Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SINDI NOVITA

NIM : 1901036071
PRODI : S1-AKUNTANSI
MATA KULIAH : PENGANGGARAN PERUSAHAAN KHUSUS AK/B
Tugas 3 Modul 8 Hal 16-21

D. Anggaran Laporan Arus Kas


Anggaran laporan arus kas merupakan hasil dari proses penganggaran
kasnya, maka anggaran laporan arus kas merupakan laporan arus kas
prediksian dengan asumsi bahwa seluruh anggaran yang telah dibahas
sebelumnya sudah terealisasi. Anggaran laporan arus kas memuat informasi
tentang anggaran arus kas masuk dan arus kas keluar untuk kegiatan:
operasional perusahaan, investasi, dan pendanaan. Penyusunan laporan arus
kas ini sebenarnya mudah, yakni sekadar meklasifikasi pos-pos yang sudah
dianggarkan di anggaran kas ke dalam tiga kegiatan: operasi, investasi, dan
pendanaan. Dengan mendasarkan pada anggaran kas PT ShoVha, maka
anggaran laporan arus kasnya untuk tahun 2017 adalah sebagaimana tampak
berikut ini.
Para akuntan menyebut model laporan arus kas di atas sebagai metode
langsung (direct method) sebab arus kas dari dan untuk kegiatan operasinya
menyatakan arus kas masuk dari dan arus keluar untuk setiap komponen
kegiatan operasi. Misalnya, di situ disebutkan urus kas masuk dari pelanggan,
arus kas keluar untuk pemasok bahan, arus keluar untuk membayar pajak, dan
sebagainya. Model lain yang dapat digunakan adalah metode tidak langsung.
Metode ini berangkat dari laba bersih, kemudian disesuaikan dengan pos non-
tunai seperti depresiasi. Dengan menggunakan data contoh di atas, laporan arus
kas dengan metode tidak langsung adalah sebagai berikut.
Tampak dari contoh laporan arus kas metode tidak langsung. bahwa cara
melaporkan yang berbeda hanya pada kegiatan operasi. Jumlah arus masuk
neto dari kegiatan tersebut harus sama dengan yang menggunakan metode
langsung.
Berikut adalah uraian mengenai alasan melakukan penyesuaian laba bersih
dengan pos-pos seperti terlihat di bagian penyesuaian.
1. Depresiasi adalah biaya operasi non-tunai sehingga ini harus ditambahkan
kembali ke laba bersih untuk mengeliminasi biaya operasi non-tunai.
2. Biaya bunga adalah biaya yang muncul dari kegiatan pendanaan. Oleh
karena sudah dimasukkan dalam perhitungan laba bersih, maka biaya
bunga ini harus dieliminasi. Pembayaran bunga, kemudian, dimasukkan
ke klasifikasi lain, yakni kegiatan pendanaan.
3. Pendapatan bunga adalah pendapatan dari kegiatan investasi. Oleh karena
sudah dimasukkan dalam perhitungan laba bersih, maka pendapatan bunga
ini harus dieliminasi. Penerimaan bunga tunainya, kemudian, dimasukkan
ke klasifikasi lain, yakni kegiatan investasi.
4. Kenaikan piutang menunjukkan terdapatnya penjualan (kredit) yang sudah
diakui sebagai pendapatan, tetapi belum terdapat penerimaan kas sehingga
kenaikan piutang menjadi pengurang laba bersih. Jika terdapat penurunan
piutang, maka penurunan tersebut diperlakukan sebagai penambah laba
bersih.
5. Kenaikan persediaan bahan diperlakukan sebagai pengurang sebab di
dalam perhitungan harga pokok produksi, pesediaan akhir bahan adalah
pengurang. Akibatnya harga pokok produksi lebih rendah daripada jumlah
pembelian. Dengan anggapan pembelian tersebut adalah tumai, maka
jumlah pengeluarin kas untuk membeli bahan sebetulnya lebih tinggi
daripada harga pokok produksi. Jadi, untuk mencari arus kas operasi,
kenaikan persediaan ini adalah pengurang laba bersih.
6. Kenaikan utang usaha diperlakukan sebagai penambah laba bersih. Sebab,
terdapat pembelian bahan yang belum dibayar. Ini terkait dengan kenaikan
persediaan.
7. Kenaikan utang pajak menunjukkan terdapatnya pajak yang belum dibayar
sehingga pengeluaran kasnya lebih kecil daripada beban pajaknya. Jadi,
kenaikan utang pajak adalah penambah laba bersih.
8. Rugi pelepasan aset tetap menunjukkan selisih kurang harga jual di bawah
nilai bukunya. Kas masuk dari pelepasan aset tetap terkategori sebagai
kegiatan investasi sehingga harus dieliminasi dari laporan laba. Jadi, rugi
pelepasan aset tetap adalah penambah laba bersih.

E. Siapa Menyusun Anggaran Keuangan


Pada dasarnya, yang berkewajiban untuk menyusun anggaran keuangan
adalah manager suatu unit yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan
pengendalian keuangan. Jika ditinjau dari tipa pausat pertanggungjawaban,
unitnya termasuk dalam pusat beban kebijakan (discretionary expense center).
Di unit tersebut, tidak terdapat tanggung jawab mencari pendapatan, apalagi
laba. Tugasnya adalah menjaga agar perusahaan selalu dalam keadaan likuid
dan solvent, yaitu mampu untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek
dan jangka panjang.
Manager yang bertugas menyusun anggaran keuangan dievaluasi
berdasarkan keefektivannya mencari pendanaan dan melunasi atau
mengangsur pinjaman serta kesuksesan untuk mengeluarkan sahamn baru.
Sebagaimana discretionary expense center lainnya, managernya tidak diukur
efisiensi operasi unitnya. Keekonomian (economy) mungkin dapat menjadi
ukuran kinerja managernya, yakni memperoleh dana pinjaman dan dari ekuitas
dengan biaya modal termurah di antara berbagai alternatif yang tersedia.

F. Anggaran Laba Rugi dan Anggaran Keuangan pada Pusat Laba atau
Pusat Investasi
Untuk pusat laba atau pusat investasi yang merupakan unit organisasi dari
sebuah perusahaan konglomerat atau yang strateginya adalah multiple industry,
terdapat kebijakan bahwa pendanaan tidak boleh dilakukan di masing-masing
pusat laba (investasi). Pendanaan disentralkan. Artinya, hanya korporat (kantor
pusat) atau perusahaan induknyalah yang boleh mengambil keputusan
pendanaan. Oleh karena itu, di neraca pusat laba (investasi) tidak akan terdapat
pos hutang bank ataupun hutang obligasi. Sebagai akibatnya, tidak akan ada
pos beban bunga di laporan laba-rugi dan tidak ada arus kas keluar untuk
membayar pinjaman bank (obligasi) plus bunganya di laporan arus kas.
Konsisten dengan hal itu, maka di anggaran neraca, anggaran laba-rugi,
anggaran kas, dan anggaran laporan arus kas masing-masing pusat laba
(investasi) tersebut tidak terdapat anggaran beban bunga, anggaran hutang
bunga, anggaran arus kas keluar untuk membayar bunga, dan anggaran arus
kas keluar untuk membayar hutang bank dan bunganya.

Anda mungkin juga menyukai