Anda di halaman 1dari 22

Kamis, 11 Mei 2023

MATERIALITAS AUDIT
DAN RISIKO AUDIT
S1 AKUNTANSI FEB ULM 2023

KELOMPOK 1

AUDITING I
KELOMPOK 1
Nama Anggota

ANGGOTA
KELOMPOK
Anisa Yogi Marliana (2110313220067)
Ariya Arissaputra (2110313310043)
Diah Novitasari (2110313320006)
Rezha Eka Putri (2110313220059)
Silva (2110313220043)
Syarif Hidayatullah (2110313310053)
KELOMPOK 1
Outline

TOPIK
PEMBAHASAN
Materialitas
Materialitas untuk Laporan Keuangan secara Keseluruhan
Menentukan Materialitas Kinerja
Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan dengan Pertimbangan Pendahuluan
Risiko Audit
Komponen Model Risiko Audit
Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima
Menilai Risiko Inheren
Hubungan Risiko dengan Bukti serta Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko
KELOMPOK 1
Anisa Yogi Marliana

Materialitas
Audit
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit
yang harus dikeluarkan. Karena bertanggung jawab menentukan apakah laporan keuangan
salah saji secara material, auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material,
menyampaikan hal itu kepada klien sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi. Jika klien
menolak untuk mengoreksi laporan keuangan itu, auditor harus mengeluarkan pendapat
wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar, tergantung pada seberapa material
salah saji tersebut. Agar dapat melakukan penentuan semacam itu, auditor bergantung pada
pengetahuan yang mendalam mengenai penerapan konsep materialitas.
KELOMPOK 1
Anisa Yogi Marliana

Materialitas
Audit
Auditor harus memiliki pengetahuan
yang mendalam mengenai
penerapan konsep materialitas
untuk dapat melakukan penentuan
yang akurat. Penentuan materialitas
melibatkan lima langkah yang saling
terkait erat, yaitu:
KELOMPOK 1
Syarif Hidayatullah

Materialitas untuk
Laporan Keuangan
secara Keseluruhan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas. Pertama, auditor
menggunakan materialitas dalam perencanaan audit dan kedua, pada saat mengevaluasi
bukti audit dalam melaksanakan audit. Idealnya, auditor pada masa penugasan audit terlebih
dahulu menetapkan nilai kesalahan penyajian gabungan dalam laporan keuangan yang
menurutnya adalah material. SAS 46 (AU 312) mendefinisikan nilai tersebut sebagai
pertimbangan awal tentang tingkat materialitas (preliminary judgement about materiality).
KELOMPOK 1
Syarif Hidayatullah

Materialitas untuk
Laporan Keuangan
secara Keseluruhan
Beberapa faktor akan mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang
materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu. Faktor – faktor yang terpenting
adalah :

01 Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut

02 Tolak ukur yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas

03 Faktor – faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas


KELOMPOK 1
Syarif Hidayatullah

Menentukan
Materialisasi Kinerja

Materialitas kinerja didefinisikan sebagai Auditor menghadapi tiga kesulitan utama


jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada dalam mengalokasikan materialitas pada akun-
angka yang lebih kecil dari materialitas untuk akun neraca :
laporan keuangan secara demi menguranginya 1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu
ke tingkat probabilitas yang rendah dan tepat mengandung lebih banyak salah saji
bahwa jumlah agregat dari salah saji yang dibandingkan akun-akun lainnya.
belum dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi 2. Baik lebih saji maupun, kurang saji harus
materialitas. dipertimbangkan
3. Biaya audit relatif mempengaruhi
pengalokasian ini
KELOMPOK 1
Diah Novitasari

Mengestimasi Salah Saji dan


Membandingkan dengan Pertimbangan Pendahuluan

Salah saji yang diketahui (known misstatement)


adalah salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor.

Salah saji yang berasal dari perbedaan antara


perbedaan antara pertimbangan manajemen
dan auditor tentang estimasi saldo akun.
Salah saji yang mungkin (likely misstatement)

Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian


auditor atas sampel dari suatu populasi.
KELOMPOK 1
Diah Novitasari

Risiko
Audit

PDR : Risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)


AAR : Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
IR : Risiko inheren (inherent risk)
CR : Risiko pengendalian (control risk)

AAR
PDR =
IR x CR
KELOMPOK 1
Diah Novitasari

Risiko
Audit
KELOMPOK 1
Rezha Eka Putri

Komponen Model
Risiko Audit

01 Risiko Deteksi yang


Direncanakan 03 Risiko
Pengendalian
Risiko bahwa bukti audit untuk suatu tujuan akan Mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa
gagal mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji material akan terjadi dalam suatu asersi dan
materialitas kinerja. tidak dapat dicegah atau terdeteksi tepat waktu oleh
pengendalian internal klien.

02 Risiko
Inheren
04 Risiko Audit yang
Dapat Diterima
Mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi Ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa
salah saji yang material, sebelum memperhitungkan laporan keuangan mungkin mengandung salah saji
keefektifan pengendalian internal. yang material setelah audit selesai dan pendapat
wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan
KELOMPOK 1
Ariya Arissaputra

Menilai Risiko
Audit yang Dapat Diterima

Auditor harus memutuskan risiko audit yang Ada beberapa faktor yang merupakan indikator
dapat diterima yang tepat bagi suatu audit yang baik mengenai derajat ketergantungan
selama perencanaan audit. Pertama, auditor pemakai eksternal pada laporan keuangan:
memutuskan risiko penugasan dan kemudian ·Ukuran Klien.
menggunakan risiko penugasan ini untuk ·Distribusi kepemilikan.
memodifikasi risiko audit yang dapat diterima. ·Sifat dan jumlah kewajiban.
Risiko penugasan (engagement risk) adalah
risiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik
akan menderita kerugian setelah audit selesai,
walaupun laporan audit sudah benar.
KELOMPOK 1
Ariya Arissaputra

Menilai Risiko
Audit yang Dapat Diterima
Dalam situasi di mana auditor yakin bahwa peluang terjadinya kegagalan atau kerugian
keuangan cukup tinggi sehingga risiko penugasan juga meningkat, risiko audit yang dapat
diterima harus dikurangi. Jika timbul gugatan di kemudian hari, auditor dapat dengan lebih baik
membela hasil auditnya. Total bukti audit serta biaya audit akan meningkat, tetapi ini dapat
dibenarkan mengingat bertambahnya risiko gugatan hukum yang dihadapi auditor. Memang sulit
bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum hal itu terjadi, tetapi ada beberapa
faktor yang merupakan indikator yang baik bahwa probabilitasnya meningkat:
Posisi likuiditas.
Laba (rugi) tahun-tahun sebelumnya.
Metode pembiayaan pertumbuhan.
KELOMPOK 1
Silva

Hubungan Risiko
dengan Bukti serta
Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya
Keterangan :
L = Hubungan Langsung
T = Hubungan Terbalik
KELOMPOK 1
Silva

Risiko Audit untuk


Segmen-segmen
Risiko salah saji yang material, risiko pengendalian, dan risiko inheren dinilai untuk
setiap tujuan audit dalam setiap segmen audit. Dalam audit yang sama, penilaian
tersebut dapat bervariasi. Risiko audit yang dapat diterima biasanya dinilai oleh
auditor selama tahap perencanaan dan tidak berubah pada setiap siklus serta
akun utama. Hal ini dikarenakan auditor menggunakan tingkat risiko audit yang
dapat diterima yang sama untuk setiap segmen karena faktor yang
mempengaruhinya berhubungan dengan keseluruhan audit.
KELOMPOK 1
Silva

Hubungan Materialitas Kinerja


dan Risiko dengan Tujuan Audit
yang Berkaitan dengan Saldo

Penilaian risiko inheren dan risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo adalah hal yang umum dilakukan auditor. Namun jika
auditor mengalokasikan materialitas ke tujuan audit, maka hal ini bukanlah
suatu hal yang umum.
KELOMPOK 1
Silva

Keterbatasan
Pengukuran
Penilaian risiko akan selalu
bersifat sangat subjektif
dan hanya mungkin
mendekati realitas. Untuk
meminimalisir masalah
pengukuran, auditor dapat
menggunakan istilah
pengukuran yang umum
dan subjektif, seperti
rendah, sedang, dan
tinggi.
KELOMPOK 1
Silva

Kertas Kerja Perencanaan


Bukti untuk Pengujian atas
Rincian Saldo
Kertas kerja digunakan
untuk membantu auditor
dalam menghubungkan
pertimbangan yang
mempengaruhi bukti audit
dengan bukti yang tepat
yang harus dikumpulkan.
KELOMPOK 1
Silva

Hubungan Risiko dan


Materialitas dengan
Bukti Audit
Konsep materialitas dan
risiko sangat berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan.
Dimana risiko adalah ukuran
ketidakpastian, sedangkan
materialitas mengukur
besarannya. Secara
bersamaan, keduanya
mengukur ketidakpastian
jumlah dengan besaran
tertentu.
KELOMPOK 1
Silva

Merevisi Risiko
dan Bukti
Model risiko audit adalah model perencanaan yang berarti penggunaannya terbatas pada
mengevaluasi hasil audit saja. Auditor harus mengikuti pendekatan dua langkah yaitu
sebagai berikut:

Merevisi penilaian awal atas tingkat risiko yang tepat.


Mempertimbangkan dampak revisi terhadap kebutuhan bukti, tanpa menggunakan
model risiko audit.
Sesi Diskusi

THANK YOU
S1 AKUNTANSI FEB ULM 2023

KELOMPOK 1

AUDITING I

Anda mungkin juga menyukai