Anda di halaman 1dari 8

Nama : MEKHA RISA PUTRI AULIA

BP : 1620532027

Tugas Audit Lanjutan

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Prosedur penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
material dalam laporan keuangan.Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai
entitas dan lingkungannya,termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas
tersebut. Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko
pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi.Namun,bukti itu saja tidak cukup,bukti
prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan
tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pengendalian dan/atau prosedur
substantif.

Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk mengidentifikasi dan menilai
risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi.Pemahaman
entitas merupakan upaya yang berkesinambungan dan proses dan proses yang dinamis dalam
mengumpulkan dan menganalisis informasi selama audit berlangsung.

Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur penilaian


risiko yang harus dilaksanakannya,dan seberapa dalam ia perlu memahami entitas itu.Auditor
perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi risiko
bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji material.Auditor
menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang kemampuan
entitas melanjutkan usahanya.Ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko,auditor wajib
mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang membuat kemampuan entitas
untuk mempertahankan bisnisnya diragukan.
PEMBAHASAN

1. Pertimbangan Awal tentang Prosedur Penilaian Audit

Ketika melaksanakan prosedur penilaian resiko dan kegiatan terkait untuk memperoleh
pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya,termasuk pengendalian internalnya.Auditor
wajib melaksanakan prosedur untuk memperoleh informasi yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi risiko salah saji karena kecurangan. Untuk memperoleh pemahaman
mengenai entitas dan lingkungannya, auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai hal
hal berikut :

1. Ketentuan mengenai estimasi akuntansi, termasuk pengungkapannya sesuai kerangka


pelaporan keuangan yg diterapkan.
2. Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi, peristiwa, dan keadaan yg
mungkin membutuhkan estimasi akuntansi yang akan dimasukan atau diungkapkan
dalam laporan keuangan. Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang
perubahan keadaan yang mungkin memerlukan estimasi akuntansi baru atau
memerlukan revisi atas estimasi akuntansi yang ada.
3. Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan pemahaman tentang data
yang digunakan sebagai dasar, termasuk :
4. metode atau model yang digunakan untuk membuat estimasi akuntansi
5. pengendalian yang relevan
6. apakah manajemen menggunakan tenaga ahli
7. asumsi yang mendasari estimasi akuntansi
8. apakah ada perubahan atau seharusnya ada perubahan dari tahun lalu dalam membuat
estimasi akuntansi

2. Penilaian Resiko
2.1 Menilai Risiko Yang Dapat Diterima ( Acceptable Audit Risk)
Auditor harus memutuskan risiko audit yang dapat diterima yang tepat bagi suatu audit
selama perencanaan audit. Pertama, auditor memutuskan risiko risiko penugasan. Risiko
penugasan (engagement risk) adalah risiko bahwa auditor atau organisasi yang membawahi
auditor akan menderita kerugian setelah selesainya audit, walaupun laporan audit sudah
benar. Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, auditor harus menilai setiap faktor
yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima Faktor faktor utama yang
mempengaruhi resiko penugasan dan mempengaruhi resiko yang audit yang dapat diterima
antara lain:

a. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan


b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan
c. Integritas manajemen
Metode yang digunakan menilai risiko audit yang dapat diterima
a. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan
- Menelaah laporan keuangan
- Membaca notulen rapat dewan direksi unruk menentukan rencana
masa depan
- Membahas rencana pembiayaan dengan manajemen.
b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan
- Menganalisis keuangan laporan keuangan dan menggunakan prosedur analitis
lainnya
- Menelaah laporan arus kas historis dan proyeksi, untuk mempelajari arus kas
masuk dan keluar
c. Integritas manajemen
- Menganalisa prosedur penerimaan klien dan kelanjutan klien.
- Menelaah laporan arus kas historis dan proyeksi, untuk mempelajari arus kas
masuk dan keluar
d. Integritas manajemen
- Menganalisa prosedur penerimaan klien dan kelanjutan klien.

2.2 Menilai Resiko Bawaan (Inheren Risk)


Auditor melakukan penilaian risiko inheren selama tahap perencanaan dan
memperbaharui penilaian tersebut selama audit berlangsung. Auditor harus mengevaluasi
informasi yang mempengaruhi risiko inheren serta memutuskan faktor risiko inheren yang
tepat bagi setiap tujuan audit. Faktor faktor yang mempengaruhi risiko inheren :

a. Sifat bisnis klien


Risiko inheren untuk akun tertentu dipengaruhi oleh sifat bisnis klien. Pemahaman
auditor atas bisnis klien akan membantu menilai risiko inheren ini.
b. Hasil audit sebelumnya
Salah saji yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya dapat ditemukan lagi
dalam audit tahun berjalan. Oleh karena itu auditor tidak boleh mengabaikan hasil
audit tahun sebelumnya selama mengembangkan proses audit di tahun berjalan.
c. Penugasan awal vs penugasan berulang
Auditor akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang kemungkinan
salah saji setelah mengaudit klien selama beberapa tahun. Auditor menetapkan
risiko inheren yang tinggi pada tahun pertama audit dan mengurangi tinggkat
risikonya pada tahun berikutnya karena telah semakin memahami klien.
d. Pihak pihak yang terkait
Pihak yang terkait yaitu perusahaan induk dengan perusahaan anak, serta
manajemen dan entitas perusahaan. Risiko inheren atas transaksi pihak yang
terkait ini sangat tinggi karena kemungkinan salah saji yang lebih besar.
e. Transaksi non rutin
Transaksi yang tidak biasa bagi klien lebih besar resikonya dibandingkan transaksi
rutin karen pengalaman untuk transaksi non rutin masih sedikit.
f. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan
tepat
Auditor harus memperbesar risiko inheren karena banyak akun memerlukan
estimasi dan banyak pertimbangan manajemen.
2.3 Menilai Risiko Deteksi (Detection Risk)
Para auditor menetapkan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima (risiko deteksi yang
direncanakan) yang mempengaruhi tes-tes substantif yang mereka lakukan.
a. Jika tingkat risiko deteksi yang direncanakan rendah, maka auditor akan
mengumpulkan bukti sebanyak mungkin untuk menurunkan risiko kesalahan saji .
b. Tingkat risiko deteksi yang direncanakan tinggi maka auditor mengurangi
pengumpulan bukti .

