Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mellany Kholifatun Khasanah

NIM : 042791081

1. Jelaskan apakah maksud dari asersi manajemen, dan jelaskan apa pentingnya
asersi manajemen bagi auditor!
Jawaban :

Asersi Manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang tesirat


atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan
yang terkait dalam laporan keuangan. Dalam kebanyakan kasus, asersi manajemen
bersifat tersirat. Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria
yang digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapan informasi akuntansi
dalam laporan keuangan.
SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori:

1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

Asersi yang biasa ditemui dalam proses audit, jadi pada intinya asersi ini penting bagi
auditor karena akan menunjukkan apakah kegiatan yang dilakukan oleh manajemen telah
sesuai dengan aturan yang berlaku. Asersi manajemen inilah yang akan menjadi
pertimbangan untuk auditor dalam mencapai tujuan auditnya serta menjadi dasar auditor
untuk menyatakan pendapatnya (opini) atas evidence yang didapatkan selama proses
audit berlangsung.

2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan materialitas, dan bagaimanakah langkah-


langkah menentukan materialitas?
Jawaban :

Materialitas dalam audit merupakan hal penting yang menimbulkan dan melahirkan
sebuah opini audit sebagai pengambil keputusan sehat tidaknya perusahaan. Materialitas
merupakan dasar penerapan standar-standar auditing yang berlaku umum, terutama
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu materialitas memiliki
dampak yang mendalam pada audit laporan keuangan.

Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakan kepercayaan terhadap informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji tersebut. Materialitas mengukur apa
yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan
ekonomis. Konsep materialitas mengakui bahwa hal–hal tertentu, terpisah atau tergabung,
penting untuk pembuat keputusan ekonomis berdasarkan laporan keuangan tersebut.

Tabel 1. Tahap-tahap Materialitas Dalam Proses Audit

TAHAP AUDITOR MELAKSANAKAN


Risk  Menentukan dua macam materialitas, yakni materialitas untuk
assessment laporan keuangan secara menyeluruh dan performance
(penilaian materiality (materialitas pelaksanaan)
risiko)  Merencanakan prosedur penilaian risiko apa yang harus
dilaksanakan
 Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material.
Risk response  Menentukan sifat (nature), waktu (timing), dan luasnya
(menanggapi (extent) prosedur audit slanjutnya (further audit procedures)
risiko)  Merevisi angka materialitas karena adanya perubahan situasi
(change in circumstances) selama audit berlangsung.
Reporting  Mengevaluasi salah saji yang belum dikoreksi oleh entitas itu
(pelaporan)  Merumuskan pendapat auditor

3. Setelah Anda mempelajari tentang risiko audit, materialitas, dan bukti audit,
jelaskan bagaimanakah hubungan antara ketiga hal tersebut!
Jawaban :

Hubungan antara materialitas, resiko audit dan bukti audit adalah dengan
berdasarkan pertimbangan biaya dalam manfaat auditor yang tidak mungkin melakukan
pemeriksaan atas semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, sehingga
auditor harus menggunakan konsep materialitas bahkan kosep resiko audit dalam
menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit. Dengan demikian, konsep materialitas
berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat di asersi yang diterima oleh auditor
agar pemakaian laporan keuangan tidak terpengaruh dengan besarnya salah saji tersebut.
Oleh karena itu, konsep resiko audit berkaitan dengan resiko kegagalan auditor dalam
mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
Dan materialitas menjadi dua golongan yaitu materialitas pada tingkat laporan keuangan
dan materialitas pada tingkat saldo akun.
Materialisme merupakan suatu filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada yaitu materi. Dengan demikian, semua hal terdiri atas materi
dan semua fenomena merupakan hasil interaksi material. Materi juga merupakan satu-
satunya substansi yang termasuk dalam ontologi monistik. Dan resiko audit juga
merupakan salah satu resiko yang timbul dikarenakan auditor tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya dengan atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material. Bukti audit juga merupakan suatu informasi yang
digunakan auditor dalam membuktikan apakah informasi yang diaudit sudah sesuai
dengan kriteria tertentu untuk memperoleh sejumlah bukti audit yang berkualitas
sangatlah penting dalam mencapai tujuan audit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
auditor seputar kelayakan bukti audit, antara lain:

1. Pertimbangan profesional atau professional judgment, yang artinya probabilitas


seorang auditor dalam menemukan bahkan melaporkan penyelewengan dalam sistem
akuntasi kien.
2. Integritas manajemen atau management integrity, yang artinya suatu sikap
kejujuran dari pihak manajemen perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan.
3. Kepemilikan publik versus terbatas, yang artinya salah satu jenis perusahaan yang
termasuk jenis perusahaan terbuka atau perusahaan terbatas.
4. Kondisi keuangan atau financial condition, dengan menunjukkan dalam
perusahaan mendapatkan laba maupun dalam kondisi merugi.

Sumber :

BMP EKSI 4308 Auditing I


https://www.kompasiana.com/lintangekap/56bcb03a8f7a610a0bc643a6/materi-asersi-
manajemen-audit.

Anda mungkin juga menyukai