PENDAHULUAN
Salah satu jenis tanaman hortikultura yang sudah lama dikenal dan
dibudidayakan oleh petani adalah kentang. Kentang merupakan salah satu
tanaman pangan karena banyak mengandung karbohidrat sehingga kentang
juga dapat dijadikan sebagai salah satu makanan pokok. Meskipun kentang
bukan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, tetapi konsumennya
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data FAO (2008), pada
tahun 2006-2007 konsumsi kentang di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.
Sedangkan berdasarkan Statistika Indonesia, penyediaan kentang di Indonesia
adalah sebanyak 2,98 kg/kapita/tahun. Jadi, kebutuhan konsumsi yang kurang
lebih hanya 2kg/kapita/tahun masih bisa dipenuhi. Namun masalah terdapat
pada pola produksi kentang Indonesia. Pada saat tertentu produksi dapat
menjadi sangat tinggi, namun pada saat yang lain dapat menjadi sangat rendah.
(Setia di, 2009)Agar produktivitas pertanian di Indonesia meningkat , maka
sangat penting adanya Pengembangan konsep agribisnis. Peranan agribisnis
sangat besar bagi negara agraris seperti Indonesia. Hal ini disebabkan karena
cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan mulai dari proses produksi,
pengolahan sampai pemasaran termasuk di dalamnya kegiatan lain yang
menunjang proses produksi pertanian serta kegiatan lain yang ditunjang oleh
kegiatan pertanian.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Mengetahui dan menganalisis kinerja subsistem sarana produksi
komoditas kentang.
1.2.2 Mengetahui dan menganalisis kinerja subsistem usahatani komoditas
kentang.
1.2.3 Mengetahui dan menganalisis kinerja subsistem pengolahan komoditas
kentang.
1.2.4 Mengetahui dan menganalisis kinerja subsistem pemasaran komoditas
kentang.
1.2.5 Mengetahui dan menganalisis kinerja subsistem lenbaga penunjang
komoditas kentang.
II. ISI
b. Batang
Batang tanaman kentang berbentuk segi empat atau segi lima,
tergantung pada varietasnya. Batang tanaman tidak berkayu,
namun agak keras apabila dipijat. Warna batang umumnya hijau
tua dengan pigmen ungu. Batang tanaman bercabang-cabang dan
setiap cabang ditumbuhi oleh daun-daun yang rimbun.
Permukaan batang halus, pada ruas batang tempat tumbuhnya
cabang mengalami penebalan. Diameter batang kecil dengan
panjang mancapai 1,2 meter.
c. Akar
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan
serabut. Akar tunggang dapat menebus tanah sampai kedalaman
45 cm, sedangkan akar serabutnya umumnya tumbuh menyebar
(menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar
tanaman berwarna keputih-putihan, dan halus berukuran sangat
kecil. Di antara akar-akar tersebut ada yang akan berubah bentuk
dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon), yang selanjutnya
akan menjadi umbi kentang.
d. Bunga
Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada yang tidak,
tergantung pada varietasnya. Warna bunga bervariasi, yakni
kuning atau ungu. Kentang varietas dasiree berbunga ungu. Pada
varietas cipanas, segunung dan cosima, bunga atau benang sari
berwarna kuning, putiknya putih. Pada tanaman kentang yang
berbunga, bunga tumbuh dari ketiak daun teratas. Jumlah tandan
bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak. Kentang varietas
cosima memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan
varietas cipanas 7 buah. Bunga kentang berjenis kelamin dua.
Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan
menghasilkan buah dan biji-biji.
e. Umbi
Ukuran, bentuk, dan warna umbi kentang bermacam-macam,
tergantung pada varietasnya. Ukuran umbi bervariasi besar dan
kecil. Bentuk umbi ada yang bulat, oval, agak bulat (bulat
lonjong), dan bulat panjang. Umbi kentang dapat berwarna
kuning, putih, dan merah.
P ilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung
varietas, tidak cacat, umbi baik, varitas unggul. Umbi disimpan di
dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik
(kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu
rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C. Gunakan umbi yang
akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja.
Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam. Bila bibit
diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli
bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas.
a. Ukuran bibit berdasarkan bobot umbi
Ukuran LL bobot > 120 gram
Ukuran L2 bobot 90 – 120 gram
Ukuran L1 bobot 60 – 90 gram
Ukuran M bobot 30 – 60 gram
Ukuran S bobot10 – 30 gram
Ukuran SS bobot <10 gram
b. Menurut Drs.H.Hendro Sunarjono, ukuran umbi ( untuk benih
atau bibit) yang bisa ditanam.
Kelas I, bobot 30 – 40 gram; diameter 35 – 45 mm
Kelas II, bobot 45 – 60 gram; diameter 45 – 55 mm
Kelas III, bobot 60 – 80 gram; diameter 55 – 65 mm
Kebutuhan bibit untuk 1 Ha (1,5 ton/Ha), tergantung dari jarak tanam,
besar kecilnya umbi, dan tujuan bertanam. Artinya, untuk kentang
konsumsi, jarak tanamnya lebih lebar, berarti kebutuhan bibitnya
lebih sedikit. Sedangkan untuk tujuan bibit, jarak tanamnya lebih
rapat. Kebutuhan bibit lebih banyak perHa.Sebagian besar petani
kentang mendapatkan bibit dengan membeli di kios-kios pertanian.
