Anda di halaman 1dari 34

TUGAS RESUME CHAPTER 9 SAMPAI 10

EKONOMI MIKRO

DISUSUN OLEH:
1. DIAN ANGGRIANI.G (211910694)

POLITEKNIS STATISTIKA STIS


JAKARTA
2021
9.1 Surplus Konsumen dan Produsen
Dalam Chapter 4, kita melihat bahwa surplus konsumen mengukur keuntungan bersih agregat yang
diperoleh konsumen dari pasar yang kompetitif. Di Chapter 8, kita melihat bagaimana surplus
produsen mengukur keuntungan bersih agregat untuk produsen. Di sini kita akan melihat
bagaimana surplus konsumen dan produsen dapat diterapkan dalam praktik.

Review Surplus Konsumen dan Produsen

Surplus konsumen adalah total manfaat atau nilai yang diterima konsumen melebihi apa yang
mereka bayarkan untuk barang tersebut. Surplus konsumen adalah daerah antara kurva permintaan
dan harga pasar (yaitu, daerah yang diarsir kuning pada Gambar 9.1).

Surplus produsen adalah ukuran analog untuk produsen. Beberapa produsen memproduksi unit
dengan biaya yang sama dengan harga pasar. Namun, unit lain dapat diproduksi dengan harga
lebih rendah dari harga pasar dan akan tetap diproduksi dan dijual meskipun harga pasar lebih
rendah. Untuk pasar secara keseluruhan, surplus produsen adalah daerah di atas kurva penawaran
sampai dengan harga pasar (yaitu, daerah yang diarsir biru pada Gambar 9.1)

Gambar 9.1

Penerapan Surplus Konsumen dan Surplus Produsen

a. Welfare effect adalah keuntungan dan kerugian bagi konsumen dan produsen

1) Perubahan pada surplus konsumen


Gambar 9.2

Harga suatu barang telah diatur untuk menjadi tidak lebih tinggi dari Pmaksimal, yang berada
di bawah harga keseimbangan pasar, P0. Keuntungan bagi konsumen atau surplus konsumen
adalah perbedaan antara persegi panjang A dan segitiga B. Kerugian produsen adalah jumlah
persegi panjang A dan segitiga C. Segitiga B dan C bersama-sama mengukur deadweight loss
yang berarti kehilangan tersebut tidak dinikmati oleh konsumen maupun produsen.

2) Perubahan pada surplus produsen: perubahan total surplus produsen adalah A - C. Produsen
jelas rugi akibat pengendalian harga.

3) Deadweight loss: Kerugian bersih dari total surplus (konsumen ditambah produsen) yaitu pada
B dan C.

9.2 Efisiensi Pasar Persaingan Sempurna


a. Efisiensi Ekonomi adalah Memaksimalkan surplus konsumen dan produsen agregat.

b. Market Failure atau kegagalan pasar adalah Situasi di mana pasar persaingan yang tidak
diatur tidak efisien karena harga gagal memberikan sinyal yang tepat kepada konsumen
dan produsen. Market failure terjadi karena harga gagal memberikan sinyal yang tepat
kepada konsumen dan produsen, pasar persaingan sempurna yang tidak diatur menjadi
tidak efisien—yaitu, tidak memaksimalkan surplus konsumen dan produsen agregat. Ada
dua contoh penting di mana kegagalan pasar dapat terjadi:
- Eksternality atau eksternalitas adalah tindakan yang diambil oleh produsen atau
konsumen yang mempengaruhi produsen atau konsumen lain tetapi tidak
diperhitungkan oleh harga pasar.

- Kurangnya informasi

Sekarang anggaplah sebagai gantinya pemerintah mengharuskan harga menjadi di atas harga
keseimbangan pasar— diganti ke P2 dari P0. Seperti yang ditunjukkan Gambar 9.3, meskipun
produsen ingin memproduksi lebih banyak pada harga yang lebih tinggi ini (Q2 dari pada Q0),
konsumen sekarang akan membeli lebih sedikit (Q3 dari pada Q0). Jika kita berasumsi bahwa
produsen hanya memproduksi apa yang dapat dijual, tingkat output pasar akan Q3, dan lagi, ada
kerugian bersih dari total surplus.

Gambar 9.3

Ketika harga diatur tidak lebih rendah dari P2, hanya Q3 akan diminta. Jika Q3 dihasilkan,
deadweight loss diberikan oleh segitiga B dan C. Dengan harga P2, produsen ingin memproduksi
lebih dari Q3. Jika mereka melakukannya, deadweight loss akan lebih besar.
9.3 Minimum Price atau Harga Minimum

Gambar 9.4

Harga diatur agar tidak lebih rendah dari Pmin. Produsen C ingin memasok Q2, tetapi konsumen
hanya akan membeli Q3. Jika produsen memang memproduksi Q2, jumlah Q2 - Q3 akan tidak
terjual dan perubahan surplus produsen akan menjadi A – C – D. Pada kasus ini, produsen sebagai
kelompok mungkin lebih buruk.

Total perubahan pada surplus konsumen adalah sebagai berikut

∆𝐶𝑆 = −𝐴 − 𝐵

Total perubahan pada surplus produsen adalah sebagai berikut

∆𝑃𝑆 = 𝐴 − 𝐶 − 𝐷
9.4 KEBIJAKAN HARGA DAN KUOTA PRODUKSI

Selain menetapkan harga minimum pemerintah juga dapat meningkatkan harga barang serta membatasi
produksi.

Kebijakan harga

Kebijakan harga adalah harga yang ditetapkan oleh pemerintah di atas tingkat pasar bebas dan
dipertahankan oleh pemerintah dengan membeli kelebihan supply.

Di US, kebijakan harga bertujuan untuk meningkatkan harga dari produksi harian, tembakau, jagung,
kacang dan lain-lain, jadi produsen menerima income lebih tinggi.

Konsumen

Efek terhadap surplus konsumen :

Δ𝐶𝑆 = −𝐴 − 𝐵

Produsen

Efek terhadap surpus produsen :

Δ𝑃𝑆 = 𝐴 + 𝐵 + 𝐷

Pemerintahan

Total perubahan kesejahteraan :

Δ𝐶𝑆 + Δ𝑃𝑆 − 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑜 𝑔𝑜𝑣𝑡 = 𝐷 − (𝑄2 − 𝑄1 )𝑃𝑠


Gambar 9.10 Kebijakan Harga

Untuk mempertahankan harga Ps di atas harga


pasar P0, pemerintah membeli sejumlah Qg.

Keuntungan bagi produsen adalah A + B + D.


Kerugian bagi konsumen adalah A + B.

Biaya yang ditanggung pemerintah adalah


persegi panjang berbintik-bintik, yang luasnya
adalah Ps(Q2-Q1).

