Anda di halaman 1dari 11

AUDITING

AUDITING 11
““ RISIKO
RISIKO AUDIT
AUDIT DAN
DAN
MATERIALITAS ““
MATERIALITAS

NAMA : ULFIYAH ZAKIYAH SAFDA


NIM : B1C1 19 167
KELAS : D
Materialitas dalam Konteks Audit
Menurut SA 320.1 & 320.2

Kerangka pelaporan keuangan sering kali membahas konsep materialitas dalam konteks penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Walaupun kerangka pelaporan keuangan mungkin membahas materialitas
dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda, kerangka tersebut secara umum menjelaskan bahwa :

1. Kesalahan penyajian, termasuk penghilangan, dianggap material bila kesalahan penyajian tersebut, secara
individual atau agregat, diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan
laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut;

2. Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai kondisi yang melingkupinya
dan dipengaruhi oleh ukuran atau sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi keduanya; dan

3. Pertimbangan tentang hal-hal yang material bagi pengguna laporan keuangan didasarkan pada pertimbangan
kebutuhan informasi keuangan yang umum yang diperlukan oleh pengguna laporan keuangan sebagai suatu
grup. Kemungkinan dampak kesalahan penyajian terhadap pengguna laporan keuangan individual tertentu,
yang kebutuhannya beragam, tidak dipertimbangkan.
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap
perencanaan dan pelaksanaan audit, serta pada saat
mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi
dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika
ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat merumuskan
opini dalam laporan auditor. Dalam perencanaan audit, auditor
membuat pertimbangan - pertimbangan tentang ukuran
kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-
pertimbangan tersebut menyediakan suatu basis untuk :

1. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur penilaian risiko;


2. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material; dan
3. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lanjutan.
Materialitas yang ditetapkan pada tahap perencanaan audit tidak semena - mena menentukan bahwa
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, secara individual atau gabungan di bawah materialitas
tersebut, akan selalu dievaluasi tidak material. Kondisi - kondisi yang berkaitan dengan beberapa
kesalahan penyajian dapat menyebabkan auditor menilai kesalahan penyajian tersebut sebagai
kesalahan penyajian material walaupun kesalahan penyajian tersebut berada di bawah tingkat
materialitas. Walaupun tidak praktis untuk merancang prosedur audit untuk mendeteksi kesalahan
penyajian material yang hanya berdasarkan sifatnya, auditor tidak boleh hanya mempertimbangkan
ukuran, tetapi juga sifat kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, dan keadaan keadaan tertentu yang
menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian tersebut, pada saat mengevaluasi dampak kesalahan
penyajian tersebut terhadap laporan keuangan.
Menurut SA 320.5, 320.6 & 320.7

Risiko audit adalah risiko bahwa auditor menyatakan opini yang tidak tepat ketika terdapat
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. Risiko audit merupakan fungsi gabungan
risiko kesalahan penyajian material dan risiko deteksi. Materialitas dan risiko audit perlu
dipertimbangkan sepanjang pelaksanaan audit, khususnya pada saat :

1. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material;


2. Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya; dan
3. Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan
keuangan dan dalam merumuskan opini dalam laporan auditor.
 
 
Penggunaan Tolak Ukur dalam Menentukan Materialitas untuk Laporan Keuangan secara
keseluruhan

Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi proses identifikasi suatu tolok ukur yang tepat mencakup :

Apakah terdapat
Unsur-unsur laporan unsur-unsur yang
keuangan (sebagai menjadi perhatian
contoh, aset, khusus para
liabilitas, ekuitas, pengguna laporan
pendapatan, beban); keuangan suatu
entitas tertentu;
Sifat entitas, posisi
entitas dalam siklus
hidupnya, dan Struktur kepemilikan Fluktuasi relatif tolak
industri serta dan pendanaan ukur tersebut.
lingkungan ekonomi entitas
yang di dalamnya
entitas tersebut
beroperasi;
Risiko audit
Risiko audit terdiri
terdiri atas
atas ::

Risiko Bawaan (inherent risk)


Risiko Bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat pengendalian yang terkait.
Risiko Pengendalian (control risk)
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.
Risiko Deteksi (detection risk)

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan
fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Hubungan di antara
Komponen-komponen Audit
Risk
Penilaian Auditor atas Kontrol

● Risiko deteksi yang dapat diterima oleh auditor dalam merancang prosedur audit tergantung pada
tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo akun atau golongan transaksi dan
tergantung atas penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian. Apabila
penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko deteksi yang
dapat diterimanya akan meningkat. Namun, auditor tidak boleh sepenuhnya mengandalkan risiko
bawaan dan risiko pengendalian, dengan tidak melakukan pengujian substantif terhadap saldo akun
atau golongan transaksi, yang di dalamnya mungkin terkandung salah saji yang mungkin material
jika digabungkan dengan salah saji yang ada pada saldo akun atau golongan transaksi lain.
TERIMA
KASIH CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai