S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANK MANDIRI PIDANAKAN DEBITUR NAKAL PENYEBAB KREDIT MACET
“Ada beberapa nasabah yang dari awal niatnya tak baik. Mereka setelah mendapatkan kredit,
menyalahgunakan dananya dan memailitkan dirinya sendiri,” kata Dirut Bank Mandiri,
Kartika Wirjoatmodjo. Lonjakan kredit seret memang menimpa banyak bank sepanjang tahun
lalu, tak terkecuali bank dengan aset terbesar di Tanah Air yaitu PT Bank Mandiri Tbk.
Beberapa kredit macet diduga terjadi lantaran debitur melakukan penyimpangan (fraud)
terhadap dana yang diterimanya. Bank pun memperketat persetujuan kredit.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, modus yang kerap
dilakukan debitur adalah memailitkan diri sendiri setelah menerima kucuran kredit. “Ada
beberapa nasabah yang dari awal niatnya tidak baik. Mereka pada waktu sudah mendapatkan
kredit menyalahgunakan dananya dan memailitkan dirinya sendiri,” ucapnya selepas rapat
dengar pendapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (30/3).
Menanggapi kasus tersebut, Kartika menjelaskan, proses hukum masih berjalan. “Central
Steel prosesnya sudah beberapa lama. Mereka seperti ada sengketa di dalam, tapi kami akan
teliti apa itu sengketa benaran atau sengketa-sengketaan,” kata dia.
Selain CSI, ia mengatakan ada dua atau tiga debitur lainnya yang terindikasi melakukan fraud
dan tengah diselidiki bank bersama penegak hukum. Salah satu debitur yang dimaksud adalah
PT Rockit Aldeway. Pemilik perusahaan bahan bangunan tersebut Harry Suganda (HS)
diduga sengaja memailitkan perusahaan setelah mendapat kucuran kredit.
Akibat langkahnya tersebut, sebanyak tujuh bank, termasuk Bank Mandiri, mengalami
kerugian dengan nominal total Rp 836 miliar. Kepolisian pun sudah menetapkan HS sebagai
tersangka.
Pengecekan akan dilakukan ke pemasok (supplier) yang selama ini bekerja sama dengan
debitur, dan kepada kreditur kredit sebelumnya. Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan
kewaspadaan pegawainya agar tidak hanya mengandalkan data keuangan dari akuntan publik.
Bank juga akan lebih selektif dalam memilih kantor akuntan publik yang kredibel.
“Challenge-nya (tantangan) kami bagaimana memahami laporan keuangan itu merupakan
laporan keuangan yang merepresentasikan aktivitas yang benar,” ujarnya.