Kuota Produksi

Pemerintah juga dapat meningkatkan harga barang dengan mengurangi supply barang.
Program Insentif

Program pembatasan areal pertanian pada kebijakan pertanian US memberikan insentif keuangan kepada
petani untuk membiarkan sebagian lahan menganggur. karena petani setuju untuk membatasi areal tanam,
kurva penawaran kembali menjadi tidak elastis sama sekali pada kuantitas Q1 , dan harga pasar dinaikkan
dari P0 ke Ps. Seperti halnya kuota produksi, perubahan surplus konsumen :

Δ𝐶𝑆 = −𝐴 − 𝐵

Sedangkan total perubahan produsen surplus :

Δ𝑃𝑆 = 𝐴 − 𝐶 + 𝑖𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖


Gambar 9.11 pembatasan Supply

Untuk mempertahankan harga Ps di atas


harga pasar P0, pemerintah dapat
membatasi pasokan hingga Q1, baik
dengan memberlakukan kuota produksi
atau dengan memberikan insentif
keuangan kepada produsen untuk
mengurangi output. insentif untuk
bekerja, setidaknya harus sebesar B + C +
D, yang merupakan keuntungan tambahan
yang diperoleh dengan menanam,
mengingat harga yang lebih tinggi Ps.
Oleh karena itu, biaya yang ditanggung pemerintah setidaknya B + C + D.

Sehingga total perubahan produsen surplus :

Δ𝑃𝑆 = 𝐴 − 𝐶 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷 = 𝐴 + 𝐵 + 𝐷

Total perubahan welfare :

Δ𝑊𝑒𝑙𝑓𝑎𝑟𝑒 = −𝐴 − 𝐵 + 𝐴 + 𝐵 + 𝐷 − 𝐵 − 𝐶 − 𝐷 = −𝐵 − 𝐶

9.5 kuota import dan tarif

Kuota import adalah membatasi jumlah barang yang dapat diimport.

Tarif adalah pajak dari barang import.

Banyak negara menggunakan kuota dan tarif impor untuk menjaga harga domestik suatu produk di atas
tingkat dunia dengan demikian memungkinkan industri dalam negeri untuk menikmati keuntungan yang
lebih tinggi di bawah perdagangan bebas.

Jika tidak ada impor, harga dan kuantitas domestik akan menjadi P0 dan Q0, yang menyamakan penawaran
dan permintaan. Tetapi karena harga dunia Pw di bawah P0, konsumen domestik memiliki inisiatif untuk
membeli dari luar negeri dan akan melakukannya jika impor tidak dibatasi. Harga domestik akan turun ke
harga dunia Pw; pada harga yang lebih rendah ini, produksi dalam negeri akan turun ke Qs, dan konsumsi
domestik akan naik ke Qd. Impor kemudian selisih antara konsumsi domestik dan produksi dalam negeri,
Qd− Qs

Jika impor tidak diizinkan, harga domestik akan naik ke P0. Konsumen yang tetap membeli barang tersebut
(dalam jumlah Q0) akan membayar lebih dan akan kehilangan sejumlah surplus yang diberikan oleh
trapesium A dan segitiga B. Selain itu, dengan harga yang lebih tinggi ini, beberapa konsumen tidak akan
lagi membeli barang tersebut, sehingga ada kerugian tambahan surplus konsumen, diberikan oleh segitiga
C. Perubahan total surplus konsumen adalah

Δ𝐶𝑆 = −𝐴 − 𝐵 − 𝐶

gambar 9.14 TARIF IMPOR ATAU


KUOTA YANG
MENGHILANGKAN IMPOR

Di pasar bebas, harga domestik sama


dengan harga dunia Pw. Total Qd
dikonsumsi, dimana Qs dipasok di
dalam negeri dan sisanya diimpor.
Ketika impor dihilangkan, harga naik
menjadi P0. Keuntungan bagi
produsen adalah trapesium A.
Kerugian bagi konsumen adalah A
+B+ C, jadi deadweight loss adalah
B+C

Perubahan Produsen surplus :

Δ𝑃𝑆 = 𝐴

Kebijakan pemerintah dirancang untuk mengurangi tetapi tidak menghilangkan impor. ini dapat dilakukan
dengan tarif atau kuota. Dalam perdagangan bebas, harga domestik akan sama dengan harga dunia Pw, dan
impor akan menjadi Qd− Qs. Sekarang anggaplah bahwa tarif T dolar per unit dikenakan pada impor.
Kemudian harga domestik akan naik menjadi P* (harga dunia ditambah tarif); produksi dalam negeri akan
meningkat dan konsumsi dalam negeri akan turun.
Pada Gambar 9.15, tarif ini menyebabkan perubahan surplus konsumen yang diberikan oleh

Δ𝐶𝑆 = −𝐴 − 𝐵 − 𝐶 − 𝐷

Perubahan produsen surplus :

Δ𝑃𝑆 = 𝐴

GAMBAR 9.15 TARIF ATAU KUOTA


IMPOR (KASUS UMUM)

Ketika impor dikurangi, harga do mestik naik


dari Pw ke P*. Hal ini dapat dicapai dengan
kuota, atau dengan tarif T = P*- Pw. Kerugian
konsumen adalah A+B+C+D. Jika tarif
digunakan, pemerintah memperoleh D,
pendapatan dari tarif, sehingga kerugian
domestik bersih adalah B+C. Jika kuota
digunakan, persegi panjang D menjadi bagian
dari keuntungan produsen asing, dan kerugian
domestik bersih adalah B+C+D
9.6 DAMPAK PAJAK ATAU SUBSIDI

PENGARUH PAJAK SPESIFIK


Pajak spesifik adalah pajak dari sejumlah uang tiap unit barang terjual.

GAMBAR 9.17 INSIDEN PAJAK

Pb adalah harga (termasuk pajak)


yang dibayar oleh pembeli. Ps
adalah harga yang diterima
penjual, dikurangi pajak.

Di sini beban pajak dibagi rata


antara pembeli dan penjual.

Pembeli kehilangan A + B.(Δ𝐶𝑆 =


−𝐴 − 𝐵)

Penjual kehilangan D + C.
B.(Δ𝑃𝑆 = −𝐷 − 𝐶)

Pemerintah memperoleh pendapatan A + D.

Deadweight loss adalah B + C.

Pasar membutuhkan empat kondisi yang harus dipenuhi setelah pajak diberlakukan:

1. Kuantitas yang dijual dan harga pembeli Pb harus terletak pada kurva permintaan (karena pembeli
hanya tertarik pada harga yang harus mereka bayar).
2. Jumlah yang dijual dan harga penjual Ps harus terletak pada kurva penawaran (karena penjual
hanya memperhatikan jumlah uang yang mereka terima setelah dikurangi pajak).
3. Jumlah yang diminta harus sama dengan jumlah yang ditawarkan (Q1 pada gambar).
4. Selisih antara harga yang dibayar pembeli dan harga yang diterima penjual harus sama dengan
pajak t.

Dapat disingkat menggunakan persamaan :

QD = QD(Pb)

QS = QS(Ps)

QD = QS
Pb − Ps = t

GAMBAR 9.18 DAMPAK PAJAK TERGANTUNG ELASTISITAS PENAWARAN DAN


PERMINTAAN

(a) Jika permintaan sangat inelastis relatif terhadap penawaran, beban pajak sebagian besar dibebankan
pada pembeli.

