Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGAUDITAN 1

“MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT”

DISUSUN OLEH ;

1. Ni Putu Niken Ayu Sukmawati (2202622010259 / 08)


2. Made Jorti Vitriani (2202622010262 / 11)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

2023/2024

DAFTAR ISI

1
MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

1.1 Definisi Materialitas ...............................................................................................3

1.2 Cara Menetapkan Tingkat Materialitas .................................................................3

1.3 Hubungan Materialitas dan Salah Saji ..................................................................5

1.4 Jenis-jenis Resiko Audit ...........................................................................................5

1.5 Hubungan Masing-masing Resiko Audit ...............................................................6

KESIMPULAN ...............................................................................................................8

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................9

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

2
1.1 Definisi Materialitas

Ada beberapa definisi tentang materialitas. IAI, dalam SPAP-nya mendefinisikan


materialitas sebagai :

besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari
keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut.

Financial Accounting Standards Board (FASB) Statements No. 2, materialitas adalah


Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari
keadaan-keadaan yang melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang dilakukan
oleh orang yang mengandalkan pada informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh
penghilangan atau salah saji tersebut. Materialitas menunjukkan seberapa besar salah saji
dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah
saji tersebut.

Standar auditing seksi 312 “Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit”
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam Perencanaan audit
dan Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara
wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

1.2 Cara Menetapkan Tingkat Materialitas

1. Awal Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang
membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak
mempengaruhi
2. Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
kedalam segmen
Mengalokasi pertimbangan materialitas awal ke setiap bagian dengan cara
auditor mengumpulkan bukti audit per bagian dibandingkan dengan laporan keuangan
secara keseluruhan, hal tersebut berguna untuk membantu auditor memutuskan bukti
audit yang tepat untuk dikumpulkan. Sebagian besar praktisi auditor mengalokasi
materialitas pada akun neraca daripada akun laba rugi, karena salah saji dalam laporan

3
laba rugi memiliki pengaruh yang sama pada neraca karena sistem pencatatan
berganda.
Auditor menghadapi 3 kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas
dalam akun neraca :
a. Auditor memperkirakan akun tertentu memiliki salah saji yang lebih
banyak dibandingkan dengan akun lainnya
b. Baik lebih saji maupunkurang saji harus dipertimbangkan
c. Biaya audit relatif mempengaruhi alokasi tersebut
Pada akhir pengauditan auditor harus menggabungkan semua salah saji aktual
dan salah saji estimasi dan membandingkan dengan penilaian materialitas awal.
Tujuan pengalokasian pertimbangan materialitas awal pada akun neraca adalah untuk
membantu auditor dalam menentukan bukti tepat yang harus dikumpulkan pada setiap
akun neraca maupun laba rugi. Salah satu tujuan pengalokasian adalah meminimalkan
biaya audit tanpa harus mengorbankan kualitas audit.
3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen
Salah saji yang diketahui adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat
ditentukan oleh auditor. Terdapat dua jenis salah saji :
a. Salah saji yang diketahui adalah salah saji dimana auditor dapat menentukan
jumlah salah saji dalam akun tersebut. Contohnya ketika mengaudit aset tetap,
auditor mengidentifikasi adanya kapitalisasi aset yang disewa seharusnya
dibebankan karena merupakan kegiatan sewa operasi.
b. Salah saji yang mugkin dibagi menjadi :
 Salah saji yang muncul karena adanya perbedaan antara penilaian
manajemen. Contohnya adalah perbedaan dalam estimasi saldo akun
penyisihan piutang tak tertagih atau liabilitas garansi.
 Penilaian auditor mengenai estimasi saldo akun. Contohnya proyeksi
salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel yang diambil dari
populasi.
Estimasi Kesalahan Sampel terjadi karena auditor mengambil sampel dari
sebagian populasi sehingga terdapat resiko bahwa sampel tersebut tidak secara akurat
menggabarkan populasi.

4
4. Memperkirakan salah saji gabungan
Jumlah salah saji yang diproyeksikan dalam langkah ketiga untuk setiap akun
kemudian digabungkan dalam kertas kerja.
5. Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan
atau yang direvisi tentang materialitas
Langkah terakhir setelah dilakukan langkah ketiga dan keempat yaitu
gabungan salah saji yang mungkin dibandingkan dengan materialitas

1.3 Hubungan Materialitas dan Salah Saji

Konsep materialitas menunjukkan seberapa besar salah saji yang dapat diterima
oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut
sedangkan konsep risiko audit menunjukkan tingkat risiko kegagalan auditor untuk
mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang berisi salah saji material.

