Salah saji dalam jumlah tertentu mungkin saja Laba bersih sebelum pajak sering kali menjadi
material bagi perusahaan kecil, tetapi dapat dasar utama untuk menentukan berapa jumlah
saja tidak material bagi perusahaan besar. material bagi perusahaan yang berorientasi
Jadi, tidak mungkin menetapkan pedoman laba, karena jumlah ini dianggap sebagai item
nilai-dolar bagi pertimbangan pendahuluan informasi yang penting bagi para pemakai.
tentang materialitas yang dapat diterapkan Dasar utama lainnya meliputi penjualan bersih,
pada semua klien audit. laba kotor, serta total aktiva atau aktiva bersih.
Menentukan materialitas kinerja
7
Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan
denganPertimbangan Pendahuluan
Ketika melaksanakan • Salah saji yang diketahui (known misstatement) salah saji di
prosedur audit untuk mana auditor dapat menentukan jumlah salah saji dalam akun
segmen audit, auditor tersebut. Contoh ketika mengaudit properti, pabrik, dan peralatan,
auditor mungkin mengidentifikasi lease peralatan yang
membuat kertas kerja dikapitalisasi, padahal seharusnya dibebankan karena merupakan
lease operasi.
untuk mencatat • Salah saji yang mungkin (likely misstatement), dibagi menjadi 2,
semua salah saji yang yaitu:
ditemukan. Salah saji • Salah saji berasal yang berasal dari perbedaan antara
pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo
yang ditemukan akun. Contoh: perbedaan estimasi penyisihan untuk piutang tak
tertagih atau kewajiban garansi.
dalam suatu akun • Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel
dapat dibedakan dari suatu populasi. Contoh: asumsikan auditor menemukan enam
salah saji yang dilakukan oleh klien dalam sampel yang terdiri atas
menjadi dua jenis, 200 barang ketika menguji persediaan.
yaitu:
8
Risiko Audit Risiko Deteksi
kemungkinan risiko salahsaji bersifat material Risiko yang bisa timbul
yang bisa lolos dari prosesaudit jika auditor tidak akibat kegagalan auditor
melakukan tugas nya secara cermat. dalam mendeteksi adanya
salahsaji bersifat material
atau kecurangan.
Risiko Pengendalian
Risiko yang bisa timbul
akibat kelemahan sistim
pengendalian intern (SPI)
Risiko Inheren auditee, atau karena
pelaksanaannya yang tidak
Risiko yang mungkin timbul sesuai dan tidak mampu
akibat karakter bawaan dari mencegah potensi salah saji
suatu transaksi karena: yang bersifat material.
a) kompleksitas transaksi,
b) kompleksitas perhitungan,
c) asset yang mudah tercuri,
d) ketiadaan informasi yang
sifatnya obyektif.
10
Model Risiko Audit
▪ Standar auditing mengharuskan auditor menilai risiko salah saji yang
material pada tingkat LK secara keseluruhan serta tingkat asersi yang
relevan bagi kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
▪ Auditor menangani risiko dalam merencanakan pengumpulan bukti audit
terutama dengan menerapkan model risiko audit.
▪ Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan
jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini
dinyatakan sebagai berikut:
PDR = AAR
(IR x CR)
Dampak Risiko penugasan (engagement risk) adalah risiko bahwa auditor akan menderita
kerugian setelah audit selesai, walaupun laporan audit sudah benar. Contoh, jika
Risiko klien mengumumkan kepailitan setelah audit selesai, kemungkinan diajukannya
Penugasan gugatan hukum terhadap kantor akuntan publik sangatlah besar, meskipun mutu
terhadap audit itu baik.
risiko audit Para auditor berbeda pendapat tentang apakah risiko penugasan harus
yang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan audit. Mereka yang menentang memodifikasi
bukti untuk risiko penugasan berpendapat bahwa auditor tidak perlu memberikan
diterima. assurance yang lebih tinggi atau lebih rendah, sehingga tidak adanya risiko penugasan.
Lanjutan..
Menilai Risiko Audit yang dapat diterima
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Audit Bisa Diterima
Seberapa Jauh Pengguna Ekstern Mengandalkan Laporan Keuangan Auditan
Apabila pengguna ekstern sangat mengandalkan LK, sebaiknya tingkat risiko audit ditetapkan
lebih rendah. Beberapa faktor bisa menjadi indikator tentang seberapa jauh laporan diandalkan
oleh pengguna ekstern:
Ukuran entitas, Semakin besar entitas yang diaudit, semakin besar pula kemungkinan laporan dapat
digunakan. Ukuran entitas, diukur dengan total aset atau pendapatan, akan memiliki dampak terhadap
tingkat risiko audit bisa diterima.
Distribusi kepemilikan, Laporan keuangan entitas-entitas publik biasanya menjadi andalan lebih banyak
pemakai dibandingkan dengan entitas tertutup. Dalam perusahaan publik banyak pihak luar juga
berkepentingan seperti misalnya Bapepam, analis-analis keuangan, dan masyarakat luas.
Sifat dan jumlah kewajiban, Apabila laporan berisi jumlah utang yang besar, laporan tersebut kemungkinan
besar akan banyak digunakan oleh para kreditur (termasuk kreditur potensial) dibandingkan apabila tidak
berisi banyak kewajiban.
Lanjutan..
• Kemungkinan Klien Mengalami Kesulitan Keuangan
Faktor-faktor Metode yang digunakan untuk menilai risiko Audit yang dapat diterima
Ketergantungan pemakai eksternal pada laporan • Menelaah LK, seperti catatan kaki, seperti Formulir 10K untuk perusahaan terbuka
keuangan • Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentukan rencana masa depan
• Membaca laporan analisis keuangan untuk perusahaan terbuka
• Membahas rencana pembiayaan dengan manajemen
Kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan • Menganalisis LK untuk mengenali kesulitan keuangan dengan menggunakan rasio
serta prosedur analitis lainnya.
• Menelaah laporan arus kas historis dan yang diproyeksikan untuk mempelajari sifat
arus kas masuk dan arus kas keluar