(b) Jika permintaan sangat elastis relatif terhadap penawaran, sebagian besar jatuh pada penjual

Pajak sebagian besar dibebankan pada pembeli jika Ed/Es kecil, dan sebagian besar pada penjual jika Ed/Es
besar. Dengan menggunakan rumus “pass-through” berikut, kita dapat menghitung persentase pajak yang
ditanggung oleh pembeli:

𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑠 − 𝑡ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ = 𝐸𝑠/(𝐸𝑠 − 𝐸𝑑)

Rumus ini memberi tahu kita bagian mana dari pajak yang “diteruskan” kepada konsumen dalam bentuk
harga yang lebih tinggi. Sebagai contoh, ketika permintaan tidak elastis sama sekali, sehingga Ed adalah
nol, fraksi pass-through adalah 1 dan semua pajak ditanggung oleh konsumen. Ketika permintaan benar-
benar elastis, fraksi pass-through adalah nol dan produsen menanggung semua pajak. (Bagian dari pajak
yang ditanggung produsen diberikan oleh rumus −𝐸𝑑 /(𝐸𝑠 − 𝐸𝑑 ).)

Efek Subsidi

Subsidi adalah Pembayaran yang mengurangi harga pembeli di bawah harga penjual; yaitu, pajak negatif.

Kondisi yang diperlukan pasar dengan subsidi:

QD = QD(Pb)

QS = QS(Ps)

QD = QS

Ps − Pb = s

GAMBAR 9.19 SUBSIDI

Subsidi dapat dianggap sebagai pajak


negatif. Seperti pajak, manfaat subsidi
dibagi antara pembeli dan penjual,
tergantung pada elastisitas relatif dari
penawaran dan permintaan.

Manfaat subsidi sebagian besar


diperoleh pembeli jika Ed/Es kecil dan
sebagian besar bagi penjual jika Ed/Es
besar.
10.1 MONOPOLI

Monopolis adalah pasar dan sepenuhnya mengontrol jumlah output yang ditawarkan untuk dijual. Tetapi
ini tidak berarti bahwa perusahaan monopoli dapat menetapkan harga berapa pun yang diinginkannya.
Untuk memaksimalkan keuntungan, perusahaan monopoli pertama-tama harus menentukan biaya dan
karakteristik permintaan pasar. Pengetahuan tentang permintaan dan biaya sangat penting untuk
pengambilan keputusan ekonomi perusahaan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan monopoli harus
kemudian memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi dan dijual. Harga per unit yang diterima
monopo list kemudian mengikuti langsung dari kurva permintaan pasar.

Pendapatan Rata-Rata dan Pendapatan Marjinal

Pendapatan rata-rata perusahaan monopoli atau harga yang diterimanya per unit yang terjual adalah kurva
permintaan pasar. Untuk memilih tingkat output yang memaksimalkan keuntungan, monopolis juga perlu
mengetahui pendapatan marjinalnya, yaitu perubahan pendapatan yang dihasilkan dari satu unit perubahan
output. Untuk melihat hubungan antara total, usia rata-rata, dan pendapatan marjinal, pertimbangkan
perusahaan menghadapi kurva permintaan berikut: P = 6 – Q

Tabel 10.1 menunjukkan perilaku pendapatan total, rata-rata, dan marjinal untuk kurva permintaan ini.
Perhatikan bahwa pendapatan adalah nol ketika harganya $6. Namun, dengan harga $5, satu unit terjual,
jadi total pendapatan (dan marjinal) adalah $5. Peningkatan kuantitas yang terjual dari 1 menjadi 2
meningkatkan pendapatan dari $5 menjadi $8; pendapatan marjinal dengan demikian adalah $3, lalu ketika
kuantitas meningkat dari 3 menjadi 4, pendapatan marjinal menjadi negatif. Ketika pendapatan marjinal
positif, pendapatan meningkat, tetapi ketika pendapatan marjinal negatif, pendapatan menurun.
Kurva di atas memplot pendapatan rata-rata dan marjinal untuk data pada tabel 10.1. Kurva permintaan
adalah garis lurus dan, dalam hal ini, kurva pendapatan marjinal memiliki dua kali kemiringan kurva
permintaan (dan titik potong yang sama).

Keputusan Keluaran Monopolis

Pada gambar di atas kurva permintaan pasar D adalah kurva rata-rata pendapatan perusahaan monopoli. Ini
menentukan harga per unit yang diterima perusahaan monopoli. Ditunjukkan juga kurva pendapatan
marjinal/MR dan kurva rata-rata dan marginal biaya, AC dan MC. Pendapatan marjinal dan biaya marjinal
sama pada kuantitas Q*. Kemudian dari kurva permintaan, kita menemukan harga P* yang sesuai dengan
kuantitas ini Q* yang merupakan kuantitas yang memaksimalkan keuntungan. Hal itu dikarenakan,
pendapatan marjinal akan melebihi biaya marjinal.
Pada gambar di atas, jika perusahaan monopoli memproduksi sedikit lebih banyak dari Q1, ia akan
menerima keuntungan tambahan (MR-MC) dan dengan demikian meningkatkan keuntungan totalnya.
Faktanya, monopolis dapat terus meningkatkan output, menambahkan lebih banyak ke totalnya keuntungan
sampai output Q*, pada titik mana keuntungan tambahan yang diperoleh dari memproduksi satu unit lagi
adalah nol. Pada gambar di atas kuantitas yang lebih besar Q2 juga tidak memaksimalkan keuntungan.
Pada kuantitas ini, biaya marjinal melebihi pendapatan marjinal.\

Kita juga dapat melihat secara aljabar bahwa Q* memaksimalkan keuntungan. Laba p adalah selisih antara
pendapatan dan biaya, yang keduanya bergantung pada Q: π(Q) = R(Q) - C(Q).

Ketika Q meningkat dari nol, keuntungan akan meningkat hingga mencapai maksimum dan kemudian
mulai menurun. Jadi Q yang memaksimalkan keuntungan adalah sedemikian rupa sehingga keuntungan
tambahan yang dihasilkan dari peningkatan kecil Q hanya nol (∆π/∆Q = 0 ), lalu

∆π/∆Q = ∆R/∆Q - ∆C/∆Q

Dimana ∆R/∆Q adalah MR dan ∆C/∆Q adalah MC. Jadi kondisi yang memaksimalkan keuntungan adalah
MR - MC = 0, atau MR = MC

Aturan Praktis untuk Penetapan Harga

Kami ingin menerjemahkan kondisi bahwa pendapatan marjinal harus sama dengan biaya marjinal ke dalam
aturan praktis yang dapat lebih mudah diterapkan dalam praktik. Untuk melakukan ini, pertama-tama kita
menulis ekspresi untuk pendapatan marjinal:

MR = ∆R/∆Q = ∆(PQ)/∆Q

Pendapatan tambahan dari unit kuantitas tambahan, ∆(PQ)/∆Q, memiliki dua komponen:

1. Memproduksi satu unit tambahan dan menjualnya dengan harga P menghasilkan pendapatan
(1)(P)=P
2. Tetapi karena perusahaan menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah,memproduksi
dan menjual unit tambahan ini juga menghasilkan sedikit penurunan harga ∆P/∆Q yang mana
mengurangi pendapatan dari semua unit yang terjual (perubahan pendapatan Q(∆P/∆Q)).

