Anda di halaman 1dari 2

1.

Neo-klasik
Ahli ekonomi neo-klasik yang menganut faham utilitas marginal
percaya bahwa permintaan merupakan faktor yang menentukan harga
produk. Upah tenaga kerja ditentukan oleh permintaan tenaga kerja
yang diwakili oleh nilai produk fisik marginal tenaga kerja. Analisis
kaum neo-klasik terutama Alfred Marshall melihat bahwa nilai
ditentukan oleh interaksi atas permintaan (utilitas) dan penawaran
(biaya produksi).32 Hubungan pemasukan dan pengeluaran suatu
perusahaan dapat diandaikan sebagai berikut, tenaga kerja dan modal
merupakan subsitusi yang sempurna. Bila subtitusinya sempurna
maka dapat dikatakan bahwa faktor produksi tenaga kerja sama
dengan modal.
Padahal, kenyataannya tidak demikian. Secara umum, bila sebuah
perusahaan harus mengurangi penggunaan satu unit faktor produksi
maka untuk mempertahankan jumlah pengeluaran yang sama, ia harus
meningkatkan penggunaan faktor produksi lainnya. Apabila
mempunyai kebebasan memilih maka setiap perusahaan akan
berusaha menghasilkan jenis pengeluaran dengan kombinasi modal
dan tenaga kerja yang paling sedikit biayanya.
Bila setiap perusahaan menambah satu unit tenaga kerja terhadap
persediaan modal yang sudah tetap maka jumlah pengeluaran akan
meningkat. Apakah pengeluaran akan meningkat atau tidak menurut
tingkat pertambahan, sangat bergantung pada karaktristik proses
produksi. Pada pokoknya, setelah sejumlah tenaga kerja digunakan
maka pengeluaran akan meningkat atau tidak menurut tingkat
pertambahan, sangat tergantung pada karaktristik proses produksi.
Pada pokoknya, setelah sejumlah tenaga kerja digunakan maka
pengeluaran akan mulai bertambah menurut tingkat pengurangan.
Artinya, produk fisik marginal tenaga kerja akan menjadi positif
namun dengan pertambahan yang semakin berkurang. Inilah yang
disebut dengan hukum pertambahan yang semakin berkurang (law of
deminishing return). Gejala law of deminishing return merupakan
gejala rekayasa yang memiliki implikasi rumit bagi analisis ekonomi.
Implikasi utamanya adalah setelah menggunakan tenaga kerja,
perusahaan akan bersedia menggunakan tenaga kerja tambahan
dengan memberikan upah lebih rendah. Ini terjadi karena setelah
sejumlah tenaga kerja digunakan, setiap unit tambahan tenaga kerja
akan menghasilkan sedikit pengeluaran tambahan.33 Dalam proses
produksi terdapat biaya yang merupakan pengorbanan pekerja dan
pemilik modal. Pengorbanan pekerja disebut disutility of labour dan
pengorbanan pemilik modal di sebut waiting. Disini pemilik modal
harus menunggu sebelum modal tersebut menghasilkan bunga. Kedua
jenis pengorbanan tersebut, masing-masing dan kombinasi keduanya,
akan mencapai tingkat batas tertentu yaitu tingkat biaya marginal.
Pada tingkat ini, pekerja dan pemilik modal tidak akan bersedia
mengalami disutility dan waiting lebih lanjut lagi.
Teori Neo-Klasik tentang upah serta tentang penggunaan tenaga kerja
dengan beberapa perubahan penting, terus memantapkan diri sebagai
arus utama pendekatan analisis tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai