebih dari satu wilayah propinsi/daerah tingkat
I dan kegiatannya memerlukan koordinasi pembinaan secara nasional.
Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan melampirkan :
dua rangkap akta pendirian koperasi yang dilampiri anggaran dasar koperasi, satu diantaranya
bermaterai cukup;
berita acara rapat pembentukan koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan
permohonan pengesahan apabila ada;
surat bukti penyetoran modal, sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok; Surat bukti
penyetoran modal dapat berupa surat keterangan yang dibuat para pendiri koperasi dan harus
menggambarkan jumlah sebenarnya; jumlah yang telah disetor berupa copy kuitansi
pembayaran simpanan pokok dan atau simpanan wajib; bukti penyetoran uang ke bank, apabila
jumlah modal yang telah disetor tersebut disimpan di bank.
rencana awal kegiatan usaha koperasi. Rencana awal kegiatan badan usaha koperasi yang
dilampirkan dalam pengajuan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi adalah program
kerja dan anggaran yang layak secara ekonomi.
Pada saat menerima berkas permintaan pengesahan akta pendirian koperasi tersebut, pejabat
yang berwenang akan memberikan Surat Tanda Terima yang ditandatangani, di cap dan diberi
tanggal kepada para pendiri atau kuasa pendiri koperasi. Bersamaan dengan itu pejabat yang
menerima berkas mencatat koperasi tersebut dalam Buku Daftar Pencatatan.
Pengesahan akta pendirian koperasi
Setelah koperasi tersebut didaftar, kemudian pejabat yang berwenang atas nama Menteri
Koperasi dan PKM meneliti anggaran dasar koperasi yang diajukan, apakah tidak :
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; dan
bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
Dalam jangka waktu paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya
permintaan pengesahan pejabat yang berwenang harus menetapkan pendapatnya, sebagai
berikut :
Menyetujui pengesahan akta pendirian koperasi dan memberikan status sebagai badan hukum.
1.      Apabila setelah diteliti anggaran dasar koperasi tersebut ternyata tidak bertentangan
dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dan ketertiban umum
dan atau kesusilaan, maka pejabat yang berwenang harus mengesahkan akta pendirian
koperasi tersebut dengan Keputusan Menteri Koperasi dan PKM.
2.      Surat keputusan pengesahan dan akta pendirian koperasi yang telah mendapatkan
pernyataan pengesahan disampaikan kepada para pendiri atau kuasa pendiri dengan surat
tercatat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak keputusan pengesahan
ditetapkan. Selanjutnya pejabat yang berwenang akan mendaftar akta pendirian koperasi
tersebut dengan nomor urut dalam Buku Daftar Umum yang disediakan untuk itu dan
diumumkan dalam Berita Negara RI dengan biaya pengumuman yang ditanggung pemerintah.
3.      Dua rangkap akta pendirian yang dilampiri anggaran dasar tersebut diberi tanggal dan
nomor pendaftaran serta tanda pengesahan.
4.      Akta pendirian yang bermaterai cukup dikirim kepada para pendiri atau kuasa pendiri,
sedangkan yang tidak bermaterai disimpan di kantor pejabat pendaftar. Jika terdapat
perbedaan antara akta pendirian yang telah disahkan, maka akta pendirian yang disimpan di
kantor pejabat yang dianggap sah.
5.      Tanggal pendaftaran akta pendirian koperasi berlaku sebagai tanggal resmi berdirinya
koperasi, dan sejak tanggal pendaftaran tersebut koperasi yang bersangkutan adalah organisasi
usaha yang berstatus badan hukum.
6.      Dengan status badan hukum maka koperasi tersebut diakui sebagai subyek hukum yang
dapat melakukan segala tindakan hukum, seperti memiliki tanah dan bangunan, harta lainnya,
hutang, melakukan jual beli, perjanjian, menuntut dan dituntut, serta melakukan usaha-usaha
di segala bidang.
Menolak pengesahan akta pendirian koperasi dan pemberian status sebagai badan hukum.
1.      Apabila keputusan pejabat yang berwenang menolak pengesahan, harus dinyatakan
alasannya yang disampaikan secara tertulis berikut berkas per mintaan kepada para pendiri
atau kuasa pendiri. Setelah menerima penolakan tersebut, para pendiri atau kuasa pendiri
dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dengan memenuhi
alasan-alasan yang diberikan pejabat dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung
sejak diterimanya pemberitahuan penolakan. Permintaan ulang tersebut diajukan secara
tertulis dengan melampirkan persyaratan sebagaimana pengajuan pertama. Terhadap
pengajuan permintaan ulang tersebut, pejabat yang berwenang harus memberikan putusannya
paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterimanya permintaan ulang pengesahan secara
lengkap.
2.      Apabila permintaan ulang pengesahan atas akta pendirian koperasi tersebut ditolak
kembali, maka pejabat yang berwenang harus menyampaikan keputusan penolakan serta
alasannya kepada para pendiri atau kuasa pendiri dengan surat tercatat dalam jangka waktu
paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak keputusan penolakan ditetapkan. Keputusan
penolakan kedua tersebut merupakan keputusan terakhir.
3.      Apabila pejabat yang berwenang tidak memberi keputusan dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan akta pendirian secara lengkap, maka
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 pengesahan akta pendirian koperasi
diberikan berdasarkan kekuatan Peraturan Pemerintah tersebut

Anda mungkin juga menyukai