Jadi MR = P + Q(∆P/∆Q) = P + P(Q/P) (∆P/∆Q)

Diketahui (P/Q) (∆Q/∆P) adalah Ed sehingga (Q/P) (∆P/∆Q) adalah 1/Ed sehingga MR = P + P(1/Ed).
Karena tujuan dari perusahaan memaksimalkan profit sehingga MC = MR = P + P(1/Ed). Dapat diubah
𝑃−𝑀𝐶 1
menjadi 𝑃
= − 𝐸𝑑
Pergeseran Permintaan

Pasar monopoli tidak memiliki kurva penawaran. Dengan kata lain, tidak ada hubungan antara harga dan
jumlah yang diproduksi. Alasannya adalah bahwa keputusan keluaran daftar monopoli tidak hanya
bergantung pada biaya marjinal tetapi juga pada bentuknya dari kurva permintaan. Pergeseran permintaan
dapat menyebabkan perubahan harga tanpa perubahan output. Prinsip ini diilustrasikan pada Gambar (a)
dan (b). Pada kedua gambar kurva, kurva permintaan awalnya D1, pendapatan marjinal yang sesuai kurva
adalah MR1, serta harga dan kuantitas awal perusahaan monopoli adalah P1 dan Q1.

Pada gambar(a), kurva permintaan D1 bergeser ke kurva permintaan baru D2, tetapi kurva pendapatan
marjinal baru MR2 memotong biaya marjinal pada titik yang sama dengan kurva pendapatan marjinal lama
MR1. Oleh karena itu, output yang memaksimalkan keuntungan tetap sama, meskipun harga turun dari P1
ke P2. Pada gambar(b), kurva pendapatan marjinal baru MR2 berpotongan biaya marjinal pada tingkat
output yang lebih tinggi Q2, tetapi karena permintaan sekarang lebih elastis, harga tetap sama.

Pengaruh Pajak

Menganalisis pengaruh pajak pada perusahaan monopoli sangatlah mudah. Memperkirakan pajak tertentu
sebesar t dolar per unit dipungut, sehingga perusahaan monopoli harus membayar t dolar kepada pemerintah
untuk setiap unit yang dijualnya. Oleh karena itu, biaya marjinal (dan rata-rata) perusahaan meningkat
sebesar jumlah pajak t. Jika MC adalah biaya marjinal asli perusahaan, keputusan produksi optimalnya
sekarang diberikan oleh MR = MC + t.
Gambar di atas diketahui bahwa Q0 dan P0 adalah kuantitas dan harga sebelum pajak dikenakan, dan Q1
dan P1 adalah jumlah dan harga setelah pajak. Selain itu, harga naik lebih dari pajak. Ini tidak mungkin ada
di pasar yang kompetitif, tetapi dapat terjadi pada perusahaan monopoli karena hubungan antara harga dan
biaya marjinal bergantung pada elastisitas permintaan. Misalkan, seorang monopolis menghadapi elastisitas
permintaan konstan kurva, dengan elastisitas 2, dan memiliki biaya marjinal konstan MC. Persamaan P=
𝑀𝐶
1+(1/𝐸𝑑)
kemudian memberitahu kita bahwa harga akan sama dengan dua kali biaya marjinal. Dengan pajak

t, biaya marjinal naik menjadi MC+t, jadi harga naik menjadi 2(MC+t) 2MC+2t.

Perusahaan Multiplant

Misalkan sebuah perusahaan memiliki dua pabrik. Berapa total outputnya, dan bagaimana banyak dari
output yang harus dihasilkan setiap pabrik? Kita dapat menemukan jawabannya secara intuitif dalam dua
langkah.

Langkah 1. Berapapun total outputnya, itu harus dibagi antara dua pabrik sehingga biaya marjinal sama di
setiap pabrik. Jika tidak, perusahaan dapat mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungannya dengan
realokasi produksi. Misalnya, jika biaya marjinal di Pabrik 1 lebih tinggi daripada di Pabrik 2, perusahaan
dapat memproduksi output yang sama dengan biaya total yang lebih rendah dengan memproduksi lebih
sedikit di Pabrik 1 dan lebih banyak di Pabrik 2.

Langkah 2. Kita tahu bahwa output total harus sedemikian rupa sehingga pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal. Jika tidak, perusahaan dapat meningkatkan labanya dengan menaikkan atau menurunkan
total keluaran. Misalnya, anggaplah biaya marjinal sama di setiap pabrik, tetapi pendapatan marjinal
melebihi biaya marjinal. Dalam hal ini, perusahaan akan memproduksi lebih banyak di kedua pabrik karena
pendapatan yang diperoleh dari unit tambahan akan melebihi biaya. Karena biaya marjinal harus sama

di setiap pabrik, dan karena pendapatan marjinal harus sama dengan biaya marjinal, keuntungan
dimaksimalkan ketika pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal di setiap pabrik.
Kita juga dapat menurunkan hasil ini secara aljabar. Diketahui Q1 dan C1 menjadi output dan biaya
produksi untuk Pabrik 1, Q2 dan C2 menjadi output dan biaya produksi untuk Pabrik 2, dan QT = Q1 + Q2
menjadi keluaran total. Maka keuntungannya adalah π= PQT - C1(Q1) - C2(Q2)

Perusahaan harus meningkatkan output dari setiap pabrik sampai keuntungan tambahan dari unit terakhir
yang diproduksi adalah nol. Mulailah dengan menetapkan keuntungan tambahan dari output di Pabrik 1 ke
nol.

∆𝜋 ∆𝑃𝑄𝑇 ∆𝐶1
= − =0
∆𝑄1 ∆𝑄1 𝑄1

∆𝑃𝑄𝑇 ∆𝐶1
Disini ∆𝑄1
adalah pendapatan marjinal, MR, untuk semua output perusahaan. Lalu, 𝑄1
adalah marginal

cost pada Pabrik 1 atau MC1 sehingga MR=MC1 dan demikian pula dengan pabrik 2 MR=MC2. Sehingga
MR =MC1=MC1.

Dari kurva di atas menunjukkan perusahaan dengan dua pabrik memaksimalkan keuntungan dengan
memilih tingkat output Q1 dan Q2, jadi pendapatan marjinal MR (yang tergantung pada output total) sama
dengan biaya marjinal untuk setiap tanaman pabrik, MC1 dan MC2.

10.2 KEKUATAN MONOPOLI


Grafik (a) menunjukkan permintaan pasar akan sikat gigi. Grafik (b) menunjukkan permintaan sikat gigi
seperti yang terlihat oleh Perusahaan A. Di suatu pasar harga $1,50, elastisitas permintaan pasar adalah 1,5.
Perusahaan A, melihat kurva permintaan DA yang jauh lebih elastis karena: persaingan dari perusahaan
lain. Pada harga $1,50, elastisitas permintaan Perusahaan A adalah 6. Namun, Perusahaan A memiliki
beberapa kekuatan monopoli: Harganya yang memaksimalkan keuntungan adalah $1,50, yang melebihi
biaya marjinal

Produksi, Harga, dan Kekuatan Monopoli

Seperti yang akan kita lihat di Bab 12 dan 13, menentukan elastisitas permintaan untuk produk perusahaan
biasanya lebih sulit daripada menentukan elastisitas permintaan pasar. Meskipun demikian, perusahaan
akan sering menggunakan riset pasar dan studi statistik untuk memperkirakan elastisitas permintaan produk
mereka, karena pengetahuan tentang elastisitas ini penting untuk produksi dan penetapan harga yang
memaksimalkan keuntungan keputusan.

