Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis
klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien,
struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dll.
Bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti audit (audit evidence). Oleh karena itu, dibutuhkan
audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh bukti audit seperti konfirmasi, observasi,
inspeksi, wawancara dn prosedur-prosedur yang berguna untuk meyakinkan.
Risiko Audit
Risiko Audit : risiko yang Pada tingkat saldo akun, risiko audit terdiri dari :
timbul karena auditor 1. Inherent Risk (risiko bawaan) dan Control
tanpa disadari tidak Risk (risiko pengendalian) – saldo akun atau
memodifikasikan golongan transaksi mengandung salah saji
pendapatnya (kekeliruan atau kecurangan) yang dapat
sebagaimana mestinya, menjadi material terhadap LK apabila
atas suatu LK yang digabungkan dengan salah saji pada saldo
mengandung salah saji akun atau golongan transaksi lainnya.
material. 2. Detection risk (risiko deteksi) – auditor tidak
akan mendeteksi salah saji tersebut.
Risiko Audit
1. Risiko Bawaan, adalah :
Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material (asumsi :
tidak terdapat pengendalian yang terkait)
Faktor yang mempengaruhi risiko bawaan :
• Besarnya saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain
• Faktor Ekstern (perkembangan teknologi)
• Faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi
yang mempengaruhi risiko bawaan
AR = IR X CR X DR,
atau
AR
DR = -----------------
IR X CR
Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
Kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan bukti audit yang tidak disengaja terkait pada
jumlah di dalam laporan keuangan maupun informasi-informasi penting yang berpengaruh.
Fakttor utama yang membedakan kecurangan dengan kekeliruan adalah apakah tindakan
yang mendasarinya akan berakibat pada salah saji dalam LK tsb merupakan tindakan yang
disengaja atau tidak disengaja.
Materialitas
Pertimbangan salah saji material :
Apakah berdampak individual atau gabungan auditor harus mempertimbangkan
sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit
Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas
kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan
kepercayaan terhadap laporan keuangan
Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kualitatif
maupun kuantitatif
Risiko Audit dan Materialitas
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan
dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko
audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit,
auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah
bukti audit yang dikumpulkan,
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat
materialitas tetap dipertahankan,
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama.
SA tentang Audit Planning
• SA 300 – Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
• SA 315 – Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko kesalahan penyajian material melalui
pemahaman atas entitas dan lingkungannya.
• SA 320 – Materialitas dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan audit.
• SA 330 – Respons auditor terhadap risiko yang telah dinilai
• SA 402 – Pertimbangan audit terkait dengan entitas yang menggunakan organisasi jasa.
• SA 450 – Pengevaluasian atas kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit.