Anda di halaman 1dari 12

Audit Planning

Dr. Ibnu Austrindanney Sina Azhar,SE, M,Si, CPA, CIPSAS


Audit Planning
Merupakan pekerjaan yang harus direncanakan sebaik-baiknya. Audit plan meliputi
pengembangan strategi yang menyeluruh terhadap pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Sifat, luas, dan waktu perencanaan bervariasi dengan ukuran kompleksitas badan
usaha, pengalaman, jenis audit yang dilakukan, dan pengetahuan tentang bisnis usaha

Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis
klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien,
struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dll.

Isi dari audit plan meliputi :


1. Hal-hal mengenai Klien
2. Hal-hal yang mempengaruhi Klien
3. Rencana kerja auditor
Audit Planning
Hal- hal Mengenai Klien Hal- hal yang Rencana Kerja Auditor
Mempengaruhi Klien
• Bidang Usaha Klien • Menyusun staffing
dan Alamat • Mencari hal umum (supervisor, ketua tim,
• Status Hukum maupun khusus yang dan auditor)
Perusahaan bisa didapatkan untuk • Masa waktu
• Accounting Policy menjadi informasi pemeriksaan (time
• Neraca dan Laba-rugi tambahan mengenai schedule).
komparatif klien. • Jenis jasa yang
• Kontak Klien (min. • Bisa dilihat dari surat diberikan.
bag. Akuntansi) kabar, majalah, • Bantuan tambahan.
• Accounting, auditing, ataupun dari media (biasanya kita
dan tax problem online. perlukan bantuan dari
karyawan klien untuk
data-data tambahan
Audit Program
Audit Program membantu auditor dalam memberikan membagi pekerjaan audit kepada tiap
anggota mengenai hal-hal yang menjadi tanggungjawab setiap auditor dalam sebuah tim audit.

Audit Program pada umumnya mencantumkan :


1. Tujuan Pemeriksaan.
2. Prosedur audit yang harus dilaksanakan.
3. Kesimpulan pemeriksaan.
Prosedur Audit
Tahapan-tahapan yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan
sangat diperlukan oleh anggota tim audit agar tiddak melakukan penyimpangan atau kesalahan
dan dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti audit (audit evidence). Oleh karena itu, dibutuhkan
audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh bukti audit seperti konfirmasi, observasi,
inspeksi, wawancara dn prosedur-prosedur yang berguna untuk meyakinkan.
Risiko Audit
Risiko Audit : risiko yang Pada tingkat saldo akun, risiko audit terdiri dari :
timbul karena auditor 1. Inherent Risk (risiko bawaan) dan Control
tanpa disadari tidak Risk (risiko pengendalian) – saldo akun atau
memodifikasikan golongan transaksi mengandung salah saji
pendapatnya (kekeliruan atau kecurangan) yang dapat
sebagaimana mestinya, menjadi material terhadap LK apabila
atas suatu LK yang digabungkan dengan salah saji pada saldo
mengandung salah saji akun atau golongan transaksi lainnya.
material. 2. Detection risk (risiko deteksi) – auditor tidak
akan mendeteksi salah saji tersebut.
Risiko Audit
1. Risiko Bawaan, adalah :
Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material (asumsi :
tidak terdapat pengendalian yang terkait)
Faktor yang mempengaruhi risiko bawaan :
• Besarnya saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain
• Faktor Ekstern (perkembangan teknologi)
• Faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi
yang mempengaruhi risiko bawaan

2. Risiko Pengendalian, adalah :


Risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern klien.
• Merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalin intern untuk mencapai tujuan klien
yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan klien
• Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap
pengendalian intern.

3. Risiko Deteksi, adalah :


Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material dalam suatu asersi
• Merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor
• Timbul karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau
golongan transaksi, dan karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan
transaksi tersebut diperiksa 100%
Risiko Audit
Risiko deteksi (DR) :
 Berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor
 Mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian
 Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin besar risiko
deteksi yang dapat diterima
 Semakin besar risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima

AR = IR X CR X DR,
atau
AR
DR = -----------------
IR X CR

Risiko deteksi yang dapat diterima (DR) tergantung :


 Tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo atau golongan transaksi
 Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian
 Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko deteksi yang
daoat diterima akan meningkat
Materialitas
 Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah
saji, dilihat dari kondisi, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan

 Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
 Kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan bukti audit yang tidak disengaja terkait pada
jumlah di dalam laporan keuangan maupun informasi-informasi penting yang berpengaruh.
 Fakttor utama yang membedakan kecurangan dengan kekeliruan adalah apakah tindakan
yang mendasarinya akan berakibat pada salah saji dalam LK tsb merupakan tindakan yang
disengaja atau tidak disengaja.
Materialitas
Pertimbangan salah saji material :
 Apakah berdampak individual atau gabungan  auditor harus mempertimbangkan
sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit
 Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas
kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan
kepercayaan terhadap laporan keuangan
 Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan  kualitatif
maupun kuantitatif
Risiko Audit dan Materialitas
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan
dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko
audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit,
auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah
bukti audit yang dikumpulkan,
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat
materialitas tetap dipertahankan,
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama.
SA tentang Audit Planning
• SA 300 – Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
• SA 315 – Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko kesalahan penyajian material melalui
pemahaman atas entitas dan lingkungannya.
• SA 320 – Materialitas dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan audit.
• SA 330 – Respons auditor terhadap risiko yang telah dinilai
• SA 402 – Pertimbangan audit terkait dengan entitas yang menggunakan organisasi jasa.
• SA 450 – Pengevaluasian atas kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit.

Anda mungkin juga menyukai