Mari kembali ke permintaan sikat gigi pada di atas. Mari kita asumsikan bahwa Perusahaan A pada gambar
tersebut memiliki pengetahuan yang baik tentang kurva permintaannya. Pada kasus itu, berapa banyak yang
harus diproduksi oleh Perusahaan A? Prinsip yang berlaku: kuantitas yang memaksimalkan keuntungan
menyamakan pendapatan marjinal dan biaya marjinal. Jumlah tersebut adalah 5000 unit. Harga yang sesuai
adalah $1,50,yang melebihi biaya marjinal. Jadi, meskipun Perusahaan A bukan daftar monopoli murni, ia
memiliki kekuatan monopoli—ia dapat secara menguntungkan menetapkan harga yang lebih besar dari
biaya marjinal.

Mengukur Kekuatan Monopoli

Untuk perusahaan kompetitif, harga sama dengan biaya marjinal, sedangkan untuk perusahaan dengan
kekuatan monopoli, harga melebihi biaya marjinal. Cara mengukur kekuatan monopoli adalah dengan
menguji sejauh mana harga yang memaksimalkan keuntungan melebihi biaya marjinal. Ukuran kekuatan
monopoli ini, diperkenalkan oleh ekonom Abba Lerner pada tahun 1934, disebut Lerner Index of Monopoly
Powe. Ini adalah perbedaan antara harga dan biaya marjinal, dibagi dengan harga. Secara matematis L =(P-
MC)/P.

Indeks Lerner selalu memiliki nilai antara nol dan satu. Untuk perusahaan persaingan sempurna, P=MC,
sehingga L=0. Semakin besar L, semakin besar derajat kekuatan monopoli. Indeks kekuatan monopoli ini
juga dapat dinyatakan dalam elastisitas permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan menggunakan
𝑃−𝑀𝐶 1
persamaan 𝑃
= − 𝐸𝑑 , kita tahu bahwa L = (P - MC)/P = - 1/Ed.

Aturan Praktis untuk Penetapan Harga

𝑀𝐶
Pada bagian sebelumnya, kami menggunakan persamaan P= untuk menghitung harga secara
1+(1/𝐸𝑑)

sederhana atas biaya marjinal. Hubungan ini memberikan aturan praktis untuk setiap perusahaan dengan
kekuatan monopoli. Namun, kita harus ingat bahwa Ed adalah elastisitas permintaan untuk perusahaan,
bukan elastisitas permintaan pasar. Lebih sulit untuk menentukan elastisitas permintaan untuk perusahaan
daripada untuk pasar karena perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana pesaingnya akan bereaksi
terhadap harga perubahan.

Dengan memberikan perkiraan elastisitas permintaan perusahaan, manajer dapat menghitung markup yang
tepat. Jika elastisitas permintaan perusahaan besar, markup ini akan kecil (perusahaan memiliki kekuatan
monopoli yang sangat kecil). Jika elastisitas permintaan perusahaan kecil, markup ini akan besar
perusahaan akan memiliki kekuatan monopoli yang cukup besar). Kurva di bawah ini menggambarkan dua
ekstrem ini
Markup (P-MC)/P sama dengan minus kebalikan dari elastisitas permintaan yang dihadapi perusahaan. Jika
perusahaan permintaan bersifat elastis, seperti pada (a), markupnya kecil dan perusahaan memiliki sedikit
kekuatan monopoli. Kebalikannya benar jika permintaan relatif tidak elastis, seperti pada (b)
10.3 SUMBER KEKUATAN MONOPOLI
Suatu perusahaan mempunyai kekuatan monopoli saat semakin tidak elastisnya kurva permintaan.
Tiga faktor yang menentukan elastisitas permintaan perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Elastisitas permintaan pasar. Karena permintaan perusahaan tidak seelastis permintaan
pasar, elastisitas permintaan pasar membatasi potensi kekuatan monopoli.
2. Jumlahh perusahaan di dalam pasar. Jika terdapat banyak perusahaan, kecil
kemungkinan suatu perusahaan dapat memengaruhi harga secara signifikan.
3. Interaksi antarperusahaan. Sekalipun hanya ada dua atau tiga perusahaan di dalam pasar,
setiap perusahaan tidak bisa menaikkan harga secara menguntungkan apabila persaingan
di antaranya begitu ketat, yang masing-masing berupaya merebut pangsa pasar sebesar
mungkin.

ELASTISITAS PERMINTAAN PASAR


Jika hanya terdapat satu perusahaan – monopolis murni – kurva permintaannya merupakan
kurva permintaan pasar. Dalam hal ini, derajat kekuatan monopoli perusahaan tersebut bergantung
sepenuhnya pada eastisitas permintaan pasar. Namun, sering kali beberapa perusahaan bersaing
satu sama lain; sehingga elastisitas permintaan pasar memberikan batasan yang lebih rendah
terhadap besaran besaran elastisitas permintaan bagi setiap perusahaan.

JUMLAH PERUSAHAAN
Determinan kedua atas kurva permintaan perusahaan dan kekuatan monopolinya adalah
jumlah perusahaan yang ada dalam pasar. Denganmenganggap faktor lain konstan, kekuatan
monopoli setiap perusahaan akan menurun ketika jumlah perusahaan bertambah: ketika semakin
banyak perusahaan yang bersaing, setiap perusahaan kesulitan untuk menaikkan harga dan tidak
ingin penjualannya dicaplok perusahaan lain.
Poin pentingnya adalah bukan hanya jumlah perusahaan, tetapi jumlah “pemain utama”,
yaitu perusahaan dengan pangsa pasar yang signifikan. Ketika hanya segelintir perusahaan yang
menguasai sebagian besar penjualan suatu pasar, kita bisa katakan bahwa pasar tersebut sangat
terkonsentrasi. Aspek penting dari strategi kompetitif adalah mencari cara untuk menciptakan
hambatan masuk, yaitu kondisi yang mencegah masuknya pesaing baru.
Terkadang hambatan masuk bersifat alami. Misalnya, hak paten atas suatu teknologi. Hal
ini memperkecil kemungkinan perusahaan lain memasuki pasar, setidaknya hingga paten tersebut
habis masa berlakunya. Hak legal juga memiliki dampak serupa. Hak cipta dapat membatasi
penjualan buku, musik, atau program komputer, dan kebutuhan akan lisensi pemerintah dapat juga
membatasi untuk memasuki pasar. Terakhir, skala ekonomis mungkin memakan biaya tinggi untuk
memasok seluruh pasar. Dalam beberapa kasus, skala ekonomis mungkin begitu besa sehingga
akan lebih efisien bagi perusahaan tunggal, monopoli alamiah, untuk memasok seluruh pasar.