2.2.2 Pupuk
Selain benih, pupuk adalah faktor penting dari sarana produksi untuk
meningkatkan produksi tanaman. Pupuk organic atau pupuk buatan
pada kentang dianjurkan menggunakan pupuk yang harganya relatif
murah yaitu pupuk kandang, sedangkan untuk pupuk anorganik,
petani kentang biasa menggunakan Urea (45% N), ZA (21% N, dan
24%S), TSP (45% P2O5), dan KCl (60% K2O).
2.2.3 Pestisida
Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh
organisme musuh dan pengendalian kerusakan tanaman. Senyawa ini
dapat berupa herbisida, insektisida, fungisida, bakterisida, dan
sebagainya. Pestisida yang digunakan petani kentang antara lain
Alverde, Rampage, Regent, Cabrio, Trobinilium, Pyraclostrobi, dan
Pestona atau BVR.
2.2.4 ZPT
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikontrol oleh bahan kimia
dengan konsentrasi rendah yang disebut hormon. Di sinilah zat
pengatur tumbuh (ZPT) berperan penting. Zat pengatur tumbuh (ZPT)
digolongkan dalam lima kelas, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam
absisat, dan etilen.
2.3. Subsistem Usahatani Kentang
2.3.1 Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi. Umbi bibit berasal
dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua
antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik,
varietas unggul. Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan
sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan
6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25° C. Pilih
umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi
yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat
saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.
b. Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm
adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit
berbobot sekitar 30-45 gram. Jarak tanaman tergantung
varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain
70 x 30 cm.
Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada
bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik atau
sumber air, kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan
menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore
hari.
Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit
dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan
tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14
hari.. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika
kentang ditanam di dataran medium.
c. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk
mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi
perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
d. Pemupukan
Selain pupuk organik, pemberian pupuk anorganik juga sangat
penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan
Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha,
sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk
organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
Pupuk organik : Pupuk kandang saat tanam 15.000-20.000 kg.
Pupuk anorganik : Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350 kg dan
45 hari setelah tanam 165/365 kg.
SP-36: saat tanam 400 kg.
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100
kg.
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk anorganik : diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm
dari batang tanaman kentang.
e. Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air.
Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban
tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara
rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan
dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
f. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kentang
Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya.
Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli
telur; (2) penyemprotan dengan ALVERDE cosentrasi 2 ml/l
air dan sanitasi lingkungan.
Kutu daun (Aphis sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi
tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian:
memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta
penyemprotan Pestona atau BVR untuk pencegahan dengan
menyemprot RAMPAGE 100 EC dengan kosentrasi 2 ml/l
air.
Orong-orong (Gryllotalpa sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan
tanaman muda. Pengendalian: penyemprotan REGENT
SC,atau penaburan dengan REGENT 0,3 G.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti
benang berwarna kelabu yang merupakan materi
pembungkus ulat. Pengendalian : Pengocoran Pestona.
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih,
berubah menjadi abu-abu perak dan mengering.
Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang;
(2) pencegahan dengan menyemprot RAMPAGE EC.
Penyakit Tanaman
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul
bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah
hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam
dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan
sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi
kebun. Pencegahan dengan menggunakan ACROBAT 50
WP,di selingi dengan CABRIO TOP 60 WG.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala:
beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua,
daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi
kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan
Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun
menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian
tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak
berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi
muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi
kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan
penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang
menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang
kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-
luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis.
Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat
penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan
penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa
tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun
berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua,
meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap
tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian:
pergiliran tanaman. Pencegahan : penyemprotan dengan
pestisida berbahan aktif strobinilium,pyraclostrobi.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus
(PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X
(PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato
Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4)
Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5)
Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;
(6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas.
Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan
pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama
sekali; daun menguning dan jaringan mati. Pengendalian:
tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan
dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas
virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar
tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau
BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
b. Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu
pagi/sore hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen
yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi
kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan
garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh.
Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
2.4.2 Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya
ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu
agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan
berventilasi.
2.4.3 Pembersihan
Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap.
Lakukan perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet.
Selain itu umbi dapat dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir
yang tidak terlalu deras kemudian dikeringanginkan. Umbi yang
bersih akan memperpanjang keawetan umbi selain itu juga akan
menarik konsumen.
c. Kelompok Tani
Kelompok tani adalah beberapa orang petani atau peternak yang
menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki
keserasian dalam tujuan, motif, dan minat, dibentuk sebagai
wadah komunikasi antar petani. Kelompok tani dibina oleh
seorang petugas penyuluh lapangan, dengan tujuan agar petani
dapat sejahtera melalui kelompok tani.