PENDAHULUAN
248
nasional, sehingga mampu berperan utama dalam meningkatkan
kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Berkaitan dengan itu
perlu ditingkatkan dengan sungguh-sungguh penataan koperasi,
usaha negara, dan usaha swasta agar masing-masing melaksanakan
fungsi dan peranannya dalam perekonomian nasional yang didasar-
kan pads demokrasi ekonomi berlandaskan Pancasila. Pembangun-
an ekonomi secara bertahap harus ditata dengan peraturan per-
undang-undangan.
249
Pembangunan koperasi dalam PJP II dan Repelita VI disusun
dan diselenggarakan dengan berlandaskan pada pengarahan GBHN
1993 seperti tersebut di atas.
250
Dari sebanyak 8.749 buah KUD yang ada di seluruh Indone-
sia, 47,3 persen di antaranya atau sebanyak 4.140 buah telah
memenuhi kriteria sebagai KUD mandiri yang tersebar di 2.705
kecamatan. Ini berarti di setiap kecamatan rata-rata terdapat lebih
dari satu buah KUD mandiri.
251
kebijaksanaan perkoperasian, kebijaksanaan makro, dan sekaligus
peran serta masyarakat anggota koperasi dalam PJP I. Kebijaksa-
naan perkoperasian tersebut ditempuh melalui program pembinaan
kelembagaan koperasi dan pengembangan usaha koperasi, dengan
kegiatan yang meliputi pendidikan dan pelatihan, magang, penyu-
luhan dan penerangan, bimbingan dan konsultasi, serta ditunjang
pula dengan berbagai kegiatan penelitian perkoperasian serta kebi-
jaksanaan makro, baik di bidang fiskal-moneter maupun sektor riil,
berupa perkreditan, subsidi ataupun proteksi. Sesuai dengan tahap-
an pembangunan nasional dalam PJP I, peranan Pemerintah dalam
pembangunan koperasi pada masa itu masih besar, terutama pada
kegiatan yang bersifat perintis dan kegiatan perkoperasian lainnya
yang belum sepenuhnya mampu dilaksanakan sendiri oleh gerakan
koperasi.
252
terpencil dan masyarakat sekitarnya, pemasaran jasa telekomunika-
si, pemasaran jasa kelistrikan perdesaan, penyaluran kredit candak
kulak (KCK), penyaluran kredit tebu rakyat intensifikasi (TRI) dan
lain sebagainya.
253
Modal penting lainnya bagi pengembangan koperasi pada
PJP II adalah Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang memberikan landasan hukum yang kuat bagi
pembangunan koperasi yang lebih selaras dengan pembangunan di
sektor-sektor lainnya dalam upaya membangun koperasi yang maju
dan mandiri. Pada prinsipnya, undang-undang perkoperasian yang
baru memberikan keleluasaan yang lebih besar kepada gerakan
koperasi untuk menentukan arah pengembangan usahanya agar
makin sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan para anggotanya.
Dalam pada itu, Pemerintah tetap memberikan bimbingan, kemu-
dahan dan perlindungan dalam rangka memandirikan koperasi.
1. Tantangan
254
sepenuhnya prinsip koperasi sebagaimana yang dicita-citakan,
sehingga koperasi sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi
rakyat belum dapat mengembangkan sepenuhnya potensi dan
kemampuannya dalam memajukan perekonomian nasional dan
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Di samping itu
berbagai kondisi struktural dan sistem yang ada masih menghambat
koperasi untuk sepenuhnya dapat menerapkan kaidah ekonomi
untuk meraih dan memanfaatkan berbagai kesempatan ekonomi
secara optimal. Sementara itu dengan terbukanya perekonomian
nasional terhadap perkembangan perekonomian dunia, akan
menghadirkan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan
ekonomi nasional. Persaingan usaha akan makin ketat, peranan
ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat, tuntutan akan sumber
daya manusia yang berkualitas yang mampu mengantisipasi dan
merencanakan masa depan meningkat pula. Kedudukan dan ke-
beradaan koperasi akan makin mantap apabila koperasi makin ter-
integrasi dan berperan menentukan ke dalam perekonomian nasio-
nal. Oleh karena itu, tantangan dalam pembangunan koperasi
adalah mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang sehat,
kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing sehingga
mampu meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional
sekaligus kesejahteraan anggotanya.
