Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

EKONOMI MANAJERIAL

Dosen Pengajar:
Bpk. Yoopi Abimanyu, Ph.D.

Disusun oleh:
ANDY
000009361
MAGISTER MANAGEMENT
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
Plaza Semanggi
Kawasan Bisnis Granadha Lantai 3, 16, dan 17
Jl. Jend. Sudirman Kav.50
Jakarta 12930

DAFTAR ISI
Halaman Judul.....1
Daftar Isi.......2
Model Oligopoli Dasar.3
Oligopoli Sweezy...3
Oligopoli Cournot.4
Oligopoli Stackleberg...5
Oligopoli Bertrand...6
Perbandingan Model Oligopoli...7
Pasar Contestable.....7
Daftar Pustaka.....8

MODEL OLIGOPOLI DASAR


Oligopoli adalah struktur pasar dimana terdapat beberapa perusahaan (umumnya antara 2
hingga 10), yang masing-masing berukuran relatif besar dibandingkan total industri.
Perusahaan

oligopoli

(oligopolis)

paling

susah

dikelola

sebab

manajer

harus

mempertimbangkan dampak keputusannya terhadap perusahaan-perusahaan lain. Permintaan


terhadap produk oligopolis sangat tergantung pada cara para pesaing merespon keputusan
harga oligopolis tersebut: apakah mereka akan mengikuti perubahan harga (dimana
permintaan menjadi lebih inelastis) atau tidak.
Ada empat model oligopoli, yang masing-masing memiliki implikasi yang berbeda terhadap
keputusan optimal manajer akibat adanya perbedaan respon pesaing terhadap tindakan suatu
perusahaan.
Oligopoli Sweezy
Model Sweezy merupakan suatu industri

dimana terdapat beberapa perusahaan yang

melayani para pelanggan; perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan produk yang


berbeda; setiap perusahaan yakin para pesaing akan merespon penurunan harga, namun tidak
akan mengikuti kenaikan harga; dan terdapat hambatan untuk memasuki pasar.
Kurva permintaan pada oligopoli Sweezy adalah
ABD1, sedangkan kurva marginal revenue-nya adalah
ACEF. Output yang memaksimalkan laba (Q0)
tercapai saat marginal revenue sama dengan marginal
cost (B) dan harga maksimum untuk output tersebut
merupakan harga yang memaksimalkan laba (P0).
Oleh karena harga melebihi marginal cost (P0 > MC0),
output industri berada di bawah socially efficient level
dan oleh karena itu, terdapat deadweight loss.
Pada oligopoli Sweezy, terdapat suatu rentangan (CE) dimana perubahan marginal cost tidak
akan mempengaruhi output yang memaksimalkan laba dan oleh karena itu, tidak ada insentif
bagi setiap perusahaan untuk mengubah perilaku harga mereka karena adanya asumsi bahwa
para pesaing akan mengikuti penurunan harga, namun tidak mempedulikan kenaikan harga.
Hal ini merupakan alasan mengapa oligopolis Sweezy penjual bensin di beberapa area tidak
mau menurunkan harga meskipun terjadi penurunan marginal cost sebagai akibat turunnya
harga minyak mentah.
Model Sweezy menunjukkan bahwa interaksi strategis antar perusahaan dan keyakinan
manajer akan reaksi pesaing dapat berpengaruh besar terhadap keputusan penetapan harga.

Meskipun demikian, model Sweezy dikritik karena tidak adanya penjelasan mengenai
bagaimana industri menetapkan harga awal (P0) yang menimbulkan patahan (kink) pada kurva
permintaan setiap perusahaan.
Oligopoli Cournot
Model Cournot merupakan suatu industri dimana terdapat beberapa perusahaan yang
melayani para pelanggan; perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan produk yang
berbeda ataupun sama; setiap perusahaan yakin para pesaing akan mempertahankan output
mereka tetap konstan saat outputnya berubah; dan terdapat hambatan untuk memasuki pasar.
Hubungan antar para oligopolis Cournot disebut fungsi respon terbaik atau fungsi reaksi, yang
menggambarkan output yang memaksimalkan laba suatu perusahaan pada tingkat output
tertentu dari perusahan lain. Fungsi reaksi untuk duopolis Cournot dirumuskan sebagai:
dan
Ekuilibrium Cournot terjadi pada perpotongan dua kurva
reaksi (C), dimana tidak satupun perusahaan memiliki
insentif

untuk

mengubah

outputnya

saat

output

perusahaan lain given.


