Materialitas dan risiko audit rik terus diperhatikan sepanjang audit, dengan:
Mengidentifikasi dan menilai RMM
Menetukan sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit lanjutan
Menetukan revisi atas materialitas (overall materiality maupun performance materiality)
dengan informasi baru yang diperoleh selama audit. Ini berarti, informasi baru itu membuat
auditormenetapkan angka materialitas yang berbeda dari apa yang ditetapkan nya pada awal
audit
Mengevaluasi dampak salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatements), terhadap
laporan keuangan dan merumuskan pendapat auditor Menggunakan analogi sederhana dari
cabang atletik loncat tinggi, materialitas ekuivalen dengan tingginya tongkat yang harus dilampui
atlet. Risiko audit ekuivalen dengan tingkat kesulitan yang inheren pada ketinggian tertentu
(RMM), digabungkan dengan risiko tambahan berupa kesalahan strategi loncatan atau kesalahan
dalam meloncat (detection risk).
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
Ada tiga prosedur penilaian risiko yang terdiri atas:
a. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of management and others)
b. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
c. Prosedur analytical (analytical procedures).
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam banyak
situasi, hasil dari prosedur akan membawa pada prosedur lain. Contoh, dalam wawancara dengan
manajer penjualan, terungkap adanya kontrak penjual yang tidak biasa. Wawancara ini (prosedur
inquiry) diikuti dengan prsedur inpeksi atas kontrak penjualan dan dilanjutkan dengan analisis
(analytical procedure) mengennai dampaknya terhadap margin penjualan. Atau, temuan dari
pelaksanaan analytical procedures atas angka-angka dalam draf laporan laba rugi mungki
memicu pertanyaan bagi manajemen. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dan membawa
auditor ke prosedur inspeksi atas dokumen tertentu atau prsedur pengamatan atas kegiatan
tertentu.