PSA No.25 :
o Pedoman bagi auditor dalam memertimbangkan
risiko dan materialitas pada saat perencanaan dan
pelaksanaan audit atas laporan keuangan
Perlu dipertimbangkan dalam:
a. Merencanakan audit dan merancang prosedur
audit (untuk memeroleh bukti audit kompeten
yang cukup)
b. Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
keseluruhan disajikan secara wajar dalam semua
hal yang material, sesuai PABU di Indonesia
RISIKO AUDIT
• Risiko audit adalah
– risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari
tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya atas laporan keuangan yang
mengandung salah saji material
– risiko bahwa auditor gagal memodifikasi opininya
atas laporan keuangan yang mengandung salah
saji material
• Dalam hal ini terdapat probabilitas auditor dalam
memberikan pendapat yang tidak tepat mengenai
laporan keuangan yang diaudit, dimana laporan
berisi kesalahan material yang gagal ditemukan
auditor
Risiko audit diakui melalui pernyataan
tentang tanggungjawab dan fungsi auditor
independen, sbb. : “Berdasarkan sifat bukti
audit dan karakteristik dari kecurangan,
auditor memeroleh keyakinan memadai -
bukan mutlak- bahwa salah saji material
terdeteksi”
• Adalah risiko bahwa salah saji material dalam suatu asersi tidak
dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian internal
• Merupakan fungsi efektivitas rancangan dan operasi
pengendalin internal untuk mencapai tujuan klien dalam
menyusun laporan keuangan
• Risiko pengendalian ada karena keterbatasan bawaan dalam
pengendalian internal
• Merupakan ukuran yang digunakan auditor untuk menilai
kemungkinan terdapat salah saji material yang melebihi nilai
salah saji yang dapat ditoleransi atas segmen tertentu, dan tidak
terdeteksi oleh pengendalian internal
RISIKO PENGENDALIAN (Control Risk) ) (lanjutan)
• Batasan Pengukuran
– Rendah, Sedang dan Tinggi
– Cukup sulit mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan
bagi suatu risiko deteksi
RA = RB x RP x RD