255
ekonomi rakyat agar mampu berperan secara nyata dalam kegiatan
ekonomi rakyat.
2. Kendala
256
Berkaitan dengan kendala utama tersebut, terdapat pula kenda-
la lain yang lebih spesifik, yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan koperasi. Kendala tersebut adalah lemahnya struktur
permodalan koperasi, rendahnya usaha pemupukan permodalan
dari anggota dan dari dalam koperasi, serta terbatasnya akses
koperasi ke sumber permodalan dari luar. Meskipun permodalan
bukan faktor utama yang menentukan keberhasilan koperasi,
kelemahan permodalan ditambah dengan kendala lainnya akan
menghambat perkembangan dan pertumbuhan koperasi. Kendala
penting lainnya adalah terbatasnya penyebaran dan penyediaan
teknologi secara nasional bagi koperasi, yang berpengaruh antara
lain pada rendahnya kemampuan koperasi untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas usahanya, sehingga menyebabkan pula
terbatasnya daya saing koperasi.
257
Kendala lainnya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman
masyarakat tentang koperasi, serta kurangnya kepedulian dan
kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, yang tercermin dari
masih rendahnya peran serta dan dukungan masyarakat dalam pem-
bangunan koperasi.
3. Peluang
258
Sementara itu, makin terbukanya perekonomian dunia turut
pula menciptakan berbagai peluang baru bagi koperasi, di antara-
nya adalah makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produk-
si koperasi Indonesia, serta makin terbukanya kesempatan kerja
sama internasional antargerakan koperasi di berbagai bidang.
259
IV. ARAHAN, SASARAN, DAN KEBIJAKSANAAN
PEMBANGUNAN
260
rakyat, dapat ditetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya
boleh diusahakan oleh koperasi. Kegiatan ekonomi di suatu wila-
yah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi agar tidak dima-
suki oleh badan usaha lainnya dengan memperhatikan keadaan dan
kepentingan ekonomi nasional dalam rangka pemerataan kesempat-
an usaha dan kesempatan kerja.
2. Sasaran
a. Sasaran PJP II
b. Sasaran Repelita VI
261
perekonomian rakyat dan berakar dalam masyarakat. Adapun
sasaran pembangunan koperasi dalam Repelita VI adalah koperasi
yang makin maju, makin mandiri dan makin berakar dalam masya-
rakat, serta menjadi badan usaha yang sehat dan mampu berperan
di semua bidang usaha, terutama dalam kehidupan ekonomi rakyat.
262
tertentu, terutama yang mempunyai nilai komersial tinggi untuk
pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan potensi masyarakat
setempat; makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi
di perdesaan/KUD kepada para anggotanya dan masyarakat di
daerah tertinggal, terisolasi, terpencil, perbatasan, dan permu-
kiman transmigrasi; serta makin luas dan kukuhnya jaringan kerja
sama antarkoperasi, dan kemitraan usaha dengan badan usaha
lainnya.
263
karyawan; terwujudnya 3.000 koperasi karyawan mandiri; serta
makin terkonsolidasi dan mantapnya 4.000 koperasi pegawai
negeri dan koperasi di lingkungan ABRI, 1.500 koperasi serba
usaha, 24.000 koperasi di bidang jasa keuangan, 1.500 koperasi di
bidang industri dan ketenagalistrikan, dan 1.000 koperasi pedagang
pasar, perumahan, jasa wisata, dan profesi.
