PENGAUDITAN I
MATERIALITAS DAN RISIKO
Disusun oleh:
Safitri Nurul Aisyah (F0317091)
MATERIALITAS
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit
yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan
atau salah saji informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan
pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin
akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.
Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan salah saji secara
material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material dan
menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilaukan tindakan koreks. Auditor mengikuti
lima langkah yang saling terkait erat dalam menerapkan materialitas.
Langkah 1
Merencanakan luas
Langkah 2 pengujian
Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang
materialitas ke segmen-segmen
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
RISIKO
Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Auditor menerima
beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang
efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko tersebut dengan
tepat
Model risiko audit
𝐴𝐴𝑅
PDR = 𝐼𝑅 𝑋𝐶𝑅
JENIS-JENIS RISIKO
Terdapat empat jenis risiko, yaitu :
1. Planned Detection Risk (PDR : Risiko Deteksi Terencana)
Ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan
salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi. Point utama :
PDR hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari
ketiga faktor lainnya tersebut.
Risiko ini menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan oleh auditor untuk
dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran PDR itu sendiri.
2. Inheren Risk (IR : Risiko Inheren)
Suatu ukuran yang dipergunakan auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa
terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan/kecurangan) dalam suatu segmen
sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada atau
kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material.
Hubungan antara IR – PDR – Bukti audit yang direncanakan : IR saling berlawanan
dengan PDR tapi memiliki hubungan yang searah dengan bukti audit.
3. Control Risk (CR : Risiko Pengendalian)
Ukuran yang dipergunakan auditor untuk menilai kemungkinan terdapat sejumlah salah
saji material yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi atas segmen
tertentu akan tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimilki klien. CR
memperlihatkan :
Penilaian tentang keefektifan pengendalian intern yang dimiliki klien untuk mencegah
atau mendeteksi salah saji. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa
berada di bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang
dibuatnya.
4. Acceptable Audit Risk (AAR : Risiko Akseptibilitas Audit)
Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan
keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai
dilaksanakan serta suatu laporan wajar tanpa syarat telah diterbitkan.
Ketika auditor memutuskan untuk menetapkan suatu tingkat AAR yang lebih rendah,
berarti bahwa auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa
laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material.
Faktor-faktor Metode yang digunakan praktisi untuk menilai risiko audit yang
dapat diterima
Ketergantungan 1. Menelaah laporan keuangan, termasuk catatan kaki
pemakai eksternal pada 2. Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentuukan
laporan keuangan rencana masa depan
3. Menelaah formulir 10K untuk perusahaan terbuka
4. Mambahas rencana pembiayaan dengan manajemen
Kemungkinan 1. Menganalisis laporan keuangan untuk mengenali dengan
terjadinya kesulitan menggunakan rasio serta prosedur analitis lainnya
keuangan 2. Menelaah laporan arus kas historis dan yang diproyeksikan
untuk mempelajari sifat arus kas masuk dan arus kas keluar
Integrasi manajemen Mengikuti prosedur yang dibahas pada bab 8 tentang
penerimaan dan kelanjutan klien
Sifat bisnis
L
Hasil audit sebelumnya
Penugasan awal vs penugasan berulang L T
tepat
Unsur-unsur populasi
Faktor yang berkaitan dengan salah saji yang
timbul akibat pelaporan keuangan yang
curang
Kerentanan aktiva terhadap misapropriasi
Risiko
pengendalian
Efektifitas pengendalian internal
Rencana pengandalan
MENGEVALUASI HASIL
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasil-
hasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model risiko
audit. Dalam SAS 47, model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit ini dinyatakan
sebagai berikut:
Dimana:
AcAR = risiko audit yang tercapai
IR = risiko inheren
CR = risiko pengendalian
AcDR = risiko deteksi yang dicapai
Terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat risiko audit yang tercapai hingga mencapai
satu tingkat risiko yang dapat diterima :
1. Mengurangi tingkat risiko inheren
2. Mengurangi tingkat risiko pengendalian
3. Mengurangi tingkat risiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji audit yang
subtantif.