Anda di halaman 1dari 14

MATERIALITAS

& RESIKO AUDIT


Beatrice Changnata
BS-1 (2161201084)
MATERIALITAS
DEFINISI MATERIALITAS
 Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB), materialitas adalah Besarnya suatu
penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang ,dengan memperhitungkan situasinya,
menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi tersebut
akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut

 Atau dapat dibilang sebagai suatu nilai informasi akuntansi yang dihilangkan atau salah saji dalam
lingkungan yang berlaku, mungkin akan mengubah pertimbangan seseorang yang bersandar pada
informasi tersebut karena hilangnya atau salah saji informasi tersebut.

 Dari definisi materialitas di atas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan :

(1) kedaan yang berkaitan dengan entitas


(2) kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan atau laporan keuangan auditing
KONSEP MATERIALITAS
 Ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor konsep materialitas dan konsep
risiko audit . Karena auditor tidak memeriksa setiap transaksi yang dicerminkan dalam laporan
keuangan, maka ia bersedia menerima beberapa jumlah kekeliruan kecil.

1. Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh auditor agar
pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Berapa jumlah kekeliruan atau
salah saji yang auditor bersedia untuk menerimanya dalam laporan keuangan, namun ia tetap dapat
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian karena laporan keuangan tidak berisi salah saji
material.
2. Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas
laporan yang sebenarnya berisi salah saji material
PERTIMBANGAN AWAL MATERIALITAS
 Auditor menggunakan 2 cara dalam menerapkan materialitas:

(1) pada saat perencanaan audit

(2) pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanaan audit

 Penetuan materialitas dapat berbeda dengan tingkat materialitas yg digunakan pada saat pengambilan
kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi temuan audit karena keadaan yang melingkupi berubah dan
informasi tambahan tentang klien yang diperoleh saat audit berlangsung.

 Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat berikut ini :

a. Tingkat laporan keuangan ,karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan keuangan
sebagai keseluruhan.
b. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan
menyeluruh atas kewajaran laporan keuangan
FAKTOR-FACTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
DALAM MELAKUKAN PERTIMBANGAN AWAL
TENTANG MATERIALITAS
1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan

Laporan keuangan mengandung salah saji meterial jika laporan tersebut berisi kekeliruan atau kekurangan yang dampaknya,
secara individu atau secara gabungan, sedemikian signifikan sehingga mencegah penyajian secara wajar laporan keuangan
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam keadaan ini, salah saji dapat terjadi sebagai akibat penerapan
secara keliru prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, penyimpangan dari fakta, atau penghilangan
informasi yang diperlukan.

 Sampai dengan saat ini, tidak terdapat panduan resmi yang diterbitkan oleh ikatan Akuntan Indonesia tentang ukuran
kuantitatif materialitas. Berikut ini diberikan contoh beberapa panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik.
a. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 5% sampai 10% dari laba sebelum pajak.
b. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1/2% sampai 1% dari total aktiva.
c. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji meterial jika terdapat salah saji 1% dari pasiva.
d. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1/2% sampai 1% dari pendapatan bruto
FAKTOR-FACTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
DALAM MELAKUKAN PERTIMBANGAN AWAL
TENTANG MATERIALITAS
2. Materialitas pada tingkat saldo akun

 Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam
saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material .Konsep materialitas pada tingkat saldo
akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun .

 Saldo akun material adalah besarnya saldo akun yang dicatat, sedangkan konsep materialitas
berkaitan dengan jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi.
Keuangan Saldo suatu akun yang dicatat umumnya mencerminkan batas atas lebih saji dalam
akun tersebut.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN
BUKTI AUDIT
 Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
tentang kecukupan bukti audit . Dalam membuat generalisasi hubungan antara materialisasi dengan
bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan.

 Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa saldo sediaan yang tercatat tidak disajikan salah lebih dan Rp200.000 .semakin besar
atau semakin signifikan suatu saldo akun semakin banyak jumlah bukti yang diperlukan.

 Sebagai contoh : lebih banyak bukti diperlukan untuk sediaan yang berjumlah 30% dari total aktiva
dibandingkan bila sediaan hanya berjumlah 10% dari total aktiva.
RESIKO AUDIT
DEFINISI RESIKO AUDIT
 Menurut SA Seksi 312 Resiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit , resiko audit adalah resiko yang
terjadi dalam hal auditor. tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu
laporan keuangan yang mengandung salah saji material .Semakin pasti auditor dalam menyatakan
pendapatnya, semakin rendah resiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya.

 Resiko Audit juga dapat dikatakan sebagai resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana semestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah
saji material.

 AUDITOR merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan atas dasar bukti yang
diperoleh dari verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi.
Tujuannya adalah untuk membatasi resiko audit pada tingkat akun sedemikian rupa sehingga pada akhir
proses audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan akan
berada pada tingkat yang rendah.
 Risiko audit, dibagi menjadi dua:
1. Risiko audit keseluruhan yang berkaitan dengan laporan keuangan sebagai keseluruhan.
2. Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang dicantumkan
dalam laporan keuangan.
 Terdapat tiga unsur risiko audit:

1. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
2. Risiko pengendalian adalah resiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat
dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
3. Risiko deteksi adalah resiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi
Auditor menentukan resiko deteksi dari formula resiko audit berikut ini :
 Risiko audit individual = resiko bawaan x resiko pengendalian x resiko deteksi
RESIKO AUDIT PADA TINGKAT LAPORAN
KEUANGAN DAN TINGKAT SALDO AKUN
 dibagi menjadi dua bagian:

1 Risiko Audit Keseluruhan

Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan risiko audit keseluruhan yang direncanakan, yang
merupakan besarnya resiko yang dapat ditanggung oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
padahal kenyataannya laporan keuangan tersebut berisi salah saji material

2.Risiko Audit Individual

Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun akun secara individual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan
kepada akun akun yang berkaitan. Risiko audit individual perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun tertentu seringkali sangat
penting karena besar saldonya atau frekuensi transaksi perubahan
UNSUR RESIKO AUDIT
 Terdapat tiga unsur resiko audit

1. resiko bawaan

Resiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material dengan
asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait.

2. resiko pengendalian

Resiko pengendalian adalah resiko yang terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas

3.resiko deteksi

Resiko yang disebabkan oleh kegagalan auditor dalam mendeteksi salah saji material setelah audit dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing
TERIMAKASIH
!

Anda mungkin juga menyukai