Kelompok :
M. Sidratul Muntaha (1306454321)
Rai Meijer (1506750314)
Zefanya Valencia (1506678045)
Risiko-risiko semacam itu pada akhirnya akan berdampak pada laporan keuangan entitas, yang
mana tidak setiap risiko bisnis akan ditafsirkan secara langsung terkait risiko salah saji material
dalam laporan keuangan, disebut juga sebagai risiko audit (audit risk).
Risiko audit adalah risiko bahwa auditor memberikan opini audit yang tidak tepat ketika
laporan-laporan keuangan memiliki salah saji material.
Risiko audit merupakan ukuran reliabilitas dari informasi yang digunakan oleh sistem
akuntansi, yaitu seberapa banyak keyakinan yang dapat diberikan atas informasi tersebut.
Semakin tinggi risiko audit, maka semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan agar
auditor dapat memperoleh asurans yang memadai sebagai dasar untuk menyatakan opininya
atas laporan keuangan.
Asersi adalah pernyataan yang diberikan manajemen, seacra eksplisit maupun implisit yang
tertanam di dalam atau merupakan bagian dari laporan keuangan. Asersi berhubungan dengan
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dari berbagai unsur laporan keuangan.
Asersi digunakan auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis kemungkinan salah saji
yang bisa terjadi.
Berdasarkan ISA 200 alinea 40, ISAs pada umumnya tidak mengacu pada risiko
bawaan dan risiko pengendalian secara terpisah, melainkan mengacu pada penilaian
gabungan dari risiko salah saji yang material. Namun, auditor dapat saja memisahkan
atau menggabungkan penilaian risiko bawaan dan risiko pengendalian, tergantung pada
teknik atau metodologi yang menjadi preferensi dan pertimbangan praktis. Penilaian
risiko salah saji yang material dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun
nonkuantitatif.
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa risiko deteksi memiliki hubungan yang
berkebalikan dengan kombinasi dari risiko bawaan dan risiko pengendalian.
MaterialitasISA 320
ISA 320 menjabarkan materialitas dalam konteks audit dan sebagai materialitas
pelaksanaan.