Materialitas merupakan dasar penerapan dasar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan
Konsep MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat
dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas suatu pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya
penghilangan atau salah saji itu.
MATERIALITAS
Dalam laporan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan (guarantee)
bagi klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah
akurat.
MATERIALITAS
pertimbangan awal tentang materialis
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam perencanaan auditnya.
Penentuan materialitas ini, yang seringkali disebut dengan materialitas perencanaan, mungkin dapat
berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan
dalam mengevaluasi temuan audit karena (1) keadaan yang melingkupi berubah (2) informasi
tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.
MATERIALITAS
MATERIALITAS
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo
akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak
boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
Dalam melakukan alokasi, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji
dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun tersebut.
Materialitas merupakan satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor
tentang kecukupan ( kuantitas ) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara
materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material harus tetap
diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan
( hubungan terbalik ).
RISIKO AUDIT
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi 312
risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam
hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu
laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Risiko audit dapat ditaksir secara kuantitatif atau kualitatif. Dalam penentuan risiko audit
keseluruhan, auditor juga menyatakan tingkat kepercayaan (level of confidence).
Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akun-akun secara indivual, risiko audit keseluruhan
harus dialokasikan kepada akun-akun yang berkaitan.
Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor untuk
menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran
penyajian saldo akun tertentu.
Dari formula tersebut, risiko deteksi dapat dihitung dengan formula berikut ini :
Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang
disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan,
sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh
keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan
risiko bawaan dan risiko pengendalian.
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit
digambarkan sebagai berikut :
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti
audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah
satu dari tiga cara berikut ini :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama
Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam : (1) Pendekatan Terutama Substantif, (2)
Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah.
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat
unsur berikut ini :
4. Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
yang cukup rendah.