Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SINDI NOVITA

NIM : 1901036071
PRODI : S1-AKUNTANSI
MATA KULIAH : PENGANGGARAN PERUSAHAAN KHUSUS AK/B
Tugas 4 Modul 8 Hal 37-44

E. METODE INTERNAL RATE OF RETURN


Menentukan IRR proyek, IRR adalah tingkat keuntungan (return) yang
diperoleh dari pelaksanaan sebuah proyek. IRR sebuah proyek bernilai 8%
memiliki makna bahwa proyek tersebut menghasilkan keuntungan sebesar 8%.
Angka IRR yang muncul dari sebuah perhitungan adalah perhitungan jangka
panjang (selama umur proyek), bukan hanya dalam satu tahun. Secara teknis,
IRR dapat dipahami sebagai suatu tingkat keuntungan yang menyebabkan nilai
tunai arus kas masuk bersih selama umur proyek sama dengan nilai investasi
awal. Maka dari itu, tingkat keuntungan seperti itu (sama dengan nilai investasi
awal) menyebabkan NPV suatu proyek bernilai O. IRR dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
AKMN
Investasi Awal =
(1 + IRR)t
Keterangan AKMN, = Arus kas masuk neto pada perioda t
IRR = internal rate of return, dinyatakan dalam persentase
Contoh dalam menggunakan IRR. Sebuah proyek membutuhkan investasi
awal sebesar Rp 100 juta. Diperkirakan umur proyek selama 2 tahun dengan
taksiran arus kas masuk neto tahun pertama Rp55 juta dan tahun kedua Rp60,5
juta. Hitunglah IRR proyek tersebut. IRR-nya adalah 10%, dihitung dengan
cara berikut.
55 juta 60,5 juta
100 juta = 1
+
(1 + IRR) (1 + IRR)2

F. METODE TRIAL AND ERROR


Menentukan IRR dapat dilakukan secara manual dengan metode coba-
coba atau trial and error. Sesuai namanya, kita berkali-kali mencoba mengganti
IRR dengan persentase tertentu. Misalkan, percobaan pertama kita lakukan
dengan substitusi IRR = 9%. Jika digunakan angka 9% ini, maka nilai tunai
(NT) suku di sebelah kanan persamaan di atas adalah Rp101,38 juta dengan
perhitungan sebagai berikut.
55 juta 60,5 juta
NT = 1
+
(1,09) (1,09)2
= 50,46 juta + 50,92 juta
= 101,38 juta
Oleh karena hasilnya lebih besar daripada Rp 100 juta, maka ini berarti
bahwa IRR 9% terlalu rendah. Kita akan melakukan percobaan kedua dengan
IRR 11%. Dengan IRR sebesar 11%, kita akan memperoleh nilai tunai suku
kanan sebesar Rp98,65 juta dengan perhitungan sebagai berikut.
55 juta 60,5 juta
NT = 1
+
(1,11) (1,11)2
= 49,55 juta + 49,10 juta
= 98,65 juta
Oleh karena hasilnya lebih kecil daripada Rp100 juta, maka ini berarti
bahwa IRR 11% terlalu tinggi. Kita lakukan lagi percobaan ketiga, misalnya,
dengan IRR 10%. Ternyata, nilai tunai suku kanan adalah sebesar Rp 100 juta
dengan perhitungan sebagai berikut.
55 juta 60,5 juta
NT = 1
+
(1,10) (1,10)2
= 50 juta + 50 juta
= 100 juta
Oleh karena hasilnya sudah sama dengan Rp100 juta, maka ini berarti
bahwa IRR proyek di atas adalah 10%.
Kesimpulannya adalah metode coba-coba cukup menghabiskan waktu dan
memerlukan ketelitian tinggi. Untuk perhitungan IRR dapat memanfaatkan
perangkat lunak aplikasi seperti financial calculator ataupun Excel yang
terdapat dalam MS Office dan dapat memanfaatkan berbagai tabel keuangan,
seperti tabel nilai tunai.
Kriteria Pengambilan Keputusan
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, IRR secara sederhana adalah
return proyek jangka panjang. Jika IRR sama dengan 10%, maka ini
menunjukkan bahwa return proyek adalah 10%. Apakah proyek dengan IRR
10% adalah layak diterima? Layak atau tidaknya suatu investasi, jika
digunakan metode IRR, harus dibandingkan dengan BMRB atau WACC-nya.
Suatu proyek yang IRR-nya lebih besari daripada BMRB-nya mengandung arti
bahwa proyek tersebut menghasilkan return yang lebih besar daripada biaya
modalnya. Kalau ada kelebihan return seperti ini, maka kelebihannya
merupakan nilai tambah bagi perusahaan. Sebaliknya, jika IRR lebih kecil
daripada BMRB-nya, maka hasil proyek itu belum cukup untuk menanggung
biaya modalnya. Proyek yang demikian bukannya memberi nilai tambah, tetapi
sebaliknya, merugikan perusahaan. Dus, mengurangi aset perusahaan.
Berdasarkan pada logika di atas, maka kriteria pengambilan keputusan jika kita
menggunakan metode IRR adalah sebagai berikut.
Terimalah proyek jika IRR > WACC
Terimalah proyek jia IRR < WACC
Terimalah atau tolaklah jika IRR = WACC
Ketika IRR suatu proyek sama dengan WACC-nya, 407155 proyek :
tersebut menghasilkan NPV = 0. Dalam kondisi tersebut, aturannya sama
dengan ketika NPV = 0, yakni bisa diterima atau ditolak dengan
mempertimbangkan aspek lain di luar aspek finansial seperti telah diuraikan
sebelumnya. Jika anda mengaitkan modul ini dengan modul terdahulu, maka
anda akan dapat mengatakan bahwa IRR adalah ROI (return on investment)
jangka panjang. Atau, ROI adalah IRR jangka pendek.

G. METODE PAYBACK PERIOD


Metode payback period adalah lamanya periode yang dibutuhkan untuk
menutup kembali seluruh investasi awal yang dikeluarkan. Seandainya sebuah
proyek menghasilkan arus kas masuk yang sama setiap periodenya, maka
payback period dapat ditentukan dengan mudah dengan membagi investasi
awal dengan arus kas masuk neto (AKMN) periodik. Rumusnya sebagai
berikut.
Investasi Awal
Payback Period =
AKMN Periodik
Misalnya, sebuah proyek membutuhkan investasi awal sebesar Rp120 juta,
akan memiliki umur selama 6 tahun dengan menghasilkan arus kas masuk neto
setiap tahunnya sebesar Rp30 juta. Payback period proyek tersebut adalah 4
tahun seperti perhitungan sederhana berikut.
Rp120 juta
Payback Period =
Rp30 juta
=4
Payback period 4 tahun memiliki makna bahwa dalam periode 4 tahun,
jumlah investasi awal sudah dapat dikembalikan oleh kegiatan operasional
proyek tersebut. Artinya selama sisa umur proyek 2 tahun berikutnya,
perusahaan akan menikmati arus kas sebagai keuntungan tunai proyek.
Rumus perhitungan payback period di atas tidak dapat digunakan jika
jumlah arus kas masuk setiap tahunnya berbeda-beda. Jika arus kas masuk
netonya berbeda-beda antar tahun, maka perlu dihitung sampai tahun berapa
jumlah investasi awal dapat tertutup.
Sebagai contoh, sebuah proyek dengan umur 4 tahun membutuhkan
investasi awal Rp120 juta. Arus kas masuk bersifat fluktuatif, sehingga
diperoleh angka berikut dari tahun pertama hingga keempat secara berurutan:
Rp40 juta, Rp50 juta, Rp30 juta, dan Rp20. Hitunglah payback period proyek
tersebut. Payback period-nya adalah 3 tahun seperti perhitungan berikut ini.
Investasi Awal Rp120 juta
AKMN tahun ke-1 40 juta
Belum terpulihkan akhir tahun ke-1 80 juta
AKMN tahun ke-2 50 juta
Belum Terpulihkan akhir tahun ke-2 30 juta
AKMN tahun ke-3 30 juta
Belum Terpulihkan akhir tahun ke-3 0 juta
Perhitungan payback period di atas menunjukan bahwa pada tahun ke-3
seluruh investasi awal dapat terpulihkan (dikembalikan).
Andaikan pada contoh di atas, arus kas masuk neto pada tahun ke-3 adalah
40 juta, maka terdapat kelebihan Rp10 juta. Ini berarti pada tahun ke-3 hanya
dibutuhan waktu 30/40 x 1 tahun = 34 tahun untuk menutup investasi awal.
Jadi, payback period-nya adalah 2 tahun 9 bulan.