1.4 Jenis-jenis Resiko Audit

SAS NO. 47 (AU 312.20) menyatakan bahwa risiko audit terdiri dari 3 komponen:

a. Risiko bawaan (Inherent risk)


Risiko bawaan merupakan kerentanan asersi terhadap salah saji (misstatement)
yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada pengendalian yang
berhubungan. Risiko salah saji (misstatement) seperti itu lebih besar dalam beberapa
asersi laporan keuangan dan saldo-saldo atau pengelompokan yang berhubungan
daripada yang lainnyaRisiko ini dipertimbangkan pada tahap perencanaan audit.
Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika
dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana. Akun yang terdiri dari jumlah
yang berasal estimasi.
b. Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalian merupakan risiko bahwa suatu salah saji yang
material yang akan terjadi dalam asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan
perancangan dan operasi pengendalian internal dalam mencapai tujuan entitas yang
relevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan
selalu ada karena keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal.
c. Risiko Deteksi (Detection Risk)

5
Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji yang material dalam suatu perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan
prosedur audit dan aplikasinya oleh auditor. Hal ini sebagian muncul dari
ketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa semua saldo akun atau
kelompok transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang asersi lainnya.

Model Risiko Audit


Model risiko audit, mengekspresikan hubungan antara komponen-komponen risiko audit
sebagai berikut:

AR = IR X CR X DR

Dimana :
AR = Audit Risk CR = Control Risk
IR = Inherent Risk DR = Detection Risk
Contoh :
AR = 5%
IR = 75%
CR = 50%
Maka :
AR 0.05
DR = = = 13%
IR x CR 0,75 x 0,5

1.5 Hubungan Masing-masing Resiko Audit

a. Hubungan risiko audit dengan bukti audit


Semakin rendah tingkat risiko audit yang ingin dicapai, semakin banyak jumlah
bukti audit yang diperlukan.
b. Hubungan antara risiko deteksi dengan bukti audit
Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan
auditor, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperlukan untuk membatasi tingkat
risiko deteksi pada tingkat tersebut.
c. Hubungan antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan bukti audit

6
Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian mempunyai hubungan langsung dengan
Jumlah Bukti Audit yang diperlukan, artinya: Bukti yang diperlukan semakin sedikit
apabila risikonya rendah, karena dalam situasi demikian risiko deteksinya dapat
menjadi tinggi.

7
KESIMPULAN

Besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari
keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut
karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Financial Accounting Standards Board
(FASB) Statements No. 2, materialitas adalah Besarnya suatu penghilangan atau salah saji
informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan yang melingkupinya,
memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi
menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut.

Auditor memperkirakan akun tertentu memiliki salah saji yang lebih banyak
dibandingkan dengan akun lainnya, Baik lebih saji maupun kurang saji harus
dipertimbangkan, Biaya audit relatif mempengaruhi alokasi tersebut Pada akhir pengauditan
auditor harus menggabungkan semua salah saji aktual dan salah saji estimasi dan
membandingkan dengan penilaian materialitas awal. Mengestimasi total salah saji dalam
segmen Salah saji yang diketahui adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat
ditentukan oleh auditor. Salah saji yang diketahui adalah salah saji dimana auditor dapat
menentukan jumlah salah saji dalam akun tersebut.

Hubungan Masing-masing Resiko Audit : Hubungan antara risiko deteksi dengan


bukti audit Semakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan
auditor, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperlukan untuk membatasi tingkat risiko
deteksi pada tingkat tersebut. Hubungan antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan
bukti audit Risiko Bawaan & Risiko Pengendalian mempunyai hubungan langsung dengan
Jumlah Bukti Audit yang diperlukan, artinya: Bukti yang diperlukan semakin sedikit apabila
risikonya rendah, karena dalam situasi demikian risiko deteksinya dapat menjadi tinggi

8
DAFTAR PUSTAKA

Hardiwinoto Muchtar2017. "Materialitas Dan Risiko Audit," Hardwinoto


https://hardiwinoto.com/materialitas-dan-risiko-audit

"MATERIALITAS Dan RISIKO."

2016. http://blogspot.com http://ekonomiagungaditya.blogspot.com/2016/12/materialitasdan-


risiko-materialitas.html

Zammie Rujal. 2020.

"MATERIALITAS," http://academia.edu/

https://www.academia.edu/30405228/MATERIALITAS

Nur Fadhila Amri, SE., M.Si. 2015 "Penetapan Materialitas." Informasi Tentang Duna
Akuntansi https://www.e-akuntansi.com/penetapan-materialitas/

hanggaryudha. 2012"Risiko Audit," Hanggaryudha's Blog (Hanggaryudha's Blog)

https://hanggaryudha-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/hanggaryudha.wordpress.com/
2012/11/06/risiko-audit/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABILACAw%3D
%3D#aoh=16254841735104&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&tf=Dari
%20%251%24share=https://hanggaryudha.wordpress.com
%2F2012%2F11%2F06%2Frisiko-audit%2F

Anda mungkin juga menyukai