Permintaan pasar

di duopoli

Cournot

berproduk

homogen dirumuskan sebagai P = a b (Q1 + Q2) dan


marginal revenue untuk duopolis Cournot adalah:
MR1(Q1,Q2) = a bQ2 2bQ1 dan
MR2(Q1,Q2) = a bQ1 2bQ2
Semakin besar output suatu perusahaan maka semakin kecil permintaan, marginal revenue,
dan output yang memaksimalkan laba pihak pesaing.
Pada oligopoli Cournot, output industri berada di bawah socially efficient level oleh karena P
> MC sehingga terdapat deadweight loss. Seberapa besar P > MC tergantung pada jumlah
perusahaan dalam industri dan tingkat diferensiasi produk. Pada oligopoli Cournot berproduk
homogen dengan banyak perusahaan, harga ekuilibrium akan mendekati marginal cost dan
output industrinya sama dengan output pada persaingan sempurna, tanpa ada deadweight loss.
Untuk menjelaskan laba oligopolis Cournot digunakan kurva isoprofit yang menggambarkan
kombinasi output dari semua perusahaan yang akan menghasilkan tingkat laba yang sama
bagi suatu perusahaan. Setiap titik pada kurva isoprofit menghasilkan tingkat laba yang sama.
Semakin dekat suatu kurva isoprofit ke output monopoli perusahaan, semakin besar pula
labanya. Kurva isoprofit mencapai puncaknya saat berpotongan dengan fungsi reaksi
perusahaan. Namun demikian, kurva-kurva isoprofit tidak berpotongan satu sama lain.

Pada oligopoli Cournot, penurunan marginal


cost akan menggeser fungsi reaksi perusahaan
ke atas (r**) sehingga menghasilkan suatu
ekuilibrium baru (Titik F) dengan pangsa pasar
dan output perusahaan yang lebih besar (Q2**),
namun output pesaing akan menjadi lebih kecil
(Q1**).
Kolusi dapat terjadi pada oligopoli Cournot, dimana
semua perusahaan sepakat untuk membatasi output
mereka atau membebankan harga yang lebih tinggi
guna memperoleh keuntungan dengan mengorbankan
pelanggan. Dalam hal ini, harga pasar dan output akan
serupa dengan pasar monopoli dan P > MC. Dengan
demikian, output industri berada di bawah socially
optimal level dan terdapat deadweight loss.
Perusahaan-perusahaan yang berkolusi akan menikmati laba yang lebih tinggi dibandingkan
oligopolis Cournot (collude > Cournot). Semua tingkat output yang menghasilkan laba lebih
tinggi bagi semua perusahaan yang berkolusi ditunjukkan oleh area berbentuk lensa yang
diarsir pada Gambar 4, sedangkan semua kombinasi output yang memaksimalkan total laba
industri digambarkan oleh garis AB.
Namun, mencapai kesepakatan kolusi tidaklah mudah
sebab setiap perusahaan memiliki insentif untuk
berlaku curang dengan meningkatkan outputnya
(Q1cheat di Titik G) guna mencapai laba yang lebih
tinggi (1cheat > 1collude) dengan mengorbankan rekan
kolusinya (2 di Titik G < 2 pada ekuilibrium Cournot
di Titik C).
Oligopoli Stackelberg
Model Stackelberg merupakan suatu industri dimana terdapat beberapa perusahaan yang
melayani para pelanggan; perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan produk yang
berbeda ataupun sama; suatu perusahaan (pemimpin) memilih outputnya sebelum para
pesaing menentukan output mereka; semua perusahaan lainnya (pengikut) menganggap
output pemimpin sebagai given dan memilih output yang memaksimalkan laba mereka
berdasarkan output pemimpin (berperilaku seperti oligopolis Cournot); dan terdapat hambatan
untuk memasuki pasar.
5