INTERAKSI ANTAPERUSAHAAN
Misalnya terdapat empat perusahaan dalam suatu pasar. Perusahaan itu mungkin bersaing
ketat, yaitu melakukan perang harga demi mendapatkan pangsa yang lebih besar. Hal ini akan
membuat harga turun ke tingkat kompetitif sempurna. Setiap perusahaan mencemaskan bahwa
apabila pihaknya menaikkan harga maka perusahaan pesaing akan menurunkan harga, dan pangsa
pasarnya direbut. Akibatnya, perusahaan tidak memiliki banyak kekuatan monopoli.
Di lain sisi, perusahaan-perusahaan mungkin tidak terlalu ketat bersaing. Mereka bsa saja
berkolusi (dengan melanggar UU anti monopoli), dengan menyepakati bahwa mereka akan
membatasi output dan menaikkan harga. Karena menaikkan harga berdasarkan kesepakatan alih-
alih sendiri-sendiri cenderung lebih menguntungkan, maka kolusi akan menghasilkan kekuatan
monopoli yang besar.

10.4 BIAYA SOSIAL DARI KEKUATAN MONOPOLI


Secara agregat, apakah kekuatan monopoli merugikan atau menguntungkan konsumen dan
produsen? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dengan membandingkan surplus konsumen dan
produsen yang diperoleh ketika industri yang kompetitif memroduksi barang dengan surplus yang
dihasilkan ketika monopolis memroduksi barang untuk seluruh pasar. Diasumsikan pasar
kompetitif dan monopolis memiliki kurva biaya yang sama. Gambar di bawah menunjukkan kurva
AR dan MR serta MC untuk monopolis. Demi memaksimalkan laba, perusahaan berproduksi pada
titik dimana MR sama dengan MC, sehingga harga dan kuantitas adalah 𝑃𝑚 dan 𝑄𝑚 . Dalam pasar
persaingan, harga harus sama dengan MC, sehingga harga dan kuantitas persaingan, 𝑃𝑐 dan 𝑄𝑐 ,
dapat ditemukan pada perpotongan kurva AR dan MC.
Dalam kondisi monopoli, harga lebih tinggi dan konsumen membeli lebih sedikit. Akibat
harga yang lebih tinggi ini, konsumen yang membeli barang tersebut kehilangan surplus yang
jumlahnya setara dengan segiempat 𝐴. Konsumen yang tidak membeli barang tersebut pada harga
𝑃𝑚 tetapi bersedua membeli pada harga 𝑃𝑐 juga kehilangan surplus sebesar segitiga 𝐵. Hilangnya
surplus konsumen total adalah 𝐴 + 𝐵. Akan tetapi, produsen diuntungkan sebesar segiempat
𝐴 dengan menjual prduk pada harga yang lebih tinggi tetapi kehilangan segitiga 𝐶, yaitu laba
tambahan yang bisa diperoleh dengan menjual 𝑄𝑐 − 𝑄𝑚 pada harga 𝑃𝑐 . Perolehan total dalam
surplus produsen adalah 𝐴 − 𝐶. Maka kerugian bersihnya adalah 𝐵 + 𝐶. Inilah deadweight akibat
kekuatan monopoli.

RENT SEEKING
Pada praktiknya, biaya sosial akibat kekuatan monopoli cenderung melebihi deadweight
pada segitiga 𝐵 dan 𝐶 seperti gambar di atas. Alasannya adalah bahwa perusahaan mungkin terlibat
dalam kegiatan rent seeking, yaitu menghabiskan sejumlah besar uang dalam upaya yang tidak
produktif secara sosial untuk merebut, mempertahankan, atau mengerahkan kekuatan
monopolinya. Rent seeking mungkin melibatkan kegiatan melobi (dan mungkin juga berkontribusi
dalam kampanye politik) agar mendorong pemerintah dapat membuat peraturan yang menyulitkan
pesaing potensial untuk masuk ke dala pasar. Kegiatan ini bisa juga mencakup iklan dan biaya
hukum untuk menghindari pengawasan. Kegiatan ini juga bisa berupa menambah kapasitas
produksi tapi tidak tidak digunakan untuk meyakinkan pesaing bahwa mereka tidak mampu
berproduksi secara cukup untuk masuk ke pasar.

REGULASI HARGA
Karena adanya biaya sosial, UU antimonopoli mencegah perusahaan untuk
mengakumulasikan kekuatan monopoli yang terlampau berlebhih. Dalam pasar persaingan,
regulasi harga selalu menimbulkan deadweight loss. Namun, hal ini tidak perlu terjadi ketika
perusahaan memiliki kekuatan monopoli. Sebaliknya, regulasi harga justru dapat menghilangkan
deadweight loss yang berasal dari kekuatan monopoli.

Jika dibiarkan, monopolis akan memproduksi 𝑄𝑚 dan mengenakan harga 𝑃𝑚 . Ketika


pemerintah memberlakukan harga maksimum 𝑃1 maka AR dan MR perusahaan menjadi konstan
dan sama dengan 𝑃1 untuk tingkat output hingga kuantitas 𝑄1. Untuk tingkat output yang lebih
besar, kurva AR dan MR masih berlaku. Jadi, kurva MR yang baru adalah garis ungu yang
memotong kurva MC pada 𝑄1. Ketika harga diturunkan menjadi 𝑃𝑐 , pada titik di mana kurva MC
memtong kurva AR, output bertambah hingga kuantitas maksimum 𝑄𝑐 . Inilah output yang akan
dihasilkan pada kondisi industri kompetitif. Dengan menurunkan harga lebih jauh lagi, ke 𝑃3 , akan
mengurangi output menjadi 𝑄3 dan menyebabkan kelangkaan sebesar 𝑄3′ − 𝑄3.
MONOPOLI ALAMIAH
Regulasi harga paling sering digunakan untuk monopoli alamiah, seperti perusahaan listrik
lokal. Monopoli alamiah adalah perusahaan yang dapat menghasilkan seluruh output bagi pasar
pada biaya lebih rendah dibandingkan jika terdapat beberapa perusahaan di dalam pasar. Jika
perusahaan bersifat monopoli alamiah, maka akan lebih efisien untuk membiarkannya melayani
seluruh pasar ketimbang membiarkan beberapa perusahaan bersaing.

Suatu perusahaan menjadi monopoli alamiah karena memiliki skala eknomis (AC dan MC
yang menurun) pada seluruh rentang outputnya. Jika harga diregulasikan menjadi 𝑃𝑐 maka
perusahaan tersebut akan merugi dan keluar dari bisnis. Penetapan harga pada 𝑃𝑟 menghasilkan
potensi output terbesar yang membuat perusahaan tetap berada dalam bisnis; laba bersih sama
dengan nol.
REGULASI DALAM PRAKTIK
Dalam praktikya sering kali sulit untuk mencari harga secara akurat karena kurva
permintaan dan biaya bisa saja bergeser ketika kondisi pasar berubah. Akibatnya, reulasi terhadap
industri monopoli terkadang didasarkan pada tingkat pengembalian yang diperoleh atas modalnya.
Pemerintah menentukan harga yang mungkin, sehingga tingkat pengembalian ini bersifat
kompetitif atau wajar. Praktik ini disebut regulasi tingkat pengembalian (rate of return
regulation), yaitu harga maksimum yang dimungkinkan oleh pemerintah berdasarkan tingkat
(ekspektasi) pengembalian yang akan diperoleh suatu perusahaan.
10.5 Monopsoni

Kita akan melihat bahwa jika pembeli tidak terlalu banyak, mereka juga dapat memiliki
kekuatan pasar dan menggunakannya secara menguntungkan untuk mempengaruhi harga
yang mereka bayar untuk suatu produk. Pertama, beberapa istilah.

 Monopsoni mengacu pada pasar di mana ada satu pembeli.


 NS oligopsoni adalah pasar dengan hanya beberapa pembeli.
 Dengan satu atau hanya beberapa pembeli, beberapa pembeli mungkin memiliki
kekuatan monopsoni: kemampuan pembeli untuk mempengaruhi harga suatu barang.
Kekuatan monopsoni memungkinkan pembeli untuk membeli barang dengan harga
yang lebih rendah dari harga yang berlaku di pasar yang kompetitif.

Kami menggunakan istilah nilai marjinal untuk merujuk pada manfaat tambahan dari
membeli satu unit barang lagi. Kurva permintaan individu miring ke bawah karena nilai
marjinal yang diperoleh dari membeli satu unit lagi barang menurun karena jumlah total
yang dibeli meningkat. Biaya tambahan untuk membeli satu unit barang lagi disebut
pengeluaran marjinal. Berapa pengeluaran marjinal itu tergantung pada apakah Anda
pembeli yang kompetitif atau pembeli dengan kekuatan monopsoni. Harga yang Anda bayar
per unit adalah milik Anda pengeluaran rata-rata per unit, dan itu sama untuk semua unit.
Sebagai pembeli yang kompetitif, pengeluaran marjinal Anda sama dengan pengeluaran
rata-rata Anda, yang pada gilirannya sama dengan harga pasar barang tersebut.
Di dalam (A), pembeli yang kompetitif mengambil harga pasar P* seperti yang diberikan.
Oleh karena itu, pengeluaran marjinal dan pengeluaran rata-rata adalah konstan dan sama;
kuantitas yang dibeli ditemukan dengan menyamakan harga dengan nilai marjinal
(permintaan). Di dalam (B), penjual yang kompetitif juga mengambil harga seperti yang
diberikan. Pendapatan marjinal dan pendapatan rata-rata adalah konstan dan sama; kuantitas
yang terjual ditemukan dengan menyamakan harga dengan biaya marjinal.

Kurva penawaran pasar adalah kurva pengeluaran rata-rata monopsonis AE. Karena
pengeluaran rata-rata meningkat, pengeluaran marjinal berada di atasnya. jumlah pembelian
nist Q* M, dimana pengeluaran marjinal PC P*M dan nilai marginal (permintaan)
berpotongan. Harga yang dibayarkan per unit P*M kemudian ditemukan dari pengeluaran
rata-rata kurva (penawaran). Dalam pasar yang kompetitif, harga dan kuantitas MV ty, PC
dan QC, keduanya lebih tinggi. Mereka ditemukan pada titik di mana pengeluaran rata-rata
(penawaran) dan nilai marjinal (permintaan) berpotongan.

Monopsoni dan Monopoli Dibandingkan

Monopsonis dapat membeli barang dengan harga di bawah nilai marjinalnya karena
menghadapi kurva penawaran, atau pengeluaran rata-rata yang miring ke atas. Jadi untuk
monopsonis, pengeluaran marjinal lebih besar dari pengeluaran rata-rata. Menyamakan nilai
marjinal dengan pengeluaran marjinal mengarah ke kuantitasQ* yang kurang dari apa yang
akan dibeli di pasar yang kompetitif, dan dengan harga tertentu P* itu lebih rendah dari harga
yang kompetitif PC.
10.6 Kekuatan Monopsoni

Jauh lebih umum daripada monopsoni murni adalah pasar dengan hanya beberapa
perusahaan yang bersaing di antara mereka sendiri sebagai pembeli, sehingga setiap
perusahaan memiliki kekuatan monopsoni. Misalnya, produsen mobil utama AS bersaing
satu sama lain sebagai pembeli ban.

Diagram ini menunjukkan analogi yang erat antara monopoli dan monopsoni. (A) Monopoli
berproduksi di mana pendapatan marjinal berpotongan dengan biaya marjinal. Pendapatan
rata-rata melebihi pendapatan marjinal, sehingga harga melebihi biaya marjinal. (B)
Pembelian monopsonis sampai pada titik di mana pengeluaran marjinal berpotongan dengan
nilai marjinal. Pengeluaran marjinal melebihi pengeluaran rata-rata, sehingga nilai marjinal
melebihi harga. Jika hanya ada satu pembeli di pasar—monopsoni murni—kekuatan
monopsoninya sepenuhnya ditentukan oleh elastisitas penawaran pasar. Jika penawaran
sangat elastis, kekuatan monopsoni kecil dan hanya ada sedikit keuntungan menjadi satu-
satunya pembeli.

JUMLAH PEMBELI Ketika jumlah pembeli sangat besar, tidak ada satu pembeli pun yang
dapat memiliki banyak pengaruh terhadap harga. Jadi setiap pembeli menghadapi kurva
penawaran yang sangat elastis, sehingga pasar hampir sepenuhnya kompetitif. Potensi
kekuatan monopsoni muncul ketika jumlah pembeli terbatas.

INTERAKSI ANTARA PEMBELI Jadi, seperti halnya kekuatan monopoli, tidak ada cara
sederhana untuk memprediksi berapa banyak kekuatan monopsoni yang akan dimiliki
pembeli di pasar. Kita dapat menghitung jumlah pembeli, dan kita sering dapat
memperkirakan elastisitas penawaran, tetapi itu tidak cukup. Kekuatan monopsoni juga
bergantung pada interaksi di antara pembeli, yang bisa lebih sulit dipastikan.

Biaya Sosial Kekuatan Monopsoni

Dengan monopsoni, harganya lebih rendah dan lebih sedikit yang dijual. Karena lebih rendah
harga, penjual kehilangan sejumlah surplus yang diberikan oleh persegi panjang A. Selain
itu, penjual kehilangan surplus yang diberikan oleh segitiga C karena penjualan berkurang.
Oleh karena itu, kerugian total surplus produsen (penjual) adalahA C Dengan membeli
dengan harga lebih murah, pembeli memperoleh surplus yang diberikan oleh persegi panjang
A. Namun, pembeli membeli lebih sedikit, QM dari pada QC, dan kehilangan surplus yang
diberikan oleh segitiga B. Oleh karena itu, keuntungan total dalam surplus bagi pembeli
adalah A - B. Secara keseluruhan, ada kerugian bersih dari surplus diberikan oleh B C Ini
adalah kerugian bobot mati dari kekuatan monopsoni. Bahkan jika keuntungan monopsonis
dikenakan pajak dan didistribusikan kembali ke produsen, akan terjadi inefisiensi karena
output akan lebih rendah daripada di bawah persaingan. Kerugian bobot mati adalah biaya
sosial dari inefisiensi ini.