H. METODE DISCOUNTED PAYBACK PERIOD


Pada perhitungan payback period diasumsikan bahwa nilai mata uang
adalah tetap. Pada kenyataannya, terjadi inflasi yang menyebabkan nilai mata
uang akan berubah. Metode payback period yang sederhana dapat dimodifikasi
dengan menambahkan unsur pertimbangan nilai waktu uang sebagaimana
dipertimbangkan oleh metode NPV dan IRR. Metode modifikasian ini dikenal
dengan nama discounted payback period. Dalam penerapan metode ini, semua
nilai arus kas masuk neto setiap periode dinilai tunaikan terlebih dahulu
kemudian baru dihitung seperti perhitungan payback period di atas. Masih
menggunakan contoh yang sama dengan di atas namun menggunakan metode
discounted payback period, dan cost of capital sebesar 10%, maka mula-mula
yang kita hitung lebih dahulu adalah nilai tunai arus kas masuk netonya
(AKMN) seperti berikut.
Tahun AKMN Nilai Tunai AKMN dengan Cost of Capital 10%
1 20.000.000 40 juta (1,1)1 = 36.363.636
2 50.000.000 50 juta (1,1)2 = 41.322.314
3 30.000.000 30 juta (1,1)3 = 22.539.444
4 20.000.000 20 juta (1,1)4 = 13.660.269
Setelah itu, dihitung periode payback sebagai berikut.
Investasi Awal Rp120.000.000
AKMN tahun ke-1 36.363.636
Belum terpulihkan akhir tahun ke-1 83.636.364
AKMN tahun ke-2 41.322.314
Belum Terpulihkan akhir tahun ke-2 42.304.050
AKMN tahun ke-3 22.539.444
Belum Terpulihkan akhir tahun ke-3 19.764.606
AKMN tahun ke-4 13.660.269
Belum Terpulihkan akhir tahun ke-4 6.104.337
Menurut perhitungan di atas, sampai akhir tahun ke-4 proyek belum dapat
menghasilkan AKMN diskontoan yang menutup initial investment. Di contoh
ini tidak ada periode payback-nya sebab umur proyek hanya 4 tahun padahal
sampai akhir proyek, investasi awalnya tidak dapat terpulihkan. Jadi, jelas
bahwa proyek ini tidak dapat diterima secara finansial. Dengan menggunakan
metode discounted payback period, di contoh ini, tampak sekali bahwa
hasilnya sangat berbeda dari hasil dengan metode payback period. Anda dapat
menyebut metode payback period yang tidak memperhitungkan nilai waktu
uang dengan sebutan undiscounted payback period. waktu yang dibutuhkan
untuk mengembalikan seluruh investasi yang dikeluarkan adalah 4 tahun lebih.

I. MAKNA PAYBACK PERIOD AND KERITERIA KEPUTUSAN


Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan
seluruh investasi awal. Dengan contoh di atas, payback period tanpa diskonto
adalah 3 tahun, sementara umur proyek 4 tahun. Ini artinya bahwa kembalinya
investasi adalah dalam waktu 3 tahun. Jika begitu, seluruh AKMN pada tahun
ke-4 adalah keuntungan proyek. Mekipun begitu, bukan berarti proyek itu
layak diterima. Sebab, terdapat kriteria untuk diterima atau ditolaknya proyek.
Kriterianya adalah periode payback maksimum. Apabila managemen
mengambil kebijakan bahwa periode payback maksimumnya adalah 3,5 tahun,
maka proyek tersebut diterima. Sebaliknya, jika periode payback
maksimumnya adalah 2 tahun, maka proyek ditolak. Anda boleh menerima
atau menolak untuk proyek yang periode payback-nya sama dengan periode
payback maksimum.
Kriteria keputusan untuk penerimaan proyek dengan penggunaan metode
discounted payback period adalah berdasarkan discounted payback period
maksimum yang ditetapkan oleh managemen. Jika hasil perhitungan
menunjukan bahwa discounted payback period proyek lebih cepat daripada
periode maksimumnya, maka proyek diterima. Sebaliknya, jika discounted
payback period proyek lebih lama daripada periode maksimumnya, maka
proyek ditolak. Managemen boleh menerima atau menolak untuk proyek yang
discounted payback period-nya sama dengan periode maksimumnya.

Anda mungkin juga menyukai