bukti audit
1. Materialitas:
• Materialitas merupakan konsep yang digunakan oleh auditor untuk
menilai apakah suatu kesalahan atau ketidakakuratan dalam laporan
keuangan dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.
• Auditor menentukan tingkat materialitas sebagai dasar untuk menilai
signifikansi suatu kesalahan. Ini dapat ditentukan sebagai persentase dari
jumlah yang relevan, seperti pendapatan kotor atau aset total.
2. Bukti audit:
• Bukti audit adalah informasi atau data yang digunakan oleh auditor untuk
mendukung kesimpulan atau pendapatnya terhadap laporan keuangan klien.
• Bukti audit harus bersifat memadai, relevan, dan dapat diandalkan.
Pemilihan bukti audit dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas
dan risiko audit.
3. Dokumentasi audit:
• Dokumentasi audit melibatkan penyimpanan semua informasi yang
relevan dan bukti audit yang dikumpulkan selama proses audit. Ini
mencakup catatan, analisis, dan kesimpulan auditor.
• Dokumentasi audit berfungsi sebagai catatan historis yang
memungkinkan auditor dan pihak lain yang berkepentingan untuk
memahami kerangka pikir dan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor.
4. Hubungan Antar Kedua Konsep:
• Auditor menggunakan tingkat materialitas yang ditentukan untuk
menentukan ruang lingkup audit dan mengidentifikasi area yang perlu
mendapatkan perhatian khusus.
• Bukti audit dikumpulkan dengan tujuan untuk mendukung pernyataan
dalam laporan keuangan dan untuk mengidentifikasi potensi
ketidakakuratan material.
• Dokumentasi audit mencatat secara rinci pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor, termasuk pemahaman atas kontrol internal, pengujian substantif,
serta kesimpulan dan pertimbangan auditor. Dokumentasi ini adalah
dasar untuk menghasilkan laporan audit yang memadai dan dapat
diandalkan.
B. Penentuan Materialitas
Salah satu prosedur krusial yang perlu dilakukan dalam audit keuangan
adalah pengukuran biaya material. Materialitas adalah suatu besaran yang
jika terjadi penyimpangan atau kesalahan penyajian sebesar itu, akan
berdampak negatif terhadap prospek perekonomian yang mendasari
laporan keuangan yang dimiliki oleh para pengguna laporan keuangan
tersebut. Ambang batas materialitas adalah jumlah maksimum dosa yang
boleh ditoleransi.
Ada dua pendekatan untuk menentukan materialitas: pendekatan kualitatif
dan kuantitatif. Standar kuantitatif lebih sering digunakan dalam standar
audit yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), khususnya General Accepted Auditing Standard
(GAAP). Sebaliknya, standar kualitatif lebih sering digunakan pada standar
yang dikeluarkan oleh International Auditing and Assurance Standard
Board (IIASB), khususnya International Standard on Auditing (ISA) (Eyo et
al., 2018). Salah satu metode yang digunakan dalam metode kuantitatif
adalah batas atas.
Penjelasan 2
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Nunc a ultricies
tortor. In vestibulum vitae velit nec viverra. Proin non ultrices ex. Integer
mattis dui vel pretium euismod. Morbi dictum diam nec massa porttitor
aliquet. Aenean a urna sit amet nulla fermentum lacinia.
Nunc ut enim non nisl efficitur dignissim. Sed malesuada justo a purus
dapibus sodales. Pellentesque in ipsum sagittis, molestie enim id,
efficitur nulla. Praesent a ligula ultricies augue tempus aliquet.
Suspendisse efficitur quis lorem quis commodo.
Praesent sit amet dolor id tortor scelerisque accumsan id eu felis. Mauris
congue tincidunt ullamcorper. Integer sodales enim ac diam suscipit
ornare. Duis ut eleifend justo.
C. Dampak Materialitas Pada Bukti Audit
Dampak materialitas pada audit melibatkan berbagai
aspek yang memengaruhi perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan hasil audit. Berikut adalah beberapa dampak
materialitas pada audit :
Any Question???
KESIMPUL
Materialitas dalam audit adalah salah satu konsep paling penting dalam audit. Ini merujuk pada sejauh mana suatu kesalahan atau ketidakakuratan dalam
AN
laporan keuangan dapat memengaruhi pemhaman pengguna laporan. Sederhananya materialitas adalah tingkat salah saji yang ditoleransi. Bukti audit adalah
informasi atau data yang digunakan oleh auditor untuk mendukung kesimpulan atau pendapatnya terhadap laporan keuangan klien. Dokumentasi audit melibatkan
penyimpanan semua informasi yang relevan dan bukti audit yang dikumpulkan selama proses audit. Ini mencakup catatan, analisis, dan kesimpulan auditor.
Dokumentasi audit melibatkan penyimpanan semua informasi yang relevan dan bukti audit yang dikumpulkan selama proses audit. Ini mencakup catatan, analisis,
dan kesimpulan auditor. Hubungan antara materialitas, bukti audit dan dokumentasi audit Hubungan antara materialitas, bukti audit dan dokumentasi audit sangat
erat dalam konteks audit laporan keuangan.
Salah satu prosedur krusial yang harus dilakukan dalam audit laporan keuangan adalah proses penentuan tingka meterialitas. Materialitas merupakan Suatu
jumlah yang besar dimana apabila terjadi penyimpangan/kesalahan penyajian sejumlah tersebut, akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan
laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut.
Dampak materialitas pada audit melibatkan berbagai aspek yang memengaruhi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil audit.
Proses pengumpulan dan evaluasi audit melibatkan langkah-langkah sistematis untuk mendapatkan bukti audit yang cukup dan relevan guna menilai kewajaran
laporan keuangan. Referensi utama yang digunakan dalam konteks
ini adalah International Standards on Auditing (ISA), yang merupakan standar audit internasional yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance
Standards Board (IAASB).
Standar dokumentasi audit diatur oleh International Standards on Auditing (ISA), khususnya ISA 230 yang berjudul "Audit Documentation." ISA 230 memberikan
panduan tentang tata cara dokumentasi audit yang memadai, yang merupakan bagian integral dari proses audit. Buku referensi yang umumnya digunakan untuk
membahas topik ini dan memberikan wawasan lebih lanjut termasuk buku-buku teks audit dan literatur audit.