Persegi panjang dan segitiga yang diarsir menunjukkan perubahan surplus pembeli dan
penjual saat bergerak. dari harga dan kuantitas yang kompetitif, PC dan QC, dengan harga
dan kuantitas monopsonis, PM dan QM. Karena harga dan kuantitas lebih rendah, terjadi
peningkatan pembeli (konsumen) kelebihan yang diberikan oleh A - B. Surplus produsen
turun AC, jadi ada kerugian bobot mati yang diberikan oleh segitiga B dan C.

Monopoli Bilateral
Kami menyebut pasar dengan hanya satu penjual dan hanya satu pembeli amonopoli
bilateral. Pasar di mana beberapa produsen memiliki beberapa kekuatan monopoli dan
menjual kepada beberapa pembeli yang memiliki beberapa kekuatan monopsoni lebih umum
terjadi. Meskipun tawar-menawar mungkin masih terlibat, kita dapat menerapkan prinsip
kasar di sini:Kekuatan monopsoni dan kekuatan monopoli akan cenderung saling
berlawanan. Dengan kata lain, kekuatan monopsoni pembeli akan mengurangi kekuatan
monopoli efektif penjual, dan sebaliknya. Namun secara umum, kekuatan monopsoni akan
mendorong harga mendekati biaya marjinal, dan kekuatan monopoli akan mendorong harga
mendekati nilai marjinal.

10.7 Membatasi Kekuatan Pasar: UU Antitrust

Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara lain, ini dilakukan melalui undang-undang
antimonopoli: aturan dan peraturan yang dirancang untuk mempromosikan ekonomi
kompetitif dengan melarang tindakan yang mungkin menghambat persaingan. Undang-
undang antimonopoli berbeda dari satu negara ke negara lain, dan kami sebagian besar akan
berfokus pada cara kerja undang-undang tersebut di Amerika Serikat. Tetapi penting untuk
ditekankan sejak awal bahwa di Amerika Serikat dan di tempat lain, sementara ada
keterbatasan (seperti berkolusi dengan perusahaan lain),secara umum, tidak ilegal menjadi
monopolis atau memiliki kekuatan pasar. Sebaliknya, kita telah melihat bahwa undang-
undang paten dan hak cipta melindungi posisi monopoli perusahaan yang mengembangkan
inovasi unik.

Membatasi Apa yang Dapat Dilakukan Perusahaan

Inovasi mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan konsumen, jadi


kami senang ketika Apple memperoleh kekuatan pasar dengan menciptakan iPhone dan
iPad, atau ketika sebuah perusahaan farmasi memperoleh kekuatan pasar melalui penemuan
obat baru yang menyelamatkan jiwa. Tetapi ada cara lain di mana perusahaan dapat
memperoleh kekuatan pasar yang tidak begitu terpuji, dan di sinilah undang-undang
antimonopoli berperan. Implisit kolusi berupa perilaku paralel juga dapat ditafsirkan sebagai
melanggar hukum. Misalnya, jika FirmaB konsisten mengikuti Firma harga (harga paralel),
dan jika perilaku perusahaan bertentangan dengan apa yang diharapkan perusahaan untuk
dilakukan tanpa adanya kolusi (seperti menaikkan harga dalam menghadapi penurunan
permintaan dan kelebihan pasokan), pemahaman implisit dapat disimpulkan. Selian itu,
tindakan tersebut membuat perusahaan dengan pangsa pasar yang besar menjadi melanggar
hukum untuk mewajibkan pembeli atau pemberi sewa suatu barang untuk tidak membeli dari
pesaing. Itu juga membuatnya ilegal untuk terlibat dalamharga predator— penetapan harga
yang dirancang untuk mendorong pesaing saat ini keluar dari bisnis dan untuk mencegah
pendatang baru (sehingga perusahaan predator dapat menikmati harga yang lebih tinggi di
masa depan). Kekuatan monopoli juga dapat dicapai dengan penggabungan perusahaan
menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih dominan, atau dengan satu perusahaan
mengakuisisi atau mengambil kendali perusahaan lain. Undang-undang antimonopoli
sebenarnya diungkapkan secara samar-samar dalam hal apa yang boleh dan apa yang tidak
diperbolehkan. Mereka dimaksudkan untuk memberikan kerangka hukum umum untuk
memberikan Departemen Kehakiman, FTC, dan kebijaksanaan luas pengadilan dalam
menafsirkan dan menerapkannya. Pendekatan ini penting karena sulit untuk mengetahui
sebelumnya apa yang mungkin menjadi penghambat persaingan. Ambiguitas tersebu
menciptakan kebutuhan akan hukum umum (yaitu, praktik di mana pengadilan menafsirkan
undang-undang) dan ketentuan dan keputusan tambahan (misalnya, oleh FTC atau
Departemen Kehakiman).

Penegakan Hukum Antitrust

Undang-undang antitrust ditegakkan dengan tiga cara:

1. Melalui Divisi Antitrust Departemen Kehakiman. Sebagai perpanjangan tangan dari


cabang eksekutif, kebijakan penegakannya sangat mencerminkan pandangan
pemerintahan yang berkuasa. Menanggapi pengaduan eksternal atau studi internal,
departemen dapat melembagakan proses pidana, mengajukan gugatan perdata, atau
keduanya. Akibat dari suatu tindak pidana dapat berupa denda bagi korporasi dan denda
atau pidana penjara bagi individu.
2. Melalui prosedur administratif Komisi Perdagangan Federal. Sekali lagi, tindakan dapat
dihasilkan dari keluhan eksternal atau dari inisiatif FTC sendiri. Jika FTC memutuskan
bahwa tindakan diperlukan, FTC dapat meminta pemahaman sukarela untuk mematuhi
hukum atau meminta perintah komisi formal yang memerlukan kepatuhan.
3. Melalui proses pribadi. Perorangan atau perusahaan dapat menuntut treble (tiga kali
lipat) kerusakan ditimbulkan pada bisnis atau properti mereka. Prospek kerusakan tiga
kali lipat dapat menjadi pencegah yang kuat bagi calon pelanggar. Individu atau
perusahaan juga dapat meminta perintah pengadilan untuk memaksa pelaku kesalahan
menghentikan tindakan antipersaingan.

Melalui proses pribadi. Perorangan atau perusahaan dapat menuntut treble (tiga kali lipat)
kerusakan ditimbulkan pada bisnis atau properti mereka. Prospek kerusakan tiga kali lipat
dapat menjadi pencegah yang kuat bagi calon pelanggar. Individu atau perusahaan juga dapat
meminta perintah pengadilan untuk memaksa pelaku kesalahan menghentikan tindakan
antipersaingan. Penegakan antitrust telah berkembang pesat di seluruh dunia dalam dekade
terakhir. Saat ini, ada lembaga penegak hukum yang aktif di lebih dari seratus negara.
Meskipun tidak ada badan penegakan antimonopoli formal di seluruh dunia, semua lembaga
penegak hukum bertemu setidaknya sekali setiap tahun melalui naungan Jaringan Persaingan
Internasional.

Anda mungkin juga menyukai