Pemimpin memiliki keuntungan langkah pertama dengan memilih suatu titik output yang
memaksimalkan laba (Q1) pada kurva reaksi Cournot pengikut. Dengan demikian, laba
pemimpin (1) akan lebih tinggi dibandingkan pada ekuilibrium Cournot (C), namun profit
pengikut akan lebih rendah.
dan
Sementara itu, fungsi reaksi pengikut atau r2(Q1) sama dengan fungsi oligopolis Cournot.
Ekuilibrium Stackelberg (Titik S) tercapai saat
kurva isoprofit pemimpin merupakan tangential
dari fungsi reaksi pengikut (r2).
Oleh karena P > MC, output industri pada
oligopoli Stackelberg berada di bawah socially
efficient level dan terdapat deadweight loss
yang lebih kecil dibandingkan pada monopoli
penuh.
Oligopoli Bertrand
Model Bertrand merupakan suatu industri dimana terdapat beberapa perusahaan yang
melayani para pelanggan; perusahaan-perusahan tersebut menghasilkan produk yang sama
dengan marginal cost yang konstan; semua perusahaan bersaing harga dan bereaksi optimal
terhadap harga para pesaing; pelanggan memiliki informasi yang sempurna dan tidak ada
biaya transaksi; namun terdapat hambatan untuk memasuki pasar.
Oligopoli Bertrand tidak disukai manajer oleh karena model ini menghasilkan zero economic
profit. Namun, oligopoli ini disukai oleh pelanggan karena memberikan hasil yang sama
dengan pasar persaingan sempurna. Oleh karena informasi yang sempurna, tidak ada biaya
transaksi, dan produk bersifat identik, semua pelanggan akan membeli dari perusahaan yang
membebankan harga paling rendah sehingga akan terjadi perang harga yang baru akan
berakhir apabila harga yang dibebankan oleh masing-masing perusahaan sama dengan
marginal cost (P = MC), dimana tidak akan ada satupun perusahaan yang mau menurunkan
atau meningkatkan harganya oleh karena laba ekonomis sudah nol. Pada oligopoli Bertrand
berproduk homogen, oleh karena P = MC, maka output industri akan sama dengan socially
efficient level seperti pada pasar persaingan sempurna dan tidak terdapat deadweight loss.
Beberapa strategi untuk memitigasi perangkap Bertrand tersebut (cut-throat competition pada
pasar berproduk homogen) mencakup peningkatan switching cost atau pengeliminasian
persepsi

bahwa

produk-produk

perusahaan

bersifat

identik.

Diferensiasi

produk

memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga di atas marginal cost tanpa harus

kehilangan pelanggannya ke para pesaing oleh karena fungsi reaksi pada pasar dengan produk
berbeda cenderung bersifat upward sloping dan ekuilibrium terjadi pada titik dimana P > MC.
Perbandingan Model Oligopoli
Laba dan keputusan optimal suatu perusahaan pada pasar oligopoli cenderung bervariasi
tergantung pada jenis interaksi yang terjadi di pasar. Dengan permintaan pasar dan kondisi
biaya yang sama, hasil yang ditunjukkan oleh oligopoli yang berbeda adalah sebagai berikut:
Output pasar tertinggi dihasilkan pada oligopoli Bertrand, diikuti oleh Stackelberg,
Cournot, dan kemudian, kolusi.
Laba tertinggi dihasilkan oleh pemimpin Stackelberg dan perusahaan yang berkolusi,
diikuti oleh Cournot, pengikut Stackelberg, dan kemudian, Bertrand.
Pasar Contestable
Pasar contestable merupakan industri dimana semua perusahaan memiliki akses terhadap
teknologi yang sama; para pelanggan merespon perubahan harga dengan cepat; perusahaan
incumbent tidak dapat merespon pendatang dengan cepat dengan cara menurunkan harga
mereka; dan tidak terdapat sunk cost. Pada pasar ini, perusahaan incumbent potensial tidak
memiliki kekuatan pasar terhadap pelanggan dan interaksi strategis antara incumbent dan
pendatang potensial cenderung serupa dengan oligopoli Bertrand. Dengan demikian, harga
ekuilibrium sama dengan marginal cost dan semua perusahaan menghasilkan zero economic
profit.
Pada pasar contestable sempurna, incumbent didisiplinkan oleh ancaman masuk pasar oleh
pendatang baru. Perusahaan baru dapat masuk ke pasar dengan teknologi yang sama dan
membebankan harga yang sedikit lebih rendah. Oleh karena incumbent tidak dapat
menurunkan harga mereka secara cepat, semua pelanggan mereka akan beralih ke pendatang
tersebut sehingga incumbent tidak memiliki alternatif lain kecuali menurunkan harga mereka
hingga sama dengan biaya produksinya dalam rangka menyingkirkan pendatang tersebut.
Tidak adanya sunk cost sangat penting bagi pasar contestable sebab apabila terdapat sunk cost
dan pendatang potensial yakin bahwa incumbent akan menurunkan harga mereka untuk
merespon upaya masuk pasar, pendatang tersebut tidak akan mendapatkan pelanggan dan
upaya masuk pasar yang dilakukannya menjadi tidak menguntungkan. Dalam hal ini,
incumbent tidak didisiplinkan oleh ancaman masuk pasar dan harga yang tinggi akan tetap
berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
Michael R. Baye. 2010 Managerial Economic and Business Strategy, Edisi
Ketujuh. McGraw-Hill.
Yoopi Abimanyu, Ph.D. 2012. Ekonomi Manajerial (Edisi Kedua), Cet.1. Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai