Anda di halaman 1dari 13

Materialitas dan

bukti audit

Ruslan Hasanudin 2201321023


Apriyanti 2201321035
A. Hubungan antara mateRIALITAS,
BUKTI AUDIT DAN
DOKUMENTASI AUDIT
Materialitas dalam audit adalah salah satu konsep paling penting dalam
audit. Ini merujuk pada sejauh mana suatu kesalahan atau ketidakakuratan dalam laporan
keuangan dapat memengaruhi pemhaman pengguna laporan. Materialitas sangat kerap
berhubungan dengan bukti audit dan dokumentasi audit. Berikut adalah cara ketiganya
berhubungan

1. Materialitas:
• Materialitas merupakan konsep yang digunakan oleh auditor untuk
menilai apakah suatu kesalahan atau ketidakakuratan dalam laporan
keuangan dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.
• Auditor menentukan tingkat materialitas sebagai dasar untuk menilai
signifikansi suatu kesalahan. Ini dapat ditentukan sebagai persentase dari
jumlah yang relevan, seperti pendapatan kotor atau aset total.
2. Bukti audit:
• Bukti audit adalah informasi atau data yang digunakan oleh auditor untuk
mendukung kesimpulan atau pendapatnya terhadap laporan keuangan klien.
• Bukti audit harus bersifat memadai, relevan, dan dapat diandalkan.
Pemilihan bukti audit dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas
dan risiko audit.
3. Dokumentasi audit:
• Dokumentasi audit melibatkan penyimpanan semua informasi yang
relevan dan bukti audit yang dikumpulkan selama proses audit. Ini
mencakup catatan, analisis, dan kesimpulan auditor.
• Dokumentasi audit berfungsi sebagai catatan historis yang
memungkinkan auditor dan pihak lain yang berkepentingan untuk
memahami kerangka pikir dan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor.
4. Hubungan Antar Kedua Konsep:
• Auditor menggunakan tingkat materialitas yang ditentukan untuk
menentukan ruang lingkup audit dan mengidentifikasi area yang perlu
mendapatkan perhatian khusus.
• Bukti audit dikumpulkan dengan tujuan untuk mendukung pernyataan
dalam laporan keuangan dan untuk mengidentifikasi potensi
ketidakakuratan material.
• Dokumentasi audit mencatat secara rinci pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor, termasuk pemahaman atas kontrol internal, pengujian substantif,
serta kesimpulan dan pertimbangan auditor. Dokumentasi ini adalah
dasar untuk menghasilkan laporan audit yang memadai dan dapat
diandalkan.
B. Penentuan Materialitas
Salah satu prosedur krusial yang perlu dilakukan dalam audit keuangan
adalah pengukuran biaya material. Materialitas adalah suatu besaran yang
jika terjadi penyimpangan atau kesalahan penyajian sebesar itu, akan
berdampak negatif terhadap prospek perekonomian yang mendasari
laporan keuangan yang dimiliki oleh para pengguna laporan keuangan
tersebut. Ambang batas materialitas adalah jumlah maksimum dosa yang
boleh ditoleransi.
Ada dua pendekatan untuk menentukan materialitas: pendekatan kualitatif
dan kuantitatif. Standar kuantitatif lebih sering digunakan dalam standar
audit yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), khususnya General Accepted Auditing Standard
(GAAP). Sebaliknya, standar kualitatif lebih sering digunakan pada standar
yang dikeluarkan oleh International Auditing and Assurance Standard
Board (IIASB), khususnya International Standard on Auditing (ISA) (Eyo et
al., 2018). Salah satu metode yang digunakan dalam metode kuantitatif
adalah batas atas.
Penjelasan 2
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Nunc a ultricies
tortor. In vestibulum vitae velit nec viverra. Proin non ultrices ex. Integer
mattis dui vel pretium euismod. Morbi dictum diam nec massa porttitor
aliquet. Aenean a urna sit amet nulla fermentum lacinia.
Nunc ut enim non nisl efficitur dignissim. Sed malesuada justo a purus
dapibus sodales. Pellentesque in ipsum sagittis, molestie enim id,
efficitur nulla. Praesent a ligula ultricies augue tempus aliquet.
Suspendisse efficitur quis lorem quis commodo.
Praesent sit amet dolor id tortor scelerisque accumsan id eu felis. Mauris
congue tincidunt ullamcorper. Integer sodales enim ac diam suscipit
ornare. Duis ut eleifend justo.
C. Dampak Materialitas Pada Bukti Audit
Dampak materialitas pada audit melibatkan berbagai
aspek yang memengaruhi perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan hasil audit. Berikut adalah beberapa dampak
materialitas pada audit :