3. Kebijaksanaan
264
pemupukan dana internal koperasi; menciptakan berbagai kemu-
dahan untuk memperoleh pembiayaan dan jaminan pembiayaan;
mengembangkan sistem perkreditan yang mendukung dan sesuai
dengan kepentingan koperasi pada khususnya dan perekonomian
rakyat pada umumnya; mengembangkan sistem pembiayaan terma-
suk lembaga pengelola yang sesuai untuk itu, dalam rangka
menyebarkan dan mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi
koperasi dan gerakan koperasi, yaitu antara lain yang berasal dari
penyisihan laba bersih BUMN, penyertaan modal Pemerintah,
imbalan jasa (fee) yang diterima KUD dari pelaksanaan program
Pemerintah, serta dana lainnya yang berasal dari gerakan koperasi;
serta mengembangkan berbagai lembaga keuangan yang mendu-
kung gerakan koperasi, antara lain Perum PKK, lembaga asuransi
usaha koperasi, lembaga pembiayaan koperasi, dan lembaga modal
ventura, agar makin mampu melayani kebutuhan keuangan untuk
pengembangan usaha anggota koperasi. Kebijaksanaan ini men-
cakup upaya pendayagunaan lembaga-lembaga keuangan lainnya
yang sudah ada.
265
Keempat, meningkatkan akses terhadap teknologi dan mening-
katkan kemampuan memanfaatkannya, antara lain dengan mening-
katkan kegiatan penelitian dan pengembangan, memanfaatkan hasil
penelitian/pengkajian lembaga lain, meningkatkan kegiatan alih
teknologi, memberikan kemudahan untuk melakukan inovasi dan
mendapatkan hak cipta, memberikan kemudahan untuk modernisasi
peralatan, serta mengembangkan dan melindungi teknologi yang
telah dikuasai oleh anggota koperasi secara turun-temurun.
266
Dengan bertitik tolak dari sasaran dan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan di atas, disusun program pembangunan koperasi
dalam Repelita VI, yang uraiannya secara terinci dapat diikuti di
bawah ini.
V. PROGRAM PEMBANGUNAN
1. Program Pokok
267
pengurus, karyawan, dan pengawas koperasi, termasuk kemam-
puan manajemen dan kemampuan memanfaatkan, mengembang-
kan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahanya serta
mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang yang terbu-
ka bagi pengembangan kegiatan usaha baru. Hal demikian akan
mendorong tumbuh dan berkembangnya motivasi masyarakat luas,
sehingga koperasi benar-benar mampu menjadi semangat usaha
masyarakat. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme, pengetahuan, dan keterampilan,
serta rasa pengabdian dan tanggung jawab para pembina koperasi
agar efisiensi dan efektivitas pembinaan koperasi makin meningkat.
Sedangkan program penyuluhan koperasi juga bertujuan
menumbuhkan rasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab dari
seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan koperasi menjadi
gerakan nasional.
268
(4) meningkatkan pendidikan perkoperasian bagi pengurus/
pengelola usaha koperasi melalui penyuluhan, pelatihan
manajemen dan keterampilan usaha, praktek kerja
(magang), studi banding, dan bimbingan penyusunan
kelayakan usaha terapan yang memanfaatkan teknologi
tepat;
269
b. Program Pengembangan Lembaga Keuangan dan
Pembiayaan Koperasi
271
(4) menyempurnakan konsep dan mekanisme pelaksanaan
pola perusahaan inti rakyat (PIR) dalam rangka
pelaksanaan demokratisasi ekonomi, meningkatkan kedu-
dukan koperasi dan daya tawar (bargaining power)
anggota koperasi.
272
(3) menumbuhkan, mengembangkan, dan memandirikan
koperasi di perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat perkotaan, antara lain koperasi
karyawan/pegawai di lingkungan perusahaan swasta dan
BUMN serta di lingkungan instansi pemerintah dan
ABRI; dan membina koperasi lainnya di perkotaan, seperti
koperasi pedagang pasar dan koperasi serba usaha;
273
2. Program Penunjang
274
(4) meningkatkan peran serta koperasi/KUD dalam
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat
daerah tertinggal;
275
d. Program Pembinaan dan Pengembangan Pemuda di
Bidang Perkoperasian
276
Tabel 13—1
RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI
Tahun Anggaran 1994/95 dan Repelita VI (1994/95 — 1998/99)
(dalam juta
rupiah
No. -
Kode Sektor/Sub Sektor/Program 1994/95 1994/95 — 1998/99