Anda di halaman 1dari 2

2.

11 Menilai Risiko Inheren


Pencantuman risiko inheren dalam model risiko audit merupakan salah satu dari konsep-konsep
terpenting dalam auditing. Seorang auditor harus berupaya untuk memprediksikan dimanakah letak
probabilitas salah saji yang paling banyak terjadi serta probabilitas salah saji yang paling sedikit terjadi
dalam berbagai segmen laporan keuangan. Informasi tersebut akan mempenga ruhi total nilai bukti
audit yang harus dikumpulkan oleh auditor serta akan mem pengaruhi cara-cara auditor dalam
mengalokasikan pengumpulan bukti audit ini pada berbagai segmen audit.
➢ Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Inherent
1. Sifat bisnis klien
2. Temuan-temuan audit yang diperoleh dari audit-audit sebelumnya
3. Penugasan awal versus penugasan ulangan
4. Pihak-pihak terkait
5. Berbagai transaksi nonrutin
6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mengkoreksi pencatatan berbagai saldo dan transaksi akun
7. Penyusunan proposal.
➢Membuat Keputusan Risiko Inherent
Auditor harus mengevaluasi semua informasi yang dapat mempengaruhi tingkat risiko inherent serta
memutuskan suatu tingkat serta memutuskan suatu tingkat risiko inheren yang tepat bagi setiap siklus,
akun, dan dalam banyak situasi bagi setiap tujuan audit.
➢ Memperoleh Informasi Untuk Menilai Risiko Inherent
Para auditor memulai penilaian mereka atas risiko inheren selama fase perenca naan serta akan
memperbaharui penilaian tersebut sepanjang penugasan audit Pada saat auditor melakukan beraneka
jenis pengujian dalam suatu penuga audit, maka ia akan memperoleh tambahan informasi yang
seringkali pula akan mempengaruhi tingkat penilaian awal.

2.12 Menilai Risiko Kecurangan


Untuk menilai risiko kecurangan, auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan luasnya
keberadaan kondisi kecurangan.
1. Insentif/tekanan, manajemen atau karyawan lain memiliki insentif atau tekanan untuk melak
kan kecurangan
2. Kesempatan, keadaan memberikan kesempatan untuk manajemen atau karyawan untuk
melakukan kecurangan
3. Perilaku/Rasionalisasi, hadirnya sebuah perilaku, karakter, atau kumpulan nilai etis yang membir
kan manajemen atau karyawan secara sengaja melakukan sebuah tindakan tidak jujur, atau
mereka berada dalam lingkungan yang membebankan tekanan yang cukup yang menyebabkan
mereka untuk merasionalisasikan melakukan sebuah tindakan yang tidak jujur.

Saat risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan telah diidentifikasikan, pertama-tama
auditor harus mendiskusikan penemuan ini dengan manajemen untuk mendapatkan pandangan
manajemen tentang kecurangan potensial dan program dan kontrol yang ada yang telah dirancang
untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Auditor harus merespon risiko ini dalam tiga cara:
1. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada risik kecurangan yang
teridentifikasi.
2. Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon risiko kecurangan yang
teridentifikasi.
3. Melakukan prosedur untuk mengarahkan risiko manajemen menguasai katrol.
Saat selesainya audit, auditor harus mengevaluasi apakah hasil akumula dari prosedur audit
mempengaruhi penilaian dari risiko salah saji secara material yang di sebabkan oleh kecurangan yang
dibuat sebelumnya dalam audit.

2.13 Hubungan Antar Unsur Risiko


Risioko bawaan merupakan kerentanan asersi individual terhadap salah saji material. Risiko ini dapat
dicegah atau dideteksi oleh struktur pengendalian intern klien. Namun jika salah saji material tidak
dapat dicegah dengan struktur pengendalian intern klien, timbullah risiko pengendalian. Oleh karena itu,
melalui audit atas laporan keuangan, auditor independen melakukan verifikasi terhadap asersi
individual, dengan harapan salah saji yang ada dalam asersi tersebut dapat ter deteksi dengan prosedur
audit yang dilaksanakan oleh auditor.

2.14 Hubungan Antar Materialitas, Risiko, Audit, Bukti Audit


Jika materialitas rendah jumlah salah saji yang kecil saja dapat mem pengaruhi keputusan pemakai
informasi keuangan auditor perlu mengum pulkan bukti audit kompeten dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, jika materialitas tinggi jumlah salah saji besar baru dapat mempengaruhi keputusan pemakai
informasi keuangan auditor hanya perlu mengumpulkan bukti audit kompeten dalam jumlah sedikit.
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit digambarkan sebagai
berikut :
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas di kurangi, auditor
harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit
yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat,
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu
dari tiga cara berikut ini:
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai