Anda di halaman 1dari 22

Materialitas

& Risiko Audit


RETNA SARI, S.E., M.Ak
retnasari@upnvj.ac.id
WA: 0812-8122-4258
MATERIALITAS
Pertimbangan utama dalam menentukan
laporan audit yang tepat untuk diterbitkan.

FSAB mendefinisikan materialitas sebagai “besarnya nilai


yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang
dilihat dari keadaan yang melingkupinya dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap
informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah
saji tersebut”
2
3
Langkah-langkah dalam menerapkan
materialitas:
Menetapkan materialitas untuk LK secara
01 keseluruhan

02 Menentukan materialitas kinerja

03 Mengestimasi total salah saji dalam segmen

04 Mengestimasi salah saji gabungan

Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan


05 pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang
materialitas
Menetapkan materialitas untuk LK
secara keseluruhan
SAS 107 (AU 312) mengharuskan Auditor menetapkan pertimbangan
auditor memutuskan jumlah salah pendahuluan tentang materialitas
saji gabungan dalam LK, yang untuk membantu merencanakan
akan mereka anggap material pada pengumpulan bukti yang tepat.
awal audit ketika sedang Semakin rendah nilai uang
mengembangkan strategi audit pertimbangan pendahuluan ini,
secara keseluruhan. Keputusan ini semakin banyak bukti audit yang
disebut pertimbangan pendahuluan dibutuhkan.
tentang materialitas.
Selama pelaksanaan audit, auditor
Pertimbangan pendahuluan sering mengubah pertimbangan
tentang materialitas adalah pendahuluan tentang materialitas.
jumlah maksimum yang Hal ini bisa disebut sebagai
membuat auditor yakin pertimbangan tentang
bahwa LK akan salah saji tetapi materialitas yang direvisi.
tidak mempengaruhi keputusan
para pemakai yang bijaksana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan materialitas:
Materialitas adalah konsep yang Dasar yang diperlukan untuk
bersifat relatif ketimbang absolut. mengevaluasi materialitas.

Salah saji dalam jumlah tertentu mungkin saja Laba bersih sebelum pajak sering kali menjadi
material bagi perusahaan kecil, tetapi dapat dasar utama untuk menentukan berapa jumlah
saja tidak material bagi perusahaan besar. material bagi perusahaan yang berorientasi
Jadi, tidak mungkin menetapkan pedoman laba, karena jumlah ini dianggap sebagai item
nilai-dolar bagi pertimbangan pendahuluan informasi yang penting bagi para pemakai.
tentang materialitas yang dapat diterapkan Dasar utama lainnya meliputi penjualan bersih,
pada semua klien audit. laba kotor, serta total aktiva atau aktiva bersih.
Menentukan materialitas kinerja

Ketika auditor Auditor menghadapi 3 kesulitan


Alokasi pertimbangan mengalokasikan utama dalam mengalokasikan
pendahuluan tentang pertimbangan materialitas pada akun-akun
materialitas ke pendahuluan tentang neraca :
segmen-segmen materialitas ke saldo 1.1. Auditor memperkirakan akun-
perlu dilakukan akun, materialitas akun tertentu mengandung lebih
karena auditor yang dialokasikan ke banyak salah saji dibandingkan
mengumpulkan bukti saldo akun tertentu akun-akun lainnya;
per segmen dan itu disebut dalam
2.2. Baik lebih saji maupun kurang
bukan untuk laporan SAS 107 (AU 312)
saji harus dipertimbangkan;
keuangan secara sebagai salah saji
keseluruhan. yang dapat 3.3. Biaya audit relatif
ditoleransi. mempengaruhi pengalokasian ini.

7
Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan
denganPertimbangan Pendahuluan
Ketika melaksanakan • Salah saji yang diketahui (known misstatement)  salah saji di
prosedur audit untuk mana auditor dapat menentukan jumlah salah saji dalam akun
segmen audit, auditor tersebut. Contoh ketika mengaudit properti, pabrik, dan peralatan,
auditor mungkin mengidentifikasi lease peralatan yang
membuat kertas kerja dikapitalisasi, padahal seharusnya dibebankan karena merupakan
lease operasi.
untuk mencatat • Salah saji yang mungkin (likely misstatement), dibagi menjadi 2,
semua salah saji yang yaitu:
ditemukan. Salah saji • Salah saji berasal yang berasal dari perbedaan antara
pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo
yang ditemukan akun. Contoh: perbedaan estimasi penyisihan untuk piutang tak
tertagih atau kewajiban garansi.
dalam suatu akun • Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel
dapat dibedakan dari suatu populasi. Contoh: asumsikan auditor menemukan enam
salah saji yang dilakukan oleh klien dalam sampel yang terdiri atas
menjadi dua jenis, 200 barang ketika menguji persediaan.
yaitu:
8
Risiko Audit Risiko Deteksi
kemungkinan risiko salahsaji bersifat material Risiko yang bisa timbul
yang bisa lolos dari prosesaudit jika auditor tidak akibat kegagalan auditor
melakukan tugas nya secara cermat. dalam mendeteksi adanya
salahsaji bersifat material
atau kecurangan.
Risiko Pengendalian
Risiko yang bisa timbul
akibat kelemahan sistim
pengendalian intern (SPI)
Risiko Inheren auditee, atau karena
pelaksanaannya yang tidak
Risiko yang mungkin timbul sesuai dan tidak mampu
akibat karakter bawaan dari mencegah potensi salah saji
suatu transaksi karena: yang bersifat material.
a) kompleksitas transaksi,
b) kompleksitas perhitungan,
c) asset yang mudah tercuri,
d) ketiadaan informasi yang
sifatnya obyektif.

10
Model Risiko Audit
▪ Standar auditing mengharuskan auditor menilai risiko salah saji yang
material pada tingkat LK secara keseluruhan serta tingkat asersi yang
relevan bagi kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
▪ Auditor menangani risiko dalam merencanakan pengumpulan bukti audit
terutama dengan menerapkan model risiko audit.
▪ Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan
jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini
dinyatakan sebagai berikut:
PDR = AAR
(IR x CR)

PDR = risiko deteksi yang direncanakan (Planned Detection Risk)


AAR = risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk)
IR = risiko inheren (Inherent Risk)
CR = risiko pengendalian (Control Risk)
11
Perbedaan antara Risiko-Risiko
dalam Model Risiko Audit
Risiko yang dapat diterima, Risiko inheren dan risiko
auditor memutuskan risiko pengendalian didasarkan pada
yang bersedia diambil kantor ekspektasi atau prediksi auditor
akuntan publik bahwa LK mengenai kondisi klien
disalahsajikan setelah selesai, Contoh: risiko inheren yang tinggi
berdasarkan faktor-faktor adalah persediaan yang belum
yang terkait dengan klien terjual setelah dua tahun,
tertentu. sementara contoh risiko
Contoh: klien di mana pengendalian yang rendah adalah
bersedia menerima risiko yang pemisahan tugas yang memadai
sangat kecil adalah antara penyimpanan aset dan
penawaran saham perdana akuntansi. Artinya, auditor tidak
kepada masyarakat. bisa mengubah kondisi klien ini,
tetapi bisa menilai
12
kemungkinannya.
Lanjutan..
Auditor harus memutuskan risiko audit yang dapat diterima
Menilai yang tepat bagi suatu audit selama perencanaan audit.
Risiko Audit Pertama, auditor memutuskan risiko penugasan dan
yang dapat kemudian menggunakan risiko penugasan ini untuk
diterima memodifikasi risiko audit yang dapat diterima.

Dampak Risiko penugasan (engagement risk) adalah risiko bahwa auditor akan menderita
kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar. Contoh, jika
Risiko klien mengumumkan kepailitan setelah audit selesai, kemungkinan diajukannya
Penugasan gugatan hukum terhadap kantor akuntan publik sangatlah besar, meskipun mutu
terhadap audit itu baik.
risiko audit Para auditor berbeda pendapat tentang apakah risiko penugasan harus
yang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan audit. Mereka yang menentang memodifikasi
bukti untuk risiko penugasan berpendapat bahwa auditor tidak perlu memberikan
diterima. assurance yang lebih tinggi atau lebih rendah, sehingga tidak adanya risiko penugasan.
Lanjutan..
Menilai Risiko Audit yang dapat diterima
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Audit Bisa Diterima
Seberapa Jauh Pengguna Ekstern Mengandalkan Laporan Keuangan Auditan
Apabila pengguna ekstern sangat mengandalkan LK, sebaiknya tingkat risiko audit ditetapkan
lebih rendah. Beberapa faktor bisa menjadi indikator tentang seberapa jauh laporan diandalkan
oleh pengguna ekstern:
 Ukuran entitas, Semakin besar entitas yang diaudit, semakin besar pula kemungkinan laporan dapat
digunakan. Ukuran entitas, diukur dengan total aset atau pendapatan, akan memiliki dampak terhadap
tingkat risiko audit bisa diterima.
 Distribusi kepemilikan, Laporan keuangan entitas-entitas publik biasanya menjadi andalan lebih banyak
pemakai dibandingkan dengan entitas tertutup. Dalam perusahaan publik banyak pihak luar juga
berkepentingan seperti misalnya Bapepam, analis-analis keuangan, dan masyarakat luas.
 Sifat dan jumlah kewajiban, Apabila laporan berisi jumlah utang yang besar, laporan tersebut kemungkinan
besar akan banyak digunakan oleh para kreditur (termasuk kreditur potensial) dibandingkan apabila tidak
berisi banyak kewajiban.
Lanjutan..
• Kemungkinan Klien Mengalami Kesulitan Keuangan

Menilai Setelah Laporan Audit Diterbitkan.


• Apabila klien terpaksa mengalami kebangkrutan atau
menderita kerugian besar setelah audit diselesaikan, auditor

Risiko kemungkinan besar akan berhadapan dengan tuntutan untuk


membuktikan kualitas audit yang telah dilakukannya. Dalam
situasi dimana auditor yakin bahwa terdapat kemungkinan

Audit besar terjadi kerugian besar dan dengan demikian


meningkatkan risiko penugasan, maka risiko audit bisa
diterima harus dikurangi.

yang • Evaluasi Auditor tentang Integritas Manajemen


• Jika klien memiliki integritas yang meragukan, auditor
mungkin akan menilai risiko audit yang dapat diterima yang

dapat lebih rendah. Perusahaan yang memiliki integritas yang


rendah sering menjalankan kegiatan bisnis yang memicu
terjadinya konflik dengan pemegang saham, pembuat

diterima peraturan, serta pelanggan, dan sering kali mempengaruhi


pendangan para pemakai laporan atas mutu audit dan dapat
memunculkan gugatan hukum serta perselisihan lainnya.
Menilai Risiko Audit yang dapat diterima
 Membuat keputusan Risiko Audit yang dapat diterima
Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, pertama auditor harus menilai setiap faktor yang
mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima.
Risiko audit biasanya dinyatakan dengan istilah tinggi, medium, dan rendah. Risiko audit yang rendah
berarti bahwa klien sangat berisiko yang membutuhkan audit lebih banyak, menggunakan lebih banyak
staf audit berpengalaman, dan review atas kinerja audit yang lebih mendalam.

Faktor-faktor Metode yang digunakan untuk menilai risiko Audit yang dapat diterima

Ketergantungan pemakai eksternal pada laporan • Menelaah LK, seperti catatan kaki, seperti Formulir 10K untuk perusahaan terbuka
keuangan • Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentukan rencana masa depan
• Membaca laporan analisis keuangan untuk perusahaan terbuka
• Membahas rencana pembiayaan dengan manajemen

Kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan • Menganalisis LK untuk mengenali kesulitan keuangan dengan menggunakan rasio
serta prosedur analitis lainnya.
• Menelaah laporan arus kas historis dan yang diproyeksikan untuk mempelajari sifat
arus kas masuk dan arus kas keluar

Integritas manajemen Mengikuti prosedur tentang penerimaan dan kelanjutan klien


Menilai Risiko Inheren
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
risiko inheren
• Sifat bisnis klien
Auditor harus • Hasil dari audit sebelumnya
menilai faktor-faktor
yang bisa • Penugasan baru atau Penugasan Umum
meningkatkan risiko • Pihak-pihak yang terkait
dan memodifikasi • Transaksi-transaksi non rutin
bukti audit untuk • Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun
dipertimbangkan. dan transaksi dengan benar
Berikut ini faktor • Pembentukan populasi
yang harus • Unsur-unsur populasi
dipertimbangkan
untuk menetapkan • Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan
risiko inheren: yang curang
• Faktor-faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aset
Lanjutan..

• Sifat bisnis klien. risiko inheren untuk akun-akun


tertentu dipengaruhi oleh sifat bisnis klien.

Menilai • Hasil audit sebelumnya. salah saji yang ditemukan


dalam audit tahun sebelumnya dapat saja terjadi lagi
dalam audittahun berjalan, karena banyak jenis salah

Risiko saji bersifat sistemis, dan organisasi sering kali lamban


dalam mengadakan perubahan untuk menghilangkan
salah saji tersebut.

Inheren • Penugasan awal versus penugasan berulang. auditor


akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan
tentang kemungkinan salah saji setelah mengaudit klien
selama beberapa tahun.
Lanjutan..
• Pihak terkait. transaksi antara perusahaan induk dan
perusahaan anak, serta antara manajemen dan entitas
perusahaan, adalah contoh transaksi dengan pihak terkait
sebagaimana didefinisikan oleh standar akuntansi.
• Transaksi nonrutin atau kompleks. trakansaksi-transaksi yang
tidak biasa bagi klien, atau melibatkan kontrak yang panjang dan
kompleks, lebih besar kemungkinannya dicatat secarasalah
ketimbang transaksi rutin karena klien sering kali belum
berpengalaman mecatat transaksi nonrutin itu.
Menilai Risiko • Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun
dan transaksi dengan tepat. Banyak saldo akun seperti
Inheren penyisihan untuk piutang tak tertagih, persediaan yang usang.
Karena saldo dan transaksi ini membutuhkan banyak
pertimbangan, kemungkinan salah saji meningkat, dan akibatnya
auditor harus memperbesar risiko inheren.
Lanjutan..
Menilai Risiko Inheren
• Unsur-unsur populasi. Setiap item-item yang membentuk total populasi
sering kali juga mempengaruhi ekspektasi auditor mengenai salah saji yang
material.
• Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang
dan misapropriasi aset.
• Risiko kecurangan dapat diniliai untuk keseluruhan audit atau menurut siklus,
akun dan tujuan.
• Untuk risiko pelaporan keuangan yang curang dan risiko misapropriasi aset,
auditor berfokus pada bisang-bidang tertentu yang risiko kecurangannya
lebih tinggi serta merancang prosedur audit atau mengubah pelaksanaan
audit secara keseluruhan untuk merespon risikoa-risiko tersebut
• Respon khusus terhadap risiko kecurangan dapat mencakup revisi penilaian
risiko audit yang dapat diterima, risiko inheren dan risiko pengendalian .
Lanjutan..
Mengambil Keputusan Risiko Inheren
Beberapa faktor, seperti penugasan
awal lawan penugasan berulang,
akan mempengaruhi banyak atau
mungkin semua siklus, sedangkan
Auditor harus mengevaluasi informasi faktor-faktor lainnya, seperti transaksi
yang mempengaruhi risiko inheren nonrutin, hanya akan mempengaruhi Dalam situasi seperti ini, auditor
untuk menilai risiko salah saji yang akun-akun atau tujuan audit khusus. mungkin akan menetapkan tingkat
material pada tingkat tujuan audit Contoh, diasumsikan bahwa pada resiko inheren pada tingkat yang
bagi siklus, saldo, dan suatu audit atas persediaan, auditor relative tinggi.
pengungkapan. mencatat bahwa :
• Pada tahun sebelumnya telah ditemukan
sejumlah besar salah saji dan;
• Pergerakan persediaan mengalami penurunan
pada tahun berjalan.
THANKS!
Any Question???
22

Anda mungkin juga menyukai