1. Perencanaan Audit 5. Pentingnya Toleransi Kesalahan


2. Pengumpulan Bukti audit 6. Efisiensi dan Efektivitas Audit
3. Evaluasi Risiko dan Pengujian 7. Pengaruh Pada Komunikasi
Pengendalian Manajemen
4. Pelaporan dan Opini Audit 8. Kepercayaan Pengguna laporan
Keuangan
D. Cara Pengumpulan dan Evaluasi Audit
1. Pengunpulan Bukti audit
a. Identifikasi dan Pemahaman Proses Bisnis
Audit dimulai dengan memahami bisnis dan proses operasional klien. Identifikasi risiko
dan potensi kesalahan dapat membantu dalam perencanaan pengumpulan bukti audit.
b. Pemilihan Jenis Bukti
Pilih metode pengumpulan bukti yang sesuai, termasuk pengujian substantif dan
pengujian pengendalian.
c. Observasi dan konfirmasi
Amati proses bisnis langsung dan dapatkan konfirmasi dari pihak ketiga untuk
mendukung informasi yang diberikan oleh manajemen.
d. Pengujian Dokumentasi
Periksa dokumen-dokumen yang mendukung transaksi dan saldo akun.
2. Evaluasi bukti audit
a. Pertimbangkan relevansi dan keterandalan
Evaluasi sejauh mana bukti audit yang dikumpulkan relevan dengan tujuan audit dan seberapa
dapat diandalkan.
b. Cross-referensi dengan kriteria Pengujian
Bandingkan bukti yang diperoleh dengan kriteria pengujian yang telah ditetapkan untuk menilai
apakah ada perbedaan yang signifikan.
c. Analisis dan Pembandingan
Analisis hubungan antara berbagai bukti audit dan perbandingan data dengan tahun-tahun
sebelumnya atau industri sejenis.
d. Mengumpulkan bukti tambahan jika diperlukan
Jika bukti yang ada tidak memadai, lanjutkan dengan pengumpulan bukti tambahan.
3. Pertimbangkan risiko dan materialitas
e. Evaluasi risiko material
Pertimbangkan apakah risiko material telah dievaluasi dengan benar dan jika bukti
yang diperoleh mengurangi risiko ini.
f. Hubungkan dengan tingkat meterialitas
Evaluasi apakah bukti yang diperoleh mencapai tingkat materialitas yang
ditentukan.
4. Pelaporan dan Dokumentasi
g. Dokumentasikan Hasil Evaluasi
Pastikan semua hasil evaluasi, kesimpulan, dan pertimbangan auditor
terdokumentasi secara rinci
h. Pelaporan Temuan
Komunikasikan temuan dan hasil evaluasi kepada manajemen dan dewan direksi
dalam laporan audit.
E. Standar Dokumentasi Audit
Standar dokumentasi audit diatur oleh International Standards on Auditing (ISA), khususnya
ISA 230 yang berjudul "Audit Documentation." ISA 230 memberikan panduan tentang tata
cara dokumentasi audit yang memadai, yang merupakan bagian integral dari proses audit.
Buku referensi yang umumnya digunakan untuk membahas topik ini dan memberikan
wawasan lebih lanjut termasuk buku-buku teks audit dan literatur audit.
ISA 230 mengatur tentang perlunya dokumentasi audit yang memadai dan memberikan
pedoman tentang apa yang seharusnya didokumentasikan, kapan, dan bagaimana. Ini
mencakup dokumentasi perencanaan dan perancangan audit, prosedur audit yang dilakukan,
bukti audit yang diperoleh, dan kesimpulan audit yang dihasilkan.
Terima Kasih

Any Question???
KESIMPUL
Materialitas dalam audit adalah salah satu konsep paling penting dalam audit. Ini merujuk pada sejauh mana suatu kesalahan atau ketidakakuratan dalam

AN
laporan keuangan dapat memengaruhi pemhaman pengguna laporan. Sederhananya materialitas adalah tingkat salah saji yang ditoleransi. Bukti audit adalah
informasi atau data yang digunakan oleh auditor untuk mendukung kesimpulan atau pendapatnya terhadap laporan keuangan klien. Dokumentasi audit melibatkan
penyimpanan semua informasi yang relevan dan bukti audit yang dikumpulkan selama proses audit. Ini mencakup catatan, analisis, dan kesimpulan auditor.
Dokumentasi audit melibatkan penyimpanan semua informasi yang relevan dan bukti audit yang dikumpulkan selama proses audit. Ini mencakup catatan, analisis,
dan kesimpulan auditor. Hubungan antara materialitas, bukti audit dan dokumentasi audit Hubungan antara materialitas, bukti audit dan dokumentasi audit sangat
erat dalam konteks audit laporan keuangan.
Salah satu prosedur krusial yang harus dilakukan dalam audit laporan keuangan adalah proses penentuan tingka meterialitas. Materialitas merupakan Suatu
jumlah yang besar dimana apabila terjadi penyimpangan/kesalahan penyajian sejumlah tersebut, akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan
laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut.
Dampak materialitas pada audit melibatkan berbagai aspek yang memengaruhi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil audit.
Proses pengumpulan dan evaluasi audit melibatkan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan bukti audit yang cukup dan relevan guna menilai kewajaran
laporan keuangan. Referensi utama yang digunakan dalam konteks
ini adalah International Standards on Auditing (ISA), yang merupakan standar audit internasional yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance
Standards Board (IAASB).
Standar dokumentasi audit diatur oleh International Standards on Auditing (ISA), khususnya ISA 230 yang berjudul "Audit Documentation." ISA 230 memberikan
panduan tentang tata cara dokumentasi audit yang memadai, yang merupakan bagian integral dari proses audit. Buku referensi yang umumnya digunakan untuk
membahas topik ini dan memberikan wawasan lebih lanjut termasuk buku-buku teks audit dan literatur audit.

Anda mungkin juga menyukai