Anda di halaman 1dari 2

Tahap I : Melakukan Prosedur Penilaian Risiko

Mengidentifikasi Asersi Laporan Keuangan yang Relevan


Asersi laporan keuangan memungkinkan auditor membagi dan mengatasi tantangan audit
dengan cara berfokus pada masing-masing asersi dalam laporan keuangan. Lima kategori asersi
laporan keuangan :
1. Existence or occurrence
Berkaitan dengan kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan yang
dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tersebut. Menurut asersi ini, manajemen juga
mengasersi bahwa pendapatan dan biaya yang ditunjukkan dalam laporan laba rugi, serta arus
kas yang yang ditunjukkan dalam laporan arus kas, merupakan hasil dari transaksi dan peristiwa
yang telah terjadi selama periode berjalan. Perhatian auditor berkaitan dengan overstatement
komponen laporan keuangan sebagai akibat dicantumkannya item-item yang sebenarnya tidak
ada atau transaksi yang tidak pernah terjadi.
2. Completeness
Berkaitan dengan apakah semua transaksi yang harus disajikan dalam laporan keuangan
benar-benar telah dicantumkan. Perhatian auditor berkaitan dengan kemungkinan
understatement komponen laporan keuangan melalui pengabaian item-item yang benar-benar ada
atau masalah cutoff yang mengakibatkan pencatatan transaksi yang tidak tepat pada periode
akuntansi yang salah.
3. Rights and obligations
Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi
kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu. .
4. Valuation or allocation
Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah
dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya (sesuai dengan GAAP
dan telah dicatat dan dihitung dengan cermat).
5. Presentation and disclosure
Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan
dan diungkapkan sebagaimana mestinya.

Memahami tentang bisnis dan lingkungan bisnis perusahaan.


Seorang auditor harus memahami :
Lingkup industri, peraturan-peraturan lingkungan, dan faktor eksternal lainnya.
Sifat perusahaan, termasuk kebijakan-kebijakan akuntansi
Tujuan, strategis, dan risiko bisnis terkait yang dinyatakan tidak material.
Manajemen dan hasil kinerja keuangan perusahaan

Membuat keputusan mengenai materialitas.


Meterialitas merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman auditor dalam
menentukan lingkup pekerjaan audit. Konsep materialitas dapat mempengaruhi proses audit,
karena auditor membuat pertimbangan awal mengenai materialitas, sementara auditor membuat
perikatan untuk membuat keputusan penting tentang lingkup audit.
Untuk menemukan pengabaian atau salah saji yang berpotensi mencapai jumlah yang
dapat mempengaruhi para pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas ini juga menjadi
pedoman auditor ketika mengevaluasi temuan audit.
Menjalankan prosedur analisis.
Prosedur analisis adalah mengevaluasi informasi keuangan yang dijadikan bahan dari
hubungan antara data keuangan dan data non keuangan. Selain itu, prosedur analisis digunakan
untuk mengidentifikasi potensi dari kemungkinan salah saji laporan keuangan.
Mengidentifikasi risiko atas kemungkinan terjadinya salah saji yang material, termasuk
risiko kecurangan.
Untuk mengidentifikasi risiko atas kemungkinan terjadinya salah saji yang material
digunakan komponen risiko audit yang terdiri dari risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko
deteksi. Selain itu, digunakan juga risiko kecurangan.
Mengembangkan persiapan strategi audit
Dalam tahap ini auditor membuat keputusan sementara tentang komponen atas model
dari risiko audit dan pengembangan strategi awal berdasarkan dari bukti-bukti yang telah
dikumpulkan.
Memahami pengendalian internal
Auditor memahami pengendalian internal untuk :
Mengidentifikasi tipe-tipe dari potensi salah saji
Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko atas salah saji yang materialitas
Mendesain prosedur, ketepatan waktu, dan proses audit selanjutnya.

Tahap II. Memahami risiko dari salah saji yang material.


Seorang auditor harus mengidentifikasi berbagai risiko salah saji yang material dan
mempertimbangkan:
1. Faktor risiko potensial yang terkait dengan salah saji laporan keuangan, juga pada tingkat
laporan keuangan atau tingkat assersi.
2. Menentukan besarnya risiko yang akan ditimbulkan dari salah saji yang material di dalam
laporan keuangan.
3. Menentukan kemungkinan risiko yang ditimbulkan dari salah saji yang material.
4. Menentukan risiko signifikan bawaan yang timbul.

Tahap III. Merespon risiko yang ditimbulkan


Setelah auditor mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul dari hasil salah saji yang
material, auditor harus merespon dan mengatur dengan tepat, dan memberikan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan agar bebas dari salah saji. Respon atas risiko yang ditimbulkan termasuk
keputusan tentang:
Staffing dan Supervisi
Pengujian audit.
Ada 3 tipe prosedur audit:
- Risiko prosedur penilaian
- Pengujian pengendalian
- Pengujian substantif

Anda mungkin juga menyukai