2.4 Menilai Resiko Pengendalian (Control Risk)


Auditor harusmemahami perancangan dan pengimplementasian pengendalian internal
untuk melakukan penilaian pendahuluan atas risiko pengendalian. Setelah memahami
pengendalian internal, auditor dapat membuat penilaian pendahuluan atas risiko pengendalian
sebagai bagian dari penilaian risiko secara keseluruhan. Penilaian ini merupakan ukuran
ekspektasi auditor bahwa pengendalian internal akan mencegah salah saji material atau
mendeteksi dan mengoreksinya jika terjadi.
Banyak auditor menggunakan matriks risiko pengendalian (control risk matrix) untuk
membantu proses penilaian risiko pengendalian. Tujuannya adalah menyediakan cara yang
mudah untuk mengatur penilaian risiko pengendalian bagi setiap tujuan audit.

Langkah langkah dalam penilaian risiko pengendalian:

Mengidentifikasi tujuan audit


Mengidentifikasi pengendalian yang ada
Menghubungkan pengendalian dengan tujuan audit
Mengidentifikasi dan mengevaluasi defisiensi pengendalian, defisiensi yang
signifikan dan kelemahan yang material
Menghubungkan defisiensi yang signifikan dan kelemahan yang material
dengan tujuan audit terkait.
Menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit.

2.5 Menilai Risiko Kecurangan


Dalam menilai risiko kecurangan, SAS 99 memberikan pedoman bagi auditor. Auditor
harus mempertahankan sikap skeptisisme profesional ketika memepertimbangkan
serangkaian informasi termasuk faktor faktor risiko kecurangan, untuk dapat mengidentifikasi
dan menanggapi risiko kecurangan

a. Skeptisisme professional
Selama penugasan, bahwa tim auditor harus mempertahankan sikap dan
pikiran yang selalu mempertanyakan.
b. Evaluasi kritis atas bukti
Auditor harus menyelidiki secara mendalam permasalahan dan kemungkinan
kesalahan salah saji yang material karen kecurangan.
c. Komunikasi di antara tim audit
Diantara auditor dapat saling bertukar pendapat terutama dengan yang telah
berpengalaman mengenai penilaian risiko kecurangan, dan bagaimana
kecurangan kecurangan itu biasanya terjadi dalam organisasi atau entitas yang
diaudit.
d. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen
Untuk menilai risiko kecurangan, auditor dapat menanyakan beberapa
pertanyaan secara langsung kepada manajemen ataupun pihak lain dalam
organisasi, sehingga terbuka kesempatan datangnya informasi yang dalam
kondisi lain tidak diungkapkan oleh manajemen ataupun pihak lain dalam
organisasi.
e. Prosedur analitis
Auditor harus melakukan prosedur analitis selama tahapan perencanaan audit
dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi kecurangan
kecurangan.
f. Faktor faktor risiko
Untuk menilai resiko kecurangan, kondisi yang harus diperhatikan adalah
adanya faktor faktor risiko kecurangan (segitiga kecurangan/ fraud triangle),
yaitu adanya tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi.
Apakah di dalam melaksanakan pengujian pengendalian internal di perlukan tingkat
materialitas?

Ya, dengan menentukan tingkat materialitas, maka kita dapat mengurangi pengujian
pengedalian internal hanya kepada akun-akun laporan keuangan yang bernilai material.
Ketika auditor melaksanakan penilaian risiko (Risk Assesment) pada perusahaan yang akan
di audit, langkah pertama yang akan dilakukan oleh auditor adalah menghitung dan
menentukan tingkat materialitas. Setelah itu auditor melakukan prosedur analitis awal ,
pemahaman bisnis klien hingga melakukan penilian risiko dan pengendalian. Setelah
melakukan penilaian pengendalian, auditor dapat mengambil keputusan mengenai tingkat
risiko audit pada perusahaan tersebut. Apakah risiko pada pengendalian internal rendah atau
tinggi. Sehingga berdasarkan hasil penelitian auditor, auditor dapat melakukan pengurangan
atau meningkatkan nilai materialitas yang telah ditentukan di awal
DAFTAR PUSTAKA

Buku Audit Berbasis ISA Theodorus M. Tuankotta

https://www.scribd.com/doc/220419667/Prosedur-Dan-Penilaian-Resiko

http://www.slideshare.net/inapurmini/audit-berpeduli-risiko

http://keepcopying.blogspot.co.id/2014/01/materialitas-dan-risiko-audit-dan.html

http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/perencanaan-audit/

http://srhyebiru.blogspot.com/2014/01/materialitas-dan-risiko-audit-dan.html

http://tensilatif31.blogspot.com/2012/07/resiko-audit.html

http://nobel22.blogspot.co.id/2014/06/prosedur-penilaian-risiko.html

https://prasetyayosef.wordpress.com/pengauditan/prosedur-penilaian-risiko-terhadap-
audit-laporan-keuangan-makalah/

http://okta-wiskey.blogspot.co.id/2015/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html#

Anda mungkin juga menyukai