Anda di halaman 1dari 14

PENGAUDITAN

MATERIALITAS, RISIKO
AUDIT, DAN STRATEGI
AUDIT AWAL
Kelompok 4

DHIZA INDAH HANDAYANI


APRILIANTY (A031181521)
(A031181504)

ST.NUR ANITA A. BAHARUDDIN


(A031181325)

10/31/2020 2
KONSEP MATERIALITAS
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu,
materialitas mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit
dalam audit atas laporan keuangan. Dalam SA Seksi 319 Risiko Audit
dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Audit mengharuskan auditor
untuk mempertimbangkan materialitas dalam perencanaan audit, dan
penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
PENTINGNYA KONSEP MATERIALITAS DALAM
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan


jaminan bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan
keuangan auditan adalah akurat karena auditor yang bersangkutan tidak
memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak
dapat menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas,
digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya ke dalam laporan keuangan.
Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan
keyakinan (assurance)

10/31/2020 4
PERTIMBANGAN AWAL TENTANG MATERIALITAS

Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan


auditnya. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif yang berkaitan
dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan dan
kualitatif yang berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara
kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material, karena penyebab yang
menimbulkan salah saji tersebut. Berikut ini adalah contoh pertimbangan kuantitatif dan
kualitatif yang dilakukan oleh auiditor dalam mempertimbangan materialitas.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS
DENGAN BUKTI AUDIT

Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang


mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kuantitas
(kecukupan) bukti audit. Dalam membuat generalisasi
hubungan antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan
istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap
diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin
besar jumlah bukti yang diperlukan. Semakin besar atau
semakin signifikan suatu saldo akun, semakin banyak jumlah
bukti yang diperlukan.
RESIKO AUDIT
Dalam perencanaan audit, auditor harus
mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi
312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan
Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal
auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material. Semakin pasti
auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin
rendah risiko audit yang auditor bersedia untuk
menanggungnya.
RISIKO AUDIT PADA TINGKAT LAPORAN
KEUANGAN DAN TINGKAT SALDO AKUN

Kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan


jaminan tentang ketepatan informasi yang disajikan oleh klien
dalam laporan keuangan mengharuskan auditor
mempertimbangkan baik materialitas maupun risiko audit,
tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atau suatu laporan keuangan yang mengandung
salah saji material. Risiko audit, seperti materialitas, dibagi
menjadi dua bagian:

1. Risiko Audit Keseluruhan (Overall Audit Risk)

2. Risiko Audit Individual


UNSUR RISIKO AUDIT
1. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan
asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang terkait.
2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji
material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern
entitas.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
mandeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu
asersi.
PENGGUNAAN INFORMASI RISIKO AUDIT

Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat


digunakan oleh auditor untuk menetapkan jumlah bukti audit
yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian
saldo akun tertentu. Beberapa auditor lebih menyukai
pertimbangan kualitatif dalam menaksir berbagai macam
risiko yang membentuk risiko audit. Di samping itu,
penggunaan pendekatan kuantitatif memaksa auditor untuk
memikirkan dengan mendalam berbagai pertimbangan
auditnya.

10
HUBUNGAN ANTAR UNSUR RISIKO

Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua
risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas
laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit
dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai
hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin
kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin
besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko
bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RISIKO AUDIT,
BUKTI AUDIT
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit digambarkan
sebagai berikut:

 Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat meterialitas dikurangi, auditor
harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.

 Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit
yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.

 Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu
dari tiga cara berikut ini :
a. Menambah tingkat meterialiras, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan.
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.
STRATEGI AUDIT AWAL

Karena adanya hubungan antara tingkat materialitas, risiko


audit, dan bukti audit, auditor dapat memilih strategi audit
awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau
sekelompok asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua
macam, yaitu pendekatan terutama substantif (primarily
substantive approach), dan pendekatan tingkat risiko
pengendalian taksiran rendah (lower assessed level of control
risk approach).
1. Unsur Strategi Audit Awal

2. Pendekatan Terutama Substantif


3. Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai